PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MENGELOLA SISTEM KEARSIPAN KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN 1 SMK NEGERI 4 KLATEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 M. Zaki Syaifudin Anshori *, Ign. Wagimin **, Patni Ninghardjanti** * Mahasiswa ** Dosen Pendidikan Administrasi Perkantoran, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia Zacky.Syaifudin@gmail.com Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achivment Division (STAD) pada mata pelajaran Mengelola Sistem Kearsipan kelas XI Administrasi Perkantoran 1 SMK Negeri 4 Klaten Tahun Ajaran 2014/2015. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI Administrasi Perkantoran 1 SMK Negeri 4 Klaten yang berjumlah 36 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara guru kelas, peneliti dan melibatkan siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, tes dan juga dokumentasi. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus penelitian, dimana pada setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Setiap siklus dilaksanakan dalam tiga kalipertemuan, siklus pertama selama 6 x 45 menit dan siklus kedua 6 x 45 menit. Validitas data menggunakan teknik triangulasi data dan triangulasi metode. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif dan analisis kritis. Hasil penelitian menunjukan bahwa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achivment Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator sebagai berikut: (1) partisipasi siswa dalam memperhatikan menunjukkan peningkatan dari 69,44% atau 25 siswa pada siklus I, menjadi 86,11% atau 31 siswa pada siklus II, (2) partisipasi siswa dalam bertanya meningkat dari 52,78% atau 19 siswa pada siklus I, menjadi 77,78% atau 28 siswa pada siklus II, (3) partisipasi siswa dalam menjawab mengalami peningkatan dari 61,11% atau 22 siswa, menjadi 83,33% atau 30 siswa pada siklus II, (4) partisipasi siswa dalam berdiskusi juga meningkat dari 72,22% 26 siswa menjadi, 88,89% atau 32 siswa pada siklus II, (5) adanya peningkatan pencapaian hasil belajar siswa dari 72,22% atau 26 siswa pada siklus I dan pada siklus II meningkat menjadi 86,11% atau 31 siswa. Kata Kunci: Penelitian Tindakan Kelas, Hasil Belajar, Student Teams Achivment Division, STAD
ABSTRACT The objective of research was to find out whether or not there was an improvement in the learning outcome of student through the application of Student Team Achievement Division (STAD) type of cooperative model in the subject of Managing Archiving System in the 11 th Office Administration 1 grade of SMK Negeri 4 Klaten in the school year of 2014/2015. This study was a Classroom Action Research (CAR). The subject of research was the 11 th Office Administration 1 graders of SMK Negeri 4 Klaten, consisting of 36 students. This research was conducted in collaboration between class teacher, author and students. Techniques of collecting data used were observation, interview, test and documentation. This research was carried out in two cycles, each of which consisted of planning, acting, observing, and reflecting. Each cycle was implemented in three meetings; the first cycle was carried out in 6 x 45 minutes and the second one in 6 x 45 minute. Data validation was carried out using data and method triangulation techniques. Data analysis was conducted using a descriptive comparative and critical analysis technique. The result of research showed that the application of Student Team Achievement Division (STAD) type of cooperative model could improve the student learning outcome. It was reflected on the following indicators: (1) Students participation in paying attention increased from 69.44% or 24 students in cycle I to 86.11% or 31 students in cycle II, (2) Students participation in asking question increased from 52.78% or 19 students in cycle I to 77.78% or 28 students in cycle II, (3) Students participation in answering question increased from 61.11% or 22 students in cycle I to 83.33% or 30 students in cycle II, (4) Students participation in discussion increased from 72.22% or 26 students in cycle I to 88.89% or 32 students in cycle II, and (5) there was an increase in the learning outcome achievement of students from 72.22% or 26 students in cycle I to 86.11% or 31 students in cycle II. Keywords: Classroom Action Research, Learning Outcome, Student Team Achievement Division, STAD. LATAR BELAKANG Peningkatan Sumber daya masyarakat merupakan modal awal untuk mencapai tujuan pembangunan. Masyarakat sekarang mulai menyadari pentingnya menyiapkan generasi muda yang luwes, kreatif, dan proaktif. Dewasa ini semakin disadari perlunya membentuk anakanak muda yang terampil, bijak dalam membuat keputusan, berpikir kreatif, dapat mengemukakan gagasannya secara efektif, dan mampu bekerja secara efisien baik secara individu maupun dalam kelompok.
Kualitas sumberdaya manusia tidak bisa lepas dari pendidikan. Sedangkan pendidikan tidak bisa terlepas dari kegiatan pembelajaran. Arah pembelajaran di negara Indonesia akhir-akhir ini telah mengalami perubahan pandangan dari Teacher Center Learning (TCL) menuju Student Center Learning (SCL). Perubahan arah pembelajaran ini menuntut guru untuk dapat memilih model-model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa dan karakteristik materi yang di ajarkan. SMK Negeri 4 Klaten merupakan sekolah kejuruan bidang bisnis dan manajemen. Observasi peneliti di kelas XI Administrasi Perkantoran 1 pada mata pelajaran mengelola sistem kearsipan menunjukkan bahwa pembelajaran yang diterapkan oleh guru masih konvensional dengan didominasi ceramah. Menindak lanjuti observasi diatas peneliti melakukan wawancara. Hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada guru mata pelajaran Mengelola Sistem Kearsipan kelas XI Administrasi Perkantoran 1 terdapat masalah yang penting untuk segera diatasi. Permasalahan yang muncul pada mata pelajaran Mengelola Sistem Kearsipan kelas XI di SMK Negeri 4 Klaten yakni rendahnya hasil belajar siswa. Hasil nilai ulangan harian yang dilakukan oleh guru menunjukkan 17 siswa dari 36 siswa yang berada pada kelas tersebut belum mencapai tingkat kriteria ketuntasan mengajar (KKM). Adapun KKM yang telah ditetapkan untuk mata pelajaran mengelola sistem kearsipan yakni sebesar 76. Penyebab rendahnya hasil belajar dan yakni banyaknya teori terutama materi mengelola sistem kearsipan. Ditambah lagi siswa juga belum memiliki gambaran materi yang sebenarnya di kehidupannya. Selian itu masih didominasinya penyampaian materi oleh guru secara konvensional sehingga pembelajaran cenderung satu arah. Salah satu pemecahan masalah tersebut ialah dengan cara menerapkan model pembelajaran yang lebih variatif dan dapat memberikan stimulus kepada siswa untuk berpendapat. Model
pembelajaran yang dapat memberikan stimulus kepada siswa untuk lebih berani mengemukakan pendapatnya ialah model pembelajaran kooperatif. Model ini mensyaratkan adanya pembentukan kelompok dan kerjasama yang positif dari siswa dalam proses pembelajaran. Kelas yang memiliki kebergaman siswa di tuntut untuk dapat saling memberikan kontribusi antara satu siswa dengan siswa yang lain. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Ismono (2006: 100-101) menunjukkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran STAD telah meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil tes pada penelitian tersebut dapat diuraikan, ketuntasan belajar pada putaran I sebesar 73,3%, putaran II dan III berurutan yakni sebesar 86,7% dan 93,3%. Selain itu penelitian Susilawati (2006: 138) juga menunjukkan penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD hasil belajar yang diperoleh lebih tinggi dari pada secara ceramah. Melihat karakteristik mata pelajaran dan permasalahan tersebut diharapkan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang telah didukung dengan penelitian yang sudah ada dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Mengelola Sistem Kearsipan Kelas XI Administrasi Perkantoran 1 SMK Negeri 4 Klaten Tahun Ajaran 2014/2015 KAJIAN TEORI 1. Belajar dan Pembelajaran Hosnan (2014: 7) berpendapat bahwa belajar ialah suatu proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu siswa. Sujana (2004: 28) berpendapat pembelajaran ialah setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan pendidik (Sumber
belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan. Sehingga apabila seseorang melakukan kegiatan secara sadar untuk mencapai perubahanperubahan tertentu, maka orang tersebut bisa dikatakan sedang belajar. Rowntree mengemukakan bahwa terdapat empat indikator yang dapat digunakan untuk menentukan keberhasilana suatu proses pembelajaran, yaitu: Mampu meningkatkan hasil belajar siswa, Mampu memotivasi siswa untuk belajar lebih lanjut, Mampu meningkatkan daya ingat atau retensi siswa terhadap isi/materi pelajaran, Mampu membuat siswa menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang dipelajari (Pribadi, 2011 : 19). Sehingga suatu pembelajaran dikatakan berhasil dapat ditentukan dengan empat indikator tersebut. 2. Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD Solihatin memberikan penjelasan mengenai model pembelajaran kooperatif sebagai suatu sikap saling membantu dan bekerja sama secara terstruktur dan teratur yang mendorong keterlibatan semua anggota kelompok tersebut (Solihati, 2005:4). Lebih lanjut Slavin menyatakan Gagasan utama di belakang STAD adalah memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai ketrampilan yang diajarkan guru. (Rusman, 2010: 214). Jadi, dapat diartikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD suatu model pembelajaran yang bertujuan untuk memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain dalam menguasai ketrampilan yang diajarkan guru. 3. Hasil Belajar Jihad dan Haris berpendapat bahwa Hasil belajar merupakan pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap di ranah kognitif, afektif dan psikomotoris dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu (Jihad dan Haris 2012:14). Berdasarkan tersebut dapat ditarik suatu pengertian bahwa hasil belajar merupakan kompetensi yang
dimiliki siswa setelah siswa tersebut mengikuti proses pembelajaran. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI Administrasi Perkantoran 1 SMK Negeri 4 Klaten yang berjumlah 36 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara guru kelas, peneliti dan melibatkan siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, tes dan juga dokumentasi. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dimana pada setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Setiap siklus dilaksanakan dalam tiga kalipertemuan, siklus pertama selama 6 x 45 menit dan siklus kedua 6 x 45 menit. Validitas data menggunakan teknik triangulasi data dan triangulasi metode. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif untuk membandingkan hasil sebelum tindakan dengan setelah dilakukan tindakan, analisis data kuantitatif untuk hasil belajar siswa yang diperoleh dari tes. data kuantitatif yang digunakan adalah kuantitatif sederhana, dan analisis data kualitatif diperoleh berdasarkan hasil observasi dari kegiatan refleksi diakhir siklus dari tiap-tiap siklus. HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran mengelola sistem kearsipan pada materi filling sistem abjad, diperoleh gambaran tentang pencapaian hasil belajar selama pembelajara berlangsung pada siklus I yaitu : 1. Berdasarkan hasil tes evaluasi dapat diketahui bahwa perkembangan belajar secara individu dan kelompok dapat terlihat seperti pada tabel berikut ini: 2. Berdasarkan hasil tes evaluasi juga dapat diketahui bahwa terdapat 10 siswa dari 36 siswa atau sekitar 27,73% belum memenuhi KKM dan sisanya 26
siswa atau sekitar 72,22% yang telah memenuhi KKM. 3. Partisipasi siswa dalam pembelajaran dapat dilihat dari partisipasi siswa untuk memperhatikan pelajaran, bertanya/mengemukakan ide, menjawab pertanyaan, dan diskusi kelompok. untuk lebih jelas mengenai hasil tes ranah kognitif dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran mengelola sistem kearsipan pada materi filling sistem Subyek, diperoleh gambaran tentang pencapaian hasil belajar selama pembelajara berlangsung pada siklus II yaitu : 1) Berdasarkan hasil tes evaluasi dapat diketahui bahwa perkembangan belajar secara individu dan kelompok dapat terlihat seperti pada tabel berikut ini: 2) Berdasarkan hasil tes evaluasi juga dapat diketahui bahwa terdapat 5 siswa dari 36 siswa atau 13,89% yang belum memenuhi KKM dan sisanya 31 siswa atau 86,11% yang telah memenuhi KKM. 3) Tingkat partisipasi siswa dalam pembelajaran dapat dilihat dari partisipasi siswa untuk memperhatikan pelajaran, bertanya/mengemukakan ide, menjawab pertanyaan, dan diskusi kelompok. untuk lebih jelas mengenai hasil tes ranah kognitif dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Berdasarkan analisis dari siklus I dan II, peneliti menemukan kendala dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, adapun kendala yang dihadapi dan solusi pada tindakan
penelitian ini adalah sebagai berikut: a) kendala dari sisi guru diantaranya : Suara guru kurang keras, Guru kurang jelas dalam menyampaikan penjelasan tentang model pembelajaran kooperatif tipe STAD, Guru kurang memberi motivasi ketika pembelajaran sedang berlangsung, Guru tidak mengatur tempat duduk siswa, Guru kurang dapat mengontrol suasana diskusi. b) kendala dari sisi siswa diantarnya: Masih terdapat siswa yang belum memperhatikan, Sebagian siswa masih belum berani untuk bertanya atau mengemukakan pendapat, Kurangnya rasa tanggung jawab masing-masing anggota kelompok terhadap tugas yang diberikan. Adapun solusi dari kendala yang dihadapi dari penerapan model pembelajaran koperatif tipe STAD adalah sebagai berikut: a) Volume suara guru perlu lebih dikeraskan dan lebih antusias / bersemangat dalam menyampaikan, Guru harus menjelaskan kembali makna dari pembelajaran kooperatif tipe STAD, Guru hendaknya memberikan motivasi yang lebih sering terhadap partisipasi siswa, Guru harus mengatur tempat duduk siswa, Guru lebih dapat mengontrol kondisi kelas agar tidak terlalu gaduh dalam kegiatan diskusi kelompok. Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan kelas pada siklus I dan siklus II bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran mengelola sistem kearsipan. Berikut perbandingan hasil tindakan tiap siklus : 1. Hasil Belajar Peningkatan hasil belajar dilihat dari persentase siswa yang mencapai ketuntasan tiap siklusnya. Kriteria Ketuntasan Minimal pada mata pelajaran mengelola sistem kearsipan yaitu 76. Perbandingan antara pra tindakan, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut : Berdasarkan Tabel tersebut sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif STAD
hasil belajar siswa yang tuntas yaitu 52,78% atau 19 siswa dengan rata-rata nilai kelas 77, setelah dilakukan tindakan pertama mengalami peningkatan yaitu 72,22% atau 26 siswa dan rata-rata nilai kelas juga meningkat yaitu 79,28. Peningkatan tersebut belum mencapai indikator ketercapaian yaitu sebesar 80%. Adanya refleksi pada siklus I terjadi peningkatan siswa yang tuntas pada siklus II yaitu sebanyak 31 siswa atau 86,11% dan rata-rata nilai kelas meningkat menjadi 83,83. Selain itu terjadi penurunan pada siswa yang tidak tuntas yaitu sebelum tindakan dilakukan terdapat 17 siswa atau 42,22%, setelah tindakan siklus I terjadi penurunan yaitu 10 siswa atau 27,78%. Siswa yang tidak tuntas KKM mengalami penurunan pada siklus II yaitu 5 siswa atau 13,89%. Dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar. 2. Partisipasi siswa dalam memperhatikan. Partisipasi siswa dalam memperhatikan pada penelitian ini yaitu banyaknya jumlah siswa yang memperhatikan saat pembelajaran di dalam kelas melalui observasi langsung. Berikut ini tabel partisipasi siswa dalam memperhatikan : Berdasarkan tabel tersebut diketahui Pada siklus I terdapat 25 siswa atau 69,44% kemudian pada siklus II meningkat menjadi 31 siswa atau 86,11%. Peningkatan ini ditunjukkan dari siswa yang dulunya pada siklus I sering bercerita dengan teman sebangku, bermain hp, kemudian pada siklus II dapat memperhatikan pembelajaran baik yang disampaikan guru maupun yang disampaikan teman-temannya. 3. Partisipasi siswa dalam bertanya siklus I terdapat 19 siswa atau 52,78% kemudian pada siklus II meningkat menjadi 28 siswa atau 77,78%. Peningkatan ini ditunjukkan dari siswa yang dulunya pada siklus I sering bercerita dengan teman
sebangku dan masih agak malu untuk bertanya, kemudian pada siklus II dapat memperhatikan pembelajaran baik yang disampaikan guru maupun yang disampaikan teman-temannya serta ada peningkatan kemauan untuk bertanya. Berikut ini tabel partisipasi siswa dalam bertanya: dari siswa yang dulunya pada siklus I sering bercerita dan bercanda dengan teman sebangku, kemudian pada siklus II dapat memperhatikan pembelajaran dan berani mengungkapkan pendapatnya dan ide dalam diskusi kelompok. Berikut ini tabel partisipasi siswa dalam diskusi: 4. Partisipasi siswa dalam menjawab Pada siklus I terdapat 22 siswa atau 61,11% kemudian pada siklus II meningkat menjadi 30 siswa atau 83,33%. Peningkatan ini ditunjukkan dari siswa yang dulunya pada siklus I masih belum percaya diri untuk mengungkapkan pendapat, kemudian pada siklus II dapat lebih berani dan percaya diri untuk berpendapat maupun menjawab. Berikut ini tabel partisipasi siswa dalam menjawab: 5. Partisipasi siswa dalam diskusi siklus I terdapat 26 siswa atau 72,22% kemudian pada siklus II meningkat menjadi 32 siswa atau 88,89%. Peningkatan ini ditunjukkan Berikut ini grafik peningkatan hasil belajar dan partisipasi siswa dalam pembelajaran mengelola sistem kearsipan : KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan uraian pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran mengelola sistem kearsipan kelas XI AP 1 SMK Negeri 4
Klaten tahun ajaran 2014/2015. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian sebagai berikut: Peningkatan ketercapaian hasil belajar siswa sesudah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus I dan siklus II. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) pada mata pelajaran mengelola sistem kearsipan yaitu 76. Ketuntasan siswa dari pra tindakan adalah 52,78% atau 19 siswa, meningkat menjadi 72,22% atau 26 siswa pada siklus I dan pada siklus II meningkat menjadi 86,11% atau 31 siswa. Partisipasi siswa dalam memperhatikan, bertanya, menjawab, dan diskusi menunjukan peningkatan. Partisipasi siswa dalam memperhatikan, bertanya, menjawab, dan diskusi berturut turut pada siklus I dengan kategori cukup adalah 69,44% atau 25 siswa, 52,78% atau 19 siswa, 61,11% atau 22 siswa dan 72,22% 26 siswa, pada siklus II partisipasi siswa meningkat, berturut turut menjadi 86,11% atau 31 siswa, 77,78% atau 28 siswa, 83,33% atau 30 siswa dan 88,89% atau 32 siswa. DAFTAR PUSTAKA Hosnan, M. 2014. PendekatanSaintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia. Ismono, Afrida Trisnawati. (2006) Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Materi Pokok Reaksi Reduksi- Oksidasi Kelas X-A Semester 2 di SMA Al-Falah Ketintang Surabaya. Diperoleh 13 April 2015. Jihad, A dan Haris, A. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar Pribadi, Benny. 2011. Model Assure Untuk Mendesain Pembelajaran Sukses. Jakarta: Dian Rakyat. Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran. Jakarta : Rajawali pers. Solihatin, Etin. 2005. Pengaruh kooperatif Learning Terhadap Belajar IPS Ditinjau dari Gaya Belajar. Jakarta: Bumi Aksara. Sudjana, Nana. 2004. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Cet. XV). Bandung: PT. RamajaRosdakarya.