PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC, AUDITORY, VISUALIZATION, AND INTELLECTUALY (SAVI)

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC, AUDITORY, VISUALIZATION, AND INTELLECTUALY (SAVI)

PENERAPAN PENDEKATAN SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, DAN INTELEKTUAL (SAVI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT SIFAT CAHAYA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODELPEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY(SETS) BERBASIS MEDIA VIDEO

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENGGUNAAN MEDIA BENDA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutarmi 36 A, Surakarta

PENERAPAN MODEL MEANS ENDS ANALYSIS (MEA) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITAMATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW)

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BANGUN DATAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIATY (SETS)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC, AUDITORY, VISUALIZATION, AND INTELLECTUALY

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFE) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN TEKNIK LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAL SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL LEARNING CYCLE (PEMBELAJARAN BERSIKLUS) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN PENERAPAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL THE POWER OF TWO

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE DENGAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LEMBAGA PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI MODEL SCRAMBLE PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MENGHARGAI KEPUTUSAN BERSAMA DALAM PEMBELAJARAN PKN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

Kata Kunci: Pemahaman Konsep, SAVI, IPS. Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2, 3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENGGUNAAN MEDIA DIORAMA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER ENERGI MELALUI METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI MODEL KOOPERATIF METODE TALKING STICK

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING

PENGGUNAAN MEDIA KIT IPA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK EXAMPLES NON EXAMPLES

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MENGHARGAI KEPUTUSAN BERSAMA DALAM PEMBELAJARAN PKN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PEMBENTUKAN TANAH DENGAN PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK BENDA MODEL PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIC, AUDITORY, VISUALIZATION, INTELLECTUALLY) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP JASA DAN PERANAN TOKOH-TOKOH KEMERDEKAAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP ENERGI PANAS DAN BUNYI MENGGUNAKAN MODUL BERBASIS EKSPERIMEN

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN ISI BACAAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

3

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AKSARA JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYATAKAN LAMBANG BILANGAN ROMAWI

Kata kunci: metode Storytelling, keterampilan menyimak, dongeng. 1) Mahasiswa Program Studi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Program Studi PGSD FKIP UNS

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI CERITA MELALUI METODE PEMBELAJARAN SQ3R (SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN CAMPURAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONCEPT SENTENCE

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY (SETS)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH M ELALUI MODEL PEMBELAJARAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA SEKOLAH DASAR

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG MELALUI MEDIA PANGGUNG BONEKA

PENGGUNAAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEGAK BERSAMBUNG

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERGERAKAN NASIONAL

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KEGIATAN JUAL BELI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VAK (VISUAL, AUDITORY, KINESTHETIC)

PENERAPAN READING WORKSHOP

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MASALAH SOSIAL MELALUI STRATEGI LEARNING CELL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISTEM PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT MELALUI MODEL ACCELERATED LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2), 3), Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN BUDAYA INDONESIA MELALUI METODE TALKING STICK

Uni Harnika 1), Chumdari 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Selamet Riyadi 449 Surakarta 1)

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN DRAMA MELALUI

PENGGUNAAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY (SETS) UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH PADA PEMBELAJARAN IPA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI QAR (QUESTION ANSWER RELATIONSHIPS)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL)

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK

PENERAPAN METODE BAMBOO DANCING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR

PENGGUNAAN METODE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR LEMBAGA EKSEKUTIF SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STRUKTUR BUMI

PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRIT BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA DENGAN MODEL INKUIRI PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Wahyu Eko Saputro 1), Siti Istiyati 2), Peduk Rintayati 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP IPS MATERI PENJAJAHAN BELANDA.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI

MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOTITION

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R)

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PERKALIAN DENGAN METODE KUMON PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MAGNET MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK DAN PENGARUHNYA TERHADAP DARATAN MELALUI METODE GUIDED NOTE TAKING (GNT) BERBASIS MULTIMEDIA

PENGGUNAAN MODEL KEPALA BERNOMOR STRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGHITUNG BERBAGAI BENTUK PECAHAN

Transkripsi:

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC, AUDITORY, VISUALIZATION, AND INTELLECTUALY (SAVI) Achmad Nurcahyo Eko Saputro 1), Soegiyanto 2), Matsuri 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta e-mail: achmadnurcahyo@rocketmail.com Abstrack: The purpose of this research was to improve the comprehension of water cycle concept by using Intellectualy (SAVI) learning model in the fifth grade students of SD Negeri 01 Gantiwarno Karanganyar at academic year 2015/2016. The method of this research was a Classroom Action Research (PTK) with two cycles. Each cycles consists of four stages: planning, implementation of the action, observation, and reflection. The subjects of this research were teacher and 28 fifth grade students of SD Negeri 01 Gantiwarno Karanganyar at academic year 2015/2016. The data collection technique used interview, observation, test, and documentation. Data analysis techniques used critical analysis technique and comparative descriptive analysis technique. The result of this research indicate that the comprehension of water cycle concept in the fifth grade students of SD N 1 Gantiwarno Karanganyar could be increased through Somatic, Auditory, Visualization, and Intellectualy (SAVI) learning model. This was evident at the initial conditions before implemented the action: the average value of class was 58,5 with 32,14% classical completeness percentage; at the first cylcle: the average value of class was 72,71 with 67,86% classical completeness percentage; and at the second cycle: the average value of class was 84,25 with 96.43% classical completeness percentage. The conclusion of this research indicate that the use of Intellectualy (SAVI) learning model could improve the comprehension of water cycle concept in the fifth grade students of SD N 01 Gantiwarno Karanganyar at academic year 2015/2016. Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan Pemahaman Konsep Daur Air Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Somatic, Auditory, Visualization, And Intellectualy (SAVI) pada siswa kelas V SD Negeri 01 Gantiwarno Karanganyar tahun ajaran 2015/2016. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah guru dan 28 siswa kelas V SD N 1 Gantiwarno Karanganyar tahun ajaran 2015/2016. Teknik pengumpulan data digunakan teknik wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kritis, serta teknik analisis deskriptif komparatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman konsep daur air pada siswa kelas V SD N 1 Gantiwarno Karanganyar dapat meningkat melalui penggunaan model pembelajaran Somatic, Auditory, Visualization, And Intellectualy (SAVI). Hal ini terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakannya tindakan nilai rata-rata kelas 58,5 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 32,14%, siklus I nilai rata-rata kelas 72,71 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 67,86%, dan siklus II nilai rata-rata kelas 84,25 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 96,43%. Simpulan penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Somatic, Auditory, Visualization, And Intellectualy (SAVI) dapat meningkatkan pemahaman konsep daur air pada siswa kelas V SD N 1 Gantiwarno Karanganyar tahun ajaran 2015/2016. Kata Kunci: Somatic, Auditory, Visualization, And Intellectualy (SAVI, konsep daur air Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan imu yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Hal ini disebabkan karena manusia pasti sangat bergantung pada alam dan juga segala jenis gejala alam dalam kehidupan. Wisudawati dan Sulistyowati ( 2014 : 22) mengatakan bahwa IPA adalah rumpun ilmu yang mempunyai karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual, baik berupa kenyataan atau kejadian dan hubungan sebab akibatnya. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar itu mempelajari hal-hal mengenai alam semesta. Salah satu contohnya adalah daur air atau siklus hujan. Kodoatie (2013: 50) menjelaskan bahwa daur air adalah perjalanan air secara terus-menerus dan seimbang di darat baik diatas muka tanah dan di dalam tanah, di laut, serta di udara. Dapat disimpulkan bahwa daur air adalah suatu proses perjalanan air yang berlangsung secara terus menerus dari permukaan laut atau air yang ada didarat ke at- 1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2) 3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

METODE commit to Penelitian user ini dilaksanakan di SD N 01 Gantiwarno Karanganyar. Subjek dalam peperpustakaan.uns.ac.id mosfer kemudian kembali ke permukaan tanah lagi dan kembali ke laut melalui serangkaian proses evaporasi, kondensasi, presipitasi, infiltrasi sampai surface run off yang seolah-olah membentuk lingkaran daur yang tidak terputus. Didalam pembelajaran daur air ini, siswa sekolah dasar memerlukan tingkat pemahaman konsep yang cukup tinggi untuk dapat mengerti dan memahami secara mendalam konsep-konsep yang ada didalamnya. Materi daur air tidak dapat diajarkan sembarangan ataupun secara teacher centered, karena siswa SD sulit memahami konsep-konsep dalam daur air hanya dari penjelasan guru dengan cerita saja. Oleh sebab itu guru haruslah pintar-pintar dalam menyampaikan pembelajaran konsep daur air ini. Pembelajaran daur air seharusnya diajarkan secara aktif, inovatif, kreatif, efisien dan menyenangkan. Misal dengan menggunakan berbagai model pembelajaran yang inovatif, serta menggunakan media-media untuk mendukung kegiatan pembelajaran. Pembelajaran akan sangat bermakna dan sulit dilupakan jika kegiatan belajarnya melibatkan siswa secara aktif. Maka dari itu proses belajar mengajar yang baik, seharusnya melibatkan semua indra dengan aktfitas fisik serta aktifitas intelektual siswa. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi peneliti terhadap guru dan siswa kelas V SD N 01 Gantiwarno Karanganyar tanggal 06 Februari 2016, ditemukan fakta bahwa masih banyak siswa yang tidak memperhatikan dan bermain sendiri saat guru menjelaskan materi. Pemahaman konsep daur air siswa masih rendah. Hal ini dibuktikan dari hasil pretest yang dilaksanakan pada tanggal 13 Februari 2016. Dari 28 siswa, hanya 9 siswa yang nilainya tuntas, sedangkan nilai 19 siswa masih berada dibawah KKM ( 70). Rendahnya pemahaman konsep daur air siswa tersebut disebabkan oleh: (1) Kurangnya variasi model pembelajaran yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, guru cenderung melaksanakan pembelajaran teacher centered. (2)Kurangnya perhatian siswa dalam pembelajaran dan banyak siswa yang ramai sendiri hingga membuat gaduh suasana kelas. (3) Minimnya sumber belajar yang digunakan guru. (4) Kurangnya penggunaan media dalam ke-giatan belajarmengajar. Fakta tersebut merupakan suatu indikasi bahwa proses pembelajaran yang telah dilaksanakan kurang berhasil dalam membelajarkan pemahaman konsep daur air. Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan-perbaikan dalam pembelajaran IPA agar lebih baik lagi. Guru perlu merancang serta melaksanakan pembelajaran yang melibatkan aktivitas siswa baik aktif tubuh, indra, intelektual, maupun emosional dalam menyusun pengetahuan yang mereka dapatkan. Salah satu solusinya yaitu menggunakan model pembelajaran Somatic, Auditory, Visualization, dan Intellectualy (SAVI). SAVI terdiri dari unsurunsur Intellectualy (SAVI). Shoimin (2014:177) berpendapat bahwa SAVI terdiri empat unsur, yaitu Auditory, Visualization, dan Intellectualy. Secara lebih jelasnya adalah sebagai berikut: (1) Somatic (belajar dengan berbuat dan bergerak) yang bermakna bahwa belajar itu dengan mengalami dan melakukan sesuatu. (2) Auditory (belajar dengan berbicara dan mendengarkan) bermakna bahwa belajar haruslah melalui mendengar, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi. (3) Visualization (yaitu belajar dengan mengamati dan menggambarkan) bermakna belajar haruslah menggunakan indra mata melalui mengamati, menggambarkan, mendemonstrasikan, dan membaca. (4) Intellectualy (Belajar dengan memecahkan masalah dan berpikir) bermakna bahwa belajar haruslah dengan menggunakan kemampuan berpikir. Tahap-tahap pembelajaran SAVI adalah sebagai berikut: (1) Tahap persiapan (kegiatan pendahuluan), (2) Tahap penyampaian (kegiatan inti), (3) Tahap pelatihan (kegiatan inti), dan (4) Tahap penampilan hasil (kegiatan penutup).

nelitian ini adalah guru dan siswa kelas V berjumlah 28 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 15 siswi perempuan. Waktu penelitian ini adalah selama enam bulan, yakni mulai bulan Febuari 2016 sampai Juli 2016. Sumber data pada penelitian ini yaitu: (1) Informan, yaitu siswa dan guru kelas v SD N 01 Gantiwarno sebagai sumber data primer. (2) Peristiwa, yaitu proses belajar mengajar pada pelajaran IPA Materi daur air sebagai sumber data primer. (3) Dokumen, yaitu hasil tes evaluasi daur air, silabus, dan RPP sebagai sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dokumentasi, dan tes. Validitas yang digunakan adalah validitas isi dengan meminta pertimbangan ahli untuk menilai ketepatan isi butir tes (Expert judgement). Teknik analisis data berupa teknik analisis deskriptif komparatif dan teknik analisis kritis. HASIL Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan wawancara, observasi, dan juga tes pada pra tindakan. Berdasarkan kegiatankegiatan tersebut dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep daur air siswa kelas V SD N 1 Gantiwarno Karanganyar tahun ajaran 2015/2016 masih rendah. Hal tersebut terbukti dari sebagian besar nilai siswa masih dibawah KKM ( 70). Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 1.1. Tabel 1.1. Frekuensi Nilai Pratindakan Interval Kelas Frekuen si (fi) Nilai tengah (xi) Fi.xi Persent ase (%) 35-41 4 38 152 14,29 % 42-48 2 45 90 7,14 % 49-55 7 52 364 25 % 56-62 3 59 177 10,71 % 63-69 3 66 198 10.71 % 70-76 9 73 657 32,15 % Jumlah 28 333 1638 100 % Rata-rata = 1638 : 28 = 58,5 Tabel 1.2 Rekapitulasi Nilai Pratindakan Jumlah Nilai Tertingggi 75 Nilai Terendah 35 Rata-rata 58,5 Tuntas 9 siswa (32,14%) Tidak Tuntas 19 siswa (67,86%) Berdasarkan tabel 1.1. dan 1.2., dapat diketahui nilai tertinggi sebesar 75, nilai terendah sebesar 35, siswa yang mendapat nilai diatas KKM yaitu 9 siswa atau 32,14% dan siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM yaitu 19 siswa atau 67,86%. Jadi ketuntasan klasikal hanya 32,14%, dengan ratarata kelas 58,5. Setelah diterapkan model pembelajaran Intellectualy (SAVI), nilai pemahaman konsep daur air siswa pada siklus I menunjukkan peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1. Tabel 2.1. Frekuensi Nilai Siklus I Interval Kelas Frekuen si (fi) Nilai tengah (xi) Fi.xi Persent ase (%) 43-51 1 47 48,5 3,57 % 52-60 4 56 226 14,29 % 61-69 4 65 258 14,29 % 70-78 11 74 797,5 39,29 % 79-87 5 83 322 17,86% 88-96 3 92 354 10,71 % Jumlah 28 417 2036 100% Rata-rata = 2036 : 28 = 72,71 Sedangkan rekapitulasi nilai tertinggiterendah, persentase ketuntasan klasikal, serta rata-rata pada siklus I dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut: Tabel 2.2. Rekapitulasi Nilai Pratindakan Jumlah Nilai Tertingggi 90 Nilai Terendah 45 Rata-rata 72,71 Tuntas 19 siswa (67,86%) Tidak Tuntas 9 siswa (32,14%) Sedangkan rekapitulasi nilai tertinggiterendah, persentase ketuntasan klasikal, dan Berdasarkan tabel 2.1. dan 2.2. diatas, rata-rata pada pra tindakan dapat dilihat pada dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan commit tabel 1.2. persentase to user ketuntasan klasikal pada siklus I. Ini dibuktikan dengan siswa yang mendapat

nilai diatas KKM ( 70) sebanyak 19 siswa (67,86%). Sedangkan siswa yang mendapat nilai dibawah KKM ( 70) sebanyak 9 siswa (32,14%). Jadi ketuntasan klasikal pada siklus I hanya sebesar 67,86%. nilai tertingginya adalah 90. Nilai terendahnya adalah 45. Dan nilai rata-rata pada siklus I sebesar 72, 71. Indikator kinerja pada penelitian ini adalah 80% dari seluruh siswa mendapat nilai diatas KKM ( 70). Karena pada siklus I indikator kinerja penelitian belum tercapai, maka dilakukan refleksi dan tindak lanjut pada siklus II. Adapun hasil penelitian pada siklus II dapat dilihat pada tabel 3.1. Tabel 3.1. Frekuensi Nilai Siklus II Interval Kelas Freku ensi (fi) Nilai tengah (xi) Fi.xi Persent ase (%) 63-69 1 66 66 3,57 % 70-76 4 73 292 14,29 % 77-83 6 80 480 21,43 % 84-90 13 87 1131 46,43 % 91-97 2 94 188 7,14 % 98-104 2 101 202 7,14 % Jumlah 28 495 2359 100% Rata-rata = 2359 : 28 = 84,25 Sedangkan rekapitulasi nilai tertinggiterendah, persentase ketuntasan klasikal, serta rata-rata pada siklus II dapat dilihat pada tabel 3.2. Tabel 3.2. Rekapitulasi Nilai Pratindakan Jumlah Nilai Tertingggi 100 Nilai Terendah 65 Rata-rata 84,25 Tuntas 27 siswa (96,43%) Tidak Tuntas 1 siswa (3,57%) Hasil pada siklus II telah mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu 80% siswa mencapai batas tuntas KKM ( 70), oleh karena itu peneliti mengakhiri tindakan dalam penelitian ini sampai siklus II. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengamatan dan juga analisis data yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Somatic, Auditory, Visualization, and Intellectualy (SAVI) dapat meningkatkan pemahaman konsep daur air pada siswa kelas V SD N 1 Gantiwarno Karanganyar tahun ajaran 2015/2016. Hal tersebut dapat dibuktikan dari perbandingan hasil sebelum dan sesudah tindakan yang dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1. Data Perkembangan Nilai Pra Siklus Siklus Tindakan I II Nilai Terendah 35 45 65 Nilai Tertinggi 75 90 100 Nilai Rata-rata 58,5 72,71 84,25 Ketuntasan(%) 32,14 67,86 96,43 Pada pra tindakan, diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai diatas KKM yaitu 9 siswa (32,14%) dan siswa yang mendapat nilai dibawah KKM yaitu 19 siswa (67,86%). Jadi ketuntasan klasikalnya hanya 32,14%, dengan rata-rata kelas sebesar 58,5. Dapat disimpulkan bahwa nilai pemahaman konsep daur air siswa kelas V SD N 1 Gantiwarno Kranganyar masih rendah. Berdasarkan kondisi tersebut, maka dilakukan tindakan untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa tentang daur air. Pada siklus I dilakukan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran Intellectualy (SAVI) dalam pembelajaran IPA daur air. Guru menjelaskan materi daur air dengan menggunakan media gambar-gambar untuk memperjelas pemahaman siswa. Siswa aktif bereksperimen, berdiskusi, dan mengkonstruksi masalah untuk menenukan konsep Berdasarkan tabel 3.1. dan 3.2. diatas, dapat diketahui bahwa adanya peningkatan ketuntasan klasikal pada siklus II. Ini dibuktikan dengan Siswa yang mendapat nilai diatas KKM ( 70) sebanyak 27 siswa atau 96,43%. Sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM ( 70) sebanyak 1 siswa atau 3,57%. Sedangkan nilai tertinggiya adalah 100. Dan nilai terendahnya adalah 65. daur air sendiri. Dari hasil tindakan pada Dengan nilai rata-rata pada siklus II sebesar siklus I menunjukkan bahwa nilai rata-rata 84,25. pada siklus I sebesar 72,71. Siswa yang men-

dapat nilai diatas KKM ( 70) sebanyak 19 siswa atau 67,86%. Sedangkan siswa yang mendapat nilai dibawah KKM ( 70) sebanyak 9 siswa atau 32,14%. Jadi ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 67,86%. Hal tersebut membuktikan bahwa terdapat peningkatan pemahaman konsep daur air siswa pada siklus I, akan tetapi persentase ketuntasan klasikalnya belum mencapai indikator kinerja penelitian yang diharapkan, yaitu sebesar 80%. Pada pelaksanaan siklus I juga masih terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu perlu diperbaiki dan dilanjutkan pelaksanaan tindakan pada siklus II. Pada siklus II dilakukan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran Somatic, Auditory, Visualization, and Intellectualy (SAVI) dalam pembelajaran IPA daur air dengan memperbaiki kekurangan yang ada pada pelaksanaan tindakan siklus I. Diantaranya adalah dengan melengkapi media audio visual, memperbaiki media eksperimen dengan benda yang lebih konkret, serta melaksanakan pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan. Dari hasil tindakan pada siklus II menunjukkan bahwa nilai rata-rata pada siklus II sebesar 84,25. Siswa yang mendapat nilai diatas KKM ( 70) sebanyak 27 siswa (96,43%). Sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 1 siswa (3,57%). Jadi ketuntasan klasikal pada siklus II sebesar 96,43%. Hal tersebut membuktikan bahwa terdapat peningkatan pemahaman konsep daur air siswa pada siklus II. Persentase ketuntasan klasikal pada silkus II sudah melebihi indikator kinerja penelitian yang diharapkan. Artinya, tindakan pada siklus II sudah berhasil. Oleh karena itu, peneliti memutuskan bahwa penelitian dicukupkan atau dihentikan pada siklus II saja. Dari data tersebut, dapat diartikan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Intellectualy (SAVI) dapat meningkatkan pemahaman konsep daur air siswa dalam pembelajaran. Karena apada dasarnya pembelajaran pemahaman konsep itu anak hendaknya didorong untuk mencari tahu dan menemukan pemahamannya sendiri melalui sebuah proses yang diiringi dengan pemikiran logis didalam pemerolehannya. Pembelajaran menuntut adanya keterlibatan aktif siswa dalam prosesnya baik aktif indra, fisik, emosi, maupun intelektualnya. Penggunaan model pembelajaran Somatic, Auditory, Visualization, and Intellectualy (SAVI) menuntut keaktifan siswa secara emosi, mental (intelektual), maupun fisik yakni melalui gerak tubuh serta keterlibatan seluruh indra. Hal ini selaras dengan teori yang ada yang menyebutkan bahwa pembelajaran IPA khususnya dalam pemahaman konsep, tidak hanya sekedar menghafal materi saja tetapi juga berperan aktif dalam menemukan konsep materi tersebut melalui proses langsung dari siswa. Tujuan penting dari pengajaran adalah membantu siswa memahami konsep-konsep utama dalam subjek daripada hanya menghafal fakta terisolasi (Santrock 2014: 2). Hal tersebut juga selaras dengan teori dari Meier (2002: 90) dalam bukunya yang berjudul The Accelerated Learning Handbook, Meier mengatakan bahwa cara belajar yang efektif itu mengajak orang terlibat sepenuhnya. Terbukti bahwa orang yang belajar lebih banyak dengan aktivitas dan pengalamannya akan lebih pintar daripada mereka hanya belajar dengan cara duduk di depan penceramah, buku, televisi ataupun komputer. Sehingga penggunaan model pembelajaran Somatic, Auditory, Visualization, and Intellectualy (SAVI) merupakan salah satu alternatif yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran IPA khususnya materi pemahaman konsep daur air yang diteliti dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dari pra tindakan, siklus I, dan siklus II setelah digunakannya model pembelajaran Intellectualy (SAVI), dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep daur air siswa kelas V SD N 01 Gantiwarno Karanganyar tahun ajaran 2015/2016 meningkat melalui penggunaan model pembelajaran Somatic, Auditory, Visualization, and Intellectualy (SAVI). SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua

siklus dengan menggunakan model pembelajaran Intellectualy (SAVI) dalam pembelajaran pemahaman konsep daur air pada siswa kelas V SD N 1 Gantiwarno Karang-anyar. Dari hasil penelitian tindakan kelas tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Somatic, Auditory, Visualization, And Intellectualy (SAVI) dapat meningkatkan pemahaman konsep daur air pada mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri 01 Gantiwarno Karanganyar tahun ajaran 2015/ 2016. Peningkatan pemahaman konsep daur air siswa dengan menggunakan model pembelajaran Somatic, Auditory, Visualization, And Intellectualy (SAVI) dapat dibuktikan dengan meningkatnya hasil evaluasi pemahaman konsep daur air dari pra tindakan, siklus I, dan siklus II. Peningkatan hasil evaluasi tersebut yaitu pada pra tindakan nilai rata-rata siswa hanya 58,5. Pada siklus I nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 72,71. Dan pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat lagi menjadi 84,25. Selain itu, persentase ketuntasan klasikalnya juga mengalami peningkatan. Pada pra tindakan persentase ketuntasan klasikal hanya sebesar 32,14% saja. Pada siklus I persentase ketuntasan klasikal meningkat menjadi 67,86%. Dan pada siklus II persentase ketuntasan klasikal meningkat lagi menjadi 96,43%. Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran IPA materi daur air dengan menggunkan model pembelajaran Somatic, Auditory, Visualization, And Intellectualy (SAVI) telah mencapai indikator kinerja penelitian yang telah ditetapkan yaitu 80%. Hasil akhir pada siklus II sudah melebihi indikator penelitian, yaitu sebesar 96,43%. Maka terbukti bahwa penggunaan model pembelajaran Somatic, Auditory, Visualization, and Intellectualy (SAVI) dapat meningkatkan pemahaman konsep daur air pada mata pelajaran IPA siswa kelas V SD N 01 Gantiwarno Karanganyar tahun ajaran 2015/2016. DAFTAR PUSTAKA Kodoatie, R, J. (2013). Tata Ruang Air Tanah. Yogyakarta: ANDI OFFSET Meier, D. (2002). The Accelerated Learning Handbook Panduan Kreatif dan Efektif Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan. Bandung: Kaifa Santrock, J, W. (2014). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Wisudawati, A, W. & Sulistyowati, E. (2014). Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: PT Bumi Aksara.