KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 1
TRANSFER KE DAERAH & DANA DESA 2018 Fokus untuk : Meningkatkan pemerataan keuangan antardaerah; Meningkatkan kualitas dan mengurangi ketimpangan layanan publik antardaerah; Menciptakan lapangan kerja; dan Mengentaskan kemiskinan. Penyaluran berbasis kinerja pelaksanaan, yaitu penyerapan anggaran dan capaian output. Transfer ke Daerah Naik Rp3,4 T dari outlook 2017 706,2 701,1 Dana Bagi Hasil 87,7 89,2 Penggunaan DBH Cukai Hasil Tembakau selain sesuai UU Cukai, juga untuk infrastruktur sesuai prioritas daerah; DBH Dana Reboisasi, selain Rehabilitasi Hutan dan Lahan juga penanganan kebakaran hutan, penataan batas kawasan, dan pembenihan; dan 25% untuk belanja infrastruktur. Dana Alokasi Umum 398,1 Mengurangi ketimpangan fiskal antardaerah Pagu bersifat dinamis; Bobot wilayah laut naik menjadi 100%; Memerhatikan pengalihan urusan antar tingkat pemerintahan; dan 25% untuk belanja infrastruktur. 401,5 Dana Alokasi Khusus Fisik 62,4 Mengejar ketertinggalan infrastruktur layanan publik; Money follow program; Afirmasi kepada daerah tertinggal, perbatasan, kepulauan, dan transmigrasi; Usulan daerah sesuai prioritas nasional; dan Sinkronisasi dengan belanja K/L. Dana Insentif Daerah 8,5 Memacu perbaikan kinerja pengelolaan keuangan, pelayanan pemerintahan umum, layanan dasar publik, dan kesejahteraan. Dana Alokasi Khusus Nonfisik 123,5 Mengurangi beban masyarakat terhadap pelayanan publik dengan sasaran: BOS untuk 47,4 juta siswa; TPG 1,2 juta guru; BOK 9.767 Puskesmas; BOP PAUD untuk 6,1 juta siswa; Tamsil Guru untuk 265 ribu guru; Tunjangan Guru daerah terpencil untuk 50 ribu guru; BOKB untuk 6.830 balai; dan Penguatan Koperasi dan UKM untuk 23 ribu peserta pelatihan. Dana Otsus, DTI, dan Dais DIY 20,9 Untuk percepatan pembangunan infrastruktur Papua & Papua Barat, serta pengentasan kemiskinan pendanaan pendidikan, sosial dan kesehatan di Provinsi Aceh. 21,1 Naik Rp1,8 T dari Dana Desa outlook 2017 60,0 Formula makin fokus untuk mendukung pengentasan kemiskinan dan memperbaiki distribusi Dana Desa per kapita, melalui: Penurunan porsi alokasi yg dibagi merata ke semua desa & peningkatan alokasi formula; Pemberian bobot yang lebih besar kepada jumlah penduduk miskin; dan Pemberian afirmasi kepada desa tertinggal dan desa sangat tertinggal dengan jumlah penduduk miskin tinggi. 2
KEBIJAKAN UMUM DAK FISIK PENGERTIAN Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. FUNGSI Membantu daerah dalam mewujudkan tugas kepemerintahan di bidang tertentu, khususnya dalam upaya pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan dasar masyarakat yang selaras dengan prioritas nasional. UU 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah PP 55/2005 tentang Dana Perimbangan PENGALOKASIAN (FORMULA BASED) Kriteria Umum ditetapkan dengan memper>mbangkan kemampuan keuangan dalam APBD. Kriteria Khusus ditetapkan dengan memperha>kan peraturan perundang- undangan dan karakteris>k daerah, melipu>: daerah ter>nggal, daerah perbatasan dengan negara lain, serta daerah pesisir dan kepulauan. Kriteria Teknis ditetapkan oleh Kementerian Negara/ Kementerian Teknis. EVALUASI PENGALOKASIAN Pengalokasian dengan formula based terkadang >dak sesuai dengan kebutuhan dan prioritas pembangunan di daerah. Untuk itu, sejak APBN TA 2016 pengalokasian DAK Fisik disempurnakan dengan proposal based. 3
KEBIJAKAN DAK FISIK 2018 Penyempurnaan jenis dan bidang DAK Fisik sesuai dengan prinsip money follow program, berbasis proposal, serta sinkronisasi DAK dengan belanja K/L Penguatan peran Provinsi dalam sinkronisasi usulan DAK Fisik Memperbaiki Penyaluran DAK: a. dengan 3 tahap per bidang b. penyaluran secara sekaligus sesuai rekomendasi KL dan Bidang yang alokasi sd. 1 Miliar c. berbasis kinerja pelaksanaan (performance based). Mewajibkan daerah melaporkan capaian output/outcome. 1. DAK REGULER Membantu mendanai kegiatan untuk penyediaan pelayanan dasar sesuai UU 23/ 2014 dengan target pemenuhan Standar Pelayanan Minimal dan ketersediaan sarana dan prasarana untuk pencapaian Program Presiden Ekonomi Berkeadilan 1. Pendidikan 2. Kesehatan dan KB 3. Perumahan dan Permukiman 4. Industri Kecil dan Menengah (IKM) 5. Pertanian 6. Kelautan dan Perikanan 7. Pariwisata 8. Jalan 9. Air Minum 10. Sanitasi; dan 11. Pasar. 2. DAK PENUGASAN Mendukung pencapaian Prioritas Nasional Tahun 2018 yang menjadi kewenangan Daerah, lingkup kegiatan spesifik serta lokasi prioritas tertentu 1. Pendidikan (SMK); 2. Kesehatan; 3. Air Minum; 4. Sanitasi; 5. Jalan; 6. Irigasi; 7. Pasar; 8. Energi Skala Kecil; dan 9. Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 3. DAK AFFIRMASI Membantu mempercepat pembangunan infrastruktur dan pelayanan dasar pada Lokasi Prioritas yang termasuk kategori daerah perbatasan, kepulauan, tertinggal, dan transmigrasi (Area/Spatial Based) 1. Kesehatan; 2. Perumahan dan Permukiman; 3. Transportasi; 4. Pendidikan; 5. Air Minum; dan 6. Sanitasi. 4
PRINSIP-PRINSIP PENGALOKASIAN DAK FISIK BERBASIS USULAN DAERAH (PROPOSAL BASED) Prinsip Pembangunan Berkelanjutan Prinsip Percepatan Penyediaan Infrastruktur di Daerah Prinsip Sinkronisasi Pendanaan Pembangunan Daerah Prinsip Pengalokasian DAK Berbasis Kinerja Penyerapan Usulan kegiatan harus: 1. Menjadi kewenangan daerah; 2. Bagian dari RPJMD dan RKPD yang telah disinkronisasi dengan prioritas nasional; dan 3. Kegiatannya harus menghasil-kan output/ outcome yang bermanfaat langsung bagi masyarakat Mempercepat pembangunan infrastruktur di daerah yang terkait dengan: 1. pelayanan dasar untuk pemenuhan SPM; 2. pengembangan industri, perdagangan, pariwisata, sektor perekonomian lainnya Sinkronisasi usulan kegiatan antara: 1. Bidang yang satu dengan bidang lainnya; 2. Daerah yang satu dengan daerah lainnya, termasuk antara kabupaten/ kota dengan provinsi; dan 3. Kegiatan DAK dengan kegiatan yang didanai dari non DAK Alokasi DAK memperhitungkan tingkat penyerapan anggaran dan capaian output/outcome tahun sebelumnya, dengan tujuan agar: 1. Daerah punya komitmen untuk melaksanakan apa yang telah diusulkan; 2. Daerah melaksanakan DAK sesuai dengan target output dan lokasi kegiatan serta batas waktu yang ditetapkan 5
MEKANISME PENGALOKASIAN DAK FISIK Juni - Juli Agt - Sept Agt - Sept PENILAIAN DAN HASIL PENILAIAN USULAN DAK DI PUSAT Penilaian mengacu pada : a. data teknis Usulan DAK b. perbandingan data teknis usulan daerah dengan data teknis K/L c. tingkat pencapaian SPM d. target output dan outcome : jangka menengah K/L Teknis Bappenas Kemenkeu Menilai usulan skala prioritas per bidang/ subbidang mengacu pada: a. Data teknis Usulan DAK b. Lokasi prioritas per tahun secara nasional. c. Sinkronisasi kegiatan sesuai RKPD dan RPJMD dengan prioritas nasional dalam RKP dan RPJMN. Menilai satuan biaya: a. Standar Biaya Masukan b. Standar Biaya Keluaran usulan K/L c. Indeks kemahalan konstruksi d. Kinerja penyerapan DAK dan tingkat capaian output fisik tahun sebelumnya. Provinsi a. Rekomendasi atas kegiatan dari usulan DAK Fisik Kabupaten/ Kota b. Sinkronisasi kegiatan antara Kab./Kota dengan Provinsi dan antar Kab./Kota dalam lingkup Provinsi. 6
PAGU ALOKASI DAK FISIK TAHUN 2018 URAIAN APBN 2017 APBNP 2017 APBN 2018 Selisih 2017-2018 (1) (2) (3) (4) (5)=(4)-(3) DANA ALOKASI KHUSUS FISIK 58,342.21 69,531.50 62,436.26 (7,095.24) a. DAK Reguler 20,396.25 20,396.25 31,350.84 10,954.59 1.Pendidikan 6,107.10 6,107.10 6,629.30 522.20 2.Kesehatan dan KB 10,021.82 10,021.82 10,511.81 489.99 3.Air Minum (dalam Miliar Rupiah) 500.67 500.67 4.Sanitasi 521.49 521.49 5.Perumahan dan Pemukiman 654.89 654.89 564.96 (89.93) 6.Pasar 863.39 863.39 7.Industri Kecil dan Menengah 531.50 531.50 563.69 32.19 8.Pertanian 1,650.04 1,650.04 1,681.68 31.64 9.Kelautan dan Perikanan 926.50 926.50 879.70 (46.80) 10.Pariwisata 504.40 504.40 631.95 127.55 11.Jalan 8,002.20 8,002.20 b. DAK Penugasan 34,466.76 34,466.76 24,463.66 (10,003.10) 1.Pendidikan SMK 1,951.80 1,951.80 1,713.60 (238.20) 2.Kesehatan 4,831.26 4,831.26 4,241.66 (589.60) 3.Air Minum 1,200.30 1,200.30 1,053.82 (146.48) 4.Sanitasi 1,250.20 1,250.20 1,097.63 (152.57) 5.Jalan 19,690.10 19,690.10 10,200.66 (9,489.44) 6.Pasar 1,035.70 1,035.70 909.30 (126.40) 7.Irigasi 4,005.10 4,005.10 4,246.18 241.08 8.Energi Skala Kecil dan Menengah 502.30 502.30 500.10 (2.20) 9.Lingkungan Hidup dan Kehutanan 500.72 500.72 c. DAK Afirmasi 3,479.20 3,479.20 6,621.77 3,142.57 1.Kesehatan 2,251.80 2,251.80 3,226.24 974.44 2.Perumahan dan Pemukiman 383.30 383.30 464.64 81.34 3.Transportasi 844.10 844.10 1,078.13 234.03 4.Pendidikan 794.61 794.61 5.Air Minum 516.26 516.26 6.Sanitasi 541.88 541.88 d. DAK Tambahan (APBNP 2017) 11,189.29 7
DAK Fisik 2018 dialokasikan sebesar Rp62,44 T dengan 166 menu kegiatan, dengan afirmasi untuk daerah-daerah perbatasan, daerah tertinggal, kepulauan dan transmigrasi. AIR MINUM Dengan sasaran penyediaan: 1. Sumber air minum layak bagi 510.412 rumah tangga. 2. Sumber air minum layak bagi 716.352 rumah tangga melalui pembangunan 448 SPAM. 3. Sumber air minum layak bagi 243.170 rumah tangga melalui peningkatan SPAM Bukan Jaringan Perpipaan (BJP) PENDIDIKAN 1. Rehab Ruang Belajar: SD : 39.220 unit SMP : 13.402 unit SMA/K : 5.855 paket 2. Ruang Kelas Baru: SD : 5.694 unit SMP : 4.095 unit SMA/K : 4.466 paket 3. Alat peraga dan Buku: SD : 19.488 unit SMP : 10.345 unit SMA/K : 8.848 paket PERUMAHAN KESEHATAN JALAN Fasilitasi stimulan pembangunan baru maupun peningkatan kualitas 225.804 rumah tangga. 1. Prasarana dan Sarana Rumah Sakit dan Puskesmas : 15.716 unit 2. Alat kesehatan: RS dan Puskesmas : 26.387 unit 3. Kefarmasian: 2.273 paket Kemantapan Jalan: Provinsi 73,38% Kab/Kota 62,88% IRIGASI & PERTANIAN 1. Pembangunan/peningkatan jaringan irigasi seluas 51.000 Ha 2. Rehabilitasi Jaringan Irigasi seluas 771.850 Ha 3. Perbaikan sumber air 8.200 unit 4. Jalan Usaha Tani 600 Km. SANITASI 1. Pembangunan 127.500 SR untuk SPAL terpusat 2. Pembangunan 1.700 unit SPAL Terpusat 3. Penyediaan 500.000 unit tangki septik 4. Penyediaan 20 unit truk tinja 5. Pembangunan 10 IPLT baru. 6. Penyediaan sarana sanitasi individual perdesaan di desa/ kelurahan sebanyak 2.100.000 unit. 8
PERKEMBANGAN PAGU ALOKASI DAK FISIK BIDANG AIR MINUM DAN SANITASI Dalam jutaan Rp 9
Menu Kegiatan DAK Bidang Air Minum NO BIDANG MENU KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT AIR MINUM (UIC: KEMENPUPR) DAK Reguler Pemanfaatan idle capacity SPAM terbangun dari sistem IKK/PDAM/Komunal (satuan sambungan rumah (SR) DAK Afirmasi Pemanfaatan idle capacity SPAM terbangun dari sistem IKK/PDAM/Komunal (satuan sambungan rumah (SR) dan jiwa terlayani) DAK Penugasan Pembangunan baru bagi daerah yang belum memiliki layanan air minum, peningkatan SPAM BJP menjadi SPAM BJP terlindungi, serta SPAM BJP terlindungi menjadi SPAM JP Penambahan kapasitas dan/atau volume dari sarana dan prasarana SPAM terbangun (satuan liter/ de>k dan jiwa terlayani) Tersedianya akses ke sumber air minum yang layak bagi 510.412 rumah tangga bagi masyarakat (bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan Non- MBR) di kab/kota yang memiliki idle capacity yang memadai untuk dibangun. Tersedianya akses ke sumber air minum yang layak bagi 716.352 rumah tangga melalui pembangunan baru 448 SPAM lengkap. Tersedianya akses ke sumber air minum yang layak bagi 243.170 rumah tangga melalui peningkatan SPAM BJP menjadi SPAM BJP terlindungi. INDIKATOR OUTCOME Peningkatan jumlah penduduk yang mendapatka n pelayanan air minum yaitu sebanyak 5.879.736 jiwa. LOKASI PRIORITAS diprioritaskan bagi kabupaten/kota dengan akses air minum rendah (masih di bawah rata- rata nasional). Daerah Ter>nggal Daerah Perbatasan Daerah Kepulauan Transmigrasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Kabupaten/kota yang memiliki SPAM Regional Kota binaan Kementerian PUPR Kawasan Kumuh
Menu Kegiatan DAK Bidang Sanitasi NO BIDANG MENU KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SANITASI (UIC: KEMENPUPR) DAK Reguler DAK Afirmasi DAK Penugasan Pembangunan baru SPALD Terpusat Skala Komunal yang terdiri dari Instalasi Pengolahan Air Limbah Domes>k (IPALD) permukiman, jaringan pengumpul dan SR dengan jumlah layanan minimal 50 KK. Pembangunan baru SPALD Terpusat skala permukiman yang terdiri dari IPALD permukiman skala komunal, jaringan pengumpul dan SR dengan jumlah layanan minimal 50 KK serta parasarana Mandi Cuci Kakus (MCK). Pembangunan tangki sep>k skala komunal (5-10 KK). Terbangunnya 127.500 SR untuk SPAL terpusat terpasang (skala komunal, kawasan, dan/atau kota). Terbangunnya 115.200 SR melalui pembangunan 1.700 unit SPAL Terpusat Skala Komunal Domes>k baru Tersedianya 500.000 unit tangki sep>k individu di perkotaan. INDIKATOR OUTCOME Peningkatan layanan sanitasi (sistem pengolahan air limbah individual, komunal dan terpusat (jiwa) LOKASI PRIORITAS Sudah atau sedang menyusun dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK)/ Memorandum Program Sanitasi (MPS). Kabupaten/kota yang sudah atau sedang menyusun dokumen SSK/MPS. Kegiatan DAK Reguler Sanitasi Tahun 2018 dilakukan di luar lokasi kegiatan DAK Afirmasi dan DAK Penugasan. Daerah Ter>nggal Daerah Perbatasan Daerah Kepulauan Transmigrasi Dokumen SSK/MMS Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Kabupaten/kota yang memiliki SPAM Regional Kota binaan Kementerian PUPR Kawasan Kumuh
MEKANISME PENYALURAN DAK FISIK PMK 112/PMK.07/2017 Ttg Perubahan PMK 50/PMK.07/2017 Ketentuan Penyaluran 2018 Thp I Thp II Thp III Besaran Penyaluran 25% 45% * Syarat: Perda APBD Laporan Realisasi Output Tahun Anggaran / Tahapan sebelumnya Minimal Penyerapan Minimal Output Kontrak Kegiatan Rencana Kegiatan (RK) yang telah disetujui KL Laporan nilai rencana kebutuhan dana - - 75% - - - - - - - 90% 70%** - - Alokasi Bidang < 1 M = penyaluran sekaligus 100% 1. Dokumen paling lambat 21 Juli 2. Kegiatan tertentu yang direkomendasika n K/L dan disetujui Kemenkeu Penyaluran: Paling Cepat Paling Lambat Feb Juli Apr Okt Sep Des Penyampaian Dokumen Paling Lambat 21 JULI 21 OKT 15 DES Catatan: Penyaluran melalui KPPN setempat sebesar selisih antara dana yang telah diterima di RKUD dengan nilai rencana kebutuhan dana untuk penyelesaian kegiatan; ** Nilai rencana kegiatan 100%. 12
PENYALURAN DAK FISIK (1) Besaran penyaluran per Tahapan 45% 25% Paling cepat Februari Paling lambat Juli Paling cepat April Paling lambat Oktober Paling cepat September Paling lambat Desember sebesar selisih antara dana yang telah disalurkan dengan nilai rencana kebutuhan dana untuk penyeluesaian kegiatan Tahap I Tahap II DAK yang disalurkan (tahap III) sesuai dengan kebutuhan dalam rangka mencapai output 100%; Mengurangi/menghilangkan Sisa DAK yang ada di RKUD; Perencanaan Kas Pemerintah menjadi lebih terukur dan sehat; dan Mendisplinkan daerah dalam perencanaan kas. Tahap III 13
PENYALURAN DAK FISIK (2) PERSYARATAN: Tahap I Perda APBD TA berjalan laporan realisasi penyerapan dan capaian output kegiatan TA sebelumnya Rencana kerja yang telah disetujui K/L Daftar kontrak kegiatan,berupa data kontrak, bukti pemesanan barang, data pelaksanaan kegiatan swakelola dan/ atau kegiatan dana penunjang Tahap II laporan realisasi penyerapan dana paling sedikit 75% dari dana yang telah diterima di RKUD dan capaian output TW I Desain Perencanaan, Biaya Tender, Honorarium fasilitator kegiatan DAK Fisik yang dilakukan secara swakelola, Penunjukan konsultan pengawas kegiatan kontraktual, Penyelengaraan rapat koordinasi, Perjalanan dinas ke/dari lokasi kegiatan dalam rangka perencanaan, pengendalian, dan pengawasan (MAX 5%) Meningkatkan pencapaian sasaran target out yang telah ditetapkan pada TA sebelumnya Meningkatkan kemampuan dan komitmen daerah dalam pelaksanaan DAK Fisik; Mendorong pencapaian target output yang telah ditetapkan Tahap III laporan realisasi penyerapan dana paling sedikit 90% dari dana yang telah diterima di RKUD dan capaian output s.d Tahap II paling sedikit 70% nilai rencana penyelesaian kegiatan dalam rangka penyelesaian capaian output 100% (seratus persen) kegiatan DAK Fisik per jenis per bidang 14
PENYALURAN DAK FISIK (3) BATAS WAKTU PENYAMPAIAN PERSYARATAN: Konsekuensi persyaratan terlambat: DAK Fisik Tahapan berikutnya tidak disalurkan Tujuan Penerapan: Penerapan punishment bagi daerah yang tidak tertib dan berkomitmen rendah Menodorong daerah agar tertib/ disiplin anggaran TAHAP I paling lambat tanggal 21 Juli TAHAP II paling lambat tanggal 21 Oktober TAHAP III paling lambat tanggal 15 Desember 15
PENYALURAN DAK FISIK (4) Penyaluran DAK Fisik bidang tertentu s.d 1 Milyar: Dapat sekaligus paling cepat April paling lambat Juli sebesar nilai kebutuhan dana untuk penyelesaian kegiatan DAK Fisik Persyaratan: perda APBD TA berjalan; laporan realisasi penyerapan dana dan capaian output kegiatan DAK Fisik TA sebelumnya Daftar kontrak kegiatan Batas penyampaian persyaratan 21 Juli Laporan paling lambat November TA berjalan Tujuan Perubahan Penyaluran berdasarkan nilai kontrak dan mempermudah pelaksanaan DAK Fisik yang relatif sederhana dalam pelaksanaannya 16
PENYALURAN DAK FISIK (5) Penyaluran DAK Fisik yang pembayarannya tidak bisa bertahap: K/L menyampaikan rekomendasi terhadap kegiatan yang pembayarannya tidak bisa dilakukan pembayaran secara bertahap; Rekomendasi disampaikan ke DJPK paling lambat Februari; DJPK menyampaikan ketetapan kegiatan yang pembayarannya tidak bisa dilakukan sekaligus kepada KPPN melalui koordinator KPA; Disalurkan sekaligus paling cepat Agustus dan paling lambat Desember; Penyaluran bidang yang kegiatannya bertahap: sebesar persentase tiap tahapan dari nilai rencana kebutuhan setelah dikurangi kegiatan yang pembayarannya tidak bisa dilakukan bertahap; Daftar kontrak kegiatan dan Laporan Realisasi penyerapan dana dan capaian output DAK Fisik TA sebelumnya disampaikan kepada Kepala KPPN paling lambat 21 Juli Keseluruhan BAST dan/atau Pekerjaan yang tidak dapat dilakukan bertahap disampaikan kepada Kepala KPPN paling lambat 15 Desember Tujuan Perubahan Mengatur lebih rinci terhadap kegiatan yang pembayarannya sebagian/seluruhnya tidak dapat dilakukan secara bertahap 17
PERSIAPAN PELAKSANAAN DAK FISIK 2018 Penyusunan Petunjuk Teknis yang belum diatur dalam Perpres 123 Tahun 2016 Target Bulan Desember 2017 seluruh petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan sudah ditetapkan. Pemerintah Daerah menyusun Usulan Rencana Kegiatan dan Anggaran (URK) untuk disampaikan dan disetujui oleh K/L teknis dan Bappenas menjadi Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) RKA menjadi syarat penyaluran Tahap I. Informasi yang perlu dimasukkan dalam dokumen RKA: 1) Menu Kegiatan 2) Rincian Kegiatan per paket pengadaan (termasuk Kegiatan Penunjang maks. 5% dari pagu alokasi); 3) Metode Pengadaan Barang dan Jasa; 4) Lokasi Kegiatan; 5) Volume Output dan Satuan Output 6) Kebutuhan Biaya per Paket Pengadaan; 7) Total Kebutuhan Dana (DAK + Dana APBD *jika ada); Pemerintah Daerah menetapkan APBD dan memulai proses pengadaan barang/jasa Kontrak menjadi syarat penyaluran Tahap I. 18
CONTOH FORMAT RKA UNTUK DAK FISIK 2018 Nama Daerah : Kabupaten A Bidang : Jalan Total Alokasi : Rp. 19.000.000.000,- No. Menu Kegiatan Rincian Kegiatan Metode PBJ Lokasi Kegiatan Volume Output Satuan Output Kebutuhan Biaya Total Kebutuhan Dana DAK Fisik APBD 1. Perbaikan Ruas Jalan A (KM 0 KM 8) 2. Perbaikan Ruas Rehabilitasi Jalan A (KM 9 Jalan Km 10) 3. Perbaikan Ruas Jalan B 4. Evaluasi Pekerjan Kontraktual Jalan A 10 Km Rp10 M Rp10 M - Kontraktual Jalan A 2 Km Rp2 M - Rp2 M Kontraktual Jalan B 8 Km Rp.8 M Rp.8 M Kontraktual Jalan A dan B 2 Konsultan Rp900 juta 19
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan - Kementerian Keuangan Gedung Radius Prawiro Jalan Dr Wahidin No. 1 Jakarta Pusat 10710 Telp. 021 3509442 Fax. 021 3509443 www.djpk.depkeu.go.id 20