Twindry Volta Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak

dokumen-dokumen yang mirip
Gladys Dorothy Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak

Albinatus Riki Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN NILAI BUKU TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT ACE HARDWARE INDONESIA, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN TOTAL ASET TERHADAP RETURN ON ASSETS PADA PT XL AXIATA, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

Triyanto Prasetya Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak

Muhammad Syukri Hamdi

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

FAKTOR UKURAN PERUSAHAAN, VARIABILITAS PERSEDIAAN, STRUKTUR KEPEMILIKAN, FINANCIAL LEVERAGE

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH ROA, ROE, DAN PER TERHADAP HARGA SAHAM PT MANDOM INDONESIA, Tbk.

Pengaruh Profitabilitas Dan Leverage Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Sektor Keuangan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN TOTAL ASET TERHADAP RETURN ON ASSETS PADA PT ACE HARDWARE INDONESIA, TBK DAN ENTITAS ANAK

Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham Emiten LQ45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun Nisran, LCA. Robin Jonathan, Suyatin

PENGARUH RETURN ON ASSETS

Prosiding Akuntansi ISSN:

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. deviasi dari setiap variabel dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini : Tabel 4.1

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN Analisis Rasio ROI, ROE, NPM, DAR dan DER pada Perusahaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RETURN ON EQUITY (ROE) PADA PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK DAN ENTITAS ANAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

PENGARUH TOTAL ASSET TURNOVER (TAT) DAN NET PROFIT MARGIN (NPM) TERHADAP RETURN ON EQUITY (ROE) PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN

PENGARUH TOTAL ASSETS TURNOVER DAN WORKING CAPITAL TURNOVER TERHADAP NET PROFIT MARGIN PADA PT MAYORA INDAH, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

PENGARUH INVENTORY TURNOVER DAN RECEIVABLE TURNOVER TERHADAP RETURN ON ASSETS (ROA) PADA PT ACE HARDWARE INDONESIA, Tbk.

DEWI JUNIARTI HONDRO JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)

PENGARUH RASIO PROFITABILITAS DAN RASIO LIKUIDITAS TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN LQ45 MUHAMAD YASIN MARASABESSY

PENGARUH ROA, ROE DAN NPM TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH LEVERAGE TERHADAP PRICE TO BOOK VALUE PADA PT PELAYARAN TEMPURAN EMAS, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENGARUH RETURN ON ASSETS (ROA) DAN NILAI BUKU TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT ASTRA INTERNATIONAL, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 24 Januari 2015

PENGARUH LIKUIDITAS, EFEKTIVITAS MODAL KERJA, LEVERAGE TERHADAP ROA DAN ROE PADA KPRI DI KABUPATEN LAMONGAN

TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN TOTAL ASET TERHADAP RETURN ON ASSETS PADA PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, Tbk.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data dari perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (penawaran saham

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode yang sudah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PERPUTARAN PERSEDIAAN, PERPUTARAN PIUTANG, DAN PERPUTARAN TOTAL AKTIVA TERHADAPRETURN ON ASSETS PADAPT MANDOM INDONESIA, Tbk.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

PENGARUH TINGKAT PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP KEBIJAKAN UTANG PADA PT UNITED TRACTORS

PENGARUH ARUS KAS OPERASI TERHADAP RETAINED EARNING PADA P.T. FEDERAL INTERNASIONAL FINANCE TBK DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2012

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN LQ45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi. Disusun oleh: Aulatun Nisah NIM:

Bisma, Vol 1, No. 9, Januari 2017 KINERJA KEUANGAN PADA PT SUMBER ALFARIA TRIJAYA, Tbk.

Christine Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

PENGARUH PERTUMBUHAN LABA, DIVIDEND PAYOUT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO DAN RETURN ON EQUITY TERHADAP PRICE EARNING RATIO

AQLI Lembaga Penelitian dan Penulisan Ilmiah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARUS KAS DAN KESESUAIAN LAPORAN ARUS KAS BERDASARKAN PSAK NO 2 PADA PT PETROSINDO KALBAR

Pengaruh Efisiensi Modal Kerja Terhadap Tingkat Likuiditas Perusahaan Automotive And Components Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP TINGKAT PROFITABILTAS PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

:Anggun Kartika Wati Npm :

BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. pengaruh model fundamental dan risiko sistematik terhadap harga saham, dengan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Oleh: ZULIA HANUM,SE,M.Si

PENGARUH EARNING PER SHARE DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PROPERTI YANG TERDAFTAR DI LQ-45

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Jurnal FinAcc, Vol 1, No. 12, April

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KINERJA PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI KOMPAS 100 PERIODE

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP EARNING PER SHARE PADA PT BUMI SERPONG DAMAI, Tbk DAN ENTITAS ANAK

PENGARUH LABA AKUNTANSI, ARUS KAS, DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN LQ45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH CURRENT RATIO DAN PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP RETURN ON ASSET PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Disusun oleh : Nama : Lonella Dwita NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Widyatmini, SE., MM.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

DAMPAK AKUISISI PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PT ELANG MAHKOTA TEKNOLOGI, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

PENGARUH NET PROFIT MARGIN DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH CURRENT RATIO DAN CASH RATIO TERHADAP NET PROFIT MARGIN PADA PT JAYA REAL PROPERTY, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) Terhadap Return Saham pada PT Mustika Ratu Tbk periode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1

Liliyana Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ng Sun Fung Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, AKTIVITAS, DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PT. ASURANSI SINAR MAS (ASM)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH ROE, BOPO DAN NPL TERHADAP TINGKAT DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskriptif Statistik Sampel Data Penelitian

Faizatur Rosyadah Suhadak Darminto Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum dan Deskriptif Data Objek Penelitian. Pada penelitian ini peneliti memilih untuk menggunakan perusahaanperusahaan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Analisis Descriptive Statistics. N Minimum Maximum Mean LDR 45 40,22 108,42 75, ,76969

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Struktur Modal Perusahan Properti

PENGARUH RISIKO INVESTASI TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUBSEKTOR FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

Transkripsi:

PENGARUH PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN PERPUTARAN TOTAL ASET TERHADAP RETURN ON ASSETS PADA PERUSAHAAN SUBSEKTOR PERKEBUNAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ABSTRAK Twindry Volta email: twindry21@gmail.com Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara perputaran persediaan dan perputaran total aset terhadap return on assets. Adapun variabel bebas untuk penelitian ini adalah perputaran persediaan (X 1 ) dan perputaran total aset (X 2 ) dengan variabel terikat (Y) adalah return on assets. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pengumpilan data studi dokumenter, yaitu dengan mengumpulkan data laporan keuangan perusahaan yang akan diteliti dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. Jumlah sampel perusahaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak enam perusahaan, dimana pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling serta bentuk penelitian ini menggunakan metode penelitian kausalitas. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa perputaran persediaan memiliki pengaruh terhadap return on assets dan perputaran total aset tidak memiliki pengaruh terhadap returun on assets. KATA KUNCI: perputaran persediaan, perputaran total aset, return on assets PENDAHULUAN Perputaran persediaan menunjukkan seberapa efektif suatu perusahaan dalam menghasilkan penjualan. Semakin tinggi rasio perputaran persediaan, maka semakin efektif pengelolaan persediaan yang dilakukan oleh perusahaan. Dampak dari rasio perputaran yang tinggi juga akan mengurangi resiko dan biaya yang akan timbul berkaitan dengan persediaan. Aktiva merupakan sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk mendukung aktivitas operasional. Rasio perputaran total aset atau total assets turnover (TATO) merupakan rasio yang mengukur berapa kali total aktiva perusahaan dapat menghasilkan volume penjualan. Semakin tinggi rasio TATO maka semakin efektif aktiva perusahaan dalam menghasilkan penjualan. Penjualan yang dihasilkan diharapkan mampu menutupi biaya operasional perusahaan dan juga menghasilkan laba yang diharapkan oleh perusahaan. KAJIAN TEORITIS Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2002: 444): Persediaan (inventory) adalah pos-pos aktiva yang dimiliki untuk dijual dalam operasi bisnis normal atau Jurnal FinAcc, Vol 1, No. 10, Februari 2017 1834

barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam memproduksi barang yang akan dijual. Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2002: 446-447): Catatan persediaan bisa dibuat atas dasar sistem perpetual ataupun periodik. Menurut sistem persediaan perpetual (perpetual inventory system), catatan yang berkelanjutan menyangkut perubahan persediaan dicerminkan dalam akun Persediaan. Yaitu, semua pembelian dan penjualan (pengeluaran) barang dicatat secara langsung ke akun Persediaan pada saat terjadi. Menurut sistem persediaan periodik (periodic inventory system), kuantitas persediaan di tangan ditentukan, seperti yang tersirat oleh namanya, secara periodik. Menurut Waluyo (2012: 96-100): Persediaan disajikan di neraca atau di laporan laba rugi. Persediaan di neraca menggambarkan nilai persediaan pada tanggal penyusunan neraca, sedangkan di laporan laba rugi persediaan akan muncul dalam perhitungan Harga Pokok Penjualan. Penetapan besarnya nilai persediaan akhir atau Harga Pokok Penjualan dapat menggunakan metode: a. Berdasarkan Harga Perolehan 1) Metode Identifikasi Khusus Metode ini berasumsi bahwa arus barang harus sama dengan arus biaya, sehingga setiap kelompok barang diberi identifikasi dan dibuat kartu. 2) Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (First In First Out-FIFO) Metode ini mendasarkan pada asumsi bahwa barang yang masuk pertama akan dikeluarkan pertama. 3) Masuk Terakhir Keluar Pertama (Last In First Out-LIFO) Cara ini digunakan dengan mendasarkan pada asumsi bahwa arus pembebanan ke Harga Pokok Penjualan berdasarkan pada harga pembelian terakhir. 4) Metode Rata-rata (Average) Dengan metode rata-rata pembebanan ke harga pokok untuk barang yang dijual atau untuk persediaan akhir menggunakan harga rata-rata. Metode harga rata-rata terdiri atas: a) Rata-rata Sederhana (Simple Average) Harga rata-rata dihitung dengan cara menjumlahkan harga pokok per unit (tanpa mengalikan jumlah barang) dibagi dengan banyaknya harga. b) Rata-rata Bergerak (Moving Average) Seperti pada penghitungan rata-rata tertimbang, pembebanan ke harga pokok penjualan dilakukan setiap terjadi pembelian. b. Berdasarkan Estimasi 1) Metode Laba Kotor Pada metode ini nilai persediaan akhir dihitung mundur dan biasanya digunakan dalam keadaan khusus. 2) Metode Eceran (Ritel) Dalam metode eceran, penetapan nilai persediaan akhir berdasarkan pada harga yang berlaku di pasar (market value). Jurnal FinAcc, Vol 1, No. 10, Februari 2017 1835

Pengertian aktiva atau aset menurut Soemarso (2004: 44): Biasanya, kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan disebut aktiva atau harta (assets). Aktiva menunjukkan bentuk kekayaan yang dimiliki perusahaan. Ia merupakan sumber daya (resources) bagi perusahaan untuk melakukan usaha. Menurut Rudianto (2009: 17): Aktiva adalah harta kekayaan yang dimilliki perusahaan pada suatu periode tertentu. Kekayaan tersebut dapat berupa uang (kas), tagihan (piutang), persediaan barang dagangan, peralatan kantor, kendaraan, bangunan, tanah, dan sebagainya. Menurut Rahardjo (2001: 17): Aktiva adalah segala sesuatu yang bernilai ekonomis yang dapat membantu perusahaan dalam menyediakan barang dan jasa kepada para pelanggannya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengertian aktiva menurut Suwardjono (2005: 252): Aset merupakan elemen neraca yang membentuk informasi semantik berupa posisi keuangan bila dihubungkan dengan elemen lain yaitu kewajiban dan ekuitas. Sedangkan pengertian aktiva menurut Harnanto (2002: 38): Aktiva adalah manfaat ekonomik di masa mendatang yang diperoleh atau dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari transaksi atau peristiwa di masa lalu. Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2007: 61-62): Umur pelayanan suatu aktiva dan umur fisiknya sering kali tidak sama. Aktiva ditarik dari penggunaan karena dua alasan: faktor fisik (seperti kerusakan atau habisnya umur fisik) dan faktor-faktor ekonomi (keusangan). Faktor-faktor fisik adalah keausan, dekomposisi, dan kerusakan yang membuat aktiva tersebut sulit untuk bekerja tanpa batas. Faktor-faktor fisik ini menetapkan batas luar untuk umur pelayanan aktiva. Faktor-faktor ekonomi atau fungsional dapat diklasifikasikan menjadi tida kategori: a. Ketidaklayakan (inadequacy) terjadi apabila suatu aktiva tidak berguna lagi bagi perusahaan tertentu karena permintaan akan produk perusahaan itu telah meningkat. b. Penggantian (supersession) adalah penggantian suatu aktiva dengan aktiva lainnya yang lebih efisien dan ekonomis. c. Keusangan (obsolescence) adalah tempat pembuangan untuk situasi yang tidak melibatkan ketidaklayakan dan penggantian. Aktiva dibedakan atas aktiva lancar dan aktiva tetap. Aktiva tetap dibedakan atas aktiva tetap berwujud dan aktiva tetap tidak berwujud. Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2007: 60): Penyusutan (depreciation) didefinisikan sebagai proses akuntansi dalam mengalokasikan biaya aktiva berwujud ke beban dengan cara yang sistematis dan Jurnal FinAcc, Vol 1, No. 10, Februari 2017 1836

rasional selama periode yang diharapkan mendapat manfaat dari penggunaan aktiva tersebut. Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2007: 60): Apabila aktiva jangka panjang dihapus, maka istilah penyusutan (depreciation) paling sering digunakan untuk menunjukkan bahwa aktiva tetap berwujud telah menurun nilainya. Apabila sumber daya alam yang terlibat (seperti kayu, batu, minyak, dan batu bara) maka istilah yang digunakan adalah deplesi (depletion). Ketika aktiva tidak berwujud seperti paten atau goodwill telah habis masa berlakunya, hal tersebut disebut amortisasi (amortization). Menurut Waluyo (2012: 122-127): Dalam praktik akuntansi komresial metode penyusutan dapat digunakan seusai pengelompokan menurut kriteria: a. Dasar waktu 1) Metode garis lurus 2) Metode pembebanan menurun a) Metode jumlah angka tahun b) Metode saldo menurun/saldo menurun ganda b. Dasar penggunaan 1) Metode jam jasa 2) Metode unit produksi 3) Dasar kriteria lainnya Menurut Van Horne dan Wachowicz (2005: 201-202): Agar dapat mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya, analis keuangan perlu melakukan pemeriksaan atas berbagai aspek kesehatan keuangan perusahaan. Alat yang sering kali digunakan selama pemerikasaan tersebut adalah rasio keuangan (financial ratio), atau indeks, yang menghubungkan dua angka akuntansi dan didapat dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio yang dapat digunakan untuk mengukur penggunaan persediaan dan total aset yang efektif adalah rasio perputaran persediaan dan rasio perputaran total aset. Rasio perputaran persediaan dan rasio perputaran total aset merupakan salah satu rasio dari rasio aktifitas. Menurut Syamsuddin (2011: 47): Likuiditas atau aktivitas dari inventory di dalam suatu perusahaan diukur dengan tingkat perputaran/turnover dari inventory tersebut. Menurut Sudana (2011: 22): Inventory turnover ratio mengukur perputaran persediaan dalam menghasilkan penjualan, dan semakin tinggi rasio berarti semakin efektif dan efisien pengelolaan persediaan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk menghasilkan penjualan, dan sebaliknya. Jurnal FinAcc, Vol 1, No. 10, Februari 2017 1837

Pengertian rasio perputaran total aset menurut Sartono (2001: 120): Perputaran total aktiva, menunjukkan bagaimana efektivitas perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba. Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2007: 87): Seberapa efisien perusahaan menggunakan aktivanya untuk menghasilkan penjualan diukur dengan rasio perputaran aktiva. Rasio ini ditentukan dengan membagi penjualan bersih dengan ratarata total aktiva selama periode berjalan. Sedangkan pengertian rasio aktifitas sendiri menurut Sudana (2011: 21): activity ratio merupakan rasio yang mengukur efektivitas dan efisiensi perusahaan dalam mengelola aktiva yang dimiliki perusahaan. Menurut Sudana (2011: 22): ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba setelah pajak. Adapun ROA merupakan salah satu bagian dari rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas menurut Sartono (2001: 122): Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas ini misalnya bagi pemegang saham akan melihat keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam bentuk dividen. Menurut Sudana (2011: 22): Profitability ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan, seperti aktiva, modal, atau penjualan perusahaan. Menurut Syamsuddin (2011: 59): Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan di mana masingmasing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total aktiva dan modal sendiri. Secara keseluruhan ketiga pengukuran ini akan memungkinkan seorang penganalisa untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya dengan volume penjualan, jumlah aktiva dan investasi tertentu dari pemilik perusahaan. Di sini perhatian ditekankan pada profitabilitas, karena untuk dapat melangsungkan hidupnya, suatu perusahaan haruslah berada dalam keadaan menguntungkan/profitable. Menurut Sudana (2011: 22-23): Terdapat beberapa cara untuk mengukur besar kecilnya profitabilitas, yaitu: a. Return On Assets (ROA) b. Return On Equity (ROE) c. Profit Margin Ratio 1) Net Profit Margin Jurnal FinAcc, Vol 1, No. 10, Februari 2017 1838

2) Operating Profit Margin 3) Gross Profit Margin d. Basic Earning Power Rumus untuk menghitung perputaran persediaan menurut Syamsuddin (2011: 69): Perputaran Persediaan= Harga Pokok Penjualan Persediaan Rata-Rata Sedangkan rumus untuk menghitung perputaran total aset, dan return on assets menurut Sudana (2011: 21-22): Perputaran Total Aset = Penjualan Total Aset Return On Assets = Laba Setelah Pajak Total Aset Berdasarkan kerangka konseptual yang telah di paparkan bahwa dalam pengukuran profitabilitas terhadap suatu perusahaan dimana dalam pengukuran tersebut dihubungkan dengan volume penjualan, total aktiva, dan modal sendiri maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini adalah bahwa: H 1 H 2 : Perputaran persediaan berpengaruh positif terhadap return on assets : Perputaran total aset berpengaruh positif terhadap return on assets Berdasarkan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Dewi Suhartiningsih (2012) terhadap subsektor makan dan minuman, diperoleh kesimpulan bahwa perputaran persediaan berpengaruh negatif terhadap profitabilitas (ROA) yang berarti bahwa perputaran persediaan tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Sedangkan perputaran total aktiva berpengaruh negatif terhadap ROA. METODE PENELITIAN Penulis dalam penelitian ini menggunakan penelitian hubungan sebab-akibat (kausalitas), dimana ditetapkan bahwa variabel terikat (X) adalah perputaran persediaan (X 1 ) dan perputaran total aset (X 2 ), dan variabel bebas (Y) adalah return on assets. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pengumpulan data studi dokumenter, yaitu dengan mengumpulkan data laporan keuangan perusahaan yang akan diteliti dari tahun 2010 sampai dengan 2013 yang merupakan data sekunder yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia. Jurnal FinAcc, Vol 1, No. 10, Februari 2017 1839

Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah enam perusahaan dari total enam belas perusahaan yang terdaftar di subsektor perkebunan. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. PEMBAHASAN 1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif bertujuan untuk menggambarkan berapa rata-rata, nilai maksimum, nilai minimum, dan standar deviasi dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian yakni rasio perputaran persediaan (X 1 ), perputaran total aset (X 2 ), dan ROA (Y). Sumber: Output SPSS 17 TABEL 1 ANALISIS DESKRIPTIF Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ROA 24 1.3932 25.0522 11.740925 6.9922948 Perputaran Persediaan 24 1.9408 9.8059 6.274510 2.0527666 Perputaran Total Aset 24.1845 2.1516.831130.4800172 Valid N (listwise) 24 Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 1, dapat diperoleh informasi bahwa jumlah sampel atau N yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 24 sampel, dimana 24 sampel ini diperoleh melalui laporan keuangan 6 perusahaan subsketor perkebunan yang terdaftar di BEI dari tahun 2010 sampai tahun 2013. Adapun nilai minimum dari ROA adalah sebesar 1,3932 persen. Sedangkan untuk nilai maksimum dari rasio ROA adalah sebesar 25,0522. Nilai mean atau ratarata dari rasio ROA perusahaan subsektor perkebunan yang terdaftar di BEI adalah sebesar 11,7409 persen dengan standar deviasi sebesar 6,9923. Nilai minimum untuk perputaran persediaan adalah sebesar 1,9408 kali, dan nilai maksimum perputaran persediaan adalah sebesar 9,8059 kali. Nilai mean perputaran persediaan untuk perusahaan subsektor perkebunan yang terdaftar di BEI adalah sebesar 6,2745 kali dengan nilai standar deviasi sebesar 2,0528. Nilai minimum untuk perputaran total aset adalah sebesar 0,1845 kali, dan nilai maksimum untuk perputaran total aset Jurnal FinAcc, Vol 1, No. 10, Februari 2017 1840

adalah sebesar 2,1516 kali. Adapun nilai mean dari perputaran total aset adalah sebesar 0,8311 kali dengan standar deviasi sebesar 0,4800. 2. Uji F Tingkat signifikansi dalam pengujian ini adalah sebesar 5 persen, nilai df 1 sebesar 2, dan nilai df 2 sebesar 21 maka diperoleh F tabel sebesar 3,47. TABEL 2 HASIL PENGUJIAN STATISTIK UJI F ANOVA b Sum of Model Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 586.472 2 293.236 11.445.000 a Residual 538.048 21 25.621 Total 1124.520 23 Sumber: Output SPSS 17 a. Predictors: (Constant), Perputaran Total Aset, Perputaran Persediaan b. Dependent Variable: ROA Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 2 dari output SPSS 17 dapat diperoleh nilai F hitung sebesar 11,445 yang berarti bahwa F hitung > F tabel dimana 11,445 > 3,47 dan nilai signifikansi adalah 0,000 dimana 0,000 < 0,05 (nilai signifikansi < tingkat signifikansi) yang berarti model regresi linear berganda dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai model analisis. 3. Koefisien Korelasi Berganda Koefisien korelasi berganda R y(12) mempunyai makna yang menunjukkan kekuatan hubungan antara dua variabel (X 1 dan X 2 ) dengan variabel Y. Keeratan hubungan ini dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi. Nilai koefisien korelasi merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur kekuatan suatu hubungan antar variabel. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, nilai koefisien korelasi berganda (R) adalah sebesar 0,722, artinya hubungan perputaran persediaan dan perputaran total aset terhadap ROA adalah sebesar 0,722. Nilai 0,722 bernilai positif yang berarti bahwa jika perputaran persediaan mengalami peningkatan maka perputaran total aset juga akan mengalami peningkatan, begitu juga sebaliknya. Nilai koefisien korelasi memiliki hubungan keeratan sangat kuat karena nilai R sebesar 0,722 berada di antara nilai 0,71 sampai 0,90. 4. Koefisien Determinasi Jurnal FinAcc, Vol 1, No. 10, Februari 2017 1841

Koefisien determinasi (R 2 ) menjelaskan proporsi variasi dalam variabel terikat (Y) yang dijelaskan dalam variabel bebas (X) secara bersama-sama. Persamaan regresi linear berganda semakin baik apabila nilai koefisien determinasi (R 2 ) semakin besar (mendekati satu). Adapun nilai R 2 berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan adalah sebesar 0,522. Artinya bahwa persentase pengaruh variabel bebas (perputaran persediaan dan perputaran total aset) terhadap variabel terikat (ROA) adalah sebesar 52,2 persen dan sisanya yaitu sebesar 47,8 persen dipengaruhi oleh variabel lainnya. 5. Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi linear berganda adalah analisis untuk mengukur besarnya pengaruh antara dua atau lebih variabel independen terhadap satu variabel dependen dan memprediksi variabel dependen dengan menggunakan variabel independen. TABEL 3 ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) -3.339 3.413 -.978.339 Perputaran Persediaan 3.094.687.908 4.501.000 Perputaran Total Aset -5.216 2.940 -.358-1.774.091 Sumber: Output SPSS 17 a. Dependent Variable: ROA Dari hasil output SPSS 17 seperti pada Tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa nilai konstanta (a) adalah -3,339. Artinya jika angka variabel independen yaitu perputaran persediaan dan perputaran total aset adalah 0 maka angka rasio ROA akan negatif, yakni sebesar -3,339. Nilai koefisien regresi perputaran persediaan (X 1 ) adalah sebesar 3,094 artinya bahwa jika perputaran persediaan bertambah sebesar satu satuan maka nilai ROA akan bertambah sebesar 3,094 dengan asumsi variabel independen lainnya dalam hal ini adalah perputaran total aset adalah konstan. Sedangkan nilai koefisien regresi perputaran total aset (X 2 ) adalah sebesar -5,216 artinya bahwa jika perputaran total aset bertambah sebesar satu satuan maka nilai ROA akan berkurang sebesar -5,216 Jurnal FinAcc, Vol 1, No. 10, Februari 2017 1842

dengan asumsi variabel lainnya atau perputaran persediaan adalah konstan. Dari hasil output SPSS 17 di atas didapat model regresi linear berganda yakni: Y = -3,339 + 3,094X 1 5,216X 2 6. Uji t Dalam uji t akan diteliti secara parsial apakah perputaran persediaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA, dan perputaran total aset memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA. Pada uji t dilakukan pengujian dua arah sehingga nilai signifikansi juga dibagi dua. Dengan nilai signifikansi sebesar 5 persen maka nilai α = 0,05/2 = 0,025, derajat kebebasan atau df sebesar 21, sehingga diperoleh nilai dari tabel distribusi atau t tabel adalah sebesar 2,07961/-2,07961. Berdasarkan Tabel 3 diperoleh hasil t hitung perputaran persediaan adalah sebesar 4,501 yang berarti bahwa t hitung > t tabel dimana 4,501 > 2,07961 dan diperoleh hasil nilai signifikansi perputaran persediaan adalah 0,000 dimana 0,000 < 0,05 (nilai signifikansi < tingkat signifikansi). Apabia t hitung > t tabel dan nilai signifikansi < tingkat signifikansi maka H 01 ditolak dan H a1 diterima yang berarti bahwa perputaran persediaan memiliki pengaruh terhadap ROA. Sedangkan untuk perputaran total aset, berdasarkan Tabel 3 diperoleh hasil t hitung perputaran total aset adalah sebesar -1,774 atau t tabel t hitung t tabel dimana - 2,07961-1,774 2,07961 dan diperoleh hasil nilai signifikansi adalah sebesar 0,091 dimana 0,091 > 0,05 (nilai signifikansi > tingkat signifikansi). Jika t tabel t hitung t tabel dan nilai signifikansi > tingkat signifikansi maka H 02 diterima dan H a2 ditolak yang berarti bahwa perputaran total aset tidak memiliki pengaruh terhadap ROA. PENUTUP 1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan perhitungan yang telah dilakukan dan dibahas sebelumnya, maka dalam penelitian ini didapatkan beberapa kesimpulan bahwa: a) Hasil t hitung perputaran persediaan adalah sebesar 4,501 yang berarti bahwa t hitung > t tabel dimana 4,501 > 2,07961 dan diperoleh hasil nilai signifikansi perputaran persediaan adalah 0,000 dimana 0,000 < 0,05 maka perputaran persediaan memiliki pengaruh terhadap ROA. Jurnal FinAcc, Vol 1, No. 10, Februari 2017 1843

b) Hasil t hitung perputaran total aset adalah sebesar -1,774 atau t tabel t hitung t tabel dimana -2,07961-1,774 2,07961 dan diperoleh hasil nilai signifikansi adalah sebesar 0,091 dimana 0,091 > 0,05 (nilai signifikansi > tingkat signifikansi) maka perputaran total aset tidak memiliki pengaruh terhadap ROA. 2. Saran-saran Perusahaan menerapkan standar mutu kualitas dengan menerapkan standar Good Agricultural Practices (GAP) untuk tanaman perkebunan dan standar Good Manufacturing Practices (GMP) untuk setiap lini produk olahan hasil perkebunan perusahaan agar bisa menjaga persaingan di pasar domestik maupun pasar global sehingga diharapkan mampu mempertahankan atau bahkan meningkatkan tingkat penjualan. Dengan meningkatnya tingkat penjualan maka akan membuat rasio perputaran persediaan, perputaran total aset dan return on assets juga akan meningkat. Perusahaan diharapkan juga mampu menepis isu-isu negatif mengenai praktek perkebunan di Indonesia yang tidak ramah lingkungan dengan cara menggencarkan kampanye praktek perkebunan di Indonesia yang sudah sesuai dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), dan memenuhi standard operating procedure sertifikat ISPO dan RSPO agar produk perusahaan bisa menembus pangsa pasar Eropa dan Amerika Serikat yang sangat menekankan penerapan prinsip produk perkebunan yang ramah lingkungan. DAFTAR PUSTAKA Harnanto. 2002. Akuntansi Keuangan Menengah. Yogyakarta: BPFE. Kieso, Donald, E., Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield. 2002. Akuntansi Intermediate (judul asli: Intermediate Accounting), edisi kesepuluh, jilid 1. Penerjemah Emil Salim. Jakarta: Erlangga.. 2007. Akuntansi Intermediate (judul asli: Intermediate Accounting), edisi keduabelas, jilid 2. Penerjemah Emil Salim. Jakarta: Erlangga. Rahardjo, Budi. 2001. Akuntansi dan Keuangan Untuk Manajer Non Keuangan. Yogyakarta: Andi. Rudianto. 2009. Pengantar Akuntansi. Jakarta: Erlangga. S.R., Soemarso. 2004. Akuntansi: Suatu Pengantar, edisi kelima (revisi). Jakarta: Salemba Empat. Jurnal FinAcc, Vol 1, No. 10, Februari 2017 1844

Sartono, R. Agus. 2001. Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi, edisi keempat. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Sudana, I Made. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan: Teori dan Praktik. Surabaya: Erlangga. Suhartiningsih, Dewi. 2012. Pengaruh Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan, Perputaran Aktiva Tetap, dan Perptuaran Total Aktiva Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI. Skripsi. Tidak dipublikasikan. STIE Perbanas, Surabaya. Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan, edisi ketiga. Yogyakarta: BPFE. Syamsuddin, Lukman. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi dalam Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan, edisi baru. Jakarta: Rajawali Pers. Van Horne, James C., John M. Marchowicz, Jr. 2005. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan (judul asli: Fundamental of Financial Management), edisi keduabelas. Jakarta: Salemba Empat. Waluyo. 2012. Akuntansi Pajak, edisi keempat. Jakarta: Salemba Empat. Jurnal FinAcc, Vol 1, No. 10, Februari 2017 1845