beragam kegunaan, maka tak heran bahwa tanaman ini dikenal juga sebagai tanaman surga. Bagian daun sampai tulang daunnya bisa dijadikan kerajinan dan

dokumen-dokumen yang mirip
pemilihan kayu sangat penting guna untuk meningkatkan kalor. Kayu sonokeling

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi

PENDAHULUAN. diperbahurui makin menipis dan akan habis pada suatu saat nanti, karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki berbagai jenis tanaman yang dapat tumbuh subur di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non Karbonisasi

MENILIK KELAPA & MINYAKNYA UNTUK BERBAGAI PELUANG USAHA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai perkebunan kelapa sawit terluas disusul Provinsi Sumatera. dan Sumatera Selatan dengan luas 1,11 juta Ha.

BAB I PENDAHULUAN. Minyak bumi adalah energi yang tidak dapat diperbarui, tetapi dalam

Cara Membuat Alat Untuk Membakar Sekam Padi (Cerobong)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi semakin meningkat seiring dengan laju pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu pendapatan negara adalah perkebunan. Menurut

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan

Arang Tempurung Kelapa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang potensial sebagai sumber bahan baku

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Permasalahannya adalah, dengan tingkat konsumsi. masyarakat yang tinggi, bahan bakar tersebut lambat laun akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. minyak bumi semakin menipis bisa dilihat dari produksi minyak bumi dari tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya jumlah kendaraan bermotor merupakan konsumsi terbesar pemakaian

PEMANFAATAN BUNGKIL JARAK PAGAR

BAB I PENDAHULUAN. Kemudahan ini melahirkan sisi negatif pada perkembangan komoditas pangan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu masalah terbesar yang dihadapi oleh negara-negara di dunia

UJI KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET BIOMASSA ONGGOK-BATUBARA DENGAN VARIASI KOMPOSISI

BAB I PENDAHULUAN. Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Bio Oil Dengan Bahan Baku Tandan Kosong Kelapa Sawit Melalui Proses Pirolisis Cepat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dengan pasokan energi dalam negeri. Menurut Pusat Data dan Informasi Energi dan

ANALISIS KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET ARANG KAYU DAN DAUN CENGKEH SISA DESTILASI MINYAK ATSIRI DENGAN VARIASI KOMPOSISI

Studi Kualitas Briket dari Tandan Kosong Kelapa Sawit dengan Perekat Limbah Nasi

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk yang terus bertambah di Indonesia. menyebabkan konsumsi bahan bakar yang tidak terbarukan seperti

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam. secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan

LAPORAN PENELITIAN BRIKET ARANG KULIT KACANG TANAH DENGAN PROSES KARBONISASI. Oleh : REZY PUTRI RAGILIA ( )

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

I. PENDAHULUAN. Persediaan minyak bumi di dunia mulai berkurang, sehingga perlu dicari

BAB I PENDAHULUAN. kacang tanah. Ketela pohon merupakan tanaman yang mudah ditanam, dapat tumbuh

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. menggantungkan hidup pada sektor pertanian. Sektor pertanian tidak hanya sebagai

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kehidupan di dunia tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan.

LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI SKRIPSI

RANCANG BANGUN ALAT PENCETAK BRIKET ARANG PADA PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG BIJI BUAH KARET

Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ( Jamilah, 2009 ). Menurut Direktorat Bina Produksi Kehutanan (2006) bahwa

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Sebelum Perendaman Dengan Minyak Jelantah

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia di bumi ini masih membutuhkan sandang, pangan dan perumahan dalam

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT

PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT DESA SEI KEPAYANG TENGAH MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH TEMPURUNG KELAPA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS KINERJA EKSPOR 5 KOMODITAS PERKEBUNAN UNGGULAN INDONESIA TAHUN

Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 6 No. 2 Desember 2014 Hal :

industri dalam negeri, meningkatkan ekspor, meningkatkan pendapatan petani, Peningkatan pengembangan sektor pertanian menuntut perhatian khusus dari

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hampir semua bagian dari tanaman kelapa baik dari batang, daun dan

I. PENDAHULUAN. zaman penjajahan) yang sebenarnya merupakan sistem perkebunan Eropa.

KUTUKAN FISKAL DARI NEGERI KANGGURU Oleh: Rendra Wasita, S.P. Abstrak

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

PENDAHULUAN. raksasa mulai dari pengadaan sarana produksi (bibit, pupuk, pestisida) proses

BAB I PENDAHULUAN. Sorgum manis (Sorghum bicolor L. Moench) merupakan tanaman asli

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut adalah empat kali dari luas daratannya. Dengan luas daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam

Peningkatan Produktivitas Usaha Briket dan Tungku di Daerah Sleman Guna Mendukung Penyediaan Bahan Bakar Alternatif yang Ramah Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

memenuhi kebutuhan warga negaranya. Kemampuan produksi pangan dalam negeri dari tahun ke tahun semakin terbatas. Agar kecukupan pangan nasional bisa

Company Profile. Profil Perusahaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil Randemen Arang Tempurung Kelapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sentra bisnis yang menggiurkan. Terlebih produk-produk tanaman

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tantangan, baik dari faktor internal maupun eksternal. Masalah kesenjangan dan

I. PENDAHULUAN. Gambar 1. Kecenderungan Total Volume Ekspor Hasil hutan Kayu

I. PENDAHULUAN. Dalam masa menuju era globalisasi dan pasar bebas, kemajuan di bidang industri

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN AMPAS AREN, SEKAM PADI, DAN BATUBARA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

PROSPEK TANAMAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang.

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

Peran Pendidikan Tinggi dalam Program Pengembangan SDM Ketenaganukliran. Oleh. Prayoto. Universitas Gadjah Mada. Energi Sebagai Penunjang Peradaban

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dibumi ini, hanya ada beberapa energi saja yang dapat digunakan. seperti energi surya dan energi angin.

I. PENDAHULUAN. mencapai 2324,7 juta ton/tahun (Ditjenbun, 2007).

UJI KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET BIOMASSA JERAMI-BATUBARA DENGAN VARIASI KOMPOSISI

PEMANFAATAN KOTORAN AYAM DENGAN CAMPURAN CANGKANG KARET SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

BAB I PENDAHULUAN. negara (Krugman dan Obstfeld, 2009). Hampir seluruh negara di dunia melakukan

Dylla Chandra Wilasita Ragil Purwaningsih

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

nilai ekonomis cukup tinggi dalam dunia perdagangan (Ruaw, 2011). Kelapa merupakan komoditi strategis karena perannya yang besar sebagai sumber

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman kelapa merupakan tanaman yang cukup populer di Indonesia. Tanaman ini tumbuh subur di dataran rendah di sepanjang nusantara. Mulai dari ujung barat kepulauan Indonesia sampai ujung timur tanaman ini tumbuh, sehingga bisa dikatakan bahwa jumlah tanaman ini sangat melimpah di Indonesia. Menurut data yang dimuat oleh Arancon (2013) dari FAO, organisasi di bawah PBB yang menangani masalah pangan dan pertanian, dalam presentasinya, Indonesia menempati urutan pertama dunia berdasarkan luas lahan tumbuhnya tanaman kelapa yaitu seluas 3,8 juta hektar dan menempati urutan kedua dunia sebagai penghasil buah kelapa setelah india. Keterangan ini tidak berbeda jauh dengan yang dikeluarkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian pada tahun 2007, enam tahun sebelum keterangan dari arancon (2013) muncul. Badan pemerintah tersebut menyatakan bahwa rata-rata produksi buah kelapa Indonesia adalah 15,5 milyar butir per tahun dengan bahan ikutan yang diperoleh yaitu 3,75 juta ton air kelapa, 0,75 juta ton arang tempurung, 1,8 juta ton serat sabut, dan 3,3 juta ton debu sabut. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik produksi buah kelapa total Indonesia pada tahun 2015 adalah 2,96 juta ton, dengan luas area perkebunan 3,5 juta hektar. Terjadi penurunan luas area perkebunan dan produksi kelapa dan hal ini cukup menjadi ancaman bagi industri pengolahan kelapa. Namun demikian jika dilihat dari angkanya dan dibandingkan dengan produksi kelapa dunia, maka akan tetap menjadikan peluang yang besar bagi Indonesia mengingat menurut badan pemerintah di atas permintaan ekspor produk olahan kelapa tiap tahun mengalami peningkatan dan potensi luas area dan produksi kelapa masih sangat besar. Kepopuleran tanaman kelapa tidak semata karena jumlahnya yang banyak di Indonesia namun karena kemanfaatannya. Hampir dari semua bagian batang tubuhnya memiliki manfaat praktis bagi kehidupan manusia. Mulai dari bagian ujung atas yaitu daun sampai akarnya dapat dimanfaatkan oleh manusia menjadi 1

beragam kegunaan, maka tak heran bahwa tanaman ini dikenal juga sebagai tanaman surga. Bagian daun sampai tulang daunnya bisa dijadikan kerajinan dan peralatan rumah tangga seperti sapu lidi dan berbagai anyaman. Bagian batangnya dan buahnya sampai sabut kelapa yang seolah tidak berharga itu ternyata juga bisa bermanfaat. Lebih jelasnya gambaran manfaat dari pohon kelapa bisa dilihat pada pohon industri kelapa pada gambar 1 di bawah. Sumber: Tim Penyusun (2007) Gambar 1.1. Pohon Industri Kelapa Salah satu contoh produk hasil dari pemanfaatan dari bagian tanaman kelapa adalah briket arang tempurung kelapa. Briket arang tempurung kelapa merupakan produk dari limbah tempurung kelapa yang diolah menjadi arang dan diproses lebih lanjut sehingga bermanfaat sebagai bahan bakar alternatif. Sebagai bahan bakar, selama ini tempurung kelapa yang merupakan limbah dari industri kelapa tersebut kebanyakan hanya diproses menjadi arang kelapa saja. Dengan diproses lagi menjadi briket maka kualitasnya dan nilai jualnya akan meningkat sehingga terjadi peningkatan nilai tambah. Arang yang semula hanya memiliki lama bakar 2

yang tidak lama yaitu kurang dari satu jam menjadi satu jam lebih jika telah diubah menjadi briket. Karena briket merupakan arang yang dipadatkan maka kualitasnya pun meningkat dan hal itu ditandai dengan peningkatan nilai dari beberapa indikator yang biasa untuk dilakukan uji kualitas, seperti nilai kadar karbon dan nilai kalorinya. Ketersediaan energi merupakan isu yang paling besar yang berpengaruh terhadap kondisi dunia sekarang ini, termasuk Indonesia. Hampir semua kegiatan manusia bergantung kepada energi terutama yang berasal dari bahan bakar fosil atau minyak bumi. Bahan bakar ini merupakan bahan bakar yang tidak terbarukan yang berarti bahwa ketersediaannya dapat habis dan kecepatan produksinya tidak sebanding dengan kecepatan pengonsumsiannya. Cadangannya pun setiap detik kian menipis karena penggunaannya semakin besar. Proses pembentukannya yang membutuhkan waktu yang sangat lama menjadikan bahan bakar ini masuk ke dalam kategori bahan bakar yang tidak terbarukan. Batu bara adalah bahan bakar berbentuk padat yang juga masuk dalam kategori bahan bakar fosil. Briket arang kelapa adalah bahan bakar yang berbentu padat, mirip dengan batu bara. Di sini briket arang tempurung kelapa hadir sebagai bahan bakar alternatif. Selain ketersediaannya yang sangat melimpah, briket arang tempurung kelapa juga masuk dalam kategori bahan bakar terbarukan karena senantiasa ada selagi pohon kelapa masih tumbuh dan berbuah. Menurut Mappiratu (2009) komposisi buah kelapa terdiri dari 34,5% sabut kelapa, 27% daging kelapa, 25% air kelapa dan 13,5% tempurung kelapa. Jika mengacu pada persentase komposisi ini maka pada tahun 2015 ini Indonesia mampu menghasilkan tempurung kelapa sebanyak 399,72 ribu ton tempurung kelapa. Dengan 100 kg tempurung kelapa maka akan didapatkan arang sebanyak 35 kg atau 35% dari total berat tempurung kelapa (Budi, 2011). Dengan data tersebut maka potensi produksi arang tempurung kelapa sebagai bahan baku utama briket arang adalah sebanyak 139,9 ribu ton. Sebuah UKM di dusun Jurug, Desa Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta memanfaatan arang tempurung kelapa sebagai bahan dasar bakar alternatif yang lebih bernilai. UKM ini mengolah 3

arang tempurung kelapa menjadi produk briket. Tempurung kelapa yang sudah diproses menjadi arang, yaitu dengan cara dibakar, kemudian disortasi dan digiling hingga menjadi butiran halus. Butiran halus tadi kemudian dicampur dengan sedikit air dan tepung tapioka sebagai perekat. Campuran tadi kemudian dicetak dan dikeringkan sehingga terciptalah briket arang tempurung kelapa yang kering dan keras. Sebagian besar produk UKM ini diserap pasaran internasional. Di pasarannya briket arang tempurung kelapa ini digunakan sebagai bahan bakar oleh berbagai konsumen, seperti restoran dan pengguna ShiSha. ShiSha adalah semacam alat hisap tembakau yang berbentuk pipa yang cukup populer terutama di wilayah timur tengah. Dalam penggunaannya diperlukan briket arang sebagai sumber panas untuk membuat asap bercampur uap yang dihirup oleh penggunanya. Dalam praktiknya hampir semua produk briket dari UKM ini adalah untuk pasar pengguna ShiSha ini. Dinamika lingkungan bisnis merupakan faktor kritis yang wajib untuk dicermati setiap perusahaan, terutama pemasar karena setiap perubahan lingkungan bisa menghadirkan peluang sekaligus ancaman yang berorientasi memengaruhi kelangsungan hidup perusahaan. Aliran informasi yang semakin canggih dengan segala macam teknologi mutakhir yang terbaru berimplikasi terhadap perubahan lingkungan yang terjadi super cepat dan membawa dampak yang tak terduga. Perusahaan yang tidak siap menghadapi kenyataan tersebut akan terlindas kompetisi dan terancam kelangsungan hidupnya (Tjiptono, 2012). Hal ini jelas terbukti dalam sejarah berdirinya UKM ini. Saat terjadi krisis global pada tahun 2010, yaitu ketika tahun-tahun pertama beroperasinya, UKM ini sempat mengalami vakum karena tidak ada permintaan briket. Para pembeli terkena imbas langsung dari krisis global sehingga mengurangi daya belinya. Dalam era globalisasi sekarang ini persaingan usaha juga semakin kompleks. Semakin banyak pesaing yang masuk ke dalam pasar membuat pelaku usaha harus berpikir dan berusaha keras agar produknya dapat bersaing dan bertahan dalam pasar yang semakin padat. Apalagi jika melihat pada pasar ekspor yaitu pasar internasional, di samping peluang yang sangat besar namun juga memiliki ancaman yang besar pula. UKM briket arang tempurung kelapa di Dusun Jurug 4

Kabupaten Bantul ini sebagian besar produknya adalah untuk pasar ekspor. Sebanyak 90% lebih produk yang dihasilkannya akan diserap oleh pasar internasional. 70% dari produk tersebut diserap di kawasan timur tengah, sedangkan sisanya adalah kawasan eropa dan amerika. Tentu hal ini adalah hal yang bagus karena keuntungan yang didapat lebih besar, juga sebagai penambah devisa negara. Namun dibalik itu terdapat ancaman yang cukup besar pula. Dengan segala macam kondisi dan perubahan yang bisa terjadi sewaktu-waktu, seperti ketidakstabilan politik, resesi, perang, kompetitor dari dalam dan luar negeri dan lain sebagainya maka perusahaan bisa juga menelan pil pahit untuk tidak terserapnya produk yang dihasilkannya karena terjadi perubahan daya beli konsumen. Maka dari itu pelaku usaha harus bisa beradaptasi dengan baik dan berpikir lebih jauh dan luas agar bisa bertahan. Ditambah lagi dengan kondisi internal dari perusahaan tersebut yang tidak mungkin ada yang seratus persen sempurna. Setiap perusahaan memiliki sebuah masalah tersendiri yang kemudian kita menyebutnya sebagai kelemahan. Walaupun begitu pasti ada sisi lain dari sebuah perusahaan tersebut yang bisa menjadi kelebihan yang bisa dimanfaatkan untuk meraih segala peluang yang ada dan untuk membangun keunggulan kompetitif (competitive advantage). Dalam perjalanan panjang kehidupan sebuah perusahaan dengan segala macam kelebihan dan kekurangan yang melekat di dalam diri perusahaan serta peluang dan ancaman yang berasal dari luar dirinya, perusahaan tetaplah juga memiliki kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan agar tetap bisa eksis dalam dunia bisnis dan keinginan untuk bisa mencapai segala macam misi kehidupannya. Kebutuhan dan keinginan ini kemudian menjelma menjadi tujuan berjalannya sebuah perusahaan. Di sinilah pentingnya strategi bisnis bagi pelaku usaha, khususnya UKM briket arang tempurung kelapa untuk bisa bertahan dalam berbagai kondisi dan tetap eksis untuk menyediakan produknya bagi pasar. UKM briket tempurung kelapa ini pada dasarnya sudah melaksanakan strategi bisnis juga, namun apa yang dilakukan tersebut belum begitu jelas dan spesifik sehingga kurang begitu efektif serta terkesan stagnan. Disebut belum begitu jelas strategi bisnisnya karena pemilik sebagai pengambil keputusan tidak merencanakan 5

secara terperinci dan tertulis baik visi, misinya dan tahapan-tahapan dalam pencapaiannya. Banyak dilakukan pengambilan keputusan yang sifatnya insidentil. Hal ini menunjukkan bahwa belum ada perencanaan jangka panjang yang matang. Salah satu harapan pemilik UKM ini yaitu ingin memberikan peluang kerja bagi warga di sekitar lingkungannya. Namun di dalam perjalanan usahanya terjadi penurunan penyerapan tenaga kerja. Pada awal perusahaan ini berdiri mampu menyerap tenaga kerja sampai 50 orang. Lambat laun dari 50 orang tersebut menyusut menjadi 38 orang dan saat ini pekerja yang tersisa adalah 30 orang. Hal ini merupakan sebuah kenyataan yang di luar ekspektasi. Selain itu jika dilihat pada jumlah permintaan yang pada awalnya bisa mencapai 60 ton briket per bulan, namun sekarang permintaan hanya berada pada kisaran fluktuatif dari 20 sampai 40 ton per bulan. Setiap keputusan yang diambil yang telah ditetapkan dan kemudian diimplementasikan dalam sebuah bisnis pasti terdapat konsekuensi yang muncul. Maka sebuah perusahaan harus merumuskan dengan baik strategi bisnisnya agar setiap program yang dilaksanakan dalam pemasarannya bisa berdampak positif terhadap permintaan produk sehingga segala misi dari perusahaan bisa berjalan dengan lancar sesuai dengan ekspektasi dan visi dari perusahaan ini juga bisa terwujud. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang yang sudah dijabarkan di atas, maka rumusan masalahnya adalah UKM briket arang tempurung kelapa di Dusun Jurug, Desa Bangunharjo ini belum memiliki strategi bisnis yang jelas dan spesifik. Selain itu ekspektasi pemilik akan kinerja perusahaannya ternyata berkebalikan dengan kenyataan yang ada, maka dari itu perlu dilakukan analisis mengenai strategi bisnisnya. 6

1.3. Batasan Masalah 1. Penelitian dilakukan pada produk briket arang tempurung kelapa UKM briket arang tempurung kelapa Desa Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta. 2. Penelitian dilakukan dengan observasi, wawancara, studi literatur dan kuesioner pada bulan April - Juni 2017. 3. Responden yang digunakan untuk wawancara adalah pihak UKM briket arang tempurung kelapa Desa Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta. 4. Penelitian dilakukan hanya pada aspek operasional dan aspek pemasaran UKM. 5. Faktor eksternal yang dibahas adalah pemasok, pendatang baru, pembeli, produk substitusi dan tingkat persaingan. 6. Faktor eksternal tidak membahas mengenai aspek keuangan, politik, ekonomi, sosial, teknologi, lingkungan dan legalitas. 7. Faktor internal yang dibahas adalah manajemen, pemasaran, sumber daya manusia, operasi dan sistem informasi manajemen. 1.4. Tujuan Penelitian 1. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam bisnis pada UKM briket arang tempurung kelapa Desa Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta. 2. Mengidentifikasi peluang dan ancaman dalam bisnis pada UKM briket arang tempurung kelapa Desa Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta. 3. Merumuskan strategi bisnis yang tepat pada UKM briket arang tempurung kelapa Desa Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta. 7

1.5. Manfaat Penelitian Berikut ini adalah manfaat yang akan diperoleh dari hasil penelitian ini apabila diterapkan : 1. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap bisnis briket arang dan strategi bisnis yang tepat untuk bisa bertahan dan unggul dalam bisnis tersebut. 2. Sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam sebuah perusahaan. 3. Memperluas kajian penelitian mengenai manajemen strategi dan manajemen bisnis bagi masyarakat luas, terutama para pelaku usaha briket arang tempurung kelapa. 8