BAB 3 OBJEK DAN METODE PENGUMPULAN DATA 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat KPP Dalam blue print kebijakan Direktorat Jenderal Pajak tahun 2001 sampai dengan tahun 2010 bahwa pajak untuk mewujudkan visi dan misi Direktorat Jenderal Pajak, perlu dilaksanakan reformasi perpajakan komperehensif yang salah satu programnya adalah Modernisasi Administrasi Perpajakan dengan memberdayakan spirit pelayanan yang lebih baik kepada Wajib Pajak yang berorientasi kepada kepuasan Wajib Pajak (customer s satisfaction). Perwujudan dari Modernisasi Administrasi Perpajakan adalah membentuk KPP Modern yang mempunyai karakteristik sebagai berikut: 1. Struktur organisasi berdasarkan fungsi. 2. Adanya pemisahan fungsi yang jelas antara Kanwil dan KPP, dimana: a. KPP bertanggungjawab melaksanakan fungsi penyuluhan, pelayanan dan pengawasan, serta pemeriksaan dan penagihan. b. Kanwil bertanggungjawab melaksanakan fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan operasional KPP, keberatan, banding, serta penyidikan. 3. Penggabungan dari KPP, KPPBB, dan Karipka. 4. Pemeriksaan hanya ada di KPP dengan konsep spesialisasi. 5. Keberatan dan penyidikan hanya dilakukan oleh Kanwil. 6. Account Representatives (AR) pengawasan dan pelayanan dengan konsep spesialisasi. 7. Adanya Compliant Center dan Help Desk dengan teknologi knowledge base pada TPT (service counter). 8. Menggunakan sistem komunikasi dan teknologi informasi terkini (e-system). 43
44 9. Taxprayer s Bill of Rights. 10. Sarana dan prasarana yang lebih baik. 11. Built-in control system. 12. SDM yang berkualitas tinggi Fit and proper. 13. Penerapan Kode Etik Pegawai. 14. Sistem remunerasi yang lebih baik. KPP Pratama Tigaraksa Tangerang dibentuk pada tanggal 9 Agustus 2007 berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak nomor KEP-112/PJ./2007 dan memulai operasi tanggal 6 November 2007, dengan Kepala Kantor Drs. Muhsinin, Ak (2007 2011) yang dilanjutkan oleh Ihsan Priyawibawa (2011 2013). Buku ini dibuat untuk memberikan gambaran ringkas mengenai profil KPP Pratama Tigaraksa, baik dari sudut SDM, IT, potensi pajak serta wilayah kerja, performa realisasi penerimaan, serta hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan internal. 3.1.2 Kedudukan Tugas dan Fungsi Layanan Sebagai Kantor Pelayanan, KPP Pratama Tigaraksa Tangerang menjalankan fungsi-fungsi layanan kepada masyarakat Wajib Pajak, terkait hak dan kewajiban perpajakannya sesuai ketentuan yang ada. Fungsi dan tugas layanan tersebut antara lain adalah tugas melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi Wajib Pajak, serta melakukan kerjasama perpajakan. Hal ini sesuai dengan fungsi dan tugas pemerintah sebagai pelaksana pembangunan dan berbagai layanan masyarakat (public goods and services). 3.1.3 Visi dan Misi a. Visi
45 Menjadi institusi pemerintah penghimpun pajak negara yang terbaik di wilayah Asia Tenggara. b. Misi Menyelenggarakan fungsi administrasi perpajakan dengan menerapkan Undang-Undang perpajakan secara adil dalam rangka membiayai penyelenggara negara demi kemakmuran rakyat. 3.1.4 Struktur Organisasi Kepala Kantor Ihsan Priyawibawa Kasubag Umum Bosar Imelda Ulina Siagian Kasi Pelayanan Erwina Devi Kentjonowati Kasi Pengolahan Data dan Informasi Sony Sujati Kasi Pengawasan dan Konsultasi I Budi Setyo Kasi Pemeriksaan T. Yusrizal Kasi Pengawasan dan Konsultasi II Mohamad Saefudin Kasi Penagihan Nining Lidianingsih Kasi Pengawasan dan Konsultasi III Yudhi Yansen Kasi Ekstensifikasi Arif Hartono Ketua Kelompok I Arief Endina S.P Ketua Kelompok II Ery Heriady Ketua Kelompok III Sabariman Gambar 3.1 : Struktur Organisasi Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tigaraksa Tangerang 3.1.5 Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab 1. Subbagian Umum :
46 a. Urusan kepegawaian. b. Keuangan. c. Tata usaha. d. Rumah tangga. 2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi : a. Melakukan pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data. b. Penyajian informasi perpajakan. c. Perekaman dokumen perpajakan. d. Urusan tata usaha penerimaan perpajakan. e. Pengalokasian PBB dan BPHTB. f. Pelayanan dukungan teknis komputer. g. Pemantauan aplikasi e-spt dan e-filing. h. Pelaksanaan i-sismiop dan SIG. i. Penyiapan laporan kinerja. 3. Seksi Pelayanan : a. Melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan. b. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan. c. Penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya. d. Penyuluhan perpajakan. e. Pelaksanaan registrasi Wajib Pajak. f. Melakukan kerjasama perpajakan. 4. Seksi Penagihan :
47 a. Mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak. b. Penagihan aktif. c. Usulan penghapusan piutang pajak. d. Penyimpanan dokumen-dokumen penagihan. 5. Seksi Pemeriksaan : a. Melakukan penyusunan rencana pemeriksaan. b. Pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya. 6. Seksi Ekstensifikasi : a. Melakukan pengamatan potensi perpajakan. b. Pendataan objek dan subjek pajak. c. Pembentukan dan pemutakhiran basis data nilai objek pajak dalam menunjang ekstensifikasi. 7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi ( I s.d III) : a. Melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak. b. Bimbingan/himbauan kepada Wajib Pajak dan konsultasi teknis perpajakan. c. Penyusunan profil Wajib Pajak. d. Analisis kinerja Wajib Pajak. e. Rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi. f. Usulan pembetulan ketetapan pajak, usulan pengurangan PBB dan BPHTB, serta melakukan evaluasi hasil banding.
48 3.1.6 Sumber Daya Manusia Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Jabatan Jumlah Pegawai 1. SMA (senior high school) 18 2. Diploma I + PA (accountant assistant) 9 3. Diploma III 19 4. Sarjana/D4 (graduated) 32 5. S2 (post graduated) 18 Total 96 Tabel 3.1: Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tigaraksa Tangerang Komposisi Pegawai Berdasarkan Golongan No. Golongan Jumlah Pegawai 1. Golongan II.a - 2. Golongan II.b 8 3. Golongan II.c 16 4. Golongan II.d 6 Jumlah Golongan II 30 1. Golongan III.a 24 2. Golongan III.b 19 3. Golongan III.c 10 4. Golongan III.d 8 Jumlah Golongan III 61 1. Golongan IV.a 4 2. Golongan IV.b 1 Jumlah Golongan IV 5 Tabel 3.2 : Komposisi Pegawai Berdasarkan Golongan Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tigaraksa Tangerang
49 3.2 Desain Penelitian 3.2.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan data kualitatif. Sumber data yang diperoleh oleh peneliti adalah sumber data primer. 3.2.2 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode riset lapangan dan metode analitikal unduk mendukung penelitian dalam penulisan skripsi. Metode yang akan digunakan terdiri dari: Data Primer a. Metode Wawancara Wawancara dlakukan secara langsung dengan melakukan tanya jawab secara langsung pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tigaraksa Tangerang untuk memperoleh data yang lebih aktual serta mengetahui lebih rinci proses peningkatan NPWP di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tigaraksa Tangerang dan proses peningkatan Pajak Penghasilan di Kantor Pelayanan Pajak Tigaraksa Tangerang serta jumlah kepemilikan NPWP dan jumlah penerimaan Pajak Penghasilan periode tahun 2011-2013 (selama 3 tahun berturut-turut) yang terdapat di dalam Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tigarksa Tangerang. Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian. b. Metode Data Arsip Dengan adanya data-data arsip berupa dokumen yang terdapat di dalam Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tigaraksa Tangerang. Yaitu berupa sejarah singkat, kedudukan tugas pokok dan fungsi, visi dan misi, pembagian tugas dan tanggung jawab, serta Sumber daya Manusia yang terdapat di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tigaraksa Tangerang.
50 3.3 Proses Peningkatan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tigaraksa Tangerang Berdasarkan informasi yang peneliti dapat dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tigaraksa Tangerang bahwa proses peningkatan NPWP di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tigaraksa Tangerang adalah sebagai berikut: 1. Sebelum tahun 2010, apabila ada WNI yang ingin pergi ke luar negeri, harus mempunyai NPWP. Apabila tidak mempunyai NPWP, maka akan dikenakan Fiskal sebesar 20%. 2. Pada tahun 2011, adanya program mobil pajak keliling untuk memudahkan pendaftaran NPWP. 3. Adanya program seperti Sensus Pajak Nasional. 4. Adanya kerjasama dengan Pemda untuk menjaring pendaftaran perusahaan yang baru berdiri. 5. Adanya kerjasama dengan pihak bank. Seperti membuka nomor rekening baru, kartu kredit, pinjaman langsung, dan BPJS. 6. Adanya kerjasama dengan perusahaan di wilayah kerja untuk mendaftarkan karyawannya (sebelum lamar kerja, calon karyawan tersebut harus mempunyai NPWP). 3.4 Proses Peningkatan Pajak Penghasilan (PPh) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tigaraksa Berdasarkan informasi yang saya dapat dari Kantor Pelayanan Pajak Paratama Tigaraksa Tangerang bahwa proses peningkatan PPh di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tigaraksa adalah sebagai berikut : 1. Dengan cara sosialisasi. Bisa dengan 2 cara, yaitu sebagai berikut: a. Dengan mengundang Wajib Pajak. b. Dengan memberikan surat himbauan kepada Wajib Pajak bahwa ada peraturan baru yaitu PP 46 dan cara ini cukup berhasil sehingga banyak Wajib Pajak yang membayar pajak. Selain itu sebelum adanya PP 46,
51 adanya angsuran PPh Pasal 25 dan dengan adanya peraturan baru yaitu PP 46 maka pembayaran pajak pun meningkat. 2. Mencari data dari pihak kedua dan ketiga. Ada 2 cara, yaitu sebagai berikut : a. Data dari pihak kedua yaitu dengan cara menganalisa atau lipotensi yang berasal dari laporan keuangan Wajib Pajak. Laporan keuangan Wajib Pajak tersebut diberikan ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tigaraksa untuk di analisa. b. Data dari pihak ketiga yaitu laporan keuangan yang berasal dari Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Bursa Efek Jakarta (BEJ). 3. Setiap Kantor Pelayanan Pajak mendapatkan target untuk meningkatkan PPh setiap tahunnya. Dan yang menentukan adalah kantor pusat atau Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
52