Petunjuk Sitasi: embiring, A. C. (2017). Perancangan Ulang Tata Letak Pabrik untuk Meminimalisasi Material Handling pada Industri Pembuat Boiler. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C242-247). Malang: Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya. Perancangan Ulang Tata Letak Pabrik untuk Meminimalisasi Material Handling pada Industri Pembuat Boiler Anita Christine Sembiring Program Studi Teknik Industri Universitas Prima Indonesia Universitas Prima Indonesia Alamat: Jalan Sekip Simpang Sikambing Medan 20113 anitakembaren@unprimdn.ac.id ABSTRAK Tata letak fasilitas sebuah manufaktur memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap kinerja perusahaan seperti biaya penanganan material, proses produksi, waktu siklus, ketersediaan ruang atau luas lantai produksi, imbalance capacity (ketidakseimbangan kapasitas) dan produktivitas. Desain fasilitas manufaktur yang baik mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi melalui pengurangan jarak pemindahan material, biaya penanganan material dan waktu siklus yang digunakan. Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi, penelitian ini menggunakan desain ulang tata letak pabrik yang dilakukan pada perusahaan yang memproduksi boiler. Berdasarkan permasalahan yang ada, disainnya dilakukan dengan menggunakan metode grafis, dan perangkat lunak CRAFT. Dan hasil tata letak desain dari kedua metode tersebut dilakukan dengan membandingkan momen perpindahan. Dari perbandingan yang dilakukan maka diperoleh tata letak yang lebih baik daripada tata letak saat ini yang digunakan oleh perusahaan. Tata letak awal memiliki momen penanganan material 411.300 meter per tahun. Peneliti melakukan perhitungan dengan metode grafis untuk penanganan material dan memperoleh hasil 378.540 meter per tahun. sedangkan perancangan dengan bantuan perangkat lunak CRAFT untuk penanganan material 374.472 meter per tahun. Dari hasil kedua metode perancangan yang paling efisien dan efektif digunakan adalah perancangan perangkat lunak CRAFT dimana efisiensi 8,95%, waktu pengerjaan pembuatan boiler berkurang 1598 menit per produk dan biaya penanganan material turun sebesar Rp 47.403,90/ tahun. Kata kunci Tata letak pabrik, momen perpindahan, utilitas, material handling, industri boiler, metode grafik dan software CRAFT. I. PENDAHULUAN Kelancaran aliran produksi harus diperhatikan dalam perencanaan tata letak lantai produksi karena perancangan lantai produksi merupakan salah satu bagian dari perencanaan tata letak pabrik. Apabila kelancaran produksi terganggu maka akan berkaitan erat dengan lintasan produksi, total jarak, imbalance capacity (ketidakseimbangan kapasitas) dan floor space (ketersediaan ruang atau luas lantai) juga akan terkendala. Oleh karena itu untuk sangat penting sekali untuk memaksimalkan kelancaran aliran produksi dengan memperhatikan perancangan tata letak pabrik khususnya penanganan material handling agar biaya pemindahan bahan dapat diminimalisasi. Tujuan perancangan ini berhubungan erat dengan strategi manufaktur. Pengaturan tata letak dari fasilitas produksi dan area kerja adalah suatu permasalahan yang sering dijumpai dalam dunia industri. Masalah ini tidak dapat dihindari, sekalipun hanya sekedar mengatur peralatan atau mesin di dalam ruangan atau lantai produksi, serta dalam ruang lingkup yang kecil dan sederhana. Dalam perencanaan tata letak lantai produksi, maka harus pula difikirkan mengenai sistem pemindahan bahan (material handling). Pada proses produksi yang menggunakan mesin-mesin yang bekerja secara khusus, maka pemindahan bahan antar mesin harus dilakukan dengan efektif dan efisien. Di dalam proses pembuatan produk, sering dijumpai bahwa produk tidak dapat diselesaikan hanya melalui sebuah mesin atau fasilitas produksi, melainkan harus melalui beberapa rangkaian proses yang menggunakan banyak mesin atau fasilitas produksi. Dengan demikian tidak dapat dihindari untuk melakukan aktivitas pemindahan bahan (material handling). C-242
Perancangan Ulang Tata Letak Pabrik untuk Meminimalisasi Material Handling pada Industri Pembuat Boiler Dalam pembuatan satu boiler dari persiapan sampai pada perakitan akhir di pabrik membutuhkan waktu sampai 34.560 menit atau sekitar 72 hari 3 bulan. Pada lantai pabrik dijumpai susunan mesinmesin yang kurang tepat, ditandai dengan adanya back tracking (aliran balik) sebanyak 5 kejadian atau sebesar 88.920 meter. Hal di atas merupakan indikator ketidakefisienan dari layout yang digunakan, terutama dalam hal pemindahan bahan (material handling). Dari kenyataan di atas, peneliti ingin melakukan perhitungan terhadap momen perpindahan bahan yang terjadi di lantai produksi, biaya material handling dan waktu siklus yang ada. Selain itu, peneliti juga ingin mencoba mencari alternatif layout baru yang memiliki momen perpindahan, biaya material handling dan waktu siklus yang lebih minimal. II. ISI MAKALAH Jenis penelitian ini berisikan tentang metode penelitian yang digunakan. Adapun metode penelitian yang digunakan bersifat penelitian tindakan/ action research (Sinulingga, S., 2011: 29), sebab bertujuan untuk mendapatkan tata letak yang lebih baik. 1. Data Volume Produksi dan Bahan Baku Data volume produksi dari produk yang dihasilkan PT. ABC dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Volume Produksi Produk Volume Produksi (Unit/Tahun) Boiler 12 2. Data Material Handling Material handling yang digunakan di PT. ABC dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Data Material Handling No Material Handling Jumlah 1 Forklift 2 2 Crane 8 3. Tata Letak Lantai Produksi Lantai produksi pada PT. ABC, terbagi atas beberapa departemen. Data tentang kondisi lantai pabrik, berupa ukuran mesin dan peralatan produksi, serta luas lantai pabrik dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Kondisi Lantai Pabrik PT. ABC No Luas (m 2 Mesin / Peralatan ) Departemen Ukuran (m) Pengukuran 24 x 14 Sand Blasting 38,1 x 1,5 Pemeriksaan QC 2,3 x 5,5 1 Divisi I 768,54 Mesin Kalibrasi 2,25 x 3 Penggabungan 24 x 14 Mesin Esab 5,1 x 1,6 Mesin Pembuat Reducer 3,6 x 1,8 Penumpukan Bahan 5 x 1 Mesin tumbuk 7,2 x 1,8 2 Divisi II 107,43 Mesin Pemutar/ Dishing 2(1,2 x 3) Mesin Bor Vertikal 12 x 3 Mesin Bor Horizontal 3,8 x 1,65 C-243
Sembiring No Departemen Luas (m 2 ) 3 Divisi III 353.97 4 Divisi IV 245,34 5 Divisi V 3614 6 Divisi VI 30,95 7 Divisi VII 334,19 8 Divisi VII 576 Mesin / Peralatan Ukuran (m) Tempa Penyimpanan Alat 15 x 3 Gudang Bahan Jadi 24 x 13,5 Mesin Potong CNC (3 x 1,8) + (1,5 x 0,9) Mesin Rolling 2(5,4 x 2,1) Mesin Las Pin 2((6 x 0,6) + (1,8x 2,4)) Mesin Las Otomatis 2(9 x 1,8) Laboratorium 18 x 10,5 Mesin Pembengkok 1,5 x 5,4 Gudang Bahan Baku 80 x 40 Mushalla 12 X 9 Gudang Bahan Tambahan 25.5 x 12 Mesin Pemotong Plat 4,5 x 2,1 Mesin potong otomatis 3,5 x 1,7 Mesin Jack (0,6 x 0,9) + (2,4x 1,2) Mesin Skrap (5,9 x 1,2) + (0,6x2,4) Gudang Produk Jadi 24 x 13,5 Mesin Bending 18,3 x 1,5 Mesin Sand Convator (3,3 x 0,3) + (4,5 x 1,5) Mesin Bending CNC 18,3 x 1,5 Mesin Bubut Vertikal 2,4 x 1,5 Mesin Bubut Horizontal 7,2 x 1,5 Penggabungan 24 x 14 A. Perancangan dengan menggunakan Metode Grafik Metode grafik merupakan metode perancangan tata letak yang menggunakan grafik kedekatan (adjacency graph) sebagai penghubung antara departemen-departemen atau fasilitas-fasilitas yang ada dengan tujuan untuk memperoleh bobot terbesar (Purnomo, H., 2004: 137-138). Tabel 4. Perhitungan Bobot Keterkaitan Stasiun Kerja Bidang A- C- D A- E- D A- E- C C-E-D Stasiun B 25.920 + 0 + 0 = 25.920 25.920 + 0 + 0 = 25.920 25.920 + 0 + 0 = 0+0+0=0 25.920 F 0+0+5.850 = 5.850 0+14.130+5.850 = 19.980 0+0+14.130 = 14.130 0+14.130+5.850=19.980 G 0+0+0=0 0+27.540+0=27.540 (Terbaik) 0+27.540+0=27.540 0+27.540+0=27.540 H 0+0+0=0 0+0+0=0 0+0+0=0 0+0+0=0 I 0+0+23.400=23.400 0+0+23.400=23.400 0+0+0=0 0+0+23.400=23.400 J 0+0+0=0 0+0+0=0 0+0+23.400=23.400 0+0+0=0 K 0+0+0=0 0+0+0=0 0+0+0=0 0+0+0=0 L 0+0+0=0 0+0+0=0 0+0+0=0 0+0+0=0 M 0+0+15.030=15.030 0+0+15.030=15.030 0+0+15.030=15.030 0+0+15.030=15.030 N 0+0+0=0 0+0+0=0 0+0+0=0 0+0+0=0 C-244
Perancangan Ulang Tata Letak Pabrik untuk Meminimalisasi Material Handling pada Industri Pembuat Boiler D L N J I G F K B E M H A Gambar 1. Block Layout Dengan Grafik Kedekatan C B. Perancangan dengan menggunakan Software CRAFT Pada software pilih menu Facility Location and Layout lalu pilih menu Functional Layout dengan objective criterion Minimization seperti Gambar 2. Gambar 2. Langkah Awal Pemilihan Pengerjaan CRAFT Masukkan aliran material dan kontribusi per unitnya diantara keseluruhan unit kedalam spreadsheet.enter the flow loads and unit contributions between all departments into the spreadsheet dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Input Data Aliran Material dan Momen Material Handling C-245
Sembiring Setelah dilakukan analisis aliran material pada kondisi awal dan rancangan alternatif layout menggunakan metode Grafik dan software CRAFT dapat disimpulkan pada Tabel 5 bahwa Rancangan alternatif dengan metode Grafik memiliki jarak material handling paling kecil. Tabel 5. Analisis Aliran Material No Metode Jumlah Kegiatan Back Jarak Back Tracking Tracking (m) 1 Tata Letak Awal 5 88.920 2 Menggunakan Metode Grafik 3 38.610 3 Software CRAFT 3 49.752 C. Pemilihan Layout Terbaik Untuk layout awal (layout yang saat ini digunakan perusahaan), perhitungan momen material handlingnya adalah 411.300 meter perpindahan per tahun. Perhitungan momen material handling untuk rancangan layout secara grafik adalah 378.540 meter. Koreksi = 411.300-378.540 100 % 411.300 = 7,96 %. Dari perhitungan ini, dapat dilihat bahwa rancangan layout secara grafik memberikan efisiensi material handling sebesar 7,96 %. Pada rancangan layout dengan software CRAFT, perhitungan momen material handling adalah sebesar 374.472 meter perpindahan pertahun. Koreksi = 411.300-374.472 100 % 411.300 = 8,95 % Dari perhitungan ini, dapat dilihat bahwa rancangan layout dengan software memberikan efisiensi material handling sebesar 8,95 %.Dari hasil analisis momen material handling, maka selanjutnya dilakukan pemilihan layout terbaik yang akan diajukan sebagai usulan perbaikan layout lantai produksi PT. ABC. Layout terbaik adalah rancangan layout dengan menggunakan metode Grafik yang mempunyai momen material handling terkecil. DAFTAR PUSTAKA Apple, J. M, 1990, Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan, Bandung, Penerbit: ITB. Amelia, 2007, Aplikasi Metode Group Technology dalam Memperbaiki Tata Letak Mesin untuk Meminimalkan Jarak Perpindahan Bahan Studi Kasus di Perusahaan Mebel Logam, Jurnal Teknik Mesin Vol. 9 No. 2 Oktober 2007, Surabaya. Ghosh, Tamal, Dan, P. K., Effective Clustering Method For Group Technology Problems: A Short Communication, India, e-journal of Science and Technology (e-jst). Purnomo, Hari, 2004, Perencanaan dan Perancangan Fasilitas,, Yogyakarta, Penerbit: Graha Ilmu. Ristono, A., (2010), Perancangan Fasilitas, Yogyakarta, Edisi Pertama, Yogyakarta, Penerbit: Graha Ilmu. Sahroni, (2003), Perencanaan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi dengan Metode Algoritma CRAFT, Optimum Vol. 4 No. 1, Februari Agustus 2003. Sinulingga, Sukaria, (2011), Metode Penelitian, Edisi Pertama, Medan: USU Press. Sutantra, Yulius, dan Natalia, Christine. (2010). Perbaikan Tata Letak Pabrik Di CV. Merapi Berdasarkan Metode Computerized Relationship Layout Planning (Corelab). Metris, Vol. 11, No. 1, Maret 2010. Susetyo, J., Simanjuntak, R. A., Ramos, J. M., (2010), Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi dengan Pendekatan Group Technology dan Algoritma BLOCPLAN untuk Meminimisasi Ongkos Material Handling, Yogyakarta, Jurnal Teknologi Vol. 3 No. 1 Juni 2010. Sembiring, Anita Christine, 2012, Perancangan Ulang Tata Letak Pabrik untuk Meminimalisasi Material Handling di PT.ATMINDO,Google Scholar,Medan. Wignjosoebroto, Sritomo, 2003, Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan, Edisi Ketiga, Surabaya, Penerbit Guna Widya. Widianty, Yenny, (2009), Analisa Rencana Perubahan Tata Letak Pabrik Ditinjau dari Estimasi Pengaruhnya Terhadap Produktivitas, Perpustakaan Universitas Indonesia, UI. C-246
Perancangan Ulang Tata Letak Pabrik untuk Meminimalisasi Material Handling pada Industri Pembuat Boiler Wignjosoebroto, Sritomo, (2003), Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan, Edisi Ketiga, Surabaya, Penerbit Guna Widya. C-247