BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

Transkripsi

1 47 BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Singkat Perusahaan 1. Gambaran Umum KPP Madya Jakarta Pusat Harapan yang kemudian diwujudkan dalam sebuah agenda reformasi birokrasi yang berkelanjutan di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak yang diawali dengan pembentukan Kantor Pelayanan Pajak Large Tax Office atau KPP Wajib Pajak Besar, pada tahun KPP Wajib Pajak Besar menjadi kantor pelayanan pajak pertama yang menerapkan sistem administrasi perpajakan modern, yang seketika langsung menuai apresiasi positif dari berbagai kalangan, diantaranya sebagaimana tertuang dalam hasil survey sebuah lembaga independen AC Nielsen yang menyatakan bahwa sistem administrasi perpajakan modern lebih efektif dan efisien dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Hal tersebut tentunya sejalan dengan sasaran dari penerapan sistem administrasi perpajakan modern berupa: 1) Tercapainya tingkat kepatuhan sukarela yang tinggi; 2) Tercapainya tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi terhadap administrasi perpajakan; dan 3) Tercapainya produktivitas aparat perpajakan yang tinggi. Berangkat dari momentum tersebut, Kementerian Keuangan Republik Indonesia dan Direktorat Jenderal Pajak terus menggenjot semangat reformasinya

2 48 dengan memperluas penerapan modernisasi sistem administrasi perpajakan pada kantor wilayah DJP Jakarta Satu. Tanggal 25 April 2004, Menteri Keuangan Republik Indonesia mengeluarkan keputusan nomor KMK-254/KMK.01/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Satu, Kantor Pelayanan Pajak Madya, dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Satu (sekarang Kantor Wilayah DJP Jakarta Pusat). Keputusan Menteri Keuangan inilah yang kemudian menjadi dasar terbentuknya tim modernisasi administrasi perpajakan. Sasaran strategi modernisasi administrasi perpajakan di lingkungan Kantor Wilayah DJP Jakarta Satu pada saat itu meliputi: 1) Pembenahan struktur organisasi, di antaranya mengganti struktur KPP lama menjadi satu Kantor Pelayanan Pajak Madya dan beberapa Kantor Pelayanan Pajak Modern; 2) Menyediakan pelayanan yang berkualitas tinggi melalui pegawai yang berorientasi pelayanan dan berperilaku positif; 3) Memperkuat fungsi pemeriksaan dan penagihan dalam rangka penegakan hukum/law enforcement; 4) Penerapan teknologi dan fasilitas baru untuk mendukung kualitas pelayanan terhadap wajib pajak; 5) Menerapkan ukuran kinerja pada semua tingkat manajemen; dan 6) Mewujudkan suatu good governance system.

3 49 Pelaksanaan restrukturisasi itu sendiri berjalan secara bertahap yang diawali dengan dibentuknya KPP Madya Jakarta Pusat yang diresmikan secara langsung oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia pada tanggal 1 September Dalam tahap awal beroperasinya, KPP Madya Jakarta Pusat dirancang untuk mengadministrasikan 200 wajib pajak yang tergolong besar dalam wilayah Kotamadya Jakarta Pusat sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-134/PJ/2004 tanggal 27 Agustus Jumlah tersebut terus bertambah seiring dengan perkembangan kondisi ekonomi dan modernisasi perpajakan itu sendiri, hingga saat ini telah mencapai 994 Wajib Pajak yang tersebar ke dalam empat kelompok usaha berbeda, meliputi: 1) Kelompok Industri Manufaktur; 2) Kelompok Perdagangan; 3) Kelompok Jasa Keuangan; dan 4) Kelompok Jasa Lainnya seperti Jasa Penerbangan, Konstruksi, Real Estat, Entertainment, Telekomunikasi, Rumah Sakit, Stasiun Televisi dan lainnya. Adapun pajak yang diadministrasikan meliputi seluruh jenis pajak kecuali Pajak Bumi dan Bangunan. Dari segi Sumber Daya Manusia, pegawai KPP Madya Jakarta Pusat berawal dari orang-orang yang secara sadar menyatakan kesiapan diri dan mentalnya untuk memilih dan mempelopori penerapan

4 50 modernisasi di lingkungan Kantor Wilayah DJP Jakarta Satu pada saat itu. Kesadaran dan kesiapan tersebut bahkan dinyatakan secara tertulis oleh pegawaipegawai di lingkungan Kantor Wilayah DJP Jakarta Satu yang kemudian diseleksi melalui beberapa tahapan hingga diperoleh 79 orang pegawai yang bukan hanya siap secara mental, melainkan juga mumpuni secara kualitas pengetahuan perpajakannya. Para pegawai inilah yang kemudian tumbuh dan mempelopori kultur kerja modern di KPP Madya Jakarta Pusat. Senantiasa mengedepankan persatuan dan menciptakan suasana kerja yang ceria tanpa mengesampingkan kesadaran mereka akan tugas pengamanan penerimaan negara dan pelaksanaan pelayanan prima terhadap Wajib Pajak. Citra ini begitu melekat hingga menginspirasi para pegawai pada saat itu untuk menciptakan sebuah lagu/mars KPP Madya Jakarta Pusat yang diantaranya berbunyi: Karyawan karyawati KPP Madya Jakarta Pusat Bertekad wujudkan pelayanan prima Tegakkan kode etik Bersatu bersama mencapai tujuan Amankan penerimaan negara Singkirkan curiga, tingkatkan persahabatan Ciptakan suasana kerja gembira. Lirik tersebut seakan menjadi refleksi sempurna atas kultur kerja di KPP Madya Jakarta Pusat sekaligus sebagai ikrar para pegawai untuk senantiasa mempertahankan kondisi tersebut, meskipun komposisi SDM yang ada senantiasa berubah/mengalami mutasi. Hingga saat ini jumlah pegawai di KPP Madya

5 51 Jakarta Pusat sudah mencapai 125 orang pegawai yang berasal dari berbagai latar belakang geografis maupun edukasi, namun suasana kerja yang nyaman tetap terpelihara dengan baik. Kedepannya, KPP Madya Jakarta Pusat akan terus berupaya meningkatkan kulitas kinerja maupun kontribusinya terhadap pengamanan penerimaan Negara. KPP Madya Jakarta Pusat bahkan telah menetapkan visinya untuk menjadi Kantor Pelayanan Pajak terbaik se-indonesia dengan tetap mengedepankan suasana kerja yang CERIA: cerdas, etis, ramah, berintegritas, dan amanah. 2. Struktur Organisasi KPP Madya Jakarta Pusat Struktur Organisasi KPP Madya Jakarta Pusat Gambar : 3.1 Kepala Kantor WILAYAH Kasubbag Umum KASI Pengelolaan Data dan informasi KASI Pelayanan KASi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal KASI Penagihan KASI Pengawasan dan konsultasi kelompok Pejabat Fungsional Pemeriksa Pajak Adapun tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian di KPP Madya Jakarta Pusat adalah sebagai berikut : a. Sub Bagian Umum mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha, dan rumah tangga. b. Kasi Pengolahan Data dan Informasi mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data, pengamatan potensi

6 52 perpajakan, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan aplikasi e- SPT dan e-filling, serta penyiapan laporan kinerja. c. Seksi pelayanan mempunyai tugas melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan regristrasi Wajib Pajak, serta melakukan kerjasama perpajakan. d. Seksi penagihan mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, penagihan aktif, usulan penghapusan piutang pajak, serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan. e. Seksi Pemeriksaaan dan Kepatuhan Internal mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya, pemantauan pengendalian intern, pengelolaan risiko, kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin, dan tindak lanjut hasil pengawasan, serta penyusunan rekomendasi perbaikan proses bisnis. f. Seksi pengawasan dan Konsultasi, mempunyai tugas melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib pajak, bimbingan/himbauan kepada Wajib Pajak dan konsultasi teknis perpajakan, penyusunan profil Wajib Pajak, analisis kinerja Wajib Pajak, rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi, usulan pembetulan ketetapan pajak serta evaluasi hasil banding. g. Kelompok jabatan Fungsional Pemeriksa pajak mempunyai tugas melakukan pemeriksaan pajak, yang meliputi pemeriksaan lengkap, sederhana dan pemeriksaan dlaam rangka penagihan ( delinquency audit) berdasarkan surat perintah pemeriksaan pajak yang ditnadatangani oleh kepala Kantor.