BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan auditor adalah melakukan audit yang tujuannya terdiri dari tindakan

dokumen-dokumen yang mirip
BABI PENDAHULUAN. yang menggunakan jasa kantor akuntan publik yang keprofesionalismenya sudah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Diharapkan semakin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan oleh perusahaan. ISA (International Standard on Auditing) menegaskan

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa. Auditor memiliki tanggung jawab dalam melakukan audit atas

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan profesi auditor berbanding sejajar dengan

BAB I PENDAHULUAN. supremasi hukum. Namun, berdasarkan kondisi tersebut pemerintah masih tetap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kualitas audit merupakan hal penting yang harus dipertahankan oleh para auditor

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Good Corporate Governance (GCG) telah diterapkan secara luas

BAB I PENDAHULUAN. professional, dalam tindakan kesehariannya akan terlihat bahwa akuntan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Semakin kompleks perekonomian perusahaan, semakin kompleks

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pasal 1 ayat 2 Kode Etik Akuntan Indonesia menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. Audit laporan keuangan pada sebuah entitas dilaksanakan oleh pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dengan meningkatnya kompetensi persaingan, profesi akuntan menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Audit dapat dikatakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia.

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kinerja perusahaan demi mempertahankan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan judgment berdasarkan kejadian-kejadian yang dialami oleh suatu. judgment atas kemampuan kesatuan usaha dalam mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.2 Latar Belakang Penelitian

2.4 KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini banyak sekali terjadi kasus-kasus hukum

Etika Bisnis & Profesi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Mulyadi (2002:9) auditing adalah suatu proses sistematik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Era transparansi menjadikan jasa auditor semakin dibutuhkan di masa

BAB I PENDAHULUAN. memberikan opini tentang kewajaran laporan keuangan serta memberi keyakinan

BAB I PENDAHULUAN. suatu tingkat tindakan di atas tingkat tindakan yang dilakukan oleh sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dan melaporkan penyelewengan yang terjadi dalam sistem akuntansi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN. Auditing adalah sebagai proses sistematis untuk secara objektif

BAB I PENDAHULUAN. data terbaru Institut Akuntan Publik Indonesia pada tahun 2016 ini terdapat 403 KAP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Publik (KAP), baik itu mengenai KAP asing, maupun KAP yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik merupakan sebuah profesi kepercayaan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan di setiap akhir periode akuntansi perusahaan dan akhirnya menjadi sebuah

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain yang independen dan berkompeten dalam bidang keuangan yang. auditing disebut auditor atau yang sering disebut akuntan.

BAB I PENDAHULUAN. jasa akuntan publik semakin tinggi dikarenakan bukan hanya perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Kegagalan audit menggambarkan bahwa jaringan internasional kantor-kantor

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan juga akan berkualitas tinggi. etik profesi. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) guna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan jasa profesional akuntan publik sebagai pihak yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan yang diaudit. Apabila laporan keuangan suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit. keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Singgih dan Bawono (2010) menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah jasa auditor. Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk menaikkan

PENGARUH KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP FEE AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya Kantor Akuntan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

1.2 Latar Belakang Penelitian Perkembangan profesi akuntan sejalan dengan perkembangan perusahaan dan berbagai jenis badan hukum lainnya.

TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuh berkembangnya profesi auditor di dalam suatu negara akan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya dunia bisnis maka permintaan kebutuhan akan jasa

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan yang memadai tentang apakah laporan keuangan tersebut bebas

INDEPENDENSI AUDITOR SEBAGAI MEDIASI PENGARUH PEMAHAMAN GOOD GOVERNANCE, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA AUDITOR

BAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan audit dan jasa

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan suatu alat. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena yang dihadapi dunia pengauditan global beberapa tahun terakhir

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi makin meluas dan peran teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, INDEPENDENSI, KOMPETENSI, DAN PENGETAHUAN AUDITOR TERHADAP OPINI AUDIT SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

Abstrak. Kata kunci : Kinerja Auditor, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Independensi, Komitmen Organisasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat memunculkan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang penelitian yang menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Agar tetap bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin tinggi para

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI MEDIASI PENGARUH PEMAHAMAN GAYA KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA AUDITOR

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi dari pihak yang melakukan audit (Weningtyas et al., 2006).

BAB I PENDAHULUAN. ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan

BAB I PENDAHULUAN. Pengauditan merupakan bagian dari assurance service dari kantor akuntan

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari

KATA PENGANTAR. dan hidayah-nya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul : Pengaruh

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara maka akan semakin kompleks masalah bisnis yang terjadi. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. jasa audit di Indonesia pun meningkat. Faktor-faktor yang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan perusahaan menyebabkan dibutuhkannya pihak ketiga yang independen

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir. Mulai dari kasus Enron di Amerika Serikat sampai dengan kasus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin banyaknya kebutuhan akan jasa profesional akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleks (Halim, 2008). Peningkatan kompleksitas tersebut

BAB I PENDAHULUAN. objektif, tidak ada definisi yang pasti mengenai kualitas audit. Kualitas audit

BAB I PENDAHULUAN. due professional care dan selalu menjunjung tinggi kode etik profesinya.

BAB I PENDAHULUAN. selama kurun waktu dalam tahun buku, yang terdiri dari neraca, laba-rugi,

BAB 1 PENDAHULUAN. diperdagangakan di bursa saham, mayoritas perusahaan besar lainnya, serta

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.2,

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang semakin berkembang saat ini, tidak hanya membutuhkan modal

BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan atau entitas terutama yang telah go public diharuskan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan sasaran utama bagi seorang auditor

PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, INDEPENDENSI, DAN KOMPETENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA PUSAT SKRIPSI.

BAB I PENDAHULUAN. independen maka hasil pemeriksaan akan lebih akurat. kewajaran laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak memberikan

BAB I PENDAHULUAN. diaudit dapat dihandalkan dan manajemen juga akan mendapat keyakinan dan. melaporkan pelanggaran dalam sistem akuntansi klien.

BAB 1 PENDAHULUAN. disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Profesi akuntan publik juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dianggap sangat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap Kantor Akuntan Publik menginginkan untuk memiliki auditor yang dapat bekerja dengan baik dalam melakukan audit. Salah satu yang merupakan pekerjaan auditor adalah melakukan audit yang tujuannya terdiri dari tindakan mencari keterangan tentang apa yang dilaksanakan dalam suatu entitas yang diperiksa, membandingkan hasil dengan kriteria yang ditetapkan, serta menyetujui atau menolak hasil dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan perbaikan. Perilaku auditor dalam pelaksanaan program audit merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap kualitas audit yang dihasilkan. Pelaksanaan prosedur audit secara cermat dan seksama sebagaimana digariskan dalam program audit membantu auditor untuk dapat menghasilkan jasa audit yang berkualitas. Akan tetapi hasil-hasil penelitian terdahulu menunjukkan terdapat ancaman atas penurunan kualitas audit sebagai tindakan audit disfungsional yang kadang-kadang dilakukan oleh auditor dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas audit (pierce dan sweeney, 2004). Pada tahun 2001 ditemukan adanya praktek penurunan kualitas audit yang dilakukan oleh KAP Arthur Anderson yang merupakan salah satu kantor akuntan publik terbesar di dunia. Praktek penurunan kualitas audit yang dilakukan oleh KAP Arthur Anderson adalah dengan cara melaporkan hasil audit yang tidak sesuai dengan temuan audit di lapangan kepada publik. Opini audit terhadap 1

2 perusahaan Enron menyatakan bahwa perusahaan telah melaporkan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku dan tidak ditemukan adanya manipulasi laporan keuangan. Faktanya, Enron telah mengalami kerugian yang sangat besar akan tetapi tidak dilaporkan dalam laporan keuangan perusahaan. Kasus tersebut berimbas pada ditutupnya KAP Arthur Anderson karena terbukti melakukan pelanggaran terhadap kode etik profesional auditor. Sejak saat itu banyak aktifitas-aktifitas yang dilakukan oleh pihak yang terkait dalam rangka melakukan pencegahan terhadap kasus serupa. Dunia penelitian pun terus melakukan riset tentang faktor-faktor yang diindikasikan dapat menurunkan kualitas audit, salah satunya adalah penelitian mengenai perilaku audit disfungsional. Di Indonesia terjadi kasus mengenai perilaku disfungsional, menkeu bekukan izin KAP Tahrir Hidayat & AP Dody Hapsoro (2008) Menteri Keuangan Sri Mulyani membekukan izin kantor akuntan publik (KAP) Drs Tahrir Hidayat dan Akuntan Publik (AP) Drs Dody Hapsoro. Pembekuan izin KAP Tahrir berdasarkan keputusan Menteri Keuangan Nomor 397/KM 1/2008, terhitung mulai tanggal 11 Juni 2008. Sementara AP Drs Dody Hapsoro, melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor 409/KM.1/2008, terhitung mulai 20 Juni 2008. Menurut Kepala Biro Humas Depkeu Samsuar Said, pembekuan atas izin usaha KAP Tahrir, merupakan tindak lanjut setelah izin AP Tahrir Hidayat dibekukan oleh Menkeu. KAP Tahrir dibekukan selama 24 bulan. Sedangkan

3 AP Dody Hapsoro, dikenakan sanksi pembekuan selama enam bulan. Pembekuan ini karena yang bersangkutan telah melakukan pelanggaran terhadap Standar Auditing (SA) Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam pelaksanaan audit atas laporan keuangan konsolidasi PT. Pupuk Sriwidjaya (Persero) dan anak perusahaan tahun buku 2005. "Selama masa pembekuan izin, KAP Drs Tahrir Hidayat dan AP Drs Dody Hapsoro, dilarang memberikan jasa akuntan publik, meliputi jasa atestasi yang termasuk audit umum atas laporan keuangan, jasa pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif, jasa pemeriksaan atas pelaporan informasi keuangan proforma, review atas laporan keuangan, serta jasa atestasi lainnya sebagaimana tercantum dalam SPAP", papar Samsuar dalam keterangan tertulisnya. Keduanya juga dilarang memberikan jasa audit lainnya serta jasa yang berkaitan dengan akuntansi, keuangan, manajemen, kompilasi, perpajakan, dan konsultasi sesuai dengan kompetensi AP dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.sementara, Menkeu mewajibkan KAP Drs Tahrir Hidayat untuk memelihara Laporan Auditor Independen, atas kerja pemeriksaan dan dokumen lainnya. AP Dody Hapsoro juga dilarang menjadi pemimpin dim atau pemimpin rekan dan atau pemimpin cabang KAP, serta wajib mengikuti Pendidikan Profesi Berkelanjutan (PPL). Apabila dalam jangka waktu paling lama enam bulan sejak berakhirnya masa pembekuan izin tidak melakukan pengajuan kembali permohonan persetujuan untuk memberikan jasa, AP dan KAP maka izin tidak melakukan pengajuan kembali permohonan persetujuan untuk memberikan jasa, sanksi dikenakan pencabutan izin. Kasus diatas mencerminkan bahwa para auditor

4 tidak profesional dalam melaksanakan tugasnya sehingga dengan mudahnya melakukan perilaku disfungsional audit, bahkan Dewan Standar Profesi Akuntan Publik ( SPAP tahun 2011 ) menyatakan bahwa. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunannya audit wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. Dengan demikian ia tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan siapapun sebab sebagaimanapun sempurnanya keahlian teknis yang ia miliki, ia akan kehilangan sikap tidak memihak, yang justru sangat penting untuk mempertahankan kebebasan pendapatnya. Perilaku audit disfungsional adalah setiap tindakan yang dilakukan auditor dalam pelaksanaan program audit yang dapat mereduksi atau menurunkan kualitas audit. Perilaku disfungsional yang dimaksud di sini adalah perilaku menyimpang yang dilakukan oleh seorang auditor dalam bentuk manipulasi, kecurangan ataupun penyimpangan terhadap standar audit. Perilaku ini bisa mempengaruhi kualitas audit, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kondisi ini menyebabkan auditor pada tahun berikutnya melakukan perilaku disfungsional audit karena desakan anggaran waktu yang ditetapkan dalam program audit tidak realistis. Untuk mendapatkan kualitas hasil audit yang baik agar seorang auditor tidak melakukan tindakan penyimpangan diperlukan beberapa faktor yang mempengaruhi seperti kepemimpinan autentik. Kepemimpinan autentik menurut (Walumba et.al, 2008) adalah merupakan pola perilaku pimpinan yang mengacu pada kapasitas psikologis yang positif dan iklim etika yang positif untuk mendorong kesadaran diri perspektif moral yang diinternalisasi, pengolahan informasi seimbang, dan

5 transparansi relasional bagian dari pemimpin dalam bekerja dan pengikut sebagai pendorong dalam pengembangan diri. Kepemimpinan Autentik memiliki empat komponen yaitu: Pemahaman Diri (Self Awareness), merujuk kepada pemikiran pribadi tentang pemimpin. Perspektif Moral yang digunakan (Ethical/Moral Conduct), merujuk pada proses pengaturan diri dimana individu menggunakan standar dan nilai moral internal mereka. Pengolahan yang Seimbang (Balance Processing), merujuk pada perilaku yang mengatur diri.transparansi hubungan (Transparency), merujuk pada sikap terbuka dan jujur dalam menampilkan diri sendiri kepada orang lain. Dimana kepemimpinan autentik sangat berperan penting untuk meningkatkan suatu kualitas audit untuk meminimalisir terjadinya suatu penyimpangan auditor. Karena ketika seorang pemimpin auditor memiliki sikap pemahaman diri yang baik dimana seorang pemimpin mengetahui apa kelebihan serta kelemahan yang dia miliki untuk dapat mereka implementasikan didalam suatu organisasi dengan cara yang tepat maka kecenderungan melakukan perilaku disfungsional audit akan semakin rendah begitupun sebaliknya. Pemimpin yang memiliki perspektif moral yang positif dengan menggunakan standar nilai moral yang berlaku pada KAP untuk memandu pola perilaku yang ada pada organisasinya, maka seorang auditor cenderung tidak akan melakukan praktik perilaku disfungsional audit yang akan mempengaruhi kualitas dari auditnya. Pemimpin dengan pengolahan yang seimbang untuk lebih objektif memahami pedapat orang lain yang dijadikan landasan dalam sebuah

6 pengambilan keputusan untuk organisasinya maka kesempatan untuk melakukan disfungsional audit akan semakin rendah atau bahkan tidak ada sama sekali dan ini akan sangat berpengaruh baik bagi pelaporan audit. Pemimpin yang bertransparansi akan menjalankan semua tugasnya dengan kejujuran tanpa adanya manipulasi dengan begitu kecenderungan perilaku disfungsional audit akan semakin rendah. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan ketika transparasi ini tidak diimplementasikan kedalam suatu kegiatan KAP maka tindakan penyimpangan akan semakin meningkat untuk dilakukan. Dapat disimpulkan bahwa seorang auditor dengan kepemimpinan autentik yang tinggi tidak akan mudah melakukan disfungsional audit dibandingkan dengan kepemimpinan autentik yang rendah, karena hal tersebut akan mengurangi kualitas audit itu sendiri. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Kelley dan Margheim (1990) menemukan auditor junior cenderung menghindari perilaku audit disfungsional ketika auditor senior memberikan uraian tugas yang rinci dan terstruktur. Pierce dan Sweeney (2004) justru menemukan hasil penelitian yang berlawanan, mereka mengemukakan bahwa gaya kepemimpinan tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap perilaku audit disfungsional. Tekanan anggaran waktu yang diteliti oleh Malone dan robert (1996) membuktikan bahwa tekanan anggaran waktu tidak signifikan dengan perilaku audit disfungsional sedangkan pada penelitian serupa yang dilakukan oleh Otley dan Pierce (1996) justru menemukan hasil yang berbeda bahwa tekanan anggaran waktu berhubungan linier dengan perilaku audit disfungsional.

7 Bahwa suatu penyimpangan dapat terjadi tergantung dari perilaku pemimpinnya. Penelitian ini menguji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku audit disfungsional yang dapat menurunkan kualitas audit. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu literatur dalam perilaku audit disfungsional sehingga dapat dilakukan pendeteksian dan pencegahan dini terhadap aktifitas penurunan kualitas audit yang dicerminkan melalui aktifitas perilaku audit disfungsional. Melihat beberapa kasus yang terjadi selama ini baik sebelum atau sesudah munculnya kasus tersebut di atas berdampak kepada timbulnya krisis kepercayaan publik terhadap profesi akuntan publik. Akuntan publik banyak mendapat sorotan dari masyarakat yang menganggap para akuntan telah bersekongkol melakukan tindak manipulasi informasi untuk kepentingan sekelompok masyarakat, dengan mengorbankan kepentingan masyarakat banyak. Informasi keuangan yang disajikan oleh pihak manajemen merupakan tanggung jawab pihak manajemen sepenuhnya. Oleh karena itu diperlukan jasa professional untuk menilai kewajaran informasi keuangan yang disajikan oleh pihak manajemen. Jasa profesi inilah yang dilakukan oleh auditor independent, disinilah letak peran penting profesi akuntan publik, profesi ini hadir untuk memberikan penilaian atas keandalan (reliability) informasi akuntansi yang disajikan perusahaan dalam laporan keuangan.

8 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah waktu dan tempat penelitinya, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap kegiatan disfungsional audit dilihat dari pemahaman diri, perspektif moral, pengolahan seimbang dan transparasi hubungan dengan objek penelitian yang ada pada KAP. Peneliti memilih KAP Jakarta Barat untuk penelitiannya karena ingin membandingkan KAP yang ada pada wilayah tersebut. Selain itu untuk melihat perkembangan yang ada pada KAP dalam kepeduliannya terhadap tindakan disfungsional audit yang dimana tindakan tersebut dapat merugikan bagi pihak auditor itu sendiri maupun kliennya. Oleh karena itu peneliti mengambil judul Analisis Pengaruh Kepemimpinan Autentik Terhadap Perilaku Disfungsional Audit. B. Rumusan Masalah Untuk menemukan jawaban yang tepat atas suatu masalah-masalah yang diteliti harus dirumuskan dengan cepat. Perumusan masalah adalah pernyataan dari pernyataan yang jelas, tepat dan ringkas atau persoalan yang diinvestigasi untuk menemukan jawaban, atau solusi (Sekaran, 2006). Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini merupakan pengembangan dari beberapa penelitian terdahulu, dimana penelitian ini bermaksud menguji pengaruh Kepemimpinan Autentik Terhadap Disfungsional Audit. Masalah yang diteliti selanjutnya dapat dirumuskan sebagai berikut:

9 1. Apakah pemahaman diri berpengaruh terhadap perilaku disfungsional audit? 2. Apakah perspektif moral berpengaruh terhadap perilaku disfungsional audit? 3. Apakah pengolahan seimbang berpengaruh terhadap perilaku disfungsional audit? 4. Apakah transparasi hubungan berpengaruh terhadap perilaku disfungsional audit? C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah,maka secara rinci tujuan utama penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis: 1) Pengaruh pemahaman diri kepemimipinan autentik berpengaruh terhadap perilaku disfungsional audit. 2) Pengaruh perspektif moral kepemimipinan autentik berpengaruh terhadap perilaku disfungsional audit. 3) Pengaruh pengolahan seimbang kepemimipinan autentik berpengaruh terhadap perilaku disfungsional audit. 4) Pengaruh transparasi hubungan kepemimipinan autentik berpengaruh terhadap perilaku disfungsional audit.

10 2. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat membersihkan kegunaan bagi semua kalangan sebagai berikut: 1) Bagi Praktisi Untuk meningkatkan kesadaran oleh badan-badan professional dinegara berkembang khususnya di Indonesia tentang isu penurunan kualitas audit dan perilaku disfungsional audit. Selain itu, membantu mengaudit perusahaan-perusahaan di negara berkembang untuk lebih memahami bahaya dari dampak perilaku mereka dan untuk mengidentifikasi kemungkinan cara yang lebih baik mengelola masalah perilaku disfungsional audit. 2) Bagi Akademisi Memberikan kontribusi untuk literatur audit dan literatur perilaku sehubungan dengan aspek organisasi. Berdasarkan dengan studi yang ada tentang perilaku penurunan kualitas audit, penelitian ini mengembangkan studi sebelumnya dengan memeriksa faktor-faktor khusus yang berhubungan dengan gaya kepemimpinan dengan perilaku disfungsional audit.

11 3) Bagi peneliti Memberikan solusi dalam pemecahan suatu masalah empiris yang didukung dengan teori yang mendukung sehingga dapat memberikan pola pikir yang terstruktur dalam memecahkan suatu permasalahan.