BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang telah dilakukan oleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Cita-cita untuk melaksanakan amanat para pejuang kemerdekaan bangsa dan

DAFTAR PUSTAKA. Adami Chazawi, 2008, Hukum Pembuktian Tindak Pidana Korupsi, Bandung, Alumni,

Pertama-tama, perkenanlah saya menyampaikan permohonan maaf dari Menteri Luar Negeri yang berhalangan hadir pada pertemuan ini.

DAFTAR PUSTAKA. Arief, Barda Nawawi, Kebijakan Kriminal, op.cit, hal.2

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan analisis pembahasan, hasil penelitian yang penulis

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Setelah dilakukan pembahasan dan analisis, disimpulkan bahwa

DAFTAR PUSTAKA. Achmad Ali, Menguak Realitas Hukum, Rampai Kolom dan Artikel Pilihan dalam. Bidang Hukum, Prenada Media Group, Jakarta, 2008.

DAFTAR PUSTAKA. Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, Pelajaran Hukum Pidana Bagian I, Raja Grafindo Persada,

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Achmad, Menguak Realitas Hukum: Rampai Kolom Dan Artikel Pilihan Dalam Bidang Hukum, (Jakarta: Kencana, 2008).

DAFTAR PUSTAKA. Abdussalam, H.R. Kriminologi. Restu Agung. Jakarta Achadiat, Chrisido M. Dinamika Etika dan Hukum Kedokteran dalam

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Mahrus, 2011, Hukum Pidana Korupsi di Indonesia, UII Pers, Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Adji, Indriyanto Seno. Korupsi dan Hukum Pidana. Jakarta : Kantor Pengacara & Konsultasi Hukum Prof. Oemar Seno Adji, SH&Rekan, 2001.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebagaimana diuraikan dalam bab sebelumnya dapat dikemukakan kesimpulan

GARIS-GARIS BESAR PERKULIAHAN (GBPP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang dari waktu ke waktu

I. PENDAHULUAN. kemajuan dalam kehidupan masyarakat, selain itu dapat mengakibatkan perubahan kondisi sosial

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian dan analisis pada bab-bab sebelumnya, maka

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas diatas, maka dapat dikemukakan

DAFTAR PUSTAKA. Achmad Ali & Wiwie Heryani, Menjelajahi Kajian Empiris Terhadap Hukum, Cetakan ke 1,

BAB III PENUTUP. dalam perkara pelibatan anak dalam distribusi narkotika pada praktek. anak segera lepas dari rasa trauma.

UPAYA PENEGAKAN HUKUM NARKOTIKA DI INDONESIA Oleh Putri Maha Dewi, S.H., M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta

BAB III PENUTUP KESIMPULAN. Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan Tindak Pidana

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

I. PENDAHULUAN. kali di dalam peraturan penguasa militer nomor Prt/PM-06/1957, sehingga korupsi

I. PENDAHULUAN. seseorang (pihak lain) kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara sebagai

BAB III PENUTUP. Berdasarkan pembahasan diatas Pembuktian Cyber Crime Dalam. di dunia maya adalah : oleh terdakwa.

Pidana Korupsi di Indonesia Oleh Frans Simangunsong, S.H., M.H. Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta

BAB IV PENUTUP A. Simpulan

JURNAL KEKUATAN PEMBUKTIAN ALAT BUKTI INFORMASI ATAU DOKUMEN ELEKTRONIK DALAM PERADILAN PERKARA PIDANA KORUPSI

I. PENDAHULUAN. Tindak pidana korupsi merupakan kejahatan yang merugikan keuangan negara

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA. Atmasasmita, Romli Sekitar Masalah Korupsi Aspek Nasional dan Aspek International. Mandar Maju, Bandung.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS HUKUM

JURNAL OPINIO JURIS Vol. 13 Mei Agustus 2013


Lex et Societatis, Vol. IV/No. 2/Feb/2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III PENUTUP. bencana terhadap kehidupan perekonomian nasional. Pemberantasan korupsi

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN. Hak-hak korban pelanggaran HAM berat memang sudah diatur dalam

BAB III PENUTUP. mengambil kesimpulan sebagai berikut: dilakukan oleh anak-anak, antara lain : bentuk penanggulangan secara preventif yaitu :

BAB V PENUTUP. bagian saran penulis akan berusaha memberikan rekomendasi penyelesaian

DAFTAR PUSTAKA. Achmad Ali, Menguak Tabir Hukum, Edisi Revisi, Ghalia Indonesia, Bogor, 2011.

DAFTAR PUSTAKA. Alatas, Syed Hussain, 1997, Korupsi Sifat, Sebab, dan Fungsi, LP3ES, Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal dan menurut tata cara yang diatur dalam undang-undang untuk

DAFTAR PUSTAKA. Admasasmita Romli, Sistem Peradilan Pidana Kontemporer. Jakarta: Kencana

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SAKSI DAN/ ATAU SAKSI KORBAN TRANSNATIONAL CRIME DALAM PROSES PENEGAKAN HUKUM PIDANA

PELAKSANAAN PERLINDUNGAN KHUSUS TERHADAP ANAK SEBAGAI KORBAN PENCABULAN MENURUT UU NO. 23 TAHUN 2002

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

URGENSI PENERAPAN BEBAN PEMBUKTIAN TERBALIK DALAM UPAYA MENANGGULANGI TINDAK PIDANA KORUPSI

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Sebagaimana tertulis dalam rumusan masalah, akhirnya penulis

DAFTAR PUSTAKA. Bakhri, Syaiful, 2009, Hukum Pembuktian Dalam Praktik Peradilan Pidana, Cetakan I, P3IH FH UMJ dan Total Media, Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga harus diberantas 1. hidup masyarakat Indonesia sejak dulu hingga saat ini.

BAB III PENUTUP. dapatlah ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Eksekusi putusan pengadilan tindak pidana korupsi yang telah

KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI PENGADAAN BARANG DAN JASA. Nisa Yulianingsih 1, R.B. Sularto 2. Abstrak

PENULISAN HUKUM. Oleh : EMILLIA CITRA LESTARI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS HUKUM

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat. disimpulkan sebagai berikut:

PERSPEKTIF DAN UPAYA YANG DILAKUKAN DALAM PERJANJIAN BANTUAN TIMBAL BALIK MENGENAI TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG (MONEY LAUNDERINGJ1

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Lex Administratum, Vol. III/No. 8/Okt/2015

BAB III PENUTUP. diuraikan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: penyalahgunaan psikotropika dapat dengan menggunakan diskresi, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. menyatu dengan penyelenggarakan pemerintahan Negara 2. Tidak hanya di

I. PENDAHULUAN. Penyalahgunaan izin tinggal merupakan suatu peristiwa hukum yang sudah sering

Mutual Legal Assistance. Trisno Raharjo

KEBIJAKAN INDONESIA MERATIFIKASI United Nations Convention Againts Corruption (UNCAC)

DAFTAR PUSTAKA. Apeldoom. L.J. Van, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta, 1993.

BAB III PENUTUP. waktu yang lama, dilain pihak kejaksaan harus segera dapat menentukan kerugian

I. PENDAHULUAN. dari masyarakat yang masih berbudaya primitif sampai dengan masyarakat yang

PERLINDUNGAN HUKUM KORBAN KEJAHATAN PADA TAHAP PENUNTUTAN DALAM PERSPEKTIF RESTORATIVE JUSTICE. (Studi Kasus Penganiyayaan di Kota Malang)

DAFTAR PUSTAKA. Amirudin dan Asikin, Zainal, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali Press, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. A. Buku-buku Sianturi, S.R., 1996, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya, Jakarta: Alumni Ahaem-Patahaem.

BAB III PENUTUP. permasalahan dalam penulisan hukum ini sebagai berikut: menggunakan telepon seluler pada saat berkendara adalah langsung

POLITIK HUKUM PIDANA DALAM PERSPEKTIF PENEGAKAN HUKUM TINDAK PIDANA KORUPSI DI INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Kadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, PT. Citra

I. PENDAHULUAN. dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang untuk mencari serta

DAFTAR PUSTAKA. Progresif, Sinar Grafik, Jakarta, 2010; C.S.T. Kansil, Penggantar Ilmu Hukum, Balai Pustaka, Jakarta, 1989;

AKIBAT HUKUM PENGHENTIAN PENYIDIKAN PERKARA PIDAN DAN PERMASALAHANNYA DALAM PRAKTIK

BAB III PENUTUP. pada bab-bab sebelumnya maka dapat dijabarkan kesimpulan sebagai berikut:

selalu berulang seperti halnya dengan musim yang berganti-ganti dari tahun ke

DHAHANA PUTRA DIREKTORAT JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN, KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA R.I

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Tindak pidana korupsi di Indonesia sudah meluas dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. hukum (Rechtstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (Machstaat). Ini

SILABI A. IDENTITAS MATA KULIAH

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. keamanan masyarakat dengan cara merusak lembaga dan nilai-nilai demokrasi,

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Penerapan dan penegakan hukum belum sepenuhnya dilaksanakan secara

I. PENDAHULUAN. transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Kemampuan ini tentunya sangat

DAFTAR PUSTAKA. A. Gunawan Setiarja, Dialektika Hukum Dan Moral Dalam Pembangunan Masyarakat Indonesia, Penerbit Kanisus, Yogyakarta, 2001.

KONSISTENSI HAKIM MENJATUHKAN PUTUSAN DALAM HAL TERJADI PERBARENGAN TINDAK PIDANA (CONCURCUS REALIS) PENULISAN HUKUM

BAB III PENUTUP. penulis, maka penulis menyimpulkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah perkembangan kehidupan manusia, jenis kejahatan tidaklah

BAB III PENUTUP. (Berita Acara Pelaksanaan Putusan Hakim) yang isinya. dalam amar putusan Hakim.

Lex Crimen Vol. VI/No. 8/Okt/2017. Kata kunci: Tindak Pidana, Pendanaan, Terorisme.

DAFTAR PUSTAKA. A. Buku-Buku Adami Chazawi, 2011, Pelajaran Hukum Pidana I, Jakarta, Raja Grafindo Persada

PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Secara yuridis status keuangan Negara yang diinvestasikan dalam

BAB V PENUTUP tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Informasi

PENERAPAN SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 4 TAHUN 2011 DALAM PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI REGINA MACARYA PALAPIA

DAFTAR PUSTAKA. Adami Chazawi, 2016, Hukum Pidana Korupsi di Indonesia, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada

HAK MENUNTUT KERUGIAN KEUANGAN NEGARA SETELAH PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI 1 Oleh: Jekson Kasehung 2

DAFTAR PUSTAKA. A.A.G. Peters dan Koesriani Siswosoebroto, Hukum dan Perkembangan Sosial (Buku I), Sinar Harapan, Jakarta, 1988.

Transkripsi:

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang telah dilakukan oleh penulis, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Upaya penegakan hukum terhadap pengembalian aset Negara setelah Indonesia meratifikasi KAK 2003, dilakukan dengan tiga cara yaitu sebagai berikut : a. Upaya pengembalian aset negara secara penal meliputi pelacakan aset-aset negara yang diperoleh secara tidak sah, menghentikan perpindahan asetaset melalui mekanisme pembekuan atau penyitaan, penyitaan terhadap aset hasil tindak pidana korupsi, serta pengembalian dan penyerahan asetaset kepada negara korban. b. Upaya pengembalian aset negara melalui jalur non penal yaitu melalui jalur diplomatik atau negosiasi bilateral (plea bargain), dengan penguatan sistem pencegahan (preventive measures) dan penindakan, melakukan penguatan terhadap sistem pengembalian, serta segera membentuk suatu badan atau sistem untuk pengelolaan aset hasil korupsi dan melakukan reformasi terhadap semua lembaga atau komisi yang berkaitan dengan penegakan hukum UU PTPK.

75 c. Upaya pengembalian aset melalui jalur perdata dilakukan dengan cara melakukan gugatan perdata antar negara dimana negara korban sebagai pemggugat. 2. Banyak faktor yang menghambat penegakan hukum nasional (UU PTPK) dan konvensi PBB anti korupsi, 2003 dalam mewujudkan pengembalian aset kepada negara, beberapa kendala dalam perwujudannya, yaitu sebagai berikut : a. Adanya ketentuan dalam KAK 2003 yang tidak ada diatur oleh hukum nasional Indonesia (UU PTPK), b. Penggunaan alat bukti oleh aparat penegak hukum Indonesia masih sederhana dalam mengungkap tindak pidana korupsi, sebagai akibat dari minimnya kualitas IPTEK Indonesia, c. Pengertian tentang aset yang secara jelas hingga saat ini belum dapat didefinisikan baik oleh ahli hukum maupun peraturan perundang- Undangan, d. Belum adanya peraturan yang mengatur secara detail tentang tata cara penyelidikan, penyidikan, pembekuan, penyitaan dan rentetan hukum acara lainnya yang melibatkan yurisdiksi Negara lain, e. Kemampuan aparat penegak hukum Indonesia dan pihak-pihak lainnya yang terkait dalam penegakan hukum kurang memenuhi capability yang patut dan layak terhadap pelaksanaan perjanjian kerjasama internasional seperti MLA, ekstradisi, dan aset recovery,

76 f. Kurangnya komitmen pemerintah dalam menangani kasus-kasus yang menjadi perhatian publik, g. Adanya ketidakharmonisan antara setiap Undang-Undang yang berlaku di Indonesia yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi, h. belum dibentuknya lembaga khusus yang kelak akan mengurusi Aset Recovery dan manajemen aset. A. Saran Beberapa saran yang dapat penulis berikan untuk mengatasi permasalahan yang muncul adalah sebagai berikut : 1. Setelah Indonesia meratifikasi KAK 2003 hendaknya pemerintah dengan segera melakukan penyesuaian substansi atau materi yang menjadi tujuan atau inti pembuatan KAK 2003 oleh negara-negara PBB, agar ketentuan hukum positif Indonesia mempunyai kekuatan pasti dan jelas dalam penegakannya atau penerapannya. Upaya pemerintah mencegah dan memberantas korupsi tidak cukup hanya dengan meratifikasi KAK 2003 sebagai hukum positifnya tetapi juga harus membuat suatu kebijaksanaan yang mampu memfasilitasi law enforcement KAK 2003 seperti peangadaan perjanjian ekstaradisi, Mutual Legal Assistance, aset recovery, pembentukan group working antar lembaga dan sebagainya. Bilamana pemerintah menyadari arti pentingnya KAK 2003 maka ada baiknya pemerintah mulai mengadakan gebrakan besar-besaran pada

77 seluruh aparatur hukumnya mengenai komitmen untuk mengupayakan dan melaksanakan sistem peradilan (hukum) dengan adil, bersih, jujur dan senantiasa memiliki perkembangan yang progresif seiring dengan perkembangan zaman (masyarakat). 2. Setiap permasalahan yang timbul dalam upaya penegakan hukum UU PTPK dan KAK 2003 diharapkan tidak dijadikan alasan oleh aparatur hukum Indonesia untuk memfleksibelkan atau melegalkan kesalahan yang telah secara sengaja dan sadar diperbuat oleh pelaku maupun aparatur penegakan hukum. Berbagai kendala yang ada sebaiknya segera direspon dan dipelajari oleh setiap pihak khususnya pemerintah agar bangsa Indonesia tidak semakin terpuruk dalam kebejatan orang-orang atau suatu golongan yang hanya mempedulikan perutnya sendiri tanpa menyadari hakekatnya sebagai manusia yang seharusnya punya moral dan etika hidup dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kini harapan besar masyarakat Indonesia untuk memperoleh keadilan dari hukum kiranya dapat meneguhkan langkah pemerintah dan aparat penegak hukum dalam memproses setiap kasus korupsi yang telah terungkap maupun kasus korupsi yang belum di ketahui, sehingga cita-cita hukum tidak terhalang oleh alasan-alasan yang dikonstruk oleh elite politik.

DAFTAR PUSTAKA 1. Literatur A. Fuad Usfa, Pengantar Hukum Pidana, UMM Press, Malang, 2006. Amien Rais, Menjawab Isu-Isu Politis Seputar Kiprah Kontrolversialnya, Mizan Pustaka, Bandung, 1999. Andi Hamzah, Perbandingan Pemberantasan Korupsi di berbagai Negara, Sinar Grafika, Jakarta, 2005. Barda Nawawi arief, Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana dalam Penanggulangan Kejahatan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta 2007. Chairul Huda, Dari Tiada Pidana Tanpa Kesalahan Menuju Kepada Tiada Pertanggungjawaban Pidana Tanpa Kesalahan, Kencana Prenada Media, Jakarta 2006. Chainur Arrasjid, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, Sinar Garfika, Jakarta, 2000. Dennis Lloyd, The Idea of Law, Cox and Wyman Ltd., London, 1976. Dudu Duswara. M, Pengantar Ilmu Hukum (Sebuah Sketsa), PT. Refika Aditama, Bandung, 2003. Edi Yunara, Korupsi Dan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi (Berikut Studi Kasus), PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2005. Evi Hartanti, Tindak Pidana Korupsi, Sinar Grafika, Jakarta 2006. H. S. Attamimi, Pancasila Sebagai Cita Hukum Dalam Kehidupan Hukum Bangsa Indonesia, Dalam Pancasila Sebagai Ideologi, BP7 Pusat, 1991. Is. Heru Purnama, Politik Kriminal, Universitas Atmajaya Yogyakarta, Yogyakarta 2007. Jur Andi Hamzah, Pemberantasan Korupsi (Melalui Hukum Pidana Nasional dan Internasional) edisi revisi 2007, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta 2007.

79 Leden Marpaung, S.H., Tindak Pidana Korupsi pemberantasan dan pencegahan, edisi revisi 2004, Djambatan, Jakarta. Lilik Mulyadi, Hukum Acara Pidana (Normatif, Teoritis, Praktik dan Permasalahannya), PT. Alumni, Bandung, 2007. M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan Dan Penerapan KUHAP (Penyidikan dan Penuntutan), Sinar Grafika, Jakarta, 2004. O. Notohemidjojo, Soal-Soal Pokok Filsafat Hukum, 1975. Purwaning M. Yanuar, Pengembalian Aset Hasil Korupsi (Berdasarkan Konvensi PBB Anti Korupsi 2003 Dalam Sistem Hukum Indonesia), PT. Alumni, Bandung, 2007. Satjipto Rahardjo, Masalah Penegakan Hukum : Suatu Tinjauan Sosiologis, Sinar Baru, Bandung. Siswanto Sunarso, Wawasan Penegakan Hukum, Citra Adtya Bakti, Bandung 2005. Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007. Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum (Suatu Pengantar), Liberty, Yogyakarta 2005, hlm 160. Theo Huijbers OSC., Filsafat Hukum (Dalam Lintasan Sejarah), Kanisius, Yogyakarta, 1984 Zulkarnain, Peradilan Pidana (Penuntun Memahami Dan Mengawal Peradilan Pidana Bagi Pekerja Anti Korupsi), Corruption Watch Yappika, Malang, 2006.

80 2. Internet www.google.com, Administrator KBRI Amman, Indonesia Terpilih Menjadi Tuan Rumah Sidang Kedua Negara-Negara Pihak Pada Konvensi PBB Menentang Korupsi, 1 Feb 2008. http://www.solusihukum.com/artikel/artikel49.php, Solusi Hukum, Penegakan Hukum, 13 Feb 2008. http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/politik-hukum, Romli Atmasasmita, Pengembalian Asset Korupsi Masukkan Konverensi Internasional Anti Korupsi 2008, 16 Februari 2008. http://www.djkn.depkeu.go.id/index.php, Soepomo, S.H., LLM, Pemahaman Keuangan Negara, 16 Februari 2008. http://www.djkn.depkeu.go.id, Soepomo, Pemahaman Keuangan Negara, 16 Februari 2008. www.google.com, Yunus Husein, Pemerintahan (The Government Dream Team), 10 April 2008. http://health.groups.yahoo.com/group/tamanbintang/message/6500, Paku Utama,, Terobosan KAK 2003 dalam Pengembalian Aset Korupsi Melalui Kerjasama Internasional, 12 Juni 2008. http://ardiundova.wordpress.com/2008/02/29/keuangan-negara-dalam-tindak-pidanakorupsi, Rofi, Keuangan Negara Dalam Tindak Pidana Korupsi, 30 Juni 2008.

81 3. Peraturan PerUndang-Undangan Undang-Undang Dasar 1945 (khususnya pasal 1 ayat (3) dan pasal 28 D ayat (1) ). Undang-Undang No. 73 tahun 1958 tentang berlakunya Undang-Undang No. 1 tahun 1946 untuk seluruh wilayah Indonesia tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Undang-Undang No. 31 tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU PTPK). Undang-Undang No. 28 tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. Undang-Undang No. 17 tahun 2003 Tentang Keuangan Negara. United Nations Convention Againts Corruption, 2003 (Konvensi PBB Mengenai Korupsi, 2003) Undang-Undang No. 7 tahun 2006 Tentang Pengesahan Konvensi PBB 2003 (UNCAC). Undang-Undang No. 1 tahun 2006 Tentang Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana. Undang-Undang No. 15 tahun 2002 jo. Undang-Undang No. 25 tahun 2003 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang.

82 82