Yunilas* *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU.

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

Pengaruh Tingkat Penambahan Tepung Daun Singkong dalam Ransum Komersial terhadap Performa Broiler Strain CP 707

Ade Trisna*), Nuraini**)

PEMAKAIAN ONGGOK FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA AYAM BURAS PERIODE PERTUMBUHAN

PENGARUH PERENDAMAN NaOH DAN PEREBUSAN BIJI SORGHUM TERHADAP KINERJA BROILER

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

SUBSITUSI DEDAK DENGAN POD KAKAO YANG DIFERMENTASI DENGAN Aspergillus niger TERHADAP PERFORMANS BROILER UMUR 6 MINGGU

PENGARUH MANIPULASI RANSUM FINISHER TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PAKAN DALAM PRODUKSI BROILER

M. Datta H. Wiradisastra Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jatinangor, Bandung ABSTRAK

Pengaruh Penambahan Lisin dalam Ransum terhadap Berat Hidup, Karkas dan Potongan Karkas Ayam Kampung

PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN CAMPURAN BUNGKIL INTI SAWIT DAN ONGGOK TERFERMENTASI OLEH

PENGARUH TINGKAT PEMBERIAN AMPAS TAHU DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANS ENTOK (Muscovy duck) PADA PERIODE PERTUMBUHAN

PERFORMA AYAM BROILER YANG DIBERI RANSUM BERBASIS JAGUNG DAN BUNGKIL KEDELAI DENGAN SUPLEMENTASI DL-METIONIN SKRIPSI HANI AH

Animal Agriculture Journal 3(3): , Oktober 2014 On Line at :

PENGARUH PENGGUNAAN DAUN MURBEI (Morus alba) SEGAR SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN RANSUM TERHADAP PERFORMANS BROILER

PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN.

PENGGUNAAN TEPUNG LIMBAH PENGALENGAN IKAN DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA BROILER. Arnold Baye*, F. N. Sompie**, Betty Bagau**, Mursye Regar**

Tepung Ampas Tahu Dalam Ransum, Performa Ayam Sentul... Dede Yusuf Kadasyah

Perbandingan Performans Broiler yang Diberi Kunyit dan Temulawak Melalui Air Minum

Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal

PENGARUH TINGKAT PROTEIN DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMAN ENTOK LOKAL (Muscovy Duck) PADA PERIODE PERTUMBUHAN. W. Tanwiriah, D.Garnida dan I.Y.

Penampilan Kelinci Persilangan Lepas Sapih yang Mendapat Ransum dengan Beberapa Tingkat Penggunaan Ampas Teh

PENGARUH TINGKAT PEMBERIAN AMPAS TAHU DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMAN ENTOK (MUSCOVY DUCK) PADA PERIODE PERTUMBUHAN

PengaruhImbanganEnergidan Protein RansumterhadapKecernaanBahanKeringdan Protein KasarpadaAyam Broiler. Oleh

PEMBERIAN PAKAN TERBATAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERFORMA AYAM PETELUR TIPE MEDIUM PADA FASE PRODUKSI KEDUA

BAB III MATERI DAN METODE. 10 minggu dilaksanakan pada bulan November 2016 Januari 2017 di kandang

THE EFFECT OF METHIONINE LEVEL IN THE RATION ON PERFORMANCE OF BROILER CHICKEN 3 6 WEEKS OF AGE

Yunilas*), Edhy Mirwandhono*), dan Olivia Sinaga **) *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU **) Alumni Prog. Studi Peternakan, FP USU

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004

PENGGUNAAN PRODUK FERMENTASI DAN KUNYIT DALAM PAKAN TERHADAP PERFORMAN AYAM PEDAGING DAN INCOME OVER FEED AND CHICK COST

Pengaruh Penambahan Tepung Kunyit...Rafinzyah Umay Adha

PENGARUH PENGGUNAAN KUNYIT DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANS AYAM PEDAGING

PEMANFAATAN TEPUNG LIMBAH ROTI DALAM RANSUM AYAM BROILER DAN IMPLIKASINYA TERHADAP EFISIENSI RANSUM SERTA

NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER PERIODE FINISHER YANG DISUPLEMENTASI DENGAN DL-METIONIN SKRIPSI JULIAN ADITYA PRATAMA

PENGARUH DOSIS EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT BADAN AYAM BURAS

Pengaruh Pemberian Tepung Buah Mengkudu Rizki

Respon Broiler terhadap Pemberian Ransum yang Mengandung Lumpur Sawit Fermentasi pada Berbagai Lama Penyimpanan

PENGARUH PEMBERIAN FEED SUPPLEMENT VITERNA PADA AIR MINUM TERHADAP PENAMPILAN AYAM PEDAGING

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG KETELA RAMBAT (Ipomea Batatas L) SEBAGAI SUMBER ENERGI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PEDAGING FASE FINISHER

Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia sinensis) Fermentasi dengan Aspergillus niger pada Ayam Broiler

Penampilan Produksi Anak Ayam Buras yang Dipelihara pada Kandang Lantai Bambu dan Litter

PENGARUH PENGGUNAAN POLLARD DAN ASAM AMINO SINTETIS DALAM PAKAN AYAM PETELUR TERHADAP KONSUMSI PAKAN, KONVERSI PAKAN, DAN PRODUKSI TELUR

PENGARUH SUBTITUSI MINYAK SAWIT OLEH MINYAK IKAN LEMURU DAN SUPLEMENTASI VITAMIN E DALAM RANSUM AYAM BROILER TERHADAP PERFORMANS.

III BAHAN DAN METODE. dan masing-masing unit percobaan adalah lima ekor puyuh betina fase produksi.

Pengaruh Penggunaan...Trisno Marojahan Aruan

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

Animal Agriculture Journal 3(2): , Juli 2014 On Line at :

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di

Pengaruh Pengaturan Waktu Pemberian Air Minum yang Berbeda Temperatur terhadap Performan Ayam Petelur Periode Grower.

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN BEBAS PILIH (Free choice feeding) TERHADAP PERFORMANS PRODUKSI TELUR BURUNG PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015 di Kandang

PENGARUH PENGGUNAAN LEMAK SAPI DALAM RANSUM SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN ENERGI JAGUNG TERHADAP BERAT BADAN AKHIR DAN PROSENTASE KARKAS ITIK BALI

PENGARUH PENUNDAAN PENANGANAN DAN PEMBERIAN PAKAN SESAAT SETELAH MENETAS TERHADAP PERFORMANS AYAM RAS PEDAGING ABSTRACT

Animal Agriculture Journal 3(3): , Oktober 2014 On Line at :

BIJI SAGA POHON (Adenanthera pavonina, LINN) SEBAGAI SUMBER PROTEIN ALTERNATIF BAGI TERNAK AYAM

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

Denny Rusmana Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Bandung

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Kunyit dan Jahe Dalam

SUBTITUSI TEPUNG IKAN KOMERSIAL DENGAN LIMBAH TEPUNG UDANG DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANS ITIK PEKING UMUR 1 HARI - 8 MINGGU

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

PENGARUH PENUNDAAN PENANGANAN DAN PEMBERIAN PAKAN SESAAT SETELAH MENETAS TERHADAP PERFORMANS AYAM RAS PEDAGING ABSTRACT

KINERJA AYAM KAMPUNG DENGAN RANSUM BERBASIS KONSENTRAT BROILER. Niken Astuti Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, Univ. Mercu Buana Yogyakarta

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur yang digunakan adalah ayam petelur yang berumur 27

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON THE PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN STARTER PERIOD

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

EFEK PENGGUNAAN TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera) DALAM PAKAN TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PEDAGING

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul

RESPON PENGGANTIAN PAKAN STARTER KE FINISHER TERHADAP KINERJA PRODUKSI DAN PERSENTASE KARKAS PADA TIKTOK. Muharlien

Efektifitas Berbagai Probiotik Kemasan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica)

PENGGUNAAN TEMPE SORGHUM DALAM RANSUM DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER

PERFORMAN PRODUKSI AYAM PEDAGING YANGDITAMBAH DENGAN TEPUNG BUAH KURMA (Phoenix dactylifera) DALAM RANSUM KOMERSIAL

Nelwida 1. Intisari. Kata Kunci : Broiler, Retensi, Biji Alpukat, Jagung

PENGARUH PENAMBAHAN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PRODUKSI TELUR ITIK TEGAL

Perbandingan Performans Dua Strain Broiler Yang Mengonsumsi Air Kunyit

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

LAPORAN PRAKTIKUM NUTRISI TERNAK UNGGAS DAN NON RUMINANSIA. Penyusunan Ransum dan Pemberian Pakan Pada Broiler Fase Finisher

Nilai Kecernaan Protein Ransum yang Mengandung Bungkil Biji Jarak (Ricinus communis, Linn) Terfermentasi pada Ayam Broiler (Tjitjah Aisjah)

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TEPUNG KENCUR

Animal Agriculture Journal 3(2): , Juli 2014 On Line at :

Pos 35 Ciawi, Bogor ABSTRACT ABSTRAK

BAB III MATERI DAN METODE. periode starter terhadap performans pada Ayam Kedu Hitam umur 0-10 Minggu.

Yosi Fenita, Irma Badarina, Basyarudin Zain, dan Teguh Rafian

Substitusi Ransum Jadi dengan Roti Afkir Terhadap Performa Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica) Umur Starter Sampai Awal Bertelur

PEMANFAATAN TEPUNG IKAN PORA-PORA DAN LIMBAH INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN NILA DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANS AYAM KAMPUNG UMUR 0-12 MINGGU

EFFECT OF ADDITION OF DURIAN SEED MEAL IN FEED TO THE FEED CON- SUMPTION, HEN DAY PRODUCTION AND FEED CONVERSION ON QUAIL (Coturnix-coturnix japonica)

Pengaruh Pemberian Tepung Daun Teh Tua dalam Ransum terhadap Performan dan Persentase Lemak Abdominal Ayam Broiler

SKRIPSI. PERFORMAN AYAM ARAB YANG DIBERI EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) PADA UMUR 8-13 MINGGU. Oleh: Ardianto

Penggunaan Bikatein Dalam Ransum terhadap Bobot Hidup, Persentase Bobot Karkas, Hati Dan Ginjal Ayam Broiler

EFEK LAMA WAKTU PEMBATASAN PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PERFORMANS AYAM PEDAGING FINISHER

T. Widjastuti dan R. Kartasudjana Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Bandung ABSTRAK. ); 85% ad libitum (R 4

PEMANFAATAN CASSAPRO (SINGKONG FERMENTASI) DALAM RANSUM AYAM KAMPUNG PERIODE STARTER

ENERGI METABOLIS DAN DAYA CERNA BAHAN KERING RANSUM YANG MENGANDUNG BERBAGAI PENGOLAHAN DAN LEVEL CACING TANAH (LUMBRICUS RUBELLUS)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda

Pengaruh Pemberian Mikrokapsul Minyak Ikan dalam Ransum Puyuh terhadap Performa Produksi

PERFORMAN PRODUKSI AYAM PEDAGING YANG DIBERI TEPUNG KEMANGI (Ocimum basilicum L.) SEBAGAI FEED ADDITIVE

PENGGUNAAN POLLARD DENGAN ASAM AMINO SINTESIS DALAM PAKAN AYAM PETELUR TERHADAP UPAYA PENINGKATAN KUALITAS FISIK TELUR

PENGARUH PEMBERIAN TINGKAT PROTEIN RANSUM PADA FASE GROWER TERHADAP PERTUMBUHAN PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kabupaten Bogor. Pada umur 0-14 hari ayam diberi ransum yang sama yaitu

Transkripsi:

Jurnal Agribisnis Peternakan, Vo.1, No.1, April 2005 Performans Ayam Broiler yang Diberi Berbagai Tingkat Protein Hewani Dalam Ransum (Performance of Broiler Applied by Various Levels of Animal Protein Diet) Yunilas* *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU. Abstract: The purpose of this research is wanted to know the effect of application various level of animal protein diet to Performance of broiler. This experiment was arranged by completely random design (CDR) which consist 4 treatments and 6 replications. Therefore, there were 24 experiment units, and there were 5 DOC for each experiment unit. The parameters in this experiment are feed consumption, body weight gain and feed conversion. Result of this experiment showed that feed consumption and body weight gain of R3 (3/12 of animal protein) diet was highly significant (P<0.01) greater than other rations. Feed conversion of R1 (5/12 of animal protein) and R2 (4/12 of animal protein) diet were lower significant than R4 (2/12 of animal protein) but not significant to R3 (3/12 of animal protein) diet. Key words: Diet, animal protein, feed consumption, body weight gain, feed conversion. Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai tingkat protein hewani dalam ransum terhadap performans ayam broiler. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 6 ulangan. Dengan demikian diperoleh 24 satuan percobaan dan setiap satuan percobaan terdiri dari 5 ekor ayam. Parameter yang diukur adalah konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi ransum dan pertambahan bobot badan pada ransum R3 (3/12 bagian protein hewani) menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0.01) lebih tinggi dibanding ransum lainnya. Konversi ransum pada ransum R1 (5/12 bagian protein hewani) dan R2 (4/12 bagian protein hewani) nyata lebih rendah dibanding ransum R4 (2/12 bagian protein hewani), namun tidak berbeda nyata dengan R3 (3/12 bagian protein hewani). Kata kunci: Ransum, protein hewani, konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi Pendahuluan Dalam menyusun ransum ayam broiler, yang perlu diperhatikan adalah protein ransum di samping zat-zat makanan lainnya. Protein ransum biasanya bersumber dari protein nabati dan protein hewani. Protein hewani lebih unggul dari pada protein nabati karena protein hewani lebih berimbang dalam kandungan asam-asam amino esensialnya, seperti lisin dan methionin. Adanya kombinasi dari sumber protein yang berasal dari protein hewani dan nabati diharapkan keseimbangan zat-zat makanan yang dibutuhkan dapat dipenuhi karena adanya saling melengkapi di antara kekurangan tersebut. Tepung ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang sering digunakan. Tepung ikan digunakann dalam ransum ayam biasanya berkisar 10-15 % atau sepertiga bagian protein ransum berasal dari protein hewani (Anggorodi, 1985). Penggunaan tepung ikan yang lazim diberikan (10-15% atau sepertiga bagian protein hewani dari total protein ransum) tidak selalu diperoleh pertumbuhan yang baik. Protein ransum yang dianjurkan pada ayam broiler adalah 22% (Scott, 1982), jika tepung ikan yang digunakan sebanyak 10-5 % dalam ransum maka ransum akan mengandung 6-9 % protein hewani atau 1/3 bagian protein ransum berasal dari protein hewani (bila protein tepung ikannya 60%) dan sisanya 13-16% protein nabati atau 2/3 bagian protein ransum berasal dari protein nabati. Harga tepung ikan terus meningkat dan kualitasnya tidak menentu sehingga mempengaruhi harga dan kualitas Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk menekan biaya ransum adalah mengkombinasikan susunan ransum yang lebih tepat dari pernyataan tersebut di atas, yaitu dengan cara meningkatkan pemberian protein nabati dan menurunkan pemberian protein 22

Yunilas: Performans Ayam Broiler yang Diberi Berbagai Tingkat Protein Hewani hewani karena protein nabati harganya relatif lebih murah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pemberian berbagai tingkat protein hewani dalam ransum terhadap Performans ayam broiler meliputi konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, dan konversi Bahan dan Metode Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu Ternak Unggas Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Bandung, selama 6 minggu. Ayam yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayam broiler final stock Arbo Acres (CP 707) berumur sehari (DOC) sebanyak 120 ekor. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 6 ulangan, sehingga diperoleh 24 unit percobaan. Setiap unit percobaan terdiri dari 5 ekor ayam. Penelitian menggunakan 4 macam ransum perlakuan yang masing-masing: R1 = Ransum yang mengandung 5/12 bagian R2 = Ransum yang mengandung 4/12 bagian R3 = Ransum yang mengandung 3/12 bagian R4 = Ransum yang mengandung 2/12 bagian Kebutuhan protein dipenuhi dangan mengkombinasikan protein hewani dengan protein nabati, yaitu dengan menurunkan tingkat protein hewani sampai 2/12 bagian dari total protein ransum atau menurunkan taraf tepung ikan sampai 6% dari total susunan Tabel 1. Susunan Ransum Percobaan Bahan Pakan R1 R2 R3 R4 Jagung 52.0 52.0 52.0 52.0 kuning Dedak halus 9.0 7.0 5.0 2.0 Bungkil 5.0 5.0 5.0 5.0 kelapa Bungkil 16.0 21.0 26.0 32.0 kedelai Tepung ikan 15.0 12.0 9.0 6.0 Minyak 1.0 1.0 1.0 1.0 kelapa Grit 1.5 1.5 1.5 1.5 Top mix 0.5 0.5 0.5 0.5 Total 100.0 100.0 100.0 100.0 Protein (%) 22.28 22.15 22.03 22.18 Lemak (%) 6.57 6.34 6.10 5.79 Serat Kasar 6.13 6.23 6.32 6.38 (%) Kalsium (%) 1.74 1.52 1.30 1.09 Phosphor (%) 0.49 0.47 0.45 0.42 Bahan Pakan R1 R2 R3 R4 Lisin (%) 1.42 1.40 1.38 1.38 Methionin (%) 0.51 0.48 0.45 0.43 Triptophan 0.29 0.29 0.30 0.30 EM (kkal/kg) 3,027. 53 3,021.0 7 3,014.61 3,004.1 8 Protein Hewani (Bagian) 5/12 4/12 3/12 2/12 Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, dan konversi Pengaruh perlakuan terhadap semua peubah dianalisis dengan sidik ragam yang menggunakan model matematik (Steel dan Torrie, 1981): Yijk = μ + αi + εij. Hasil dan Pembahasan Konsumsi Ransum Berdasarkan analisis statistik ternyata dalam ransum berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap konsumsi Guna mengetahui perbedaan antara perlakuan terhadap konsumsi ransum maka dilakukan uji jarak berganda Duncan (Tabel 3). Tabel 3. Uji Jarak Berganda Duncan Pengaruh Berbagai Tingkat Protein Hewani Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Ransum Ayam Broiler Perlakuan Konsumsi Ransum (gram/ekor) Taraf Nyata 0.01 R1 534.27 B R2 562.86 AB R3 577.43 A R4 529.84 B Keterangan: Huruf yang berbeda menujukkan perbedaan sangat nyata (P<0.01). Hasil uji jarak berganda Duncan menunjukkan bahwa konsumsi ransum ayam broiler yang diberi ransum R1 (5/12 bagian protein hewani) tidak berbeda nyata dengan ransum R2 (4/12 bagian protein hewani) dan ransum R4 (2/12 bagian protein hewani). Hal ini disebabkan oleh palatabilitas ransum R1 relatif sama dengan R2 dan R4. Konsumsi ransum pada ayam broiler yang diberi ransum R2 (4/12 bagian protein hewani) tidak berbeda nyata dengan R3 (3/12 bagian protein hewani). Hal ini diduga bahwa aroma dari ransum R2 dan R3 belum menganggu palatabilitas sehingga konsumsi ransum R2 relatif sama dengan R3. 23

Jurnal Agribisnis Peternakan, Vol.1, No.1, April 2005 Konsumsi ransum pada R3 (3/12 bagian protein hewani) sangat nyata, lebih tinggi bila dibanding dengan ayam broiler yang diberi ransum R1 (5/12 bagian protein hewani) dan R4 (2/12 bagian protein hewani). Adanya perbedaan konsumsi ransum pada ayam, umumnya ditentukan oleh palatabilitas dari ransum tersebut. Ransum dengan palatabilitas yang tinggi akan dikonsumsi lebih banyak dan sebaliknya (Scahaible, 1979). Selanjutnya dijelaskan Appleby, dkk. (1992) bahwa yang menentukan palatabilitas ransum diantaranya adalah bau dan rasa dari ransum tersebut. Dalam penelitian ini ransum perlakuan mempunyai bau yang berbeda yang disebabkan oleh adanya perbedaan kadar tepung ikan (protein hewani) dalam Ternyata ransum R3 dengan protein hewani 3/12 bagian (9% tepung ikan), mungkin mempunyai bau yang paling disenangi oleh ayam sehingga konsumsi lebih banyak. Dengan berkurangnya protein hewani (tepung ikan) dalam ransum seperti pada R4, memperlihatkan konsumsi ransum yang rendah. Begitupula dengan meningkatnya penggunaan protein hewani (tepung ikan) dalam ransum seperti pada R1, yang mungkin mempunyai bau lebih tajam sehingga ransum yang dikonsumsi lebih rendah dibanding R3. Bila dilihat dari segi rasa, mungkin ransum mempunyai rasa yang berbeda sebagai akibat dari penggunaan tepung ikan (protein hewani), dan mungkin yang paling disenangi yaitu ransum R3 yang mengandung tepung ikan 9% (protein hewani 3/12 bagian) dalam Pertambahan Bobot Badan Pertambahan bobot badan merupakan manifestasi dari pertumbuhan yang dicapai selama penelitian. Sesuai pendapat Soeharsono (1976), bahwa pertambahan bobot badan merupakan tolok ukur yang lebih mudah untuk memberi gambaran yang jelas mengenai pertumbuhan. Berdasarkan analisis statistik, ternyata dalam ransum berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap pertambahan bobot badan. Untuk mengetahui perbedaan antarperlakuan dalam ransum terhadap pertambahan bobot badan maka dilakukan uji jarak berganda Duncan. Tabel 4. Uji Jarak Berganda Duncan Pengaruh Berbagai Tingkat Protein Hewani Dalam Ransum Terhadap Pertambahan Bobot Badan Ayam Broiler Perlakuan Pertambahan Bobot Badan (gram/ekor) Taraf Nyata 0.01 R1 271.89 AB R2 281.00 A R3 283.66 A R4 257.52 B Dari hasil uji jarak berganda Duncan menunjukkan bahwa pertambahan bobot badan ayam broiler yang diberi ransum R1 (5/12 bagian protein hewani) tidak berbeda nyata dengan pertambahan bobot badan ayam broiler yamg diberi ransum R2 (4/12 bagian protein hewani) dan R3 (3/12 bagian protein hewani). Pertambahan bobot badan yang tidak berbeda nyata disebabkan kualitas ransum yang dikonsumsi tidak berbeda nyata, sehingga pertambahan bobot badan yang dicapai pun tidak berbeda nyata. Pertambahan bobot badan pada ayam broiler yang diberi ransum R2 (4/12 bagian protein hewani) dan R3 (3/12 bagian protein hewani) sangat nyata lebih tinggi bila dibanding dengan ayam broiler yang diberi ransum R4 (2/12 bagian protein hewani). Pertambahan bobot badan yang lebih tinggi pada ayam yang diberi ransum R2 dan R3 disebabkan kualitas ransum yang dikonsumsi lebih baik, sehingga pertambahan bobot badan yang dicapai lebih baik bila dibanding dengan R4. Selanjutnya, pertambahan bobot badan ayam broiler yang diberi ransum R1 (5/12 bagian protein hewani) tidak berbeda nyata dengan ayam broiler yang diberi ransum R4 (2/12 bagian protein hewani), walaupun ransum R1 kualitasnya lebih baik dari pada ransum R4. Hal ini disebabkan ransum R1 yang dikonsumsi berkurang sehingga zat-zat makanan yang diserap pun ikut berkurang. Oleh sebab itu, pertambahan bobot badan pada R1 tidak berbeda nyata dengan R4. Bila dilihat dari kandungan zat-zat makanan susunan ransum maka ransum R1, R2, R3, dan R4 terdiri atas berbagai tingkat protein hewani dengan total protein relatif sama, namun pertambahan bobot badan yang dicapai berbeda. Ternyata pertambahan bobot badan yang baik dicapai bukan ditentukan oleh kadar protein kasarnya, melainkan oleh kelengkapan asam-asam amino dalam ransum sesuai dengan kebutuhan dan juga jumlah ransum yang dikonsumsi. Dengan demikian hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian ransum R3 (3/12 bagian protein hewani atau 9 % tepung 24

Yunilas: Performans Ayam Broiler yang Diberi Berbagai Tingkat Protein Hewani ikan) masih dapat menghasilkan pertambahan bobot badan yang sama baiknya dengan ransum R1(5/12 bagian protein hewani atau 15 % tepung ikan) dan ransum R2 (4/12 bagian protein hewani atau 12 % tepung ikan) Konversi Ransum Konversi ransum mempunyai arti dan nilai ekonomis yang menentukan bagi kepentingan usaha karena merupakan perbandingan antara ransum yang dihabiskan dan pertambahan bobot badan yang dihasilkan. Makin kecil angka konversi yang dihasilkan berarti semakin baik. Konversi ransum perlu diperhatikan karena erat hubungannya dengan biaya produksi karena dengan bertambah besarnya konversi ransum berarti biaya produksi pada setiap satuan bobot badan akan bertambah besar. Berdasarkan analisis statistik ternyata dalam ransum berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap pertambahan bobot badan. Untuk mengetahui perbedaan antarperlakuan dalam ransum terhadap konversi ransum maka dilakukan uji jarak berganda Duncan. Tabel 5. Uji Jarak Berganda Duncan Pengaruh Berbagai Tingkat Protein Hewani Dalam Ransum Terhadap Konversi Ransum Perlakuan Konversi Ransum Taraf Nyata 0.05 R1 1.88 A R2 1.90 A R3 1.93 Ab R4 2.00 B Keterangan: Huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan nyata (P<0.05). Dari hasil uji jarak berganda Duncan menunjukkan bahwa konversi ransum ayam broiler yang diberi ransum R1 (5/12 bagian protein hewani) tidak berbeda nyata dengan konversi ransum R2 (4/12 bagian protein hewani) dan R3 (3/12 bagian protein hewani). Hal ini ada kaitan antara konsumsi ransum yang dihabiskan dengan pertambahan bobot badan yang dihasilkan pada ransum R1, R2, dan R3 tidak berbeda nyata sehingga konversi ransum yang dicapai pun tidak berbeda nyata. Konversi ransum pada ayam broiler yang diberi ransum R1 (5/12 bagian protein hewani) dan R2 (4/12 bagian protein hewani) ternyata lebih efisien dari pada ransum R4 (2/12 bagian protein hewani). Hal ini disebabkan karena ayam broiler yang mendapat perlakuan pemberian ransum dengan tingkat protein hewani 5/12 bagian (R1) dan 4/12 bagian R2 mengkonsumsi ransum yang dapat mengimbangi peningkatan pertambahan bobot badan yang lebih tinggi sehingga akhirnya dapat menghasilkan konversi ransum lebih baik. Selanjutnya, rataan konversi ransum R4 (2/12 bagian protein hewani) lebih jelek dibanding konversi ransum R1 (5/12 bagian protein hewani) dan R2 (4/12 bagian protein hewani). Hal ini disebabkan ransum yang dikonsumsi tidak diimbangi dengan pertambahan bobot badannya sehingga didapat suatu nilai konversi ransum yang paling jelek. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Sibbald,dkk. (1960) bahwa konversi ransum meningkat dengan meningkatnya konsumsi ransum dan pertambahan bobot badan. Konversi ransum pada ayam broiler yang diberi ransum R3 (3/12 bagian protein hewani) tidak berbeda nyata dengan ransum R4 (2/12 bagian protein hewani). Hal ini disebabkan karena konsumsi ransum yang dihabiskan dibandingkan dengan pertambahan bobot badan yang dihasilkan tidak berbeda sehingga konversi ransum yang dicapai pun tidak berbeda nyata. Bila dilihat dari besarnya konversi ransum yang diperoleh pada semua perlakuan masih dalam batas wajar. Ini sesuai dengan yang dikemukakan Scoot, dkk. (1982) bahwa konversi ransum ayam broiler selama 6 minggu pertama berkisar 1.7 2.0. Kesimpulan Konsumsi ransum dan pertambahan bobot badan ayam broiler yang diberi ransum R3 (3/12 bagian protein hewani) lebih tinggi dibanding ransum R1(5/12 bagian protein hewani), R2(4/12 bagian protein hewani), dan R4(2/12 bagian protein hewani). Konversi ransum pada ayam broiler yang diberi ransum R1(5/12 bagian protein hewani) dan R2(4/12 bagian protein hewani) lebih tinggi dibanding ransum R4(2/12 bagian protein hewani), namun tidak berbeda dengan ransum R3(3/12 bagian protein hewani). Daftar Pustaka Anggorodi, R. 1985. Kemajuan Mutakhir Dalam Ilmu Makanan Ternak Unggas. Jakarta: Universitas Indonesia. Appleby, M. C., B. O. Hughes, and H. A. Elson. 1992. Poultry Production Systems. Melksham: Redwood Press Ltd. Schaible, P. J. 1979. Poultry Feed Nutrition. Wesport, Connecticut, California: The Avi Publishing Inc. 25

Jurnal Agribisnis Peternakan, Vol.1, No.1, April 2005 Scott, M. L., M. C. Nesheim and R. J. Young. 1982. Nutrition of Chicken. Third Edition. Ithaca, New York: M. L. Scott and Associates. 598. Sibbald, L. R., S. J. Slinger and Ashton. 1960. The Influence of Dietary Calorie: Protein Ration on The Weight Gain and Feed Eficiency of Growing Chicks. Poultry Sci. 40: 308: 312. Soeharsono. 1976. Respon Broiler Terhadap Berbagai Kondisi Lingkungan. Disertasi. Universitas Padjadjaran, Bandung. Stell, R. G. D. and J. H. Torrie. 1981. Principles and procedures of Statistics. A Biometrical Approach. International Studient Ed. Tokyo: Mc Graw-Hill Kogakusha. Ltd. 26