MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS III SDN 131/VII TEMENGGUNG Oleh BADARIA ABSTRAK Kata Kunci : Motivasi Belajar Siswa, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Hasil belajar itu adalah hasil belajar yang bersifat proses yaitu proses yang berhubungan dengan ranah kognitif dan yang berhubungan dengan ranah afektif. Hasil belajar ranah kognitif berkaitan dengan pengetahuan, sedangkan ranah afektif lebih berfokus pada nilai dan sikap individu terhadap sesuatu. Model STAD (Student Teams Achievement Division) adalah salah satu model/pendekatan dalam pembelajaran kooperatif dalam kelas, STAD (Student Teams Achievement Divison) juga merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif yang efektif. Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas III SD N 131/VII Temanggung dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achivement Division (STAD). Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan di SD N 131/VII Temenggung kelas III. Subjek penelitian terdiri dari 18 orang siswa, yang terbagi menjadi 10 orang perempuan dan 8 orang laki-laki. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan evaluasi, refleksi dan revisi. Hasil analisis pada masing-masing siklus menunjukkan hasil pengamatan motivasi belajar siswa pada siklus I persentasenya adalah 60,7% kemudian meningkat menjadi 73,4% pada siklus II. Penilaian angket motivasi belajar siswa kelas III SD N 131/VII Temanggung mengalami peningkatan pada siklus I sebesar 61,5% dan pada siklus II meningkat menjadi 71,7%. Hasil belajar siswa menunjukkan nilai rata-rata siswa yang meningkat yaitu dari 61,8 dengan jumlah siswa tuntas 66,7% sebanyak 12 siswa menjadi 75,9 dengan jumlah siswa tuntas 77,8 % sebanyak 14 siswa.
Dengan peningkatan yang dialami siswa disebabkan adanya pengalaman yang baru bagi siswa dalam proses pembelajaran yang akan berpengaruh pada siswa sehingga membentuk pengembangan kemampuan siswa pada saat kegiatan belajar, misalnya : penugasan pengetahuan mengenai fakta, teori, generasi, istilah-istilah, pendapat dan lain sebagainya. Pengetahuan yang berkelanjutan, misalnya: keterampilan penerapan suatu ide, konsep, generalisasi, teori, dan lain sebagainya. Sehingga proses interaksi pembelajaran seperti : pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), keterampilan (psikomotorik) dapat terbentuk. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) di kelas III SD N 131/VII Temenggung dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Pembelajaran dilaksanakan dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Melalui tema siswa mempelajari konsep-konsep dari suatu atau beberapa bidang studi. Belajar yang menyenangkan merupakan salah satu arahan yang pembelajaran pada saat sekarang ini. Model STAD merupakan salah satu model yang dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika, karena anak diarahkan agar anak dapat bekerjasama dan belajar, serta berdiskusi untuk memahami materi belajar. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas III SD N 131/VII Temenggung? Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas III SD N 131/VII Temenggung dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achivement Division (STAD). Motivasi merupakan salah satu determinan penting dalam belajar, para ahli sukar mendefinisikannya, akan tetapi motivasi berhubungan dengan (1) arah perilaku; (2) kekuatan respon (yakni usaha) setelah belajar siswa memilih mengikuti tindakan
tertentu dan (3) ketahan perilaku, atau beberapa lama seseorang itu terus menerus berperilaku menurut cara tertentu (Yamin, 2010:80). Motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan, pengalaman. Motivasi mendorong dan mengarah minat belajar untuk tercapai suatu tujuan. Siswa akan bersungguh-sungguh belajar karena termotivasi mencari prestasi, mendapat kedudukan dalam jabaran, menjadi politikus, dan memecahkan masalah. Belajar adalah upaya seseorang mendapat pengalaman melalui penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan, peradaban dan berinteraksi social dan lingkungan yang mengakibatkan perilakunya berubah. Sedangkan, motivasi adalah fenomena kejiwaan yang mendorong seseorang untuk berperilaku demi mencapai sesuatu yang diinginkan atau yang dituntut oleh lingkungannya. Motivasi dapat bersumber dari fungsi kognitif dan fungsi afektif. Motif kognitif lebih menekankan pada kebutuhan manusia akan informasi dan untuk mencapai tujuan tertentu. Motif ini mendorong manusia untuk belajar dan ingin mengetahui. Motif afektif lebih menekankan aspek perasaan dan kebutuhan individu untuk mencapai tingkat emosional tertentu. Motif ini akan mendorong manusia untuk mencari dan mencapai kesenangan dan kepuasan baik fisik, psikis dan social dalam kehidupannya dan individu akan menghayatinya secara subyektif. Strategi kooperatif merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di dalam kelompok, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Terdapat empat hal penting dalam strategi pembelajaran kooperatif, yaitu (1) adanya peserta didik dalam kelompok, (2) adanya aturan main (role) dalam
kelompok, (3) adanya upaya belajar dalam kelompok, (4) adanya kompetensi yang harus dicapai oleh kelompok. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang diterapkan untuk menghadapi kemampuan siswa yang heterogen. Dimana model ini dipandang sebagai metode yang paling sederhana dan langsung dari pendekatan pembelajaran kooperatif. Metode ini paling awal ditemukan dan dikembangkan oleh para peneliti pendidikan di John Hopkins Universitas Amerika Serikat dengan menyediakan suatu bentuk belajar kooperatif. Di dalamnya siswa diberi kesempatan untuk melakukan kolaborasi dan elaborasi dengan teman sebaya dalam bentuk diskusi kelompok untuk memecahkan suatu permasalahan (Arindawati, 2004: 83-84). Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan di SD N 131/VII Temenggung kelas III. Subjek penelitian terdiri dari 18 orang siswa, yang terbagi menjadi 10 orang perempuan dan 8 orang laki-laki. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan evaluasi, refleksi dan revisi. Hasil observasi mengajar guru terlihat bahwa guru belum maksimal dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Guru belum memberikan kegiatan pembelajaran yang efektif dimana guru dalam melakukan bimbingan dalam diskusi, pemberian penghargaan, menyimpulkan materi dan menutup pelajaran yang kurang maksimal. Hasil penilaian observasi aktivitas guru diperoleh hasil sebesar 81,82. Berdasarkan hasil pengamatan pada lembar observasi diperoleh keaktiifan siswa dalam proses belajar mengajar dalam setiap indikator kegiatan antara lain perhatian dan semangat siswa dalam belajar sebanyak 11 siswa, pemahaman konsep
pembelajaran menggunakan model STAD sebanyak 11 siswa, keaktifan siswa dalam belajar sebanyak 11 siswa, siswa yang dapat melakukan diskusi dengan sungguhsungguh sebanyak 9 siswa, kemampuan dalam memberikan tanggapan sebanyak 10 siswa, kemampuan dalam memecahkan masalah sebanyak 13 siswa, dan kemampuan dalam membuat kesimpulan sebanyak 11 siswa. Berdasarkan penilaian angket motivasi siswa, tingkat motivasi belajar siswa pada siklus I termasuk dalam kategori cukup baik. Berdasarkan hasil belajar siswa, secara individu sebanyak 12 orang siswa yang tuntas, yaitu yang mendapat nilai diatas 70 dengan persentase sebesar 66,7 %. Hasil observasi mengajar guru terlihat bahwa guru sudah cukup baik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kemunculan dalam setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Hasil penilaian observasi aktivitas guru diperoleh hasil sebesar 100. Keaktifan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan adanya kenaikan jumlah siswa yang aktif dalam proses pembelajaran dengan indicator kegiatan antara lain perhatian dan semangat siswa dalam belajar sebanyak 16 siswa; pemahaman konsep pembelajaran menggunakan model STAD sebanyak 15 siswa; keaktifan siswa dalam belajar sebanyak 16 siswa; dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh sebanyak 14 siswa; kemampuan dalam memberikan tanggapan sebanyak 17 siswa; kemampuan dalam memecahkan masalah sebanyak 17 siswa; dan kemampuan dalam membuat kesimpulan sebanyak 16 siswa. Berdasarkan penilaian angket motivasi siswa, tingkat motivasi belajar siswa pada siklus 2 termasuk dalam kategori baik yaitu sebesar 75%. Berdasarkan hasil belajar siswa, secara individu ada 14 orang yang tuntas,yaitu yang mendapat nilai diatas 70 dengan prosentase sebesar 77,8 %.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa 1. Motivasi belajar siswa kelas III SD N 131/VII Temenggung dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode belajar Student Teams Achievement Division (STAD). Hal ini ditunjukkan oleh hasil pengamatan siklus I persentasenya adalah 60,7% kemudian meningkat menjadi 73,4% pada siklus II. 2. Penilaian angket motivasi belajar siswa kelas III SD N 131/VII Temenggung mengalami peningkatan pada siklus I sebesar 61,5% dan pada siklus II meningkat menjadi 71,7%. 3. Hasil belajar siswa kelas III SD N 131/VII Temenggung melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat ditingkatkan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata siswa yang meningkat yaitu dari 61,8 dengan jumlah siswa tuntas 66,7% sebanyak 12 siswa menjadi 75,9 dengan jumlah siswa tuntas 77,8 % sebanyak 14 siswa. Daftar Pustaka Arends, Richard I. 2007. Learning To Teach (Belajar untuk Mengajar). New York : McGraw Hill Caompanies. Arindawati. 2004. Pembelajaran Kooperatif. Jakarta : Rineka Cipta. Arnold Nahampun. 2009. Pembelajaran Tematik. http://jepenis.blogspot.com/2007/06/pembelajaran-tematik.html). 28 Nopember 2008. Depdiknas. 2009. Pembelajaran Tematik (http://www.ditnagadikti.org/ditnaga/files/pip/tematik.pdf), 28 Nopember 2005. Feist, Jess and Gregory J. Feist. 2010. Teori Kepribadian (Theories of Personality). Jakarta : Salemba Humanika.
Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara. Hamalik, Oemar. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Hamalik, Oemar. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta : Bumi Aksara. Indrawati dan Sohib, M. 2007. Model Pembelajaran Terpadu di SD. Bandung : PPPPTK IPA. Jaskarti, E dan Darliana. 2007. Pembelajaran Tematik (Sains: IPA, dan IPS Terpadu). Bandung : PPPPTK IPA. Roestiyah. 2001. Model-model Pembelajaran Kooperatif. Bandung: Rosdakarya. Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : Rajawali Pers. Sardiman AM. 2012. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. Sufri. 2010. Pembelajaran Matematika SD. Jambi : FKIP Unja. Susetyo,Yuli Fajar. 2012. Rahasia Sukses menjadi Motivator Siswa. Yogyakarta : Pinus Book Publisher. Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana. Syah, Muhibbin. 2012. Psikologi Belajar. Jakarta : Rajawali Pers. Tim Pengembang PGSD.1996/1997. Pembelajaran Terpadu D-II PGSD dan S2 Pendidikan Dasar. Jakarta : Depdikbud.