MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROUND TABLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METODE TANYA JAWAB MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

Ira Budayani Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SMP

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GQGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Luwis Subi Widyaningsih, S.Pd, MM* ABSTRAKSI

METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Emilidar Zulkarnaini Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 29 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

Yusra Guru Matematika SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA SEKOLAH DASAR

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bilangan Berpangkat melalui Model Pembelajaran Discovery Learning

PENERAPAN RECIPROCAL TEACHING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

Jurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

BAB II KAJIAN TEORI. berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing tentang hasil

Universitas Syiah Kuala Vol. 3 No.4, Oktober 2016, hal ISSN:

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

PROSIDING ISBN :

Syafrida Ali Kepala Sekolah dan Guru IPS SMP Negeri 29 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.2 No.3 (2016) : ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 16 PADANG

Jurusan Pendidikan Ekonomi Prodi S1 Pendidikan Ekonomi

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

ABSTRAK. Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin P. Putra, Sri Amintarti

Theresyam Kabanga Program Studi PGSD UKI Toraja ABSTRAK

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas telah dilaksanakan di SMK Negeri 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

METODE PENELITIAN. Daryanto ( 2012: 1). Bagi mahasiswa terutama mereka yang mengambil

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn.

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda

Yayuk Jatining Rahayu 4

BAB III METODE PENELITIAN

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Bagi Siswa Kelas VIII-B SMP Negeri 2 Galang

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE PADA KONSEP DAUR HIDUP

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI UNTUK SISWA KELAS VIII B SMPN 2 KECAMATAN

PENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4 B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN SIMULASI PADA MATA PELAJARAN PPKN SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ernidalisma Guru Matematika dan Kepala Sekolah SMP N 30 Pekanbaru. Kata kunci: metode pembelajaran learning start with a question, hasil belajar.

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Alat Pernapasan Pada Manusia dan Hewan Kelas V SDN No.

JEMBER TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING. Eko Wahyuningtyas 1, Aminuddin PP 2

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: AGUS SUSILA NIP Guru SMP Negeri 1 Jalancagak

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian dan Karakteistik Subjek Penelitian

1130 ISSN:

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING DI SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 2 Ogowele Pada Pokok Bahasan Perkembangbiakan Pada Hewan Melalui Penerapan LKS Bergambar

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

PENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK PADA PEMBELAJARAN BAHASA JAWA KELAS VI SD NEGERI 03 POJOK KARANGANYAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 018

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

Muhamad Mahmud Surel : Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

III. METODE PENELITIAN. tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktekprektek

BAB III METODE PENELITIAN. sebanyak 21 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Fachry Erick Mohammad, Baharuddin Paloloang, dan Sukayasa

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII.B SMP PGRI PEKANBARU

Muhammad Darwis. Dosen Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Abstrak

Imro ati 49. Kata Kunci : kooperatif, jigsaw,menulis resensi buku pengetahuan. 49 Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia SMPN 1 Puger Kabupaten Jember

OPTIMALISASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBERIAN TUGAS TERSTRUKTUR DAN KUIS PADA SISWA SMK TKM TAMAN SISWA PURWOREJO

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam peneltian ini adalah guru mata pelajaran IPS dan siswa

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan suatu siklus dan digambarkan pada diagram berikut : Gambar2. Alur Pelaksanaan PTK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Transkripsi:

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA YULISMA Guru SMP Negeri 3 Tapung yulissma880@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas VIII-C SMPN 3 Tapung Tahun Pelajaran 2015/2016 melalui penerapan model pembelajaran problem posing. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), dengan menganalisis secara deskriptif. Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai bulan Oktober 2015. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-C yang berjumlah 39 orang siswa terdiri dari 19 orang laki-laki dan 20 orang perempuan. Berdasarkan analisis data yang diperoleh peneliti, hasil belajar siswa sebelum PTK yaitu 74.1, setelah PTK pada siklus I sebesar 83.6, maka terjadi peningkatan 9.5 dari sebelum PTK. Hasil belajar siswa pada siklus II yaitu 87.4 terjadi peningkatan 3.8 dari siklus I. Ketuntasan klasikal siswa sebelum PTK yaitu 64.1%, setelah PTK pada siklus I sebesar 87.2% maka terjadi peningkatan sebesar 23.1% dari sebelum PTK, dan ketuntasan klasikal pada siklus II yaitu 92.3%, maka terjadi peningkatan sebesar 5.1%. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran problem posing dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas VIII-C SMPN 4 Tapung Tahun Pelajaran 2015/2016. Kata kunci : Problem Posing, Hasil Belajar. PENDAHULUAN Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetap. Dalam proses ini perubahan tidak terjadi sekaligus tetapi terjadi secara bertahap tergantung pada faktor-faktor pendukung belajar yang mempengaruhi siswa. Hasil belajar merupakan penentu akhir dalam melaksanakan aktivitas siswa. Secara umum belajar dipandang sebagai perwujudan nilai yang diperoleh siswa melalui proses belajar mengajar. Adanya hasil belajar pada diri seseorang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (Tulus, 2012). Proses belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang mengandung dua makna yaitu agar siswa menguasai substansi yang dipelajari dan agar siswa Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017 99

memiliki nilai kemampuan sikap dan watak yang dibentuk dari prose belajar mengajar. perasaan dan tindakan atau perbuatan (Hamalik, 2010). Setiap proses pembelajaran selalu menghasilkan hasil belajar. Masalah yang dihadap adalah sampai ditingkat mana hasil belajar yang telah dicapai. Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filsafatnya. Suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila tujuannya dapat dicapai (Djamarah dan Zaini, 2010). Perubahan yang terjadi akibat dari kegiatan belajar adalah hasil yang telah dicapai dari proses belajar tersebut. Penilaian kelas merupakan suatu kegiatan guru yang berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar siswa yang mengikuti proses pembelajaran. Untuk itu diperlukan data sebagai informasi yang diandalkan sebagai dasar pengambilan keputusan. Menurut Ibrahim, dkk (2010) bahwa keberhasilan proses belajar mengajar lebih banyak dinilai dari seberapa jauh perubahan-perubahan prilaku yang diinginkan telah terjadi pada siswa. Pembelajaran seharusnya siswa belajar secara aktif sehingga mempunyai kemampuan mengembangkan kemampuan kreatifitasnya serta dapat lebih memahami pelajaran dan terampil dalam menyelesaikan permasalahan Bahasa Indonesia. Kegiatan pembelajaran tidak lain ialah pelaksanaan proses menterjemahkan dan mentransformasikan nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum kepada para siswa melalui interaksi belajar mengajar (Sudjana, 2012). Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di kelas VIII-C SMP Negeri 3 Tapung bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia siswa masih tergolong rendah. Hal ini terlihat dari jumlah siswa yang mencapai KKM yang telah ditetapkan oleh SMP Negeri 3 Tapung yaitu 80. Hanya 64.1% siswa yang tuntas atau 25 orang siswa dari 39 orang siswa. Hal ini menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan tidak dapat tercapai dengan baik. Untuk itu diperlukan suatu perubahan di dalam menerapkan model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas VIII-C SMPN 3 Tapung. salah satunya adalah dengan menerapkan model pembelajaran problem posing. Model pembelajaran problem posing merupakan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif, dimana siswa membuat pertanyaan berdasarkan kondisi yang telah disediakan oleh guru. Siswa dituntut untuk berperan aktif dalam proses mengemukakan pertanyaan dan menjawab pertanyaanpertanyaan (Suyatno, 2009). Model pembelajaran problem posing merupakan suatu pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif, siswa berusaha untuk mengembangkan pengetahuannya yang sesuai dengan tiori konstruktivistik. Guru hanya berperan sebagai fasilitator. Siswa belajar secara kolaboratif, dimana akan terjadi interaksi dua arah yang aktif. Penerapan model pembelajaran problem posing membiasakan siswa berperan aktif untuk dapat mengembangkan pengetahuannya melalui pengajuan pertanyaan dan juga menjawab pertanyaan dari temannya dalam kelompok lain. Keterampilan bertanya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam rangka meningkatkan kualitas proses 100 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017

dan hasil pembelajaran, yang sekaligus merupakan bagian dari keberhasilan dalam pengelolaan instruksional dan pengelolaan kelas. Tujuan keterampilan bertanya adalah untuk: (a) merangsang kemampuan berpikir siswa; (b) membantu siswa dalam belajar; (c) mengarahkan siswa pada tingkat interaksi belajar yang mandiri; (d) meningkatkan kemampuan berpikir siswa dan kemampuan berpikir tingkat Model pembelajaran problem posing ini mulai dikembangkan di tahun 1997 oleh Lynn D. English, dan awal mulanya diterapkan dalam mata pelajaran matematika. Selanjutnya, model ini dikembangkan pula pada mata pelajaran lain. Problem posing (pengajuan soal atau penghadapan masalah) adalah model pembelajaran yang mewajibkan kepada siswa untuk mengajukan soal sendiri melalui belajar soal (berlatih soal) secara ma ndiri (Suyatno, 2009). Pendapat ini didukung oleh Lynn D. English yang menyatakan bahwa problem posing merupakan pembelajaran dengan pengajuan masalah dengan beberapa perubahan agar lebih sederhana dan dapat dikuasai. Problem posing adalah perumusan masalah yang berkaitan dengan syaratsyarat soal yang telah dipecahkan atau alternatif soal yang masih relevan (Suyatno, 2009). Proses pembelajaran di SMP harus mulai di tekankan pada penerapan prinsip belajar kognitif. Impilikasi teori belajar kognitif dalam pengajaran Bahasa Indonesia adalah memusatkan Penelitian ini telah dilakukan di kelas VIII-C SMP Negeri 3Tapung Tahun Pelajaran 2015/2016 pada bulan September-Oktober 2015. Subjek LANDASAN TEORI METODE PENELITIAN rendah ke tingkat yang lebih tinggi; (e) membantu siswa dalam mencapai tujuan pelajaran yang dirumuskan (Uno, 2010). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa penerapan model pembelajaran problem posing dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas VIII-C SMP Negeri 3 Tapung tahun pelajaran 2015/2016. kepada berpikir atau mantal anak, dan tidak sekedar kepada hasilnya. Siswa secara aktif membangun pengetahuannya sendiri. Salah satu bentuk pembelajaran yang berorientasi pada pemahaman yang lebih luas adalah pembelajaran dengan problem posing (Uno, 2010). Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Sedangkan Pengertian belajar dalam arti luas adalah semua persentuhan pribadi dengan lingkungan yang menimbulkan perubahan perilaku (Purwanto, 2009). Penilaian adalah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa kearah tujuan-tujauan yang telah ditetapkan. Sehingga didapat data pembuktian yang akan mengukur tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam mencapai kurikulum/pengajaran (Harjanto,2009). penelitian ini adalah siswa kelas VIII-C SMP Negeri 3 Tapung tahun pelajaran 2015/2016, yang berjumlah 39 orang yang terdiri dari 20 orang siswa Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017 101

perempuan dan 19 orang siswa laki-laki yang mempunyai kemampuan heterogen. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa (Arikunto, 2010). Pada penelitian ini digunakan penerapan model pembelajaran problrm posing. Berikut diuraikan prosedur penelitian yang telah dilaksanakan dalam dua siklus pada penelitian ini: 1. Tahap Perencanaan a) Pengembangan silabus b) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) c) Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa d) Menyiapkan evaluasi siswa. 2. Tahap Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan ini hal-hal yang akan dilakukan antara lain adalah sebagai berikut : Kegiatan Awal Menyapa / memberi salam Mengabsen kehadiran siswa Memberi motovasi dan apersepsi kepada siswa Kegiatan Inti Guru memberitahukan tata cara proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran problem posing Guru menyuruh siswa duduk sesuai dengan kelompoknya, dan membagikan LKPD kepada Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan penerapan model pembelajaran problem posing untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa HASIL DAN PEMBAHASAN masing-masing kelompok sebagai panduan dalam melakukan kegiatan pembelajaran dan lembar yang digunakan untuk membuat pertanyaan sesuai dengan materi yang telah dibagi oleh guru sebelumnya. Guru meminta siswa memahami materi yang akan menjadi acuan untuk membuat soal. Sebelumnya dirumah telah ditugaskan membuat rangkuman materi yang akan dipelajari. Guru melakukan pertukaran pertanyaan/ problem posing Guru melaksanakan diskusi kelas Guru meminta peserta didik melaksanakan diskusi kelas dalam menjawab pertanyaan yang dibuat oleh kelompok lain berdasarkan hasil rangkuman peserta didik. Guru memberi penguatan dari hasil diskusi kelas. Kegiatan Akhir Memberikan kuis untuk mengetahui pemahaman siswa Mengumpulkan semua lembar jawaban dan soal yang baru saja diberikan Salam penutup 3. Tahap Observasi Hal-hal yang diamati adalah aktivitas guru dan aktivitas siswa. 4. Tahap Refleksi Tahap refleksi meliputi proses analisis hasil pembelajaran dan penyusunan rencana perbaikan untuk pembelajaran berikutnya. Indonesia pada siswa kelas VIII-C SMP Negeri 3 Tapung tahun pelajaran 2015/2016 yang dilaksanakan pada bulan September 2015 sampai dengan 102 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017

bulan Oktober 2015. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Pelaksanaan proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran problem posing dengan langkahlangkah sebagai berikut : pada kegiatan pendahuluan, guru atau peneliti menjelaskan proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran problem posing kepada siswa, dimana siswa akan membuat rangkuman dan membuat pertanyaan yang akan dibahas pada saat diskusi, sehingga terjadi pertukaran pertanyaan. Pada proses pembelajaran, sebelum pembelajaran dimulai terlebih dahulu guru mengecek absensi siswa, mengecek tugas rangkuman, membuka pelajaran, memberikan apersepsi, memotivasi siswa, dan menuliskan topik pembelajaran, sedangkan tujuan pembelajaran telah diberikan pada pertemuan sebelumnya. Pembagian tujuan pembelajaran ini untuk membagi materi siswa yang akan dirangkum oleh siswa dirumah. Pada kegiatan inti, guru membagikan LKS kepada masingmasing kelompok. Selanjutnya siswa dalam kelompok akan mengerjakan tugas yang ada pada LKS dilanjutkan dengan membuat pertanyaan yang kemudian akan ditukar kepada kelompok lain dengan materi yang sama. Maka setiap kelompok menjawab pertanyaan yang telah dibuat oleh kelompok lain. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi kelas. Pada kegiatan penutup guru memberi penguatan pada hasil diskusi dan memuat kesimpulan bersama dengan siswa berkaitan dengan materi yang telah dipelajari. Di akhir pembelajaran dilakukan kuis sebagai bahan evaluasi terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Guru memberikan topik dan tujuan pembelajaran serta membagi tujuan pembelajaran kepada masing-masing kelompok untuk dibuat rangkumannya di rumah. Hasil belajar siswa sebelum PTK dapat diketahui dari daya serap dan ketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individu dan ketuntasan klasikal dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Belajar Siswa Sebelum PTK No Interval nilai Jumlah 1 94 100 Sangat Baik 1 2 87 93 Baik 4 3 80 86 Cukup 20 4 73 79 Kurang - 5 72 Sangat Kurang 14 Jumlah 39 Rata-Rata Kelas 74.1 Kurang Ketuntasan Individu 25 orang Ketuntasan Klasikal 64.1% Tidak Tuntas Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai dengan interval 94-100 sebanyak 1 orang siswa. Interval nilai 87-93 sebanyak 4 orang siswa. Interval nilai 80-86 sebanyak 20 orang siswa. Interval nilai 72 sebanyak 14 orang. Pada sebelum PTK rata-rata Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017 103

kelas yang diperoleh adalah 74.1 dengan kategori kurang. Ketuntasan individu sebanyak 25 orang siswa dari 39 siswa. Ketuntasan klasikal sebesar 64.1% dengan kategori tidak tuntas. Tabel 2. Hasil Belajar Siswa Siklus I Dikatakan tuntas karena tidak mencapai > 85% siswa yang mencapai KKM. Hasil belajar siklus I dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini. No Interval nilai Jumlah 1 94 100 Sangat Baik 5 2 87 93 Baik 9 3 80 86 Cukup 20 4 73 79 Kurang 5 5 72 Sangat Kurang - Jumlah 39 Rata-Rata Kelas 83.6 Ketuntasan Individu Cukup 34 orang Ketuntasan Klasikal 87.2% Tuntas Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai dengan interval 94-100 sebanyak 5 orang siswa. Interval nilai 87-93 sebanyak 9 orang siswa. Interval nilai 80-86 sebanyak 20 orang siswa. Interval nilai 73-79 sebanyak 5 orang. Pada siklus I rata-rata kelas yang diperoleh adalah 83.6 dengan kategori cukup. Ketuntasan individu sebanyak 34 orang siswa dari 39 siswa. Ketuntasan klasikal sebesar 87.9% dengan kategori tuntas. Dikatakan tuntas karena telah mencapai > 85% siswa yang mencapai KKM. Berdasarkan pengamatan selama melakukan tindakan di siklus I, terdapat beberapa permasalahan untuk dilakukan refleksi yaitu: 1. Dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru masih terdapat siswa yang bermain-main dan bercanda dengan anggota kelompoknya. 2. Siswa yang aktif menimbulkan suasana kelas yang sidikit ribut Rencana yang dilakukan peneliti untuk memperbaiki permasalahan pada refleksi siklus I adalah: 1. Guru akan lebih mengarahkan dan memotivasi siswa untuk melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru dengan baik dan serius. 2. Guru akan lebih tegas dan disiplin dalam mengkondisikan siswa di dalam melaksanakan diskusi kelompok. Tindakan dilanjutkan pada siklus II karena pada siklus I masih terdapat beberapa masalah sehingga pembelajaran belum berlangsung secara efektif. Hasil belajar pada siklus II dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini. 104 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017

Tabel 3. Hasil Belajar Siswa Siklus II No Interval nilai Jumlah 1 94 100 Sangat Baik 8 2 87 93 Baik 16 3 80 86 Cukup 12 4 73 79 Kurang 3 5 72 Sangat Kurang - Jumlah 39 Rata-Rata Kelas 87.4 Baik Ketuntasan Individu 36 orang Ketuntasan Klasikal 92.3% Tuntas Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai dengan interval 94-100 sebanyak 8 orang siswa. Interval nilai 87-93 sebanyak 16 orang siswa. Interval nilai 80-86 sebanyak 12 orang siswa. Interval nilai 73-79 sebanyak 3 orang. Pada siklus II rata-rata kelas yang diperoleh adalah 87.4 dengan kategori baik. Ketuntasan individu sebanyak 36 orang siswa dari 39 siswa. Ketuntasan klasikal sebesar 92.3% dengan kategori tuntas. Dikatakan tuntas karena telah mencapai > 85% siswa yang mencapai KKM. Hasil refleksi Berdasarkan analisa data dan pengamatan siklus II diperoleh bahwa: 1. Hasil pembelajaran atau daya serap siswa mengalami peningkatan setelah pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran problem posing. Peningkatan dari 74.1 (sebelum PTK) menjadi 83.6 (Siklus I) dan kembali meningkat menjadi 87.4 (Siklus II). 2. Ketuntasan klasikal peserta didik mengalami peningkatan dari 64.1% (sebelum PTK) menjadi 87.2% (siklus I) dan meningkat lagi menjadi 92.3% (siklus II). Berdasarkan hasil refleksi siklus II di atas, peneliti tidak melanjutkan PTK pada siklus berikutnya, karena masalah-masalah yang timbul pada latar belakang masalah dan beberapa masalah yang timbul pada siklus I telah terselesaikan, sehingga dengan demikian penerapan model pembelajaran problem posing dapat meningkatkan aktivitas belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas VIII-C SMP Negeri 3 Tapung. Hasil belajar siswa sebelum PTK memperoleh rata-rata kelas hanya 74.1 dengan kategori kurang. Ketuntasan individu hanya 25 orang siswa dari 39 orang siswa. Ketuntasan klasikal sebesar 64.1%. Pada siklus I hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan memperoleh rata-rata kelas 83.6 dengan kategori cukup. Ketuntasan individu sebanyak 34 orang siswa dari 39 orang siswa. Ketuntasan klasikalnya sebesar 87.2% dengan kategori tuntas. Pada siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan memperoleh rata-rata kelas 87.4 dengan kategori baik. Ketuntasan individu sebanyak 36 orang siswa dari 39 orang Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017 105

siswa. Ketuntasan klasikalnya sebesar 92.3% dengan kategori tuntas. Pada siklus I rata-rata kelas yang diperoleh adalah 83.6 dan pada siklus II sebesar 87.4. Terjadi peningkatan sebesar 3.8. Hasil belajar yang diperoleh menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran problem posing merupakan salah satu model pembelajaran yang sangat tepat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa. Meningkatnya hasil belajar siswa karena proses pembelajarannya diarahkan kepada kegiatan yang mendorong siswa aktif secara fisik, sosial, maupun psikis dalam memahami konsep. Model pembelajaran problem posing merupakan model pembelajaran yang membuat siswa banyak A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan pada siklus I dan II, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Penerapan model pembelajaran problem posing dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas VIII-C SMP Negeri 3 Tapung tahun pelajaran 2015/2016. 2. Hasil belajar siswa sebelum PTK yaitu rata-rata kelas 74.1 dengan kategori kurang. Pada siklus I rata-rata kelas adalah 83.6 dengan kategori baik dan pada siklus II rata-rata kelas adalah 87.4 dengan kategori baik. Terjadi peningkatan 3.8 dari siklus I ke siklus II. 3. Ketuntasan individu sebelum PTK adalah 25 orang. Pada siklus I sebanyak 34 orang dan pada siklus II sebanyak 36 orang. 4. Ketuntasan klasikal sebelum PTK adalah 64.1% dengan kategori tidak tuntas. Pada siklus I sebesar KESIMPULAN DAN SARAN beraktifitas, dimana siswa diharapkan dapat merumuskan masalah melalui beberapa fakta dan siswa dapat memecahkan masalah tersebut melalui berbagai informasi yang terdapat disekitarnya, baik guru, antar sesama siswa dan lingkungan sekitar, maka siswa akan terangsang untuk memecahkan masalah. Dengan demikian banyaknya aktifitas yang dilakukan dapat menimbulkan antusias siswa dalam belajar sehingga pemahaman konsep Bahasa Indonesia semakin baik dan hasilnya semakin meningkat. Model pembelajaran problem posing diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsepkonsep yang akhirnya akan meningkatkan hasil belajar siswa. B. Saran 87.2% dengan kategori tuntas. Pada siklus II sebesar 92.3% dengan kategori tuntas. Berdasarkan hasil penelitian dan pelaksanaan proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran problem posing, maka peneliti menyampaikan saran-saran sebagai berikut : 1. Diharapkan kepada guru khususnya guru Bahasa Indonesia agar dapat menjadikan pembelajaran model pembelajaran problem posing sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia. 2. Model pembelajaran problem posing dapat dijadikan sebagai salah satu variasi pembelajaran bagi sekolah untuk meningkatkan hasil belajar siswanya. 106 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017

Ucapan terima kasih kepada semua pihak SMP Negeri 3 Tapung Arikunto, S. Suhardjono dan Supardi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Djamarah, Syaiful B. dan Azwan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Harjanto. 2009. Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Ibrahim. 2010. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Rineke Cipta. UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR PUSTAKA yang telah membantu dalam kesuksesan penelitian ini. Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Sudjana, Nana. 2012. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: CV Wacana Prima. Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka. Tulus,T. 2012. Peran Disiplin pada Prilaku dan Prestasi belajar. Jakarta : Grasindo. Uno, B. H. 2010. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara. Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017 107

108 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017