BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PLTU adalah suatu pembangkit listrik dimana energi listrik dihasilkan oleh generator yang diputar oleh turbin uap yang memanfaatkan tekanan uap hasil dari penguapan air yang dipanaskan oleh bahan bakar di dalam ruang bakar boiler. Salah satu jenis PLTU adalah berbahan bakar batubara. PLTU berbahan bakar batubara sangat fital penggunaannya di Indonesia maupun di dunia. PLTU batubara merupakan sumber utama energi di dunia. Dimana 60 % pasokan listrik dunia masih bertumpu pada PLTU berbahan bakar batubara. PLTU merupakan suatu sistem yang saling terkait antara satu komponen dengan komponen lainnya. Seperti pada gambar 1.1 terlihat diagram siklus keseluruhan pada PLTU yang menunjukan keterkaitan antara komponen. Gambar 1.1 Diagram siklus PLTU TJB Kebutuhan listrik di Indonesia merupakan sesuatu yang fital bagi rakyat Indonesia. Pada gambar 1.2 dapat dilihat kebutuhan listrik paling banyak di Indonesia dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga uap. Dan 1
kebutuhan ini semakin meningkat setiap tahunnya. Hal ini karena energi listrik telah menjadi kebutuhan primer di Indonesia. Seiring dengan berkembangnya zaman dan berkembangnya teknologi berbanding lurus dengan kebutuhan energi listrik. Dan hampir seluruh aspek kehidupan diindonesia bergantung pada ketersediaan energi listrik. Tabel 1.1 Diagram Kapasitas listrik nasional Untuk memenuhi kebutuhan listrik yang besar di Indonesia maka dibangun beberapa powerplant. Tercatat di Indonesia terdapat 55 PLTA sejumlah 169 unit pembangkit, 3 PLTG, 4 PLTP, 7 PLTGU dengan 9 unit pembangkit, 11 PLTU sejumlah 29 unit pembangkit. PLTU Tanjung Jati B merupakan satu dari beberapa pembangkit paling fital di Indonesia selain PLTU Suralaya dan PLTU Paiton. PLTU ini berkapasitas 4 x 660 MW. PLTU Tanjung Jati B terinterkoneksi dengan jaringan 500KV & 150 KV listrik jawa bali. Mengingat begitu pentingnya PLTU ini apabila salah satu unitnya saja bermasalah akan berakibat krisis energi di Jawa dan Bali. Oleh karena itu kemampuan pembangkit listrik untuk tampil prima merupakan hal yang penting agar ketersediaan listrik di Indonesia tetap terjaga. Segala kerusakan baik besar ataupun kecil harus segera ditanggulangi secara cepat dan tepat. Salah satu alat yang selalu ada dalam PLTU yaitu alat- alat Heat Exchanger yang mendukung kinerja PLTU dalam penukar panas. Heat exchanger berfungsi sebagai alat penukar 2
panas yang memanfaatkan panas dari suatu aliran fluida. Di dalam sistem PLTU Tanjung Jati B Unit 1 khususnya di siklus uap juga menerapkan prinsip heat exchanger. Kinerja heat exchanger pada siklus uap khususnya di water heater (Low Pressure Heater dan High Pressure Heater) dapat menyebabkan menurunnya efisiensi pemanasan air dalam Boiler apabila kemampuan heat transfer pada feedwater heater menurun, menurunnya kemampuan heat transfer ini disebabkan oleh kerusakan yang biasa terjadi pada feedwater heater yaitu kerusakan pada pipanya. Kerusakan pipa ini bisa disebabkan oleh beberapa hal seperti : erosi karena uap, getaran pipa, erosi dan korosi pada pipa inlet, tegangan akibat corrosion cracking, dan sebagainya. Untuk itu agar kinerja dan efisensi tetap dalam kondisi baik, maka perlu dilakukan pengecekan rutin pada elemen Low Pressure Heater dan High Pressure Heater. Gambar 1.2 Skema siklus uap dan air 3
1.2 PERUMUSAN MASALAH Di dalam sistem feedwater heater terdapat beberapa komponen pendukung untuk menaikkan temperatur maupun tekanan air sebelum masuk dalam boiler, diantaranya terdapat Low Pressure Heater terdapat 3 buah, Deareator, Boiler Feed Pump, dan ada 3 High Pressure Heater. Masing-masing mempunyai peranan penting dalam meningkatkan efisiensi kerja boiler. Setelah pemakaian bertahun-tahun maka heat transfernya akan menurun, seperti yang sudah dijelaskan dalam latar belakang di atas. Analisa yang dilakukan nantinya dalam bentuk perhitungan performa pada elemen Heat Exchanger khususnya pada Low Pressure Heater dan High Pressure Heater sebelum dan sesudah overhoul. 1.3 TUJUAN Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Menghitung nilai efisiensi thermal pada Feedwater Heater sebelum dan sesudah outage PLTU tanjung Jati B unit 1. 2. Menghitung efisiensi temperatur pada Feedwater Heater sebelum dan sesudah outage PLTU Tanjung Jati B unit 1. 3. Membandingkan performa Feedwater Heater sebelum Outage dan setelah Outage PLTU Tanjung Jati B unit 1. 1.4 BATASAN MASALAH Beberapa batasan dan asumsi yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Analis berdasarkan operasi PLTU Tanjung Jati B Unit 1. 2. Lingkup analisa hanya sebatas pada Feedwater Heater. 3. Perpindahan panas hanya meninjau perpindahan panas secara konduksi dan konveksi dengan mengabaikan perpindahan panas secara radiasi. 4
1.5 METODOLOGI PENELITIAN Tahapan dalam melakukan penulisan laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Studi literatur Pencarian data dengan cara mempelajari literatur-litratur yang ada yang berhubungan dengan konversi energi seperti ilmu Thermodinamika, dan Perpindahan panas. Studi ini terutama untuk memperoleh teori-teori yang menunjang laporan tugas akhir ini. 2. Studi wawancara (interview) Pengambilan data dengan melakukan wawancara kepada pimpinan, operator dan teknisi mengenai obyek maupun kepada pihak-pihak yang memiliki informasi yang dibutuhkan, sehingga dapat membantu dan memberikan penjelasan yang mendetail tentang masalah yang dianalisa. 3. Studi lapangan Pencarian data dengan cara melakukan tinjauan langsung kelapangan untuk mengetahui peralatan apa saja yang digunakan, mesin-mesin yang digunakan ini bersangkutan dengan pengoperasian dan perawatan, metode mengenai cara yang digunakan dalam proses. Metode ini sangat berguna untuk memecahkan masalah yang diangkat karena penulis terjun langsung kelapangan. 1.6 SISTEMATIKA LAPORAN BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan tugas akhir, batasan masalah, metodologi penelitian dan sistematika laporan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan tentang dasar teori perpindahan kalor dan pengertian dan prinsip kerja heat exchanger. 5
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang flow chart pembuatan karya tulis ini, dan metode pengambilan data. BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini memaparkan secara rinci proses penelitian dan perhitungan data yang diperoleh sesuai kondisi saat operasi. BAB V PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran, hal ini untuk menegaskan kembali keseluruhan dari. 6