II. TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Arti sederhana dari teori belajar sebenarnya adalah penjelasan bagaimana informasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Teori konstruktivistik dikembangkan oleh Piaget pada pertengahan abad 20.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses belajar dapat terjadi melalui banyak cara baik. Sekolah sebagai lembaga

II. TINJAUAN PUSTAKA. Masalah pada dasarnya merupakan hal yang sangat sering ditemui dalam kehidupan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Von Glasersfeld (Sardiman, 2007) konstruktivisme adalah salah satu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan hal pokok dalam proses pendidikan. Pengertian belajar sudah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan landasan berpikir pendekatan kontekstual, bahwa

II. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri. Pengetahuan bukanlah suatu imitasi dari kenyataan (realitas). Von

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving adalah model pembelajaran yang menyajikan

kimia KTSP & K-13 KOLOID K e l a s A. Sistem Dispersi dan Koloid Tujuan Pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu model pembelajaran

Buku Saku. Sistem Koloid. Nungki Shahna Ashari

II. TINJAUAN PUSTAKA. melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba. Pengetahuan bukanlah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Teori-teori baru dalam psikologi pendidikan dikelompokkan dalam teori pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Teori konstruktivistik dikembangkan oleh Piaget pada pertengahan abad 20.

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving merupakan model pembelajaran yang menghadapkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Von Glaserfeld dalam Pannen, Mustafa, dan Sekarwinahyu (2001) konstruktivisme

II. TINJAUAN PUSTAKA. Learning Cycle merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat memberikan

KOLOID. 26 April 2013 Linda Windia Sundarti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN / PERTEMUAN I )

PEMETAAN / ANALISIS SK-KD (Kelas Eksperimen)

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari materi dan perubahannya, zat-zat yang

Kimia Koloid KIM 3 A. PENDAHULUAN B. JENIS-JENIS KOLOID KIMIA KOLOID. materi78.co.nr

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk memecahkan masalah baik secara individu maupun kelompok. Oleh karena

KOMPETENSI DASAR PETA KONSEP

Sistem Koloid. A. Pengertian Sistem Koloid. Lampiran A.7

Purwanti Widhy H, M.Pd

Materi Koloid. No Larutan sejati Koloid Suspensi. Antara homogen dan. 5 Tidak dapat disaring Tidak dapat disaring Dapat disaring

BAB PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan mata pelajaran dalam rumpun sains, yang sangat erat kaitannya

Kimia Koloid. Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc. Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI PATIKRAJA Jalan Adipura 3 Patikraja Telp (0281) Banyumas 53171

Kelas : XI IPA Guru : Tim Guru HSPG Tanggal : Senin, 23 Mei 2016 Mata pelajaran : Kimia Waktu : WIB

Jenis larutan : elektrolit dan non elektrolit

Jenis Nama Contoh. padat sol padat sol padat kaca berwarna, intan hitam. gas sol gas aerosol padat asap, udara berdebu

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I. Standar Kompetensi Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami

SEMESTER PROGRAM. School : Semester : 2 Academic Year :

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIFAT-SIFAT KOLOID DAN KEGUNAANNYA

ANALISIS KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN INFERENSI PADA MATERI KOLOID MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING

I. PENDAHULUAN. Kimia adalah salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diajarkan di

Koloid. Bab. Peta Konsep. Kompetensi Dasar OLOID 153. Kimiaia untukk SMA dan MA kelas XIII

Menu Utama SK/KD SK/KD. Komponen utama minyak bumi INDIKATOR SIFAT LARUTAN KOLOID. Fraksi fraksi minyak bumi PENJERNIHAN AIR MINUM

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving adalah model pembelajaran yang menyajikan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Download Soal dan Pembahasan Lainnya di: SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN..

SISTEM KOLOID. Sulistyani, M.Si.

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, dan perubahan itu sendiri karena usaha yang disengaja.

KISI-KISI TES KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISTEM KOLOID. Prediksi Andre jika filtrasi dikenakan cahaya

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KOLOID

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas adalah sesuatu

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN / PERTEMUAN III) Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA) / Madrasah Aliyah (MA)

18/06/2015. Dispersi KOLOID. Dhadhang Wahyu

BAB II KAJIAN TEORI. Penerapan juga bisa diartikan sebagai kemampuan siswa untuk mengggunakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR FLEKSIBEL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

Campuran koloid, suspensi, dan larutan sejati dijelaskan berdasarkan komponen-komponen pembentuknya

Pembersih Kaca PEMBERSIH KACA

Sistem Koloid 11/10/2017. Sifat sifat koloid. Pembuatannya. Penerapannya. Soal Tentang Dispersi. Perbandingan sifat Macam macam koloid

I. PENDAHULUAN. pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan

I. PENDAHULUAN. dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi. Ilmu kimia

BAB VII SISTEM KOLOID

BAB II KAJIAN TEORI. seseorang untuk memperoleh perubahan suatu tingkah laku yang baru

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menghadapi tuntutan masa depan yang penuh tantangan dan

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah cabang dari IPA yang secara khusus mempelajari tentang

I. PENDAHULUAN. dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif). Kimia adalah ilmu yang

I. PENDAHULUAN. Ilmu Kimia merupakan salah satu ilmu yang memiliki karakteristik yang sama

I. PENDAHULUAN. Banyak peristiwa di alam yang erat hubungannya dengan materi koloid seperti

Lampiran 1.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

BAB.4 LAJU REAKSI. Suatu reaksi yang diturunkan secara eksperimen dinyatakan dengan rumus kecepatan reaksi :

SILABUS. : 1. Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat periodik unsur, struktur molekul, dan sifat sifat senyawa.

THE ENHANCEMENT OF FORMULATING HYPOTHESES AND INFERRING SKILLS IN COLLOIDAL CONCEPT BY PROBLEM SOLVING LEARNING MODEL

XI IA 4 SMA Negeri 1 Tanjungpinang

OAL TES SEMESTER II. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat!

mengajar yang bervariasi merupakan manifestasi dari kreativitas seorang guru agar siswa tidak jenuh atau bosan dalam menerima pelajaran.

BAB II KAJIAN TEORI. pengetahuan, pengalaman, tugas, dan tanggung jawab. Saling membantu

2016 PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING DALAM PRAKTIKUM PEMBUATAN CINCAU PADA POKOK BAHASAN KOLOID

I. PENDAHULUAN. alam. Belajar sains merupakan suatu proses memberikan sejumlah pengalaman

SMA UNGGULAN BPPT DARUS SHOLAH JEMBER UJIAN SEMESTER GENAP T.P 2012/2013 LEMBAR SOAL. Waktu : 90 menit Kelas : XII IPA T.

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan suatu kumpulan pengetahuan Ilmu

MODUL 5 KIMIA KOLOID

II. TINJAUAN PUSTAKA. merupakan keberhasilan dari suatu usaha atau tindakan, dalam hal ini efektivitas dapat

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI KOLOID DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR LANCAR

SILABUS MATA PELAJARAN KIMIA

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan ilmu yang sangat dekat dengan manusia.

A. PEMBUATAN SISTEM KOLOID B. DISPERSI KOLOID C. JENIS-JENIS KOLOID D. SIFAT-SIFAT KOLOID E. KOLOID LIOFIL DAN KOLOID LIOFOB F

Lampiran 8. Dasar Pengembangan Kisi-Kisi Soal Kimia SwC Kelas XI

BAB 10 SISTEM KOLOID. Tujuan Pembelajaran

ANALISIS KETERAMPILAN MEMBERIKAN PENJELASAN SEDERHANA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM SOLVING

BAB II KAJIAN TEORITIS. 1. Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Learning Start With A Question.

SOAL KIMIA 1 KELAS : XI IPA

BAB 9 SISTEM KOLOID. Gambar 9.1 Sistem koloid Sumber: Ensiklopedi Sains dan Kehidupan

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun IPA, oleh karenanya kimia

Transkripsi:

7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Problem Solving Dalam pendidikan partisipatif seorang pendidik lebih berperan sebagai tenaga fasilitator, sedangkan keaktifan lebih dibebankan kepada peserta didik. Pendidikan partisipatif dapat diterapkan dengan cara mengaktifkan peserta didik pada proses pembelajaran yang berlangsung. Pendidikan partisipatif ini bertumpu pada nilai-nilai demokratis, pluralisme, dan kemerdekaan peserta didik (siswa). Dengan landasan nilai-nilai tersebut bagi pendidik lebih sebagai falisitator yang memberikan ruang seluas-luasnya kepada peserta didik untuk berekspresi, berdialog, dan berdiskusi. Siswa adalah peserta didik di sekolah dituntut untuk dapat mengembangkan kecerdasan emosional, keterampilan, dan kreatifitasnya dalam proses pembelajaran. Dengan cara melibatkan siswa secara langsung ke dalam proses belajar, sehingga nantinya siswa secara mandiri mencari pemecahan dari masalah yang dihadapi. Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan suatu masalah dan berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang jelas dan tepat. Proses problem solving memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan yang dimiliki siswa dalam memahami, mencari dan menemukan sendiri informasi untuk diolah 7

8 menjadi konsep, prinsip, teori, atau kesimpulan, dengan kata lain, problem solving menuntut kemampuan memproses informasi untuk membuat kesimpulan tertentu (Hidayati, 2006). Problem solving memerlukan keterampilan berpikir yang beragam termasuk mengamati, menganalisis, mengklasifikasi, menafsirkan, meramalkan, mengukur, menarik kesimpulan, dan menggeneralisasi berdasarklan informasi yang diperoleh dan diolah. Tahap-tahap model pembelajaran problem solving (Depdiknas, 2008), yaitu : 1. Ada masalah yang jelas untuk dipecahkan. 2. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Misalnya, dengan jalan membaca buku-buku, meneliti, bertanya dan lain-lain. 3. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh, pada tahap kedua di atas. 4. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam tahap ini siswa harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut itu betul-betul cocok. Apakah sesuai dengan jawaban sementara atau sama sekali tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban ini tentu saja diperlukan model model lainnya seperti demonstrasi, tugas, diskusi, dan lain-lain. 5. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah yang ada. Kelebihan model problem solving yang dijelaskan menurut Dzamarah dan Zain (2010) yaitu: a. Pembelajaran ini lebih relevan dengan kehidupan sehari-hari. b. Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil. c. Pembelajaran ini merangsang pengembangan kemampuan berfikir siswa secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses belajarnya, siswa banyak melakukan mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dalam rangka mencari pemecahan masalah yang siswa hadapi. 8

9 B. Keterampilan Proses Sains Menurut Gagne (Dahar,1996) keterampilan proses IPA adalah kemampuankemampuan dasar tertentu yang dibutuhkan untuk menggunakan dan memahami sains. Setiap keterampilan proses merupakan keterampilan yang khas yang digunakan oleh semua ilmuwan, serta dapat digunakan untuk memahami fenomena apapun juga. Keterampilan proses sains mempunyai cakupan yang sangat luas, sehingga aspek-aspek keterampilan proses sains dapat digunakan dalam beberapa pendekatan dan metode pembelajaran. Demikian halnya dalam model pembelajaran yang dikembangkan yaitu Problem Solving, keterampilan proses sains menjadi bagian yang tidak terpisah dalam kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan. Menurut Hariwibowo, dkk. (2009): Keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan-kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuankemampuan mendasar yang telah dikembangkan dan telah terlatih lamakelamaan akan menjadi suatu keterampilan, sedangkan pendekatan keteram-pilan proses adalah cara memandang anak didik sebagai manusia seutuhnya. Cara memandang ini dijabarkan dalam kegiatan belajar mengajar memperha-tikan pengembangan pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan. Ketiga unsur itu menyatu dalam satu individu dan terampil dalam bentuk kreatifitas. Keterampilan merupakan kegiatan berupa perbuatan berpikir, berbicara, melihat, dan mendengar, sedangkan proses sains adalah proses ilmiah. Keterampilan proses sains adalah kegiatan yang didasarkan pada perbuatan, berpikir, berbicara, melihat, dan mendengar melalui suatu proses ilmiah. Dalam pembelajaran sains, proses sains harus dikembangkan pada siswa sebagai pengalaman yang bermakna. Pemahaman konsep sains tidak hanya mengutama- 9

10 kan hasil (produk) saja, tetapi juga proses dalam membangun pengetahuan siswa. Siswa dapat membangun pengetahuan atau gagasan baru ketika berinteraksi dengan suatu gejala. Pembentukan pengetahuan dan gagasan ini tidak hanya bergantung pada karakteristik objek, tetapi juga bergantung pada bagaimana siswa memahami objek itu dan memproses informasi, sehingga diperoleh suatu gagasan dan pengetahuan yang baru. Ada tiga dimensi ilmiah yang sangat penting dalam pembelajaran sains, yaitu pengetahuan, proses, dan sikap ilmiah. Pengetahuan ilmiah merupakan konsep dasar yang menjadi sumber utama dalam pembelajaran, proses ilmiah adalah cara atau jalan cerita dalam memperoleh suatu pengetahuan ilmiah, dan sikap ilmiah adalah bagaimana sesorang bersikap dalam melakukan proses ilmiah untuk memperoleh pengetahuan ilmiah. Menurut Dimyati dan Moedjiono (2002), ada berbagai keterampilan dalam keterampilan proses sains, keterampilan-keterampilan tersebut terdiri dari keterampilan-keterampilan dasar (basic skills) dan keterampilan-keterampilan terintegrasi atau terpadu (integrated skills). Keterampilan-keterampilan dasar terdiri dari enam keterampilan, yakni: mengamati (mengobservasi), mengklasifikasi, mengukur, memprediksi, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Keterampilan Mengkomunikasikan dan Memprediksi Menurut Dimyati dan Moedjiono (2002) keterampilan memprediksi dapat diartikan sebagai mengantisipasi atau membuat ramalan tentang segala hal yang akan terjadi pada waktu mendatang, berdasarkan perkiraan pada pola atau kecende- 10

11 rungan tertentu, atau hubungan antara fakta, konsep, dan prinsip dalam ilmu pengetahuan. Memprediksi bisa berdasarkan metode ilmiah atau pun subjektif belaka. Cartono (2007) menyusun indikator-indikator keterampilan memprediksi sebagai berikut : menggunakan pola-pola hasil pengamatan dan mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati. Menurut Dimyati dan Moedjiono (2002) keterampilan mengkomunikasikan dapat diartikan sebagai menyampaikan dan memperoleh fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk tulisan, gambar, gerak, tindakan, atau penampilan misalnya dengan berdiskusi, mendeklamasikan, mendramakan, mengungkapkan, melaporkan (dalam bentuk lisan, tulisan, gerak, atau penampilan). Adapun indikator keterampilan mengkomunikasi menurut Cartono (2007) adalah mam-pu membaca dan mengkompilasi informasi dalam grafik atau diagram, menggam-bar data empiris dengan grafik, tabel atau diagram, menjelaskan hasil percobaan, menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas. Penelitian yang Relevan Berikut ini adalah beberapa data penelitian yang relevan: Tabel 2. Penelitian yang relevan No Nama dan Tahun Judul Penelitian 1 Adyana, Meningkatkan Gede P., Aktivitas Belajar, 2009 Kompetensi Kerja Metode/Desain Penelitian Penelitian Tindakan Kelas/Siklus Hasil penelitian Penerapan model Problem Solving pada pembelajaran 11

12 2 Hasnunidah, Neni., 2008 Ilmiah dan Pemahaman Siswa melalui Penerapan Model Problem Solving pada Pembelajaran Kimia Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP melalui Penggunaan Model Problem Based Learning pada Pembelajaran Struktur dan Fungsi Organ Manusia Belajar Penelitian Tindakan Kelas (PTK) / Desain Hopkins yang dilaksanakan dalam 3 siklus kimia dapat meningkatkan aktivitas belajar, kompetensi kerja ilmiah, pemahaman konsep kimia dan respon positif siswa Keterampilan proses sains siswa yang meliputi keterampilan mengamati, menginterpretasikan, memprediksi, dan mengkomunikasikan meningkat dari siklus ke siklus dengan penggunaan model Problem Based Learning ada peningkatan aktivitas on-taks siswa, terutama pada aktivitas menggali informasi dan aktivitas mendengar serta mencatat kinerja guru mengalami peningkatan dari siklus ke siklus 3 Hertanti, Tri Peningkatan Penelitian 1. Pembelajaran dengan berbasis 12

13 I., 2009 4 Jasmaniah dan Suryati, 2008 Pemahaman Hakikat Biologi Sebagai Ilmu dengan Pembelajaran Problem Solving Melalui Media VCD Lingkungan Bagi Siswa Kelas X 2 SMA Muhammadiyah I Semarang Pembelajaran Model Problem Solving Untuk Meningkatkan Tindakan Kelas (PTK)/ Siklus Belajar Penelitian Tindakan Kelas (PTK)/ Siklus Belajar Problem Solving dapat meningkatkan pemahaman konsep Biologi sebagai ilmu sehingga kreatifitas siswa dalam memecahkan masalah yang terjadi di dalam lingkungan meningkat. 2. Pemanfaatan media pembelajaran yang berupa VCD lingkungan dapat dipakai sebagai pengganti ekosistem yang asli, sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep biologi sebagai ilmu. 3. Pembelajaran dalam kelompok kecil dapat meningkatkan pemahaman konsep biologi sebagai ilmu dan terciptanya kerjasama diantara siswa sehingga siswa dapat dengan mudah menyelesaikan tugas-tugasnya. 1. Pembelajaran problem solving mampu menumbuhkan minat dan 13

14 5 Lidiawati, Motivasi Belajar Siswa dalam Mempelajari Materi Perbandingan Trigonometri Di Dalam Kelas X SMA Negeri 2 Bireuen Efektivitas Kuasi motivasi belajar siswa sehingga siswa lebih antusias dan aktif dalam belajar matematika. 2. Penerapan pembelajaran problem solving dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X 3 SMA Negeri 2 Bireuen pada materi perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku. Penerapan metode 2011 Penerapan Metode Eksperimen/ problem solving Problem Solving Pretest-Postest lebih efektif dalam Dalam Control Group meningkatkan Meningkatkan Design keterampilan Keterampilan mengkomunikasikan Mengkomunikasika dan penguasaan n dan Penguasaan daripada Koloid pembelajaran konvensional. C. Kemampuan Kognitif Kognitif dalam pembelajaan merupakan ranah penilaian masing-masing siswa selama pembelajaran berlangsung. Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental dalam otak. Ranah kognitif memiliki 6 aspek penilaian, yaitu meliputi pengetahuan (knowledge), pemahaman, (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (syntesis), dan penilaian (evaluation). 14

15 Menurut Winarni (2006), kemampuan kognitif siswa merupakan point utama dalam menentukan tingkat pengetahuan masing-masing siswa terhadap suatu pelajaran yang dipelajari dan menjadi bekal untuk memperoleh pengetahuan yang lebih kompleks dan luas. Berdasarkan kemampuan kognitif inila siswa dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu siswa dengan kemampuan kognitif tinggi, siswa dengan kemampuan kognitif sedang, dan siswa dengan kemampuan kognitif rendah. D. Menurut Herron et al.(1977) dalam Fadiawati (2011). mengemukakan bahwa analisis konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk menolong guru dalam merencanakan urutan-urutan pengajaran bagi pencapaian konsep. Prosedur ini telah digunakan secara luas oleh Markle dan Tieman serta Klausemer dkk. Analisis konsep dilakukan melalui tujuh langkah, yaitu menentukan nama atau label konsep, definisi konsep, jenis konsep, atribut kritis, atribut variabel, posisi konsep, contoh, dan non contoh. Adapun analisis konsep dalam penelitian ini, yaitu : 15

16 Tabel 1. Tabel analisis konsep materi. No Label Definisi Jenis Atribut Non Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordinat (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1. Campuran Campuran merupakan zat yang terdiri dari Dua unsur atau lebih dapat Zat terlarut Zat pelarut Suspensi Larutan senyawa - Udara Gas O 2, gas dua atau lebih unsur dipisahkan Ukuran nitrogen dengan perbandingan secara fisika partikel tidak tentu dapat dipisahkan dengan cara fisika. 2. Suspensi Suspensi merupakan campuran heterogen yang terdiri dari dua fasa dan dapat dibedakan antara zat terlarut dengan zat pelarut. 3. Larutan campuran homogen yang terdiri dari satu fasa dan tidak dapat dibedakan antara zat terlarut dengan zat pelarut. 4. Koloid Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaanya terletak antara larutan dan suspensi(campuran kasar) contoh Suspensi Campuran heterogen Zat terlarut dan zat pelarut dapat dibedakan larutan campuran homogen zat terlarut dan pelarut tidak dapat dibedakan Koloid Campuran yang terletak antara suspensi dan larutan Partikel zat partikel zat Partikel Zat sistem dispersi sistem dispersi sistem dispersi larutan suspensi larutan suspensi - Campuran air denganpasir campuran minyak dengan air Larutan elektrolit dan non elektrolit Larutan asam basa sol emulsi buih aerosol gel Larutan gula, larutan garam Susu, santan,cat,tinta Santan, susu campuran air dan pasir,camp uran minyak dengan air Campuran air dengan minyak, campuran pasir dengan air 16

17 No Label Definisi Jenis Atribut Non Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordinat (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 5. Aerosol Aerosol merupakan jenis dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas contoh aerosol dari partikel padat/cair yang terdispersi dalam gas partikel zat jenis-jenis sol emulsi buih gel Aerosol padat Aerosol cair Asap, debu dalam udara Kabut dan awan Air sungai, cat 6. sol Sol merupakan jenis dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair 7. Emulsi Emulsi merupakan jenis dari zat cair yang terdispersi dari zat cair lagi 8. Buih Buih merupakan jenis yang terdiri dari gas yang terdispersi dalam zat cair contoh contoh contoh sol jenis dari partikel padat terdispersi dalam zat cair emulsi terdiri dari fase terdispersi cair dan medium pendispersi cair buih Terdiri dari fase terdispersi gas dan medium pendispersi padat/cair partikel zat partikel zat Partikel Zat jenis-jenis jenis-jenis jenis-jenis aerosol emulsi buih gel aerosol sol buih gel aerosol sol emulsi gel Sol cair Sol padat Emulsi padat Emulsi cair Buih cair Buih padat Sol sabun, sol detergen, sol kanji Susu,santan, mutiara, jeli Buih sabun, karet busa batu apung Santan, susu, mayonaise Kabut, awan susu, santan, jeli 17

18 No Label Definisi Jenis Atribut Non Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordinat (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 9. Gel Gel merupakan jenis gel partikel jenis-jenis aerosol Sabun, yang setengah kaku (antara padat dan cair) contoh yang setengah padat dan cair zat sol emulsi buih - Gel silika, gelatin, agar-agar karet busa, awan 10. Efek Tyndall Efek Tyandall adalah tehamburnya berkas cahaya oleh 11. Gerak Brown Gerak Brown yaitu suatu gerak zig-zag partikel yang dapat diamati dengan mikroskop ultra 12. Elektroforesis Pergerakan partikel dalam medan listrik 13 Adsorpsi Partikel memiliki kemampuan menyerap berbagai macam zat pada permukaan efek Tyndall terhamburny a seberkas cahaya oleh partikel gerak Brown gerak zig zag yang diamati dengan mikroskop ultra elektroforesis parikel dalam medan listrik Adsorpsi Kemampuan menyerap berbagai Macam zat pada permukaan partikel sifat-sifat partikel sifat-sifat partikel sifat-sifat partikel sifat-sifat gerak Brown koagulasi adsorpsi elektroforesis dialisis efek Tyandall koagulasi adsorpsi elektroforesis dialisis efek Tyandall koagulasi adsorpsi gerak brown dialisis efek Tyandall koagulasi elektroforsis gerak brown dialisis - Sorot lampu mobil pada malam yang berkabut - Pengamatan partikel pada susu - Untuk identifikasi DNA dalam mengidentifik asi pelaku kejahatan - Pemurnian gulapenjernian air Pemurnian gula tebu Sorot lampu mobil pada malam yang berkabut Pengamata n partikel pada susu Sorot lampu mobil pada malam yang berkabut 18

19 Jenis Atribut Non No Label Definisi Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordinat (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 14. Koagulasi Koagulasi yaitu Koagulasi partikel sifat-sifat efek Tyandall Sol Fe(OH) 3 Pemutihan peristiwa Penggumpal adsorpsi ditetesi larutan gula tebu penggumpalan pada an pada elektroforsis NaCl - gerak brown dialisis 15. Dialisis Dialisis yaitu campuran yang dapat dipisahkan dari ion-ion 16. Koloid liofil Koloid yang memiliki tarik-menarik yang cukup besar antara zat terdispersi dan medium pendispersi Dialisis Campuran yang dapat dipisahkan oleh ion-ion Gaya tarik menarik kuat Zat terdispersi Hidrofil partikel sifat-sifat Zat pendispersi Konsentrasi Vikositas Pembuatan (kondensasi dan dispersi) efek Tyandall adsorpsi elektroforsis gerak brown koagulasi Sifat-sifat (liofob, liofil, efek tyndall, dll) - Suspemsi Larutan Koloid Proses pemisahan hasil-hasil metabolisme dari darah oleh ginjal Sabun, detergen, agaragar Sol Fe(OH) 3 ditetesi larutan NaCl Minyak 17. Koloid liofob Koloid yang memiliki tarik-menarik yang lemah antara zat terdispersi dan medium pendispersi Gaya tarik menarik kuat Zat terdispersi Hidrofil Zat pendispersi Konsentrasi Vikositas Pembuatan (kondensasi dan dispersi) Sifat-sifat (liofob, liofil, efek tyndall, dll) Suspemsi Larutan Koloid Sol belerang, sol logam Kanji, detergen 18. Koloid pelindung Koloid yang dapat melindungi lain agar tak terkoagulasi 19. Kondensasi Metode kondensasi merupakan suatu kongkret Melindungi lain Tidak terkoagulasi Mengubah partikelkecil Suhu Konsentrasi Tekanan Pembuatan (kondensasi dan dispersi) Partikel Pembuatan Koloid Sifat-sifat (liofob, liofil, efek tyndall, dll) Dispersi Suspemsi Larutan Koloid Hidrolisis Oksidasi Reduksi Gelatin pada es krim, cat Pembuatan sol Fe(OH) 3 dari hidrolisis Gelatim pada sol emas Pembuatan Sol Belerang 19

20 No Label Definisi Jenis Atribut Non Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordinat (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) metode pembuatan sistem dengan menggumpalkan menjadi partikel berukuran Reaksi Penetralan Pengubahan Pelarut FeCl 3 partikel larutan sejati (atom, ion atau molekul) menjadi partikel berukuran. 20. Dispersi Metode dispersi merupakan cara pembuatan dengan menghaluskan partikel suspensi menjadi partikel. kongkret partikel larutan sejati (atom, ion atau molekul) menjadi partikel berukuran. Dispersi Mengubah partikel kasar menjadu partikel berukuran Partikel Pembuatan Koloid Kondensasi Peptisasi Busur Bredig Homogenes isasi Mekanik Pembuatan Sol Belerang Pembuatan sol Fe(OH) 3 dari hidrolisis FeCl 3 20

21 E. Kerangka Pemikiran Penelitian yang dilakukan ini akan meneliti bagaimana keterampilan memprediksi dan mengkomunikasikan dengan menggunakan model pembelajaran problem solving pada materi untuk kelompok tinggi, sedang, dan rendah. Siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 7 Bandar Lampung memiliki kemampuan kognitif yang heterogen. Subyek penelitian berjumlah satu kelas dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran problem solving. Problem Solving merupakan model pembelajaran yang menghadapkan siswa dengan persoalan yang harus dipecahkan. Dalam proses pembelajaran yang menggunakan model ini, siswa dapat menyeimbangkan pemanfaatan otak kanan dan otak kirinya. Dalam usaha yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang diberikan, siswa dituntut untuk menjadi pembelajar yang mandiri yang mampu menggunakan dan menghubungkan berbagai aturan-aturan yang telah dikenalnya, serta berbagai keterampilan yang mereka miliki. Dengan demikian, model pembelajaran ini memberikan kesempatan untuk mengembangkan berbagai keterampilan siswa, diantaranya keterampilan mengamati dan menafsirkan pengamatan terhadap fenomena alam, mencari informasi yang akurat mengenai fenomena alam tersebut, mengidentifikasi dan memilih informasi yang tepat, memprediksi, menggunakan alat/bahan, menerapkan konsep, merencanakan penelitian, mengkomunikasikan, dan mengajukan pertanyaan. Keterampilan-keterampilan ini merupakan aspek-aspek yang ada dalam KPS. Dengan kata lain, pembelajaran ini sekaligus mampu melatih KPS siswa terutama keterampilan memprediksi dan mengkomunikasikan. Dengan penggunaan model pembelajaran problem solving, 21

22 maka siswa yang memiliki kemampuan kognitif tinggi akan memiliki keterampilan memprediksi dan mengkomunikasikan yang sangat baik pula. F. Anggapan Dasar Anggapan dasar dari penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 4 semester genap SMA Negeri 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang menjadi subyek penelitian memiliki kemampuan kognitif yang heterogen. G. Hipotesis Adapun Hipotesis umum dari penelitian ini, yaitu : Semakin tinggi tingkat kemampuan kognitif siswa, maka semakin tinggi juga keterampilan memprediksi dan mengkomunikasikan siswa. 22