BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2016 di Jakarta. Data-data

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dalam penelitian ini adalah 2 bulan yaitu bulan April sampai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

BAB III METODE PENELITIAN. variabel. Yang menjadi objek penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak. kerelaan nilai dalam membayar pajak sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. kerumitan. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah sistem e-filling, sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan bentuk penelitian survai. Menurut Sugiyono (2013: 14)

A. Populasi dan Sampel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian survey yang berupa penelitian penjelasan dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. obyek penelitian adalah para pengguna software akuntansi pada perusahaanperusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. data yang digunakan sebagai bahan penelitian tersebut adalah perusahaan. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perpajakan, kepatuhan wajib pajak dan kinerja penerimaan pajak. Sumber data

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menjawab rumusan masalah dan melakukan pengujian pada hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Perpajakan, Pelayanan Fiskus dan Sanksi Pajak Terhadap Tingkat

BAB III METODE PENELITIAN. Timur. Subjek dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak yang melaporkan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif dan verifikatif. Sugiyono (2009:206) menyatakan bahwa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. November 2007 berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 132/PMK.01/2006

BAB III METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. permasalahan ditempat yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian,

BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tanah Abang Dua yang beralamat di jalan K.H Mas Mansyur No.71.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada pengguna software Sistem Informasi

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian diperlukan agar penelitian yang dilakukan dapat

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN


BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

Bab III Metode Penelitian

28 Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Maka variabel

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. C. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Purposive

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memberikan gambaran yang lebih nyata mengenai fenomena fenomena.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Hasan (2002: 31), Desain penelitian adalah kerangka kerja

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. kuantitatif deskriptif. Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis

BAB III DESAIN PENELITIAN. variabel yang dipengaruhi yaitu variabel dependen. Tabel 3.1

Bab III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada PT. PLN Persero Cabang Pekanbaru

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang lakukan ini adalah penelitian survey, dimana peneliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Raya Kembangan No.2 Jakarta Barat Blok B Lt.13.

BAB III METODE PENELITIAN. oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penyusunan metode dalam pengumpulan data, penyusunan instrumen, hingga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2016 di Jakarta. Data-data tersebut dikumpulkan dari PT S Three Technologies Indonesia dan PT Domini Polymerindo Makmur yang keduanya beralamat di Perkantoran Kencana Niaga Jl. Taman Aries Blok D1 No.2 KL, Kembangan, Jakarta Barat. B. Desain Penelitian Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian survei dengan jenis penelitian kausal (causal research). Metode survei adalah tipe penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang hubungan dua atau lebih variabel dari sekelompok objek dengan melakukan perbandingan atau analisis variabel tersebut (Insan, 2012:39). Dengan menggunakan metode kausal tujuannya untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara variabel dependen yang ditentukan yaitu kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban PPh Pasal 21 orang pribadi dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen yaitu penerapan modernisasi sistem administrasi perpajakan, pemahaman tentang peraturan perpajakan, dan self assessment system. Penelitian ini memerlukan 54

55 pengujian hipotesis statistik. Untuk melakukan penelitian ini tentunya penulis menggunakan bantuan program SPSS dan Eviews dengan tujuan untuk menghemat waktu dan juga mempermudah penelitian. Penelitian ini dapat diklasifikasikan kedalam penelitian opini (opinion research). Penelitian opini merupakan penelitian terhadap fakta berupa opini atau pendapat orang (responden), dengan data yang diteliti berupa pendapat individual secara individual atau kelompok dengan instrumen berupa kuesioner yang dibagikan kepada responden. Dalam penelitian ini, tujuannya adalah untuk menyelidiki pandangan, persepsi, atau penilaian responden terhadap masalah tertentu yang berupa tanggapan responden terhadap diri responden atau kondisi lingkungan dan perubahan yang dialami responden. C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel Operasionalisasi variabel adalah gambaran tentang struktur penelitian yang menjabarkan variabel atau sub variabel kepada konsep, dimensi, indikator dan ukuran yang diarahkan untuk memperoleh nilai variabel. Dalam hal ini, menurut Sugiyono (2010) variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga memperoleh informasi dan dapat diambil kesimpulannya. Variabel independen atau variabel bebas (X 1, X 2, Dan X 3 ) dari penelitian ini adalah penerapan modernisasi sistem administrasi perpajakan, pemahaman tentang peraturan perpajakan, dan self assessment

56 system dan untuk variabel dependen atau variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban PPh Pasal 21 orang pribadi. Berikut ini penjelasan dari variabel-variabel yang terkait: 1. Variabel Bebas (Independent Variable) Merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau terikat (Sugiyono, 2007: 4). Adapun variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: a. Penerapan Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan Konsep sistem administrasi perpajakan modern merupakan perubahan pada sistem administrasi perpajakan yang mengikuti kemajuan teknologi dengan pelayanan berbasis e-system seperti e- SPT, e-filing, e-billing, dan e-registration yang diharapkan dapat menjadikan pelayanan Direktorat Jenderal Pajak terhadap penerimaan pajak berjalan dengan efektif dan lebih praktis untuk wajib pajak serta meningkatkan mekanisme kontrol yang lebih efektif juga untuk penerimaan pajak negara. Model yang disajikan sebagai bahan indikator untuk tingkat pemahaman atas penerapan modernisasi sistem administrasi perpajakan, yaitu:

57 Tabel 3.1 Variabel Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan Variabel Dimensi Indikator Skala No. Kuisioner a. Penerapan sistem administrasi perpajakan 1 modern yaitu e-system 1. Business Process, Teknologi Informasi dan Komunikasi b. Sistem pelaporan pajak secara elektronik 2 Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan (X 1 ) 2. Penyempurnaan Manajemen Sumber Daya Manusia a. Informasi yang diberikan oleh aparat pajak kepada wajib pajak b. Penerapan kode etik pegawai Direktorat Jenderal Pajak Ordinal a. Penerapan Good Governance 5 3 4 3. Pelaksanaan Good Governance b. Penerapan penggunaan fasilitas teknologi perpajakan c. Sistem pelayanan yang baik antara wajib pajak dan aparat pajak 6 7 Sumber: Peneliti terdahulu Sri Rahayu, 2009 b. Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan Pemahaman tentang peraturan perpajakan adalah keadaan dimana wajib pajak memiliki pengetahuan mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan, sistem perpajakan, dan fungsi pajak serta mengaplikasikan pengetahuan itu untuk bertindak, mengambil keputusan, dan untuk menempuh arah atau strategi sehubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajibannya di bidang perpajakan. Dalam hal ini peneliti mengembangkan indikator yang telah ada dan diukur dengan instrument kuesioner yang digunakan penelitian

58 terdahulu. Berikut ini indikator untuk pemahaman tentang peraturan perpajakan: Tabel 3.2 Variabel Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan Variabel Dimensi Indikator Skala No. Kuisioner Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan (X 2 ) 1. Pemahaman dasar peraturan pajak untuk wajib pajak 2. Pengetahuan dan pemahaman mengenai hak dan kewajiban sebagai wajib pajak a. Wajib pajak harus memiliki NPWP b. Pengurusan NPWP 9 c. Pelaporan SPT masa 10 a. Permohonan wajib pajak atas pengembalian kelebihan bayar pajak b. Permohonan wajib pajak atas penundaan pembayaran pajak c. Kewajiban wajib pajak Ordinal 13 d. Hak wajib pajak mendapatkan pelayanan fiskus 8 11 12 14 3. Pengetahuan dan pemahaman mengenai tarif pajak, penghitungan pajak, dan batas waktu pembayaran dan penyampaian SPT masa a. Pengetahuan tarif PPh Pasal 21 b. Penghitungan PPh Pasal 21 c. Pengetahuan batas waktu pembayaran dan penyampaian SPT masa PPh Pasal 21 15 16 17 Sumber: Peneliti terdahulu Octa Anggita, 2013

59 c. Penerapan Self Assessment System Upaya meningkatkan penerimaan pajak, pemerintah melakukan perubahan mendasar dengan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan merubah sistem pemungutan pajak yang digunakan di Indonesia yaitu digunakannya self assessment system yang menggantikan official assessment system. Cara pemungutan pajak penghasilan di Indonesia menggunakan self assessment system yang artinya mulai dari perhitungan, membayar dan melaporkan dilakukan oleh wajib pajak. Model yang disajikan sebagai bahan indikator untuk penerapan self assessment system, yaitu:

60 Tabel 3.3 Variabel Self Assessment System Variabel Dimensi Indikator Skala No. Kuisioner 1. Perhitungan Jumlah Pajak Terutang a. Kesediaan menghitung sendiri jumlah PPh Pasal 21 terutang atas penghasilan pokok b. Kesediaan menghitung jumlah PPh Pasal 21 terutang atas penghasilan tambahan 18 19 a. Kebenaran pengisian formulir SPT masa PPh Pasal 21 20 Self Assessment System (X 3 ) 2. Pengisian Formulir SPT b. Kelengkapan pengisian formulir SPT masa PPh Pasal 21 c. Kejelasan pengisian formulis SPT masa PPh Pasal 21 Ordinal 21 22 3. Pembayaran Pajak Terutang a. Kesediaan membayar sendiri PPh Pasal 21 terutang b. Ketepatan waktu pembayaran PPh Pasal 21 terutang 23 24 4. Pelaporan Pajak Terutang a. Kesediaan melaporkan sendiri jumlah PPh Pasal 21 terutang b. Ketepatan waktu pelaporan PPh Pasal 21 terutang 25 26 Sumber: Peneliti terdahulu Ning Wahyuni, 2013 2. Variabel Terikat (Dependent Variable) Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2007:4). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Memenuhi Kewajiban PPh Pasal 21 Orang Pribadi (Variabel Y). Kepatuhan wajib

61 pajak adalah tindakan wajib pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan pelaksanaan perpajakan yang berlaku. Kepatuhan wajib pajak dapat diartikan bahwa setiap wajib pajak melakukan cara membayar dan melaporkan pajak sudah sesuai dengan baik dan benar. Kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban PPh Pasal 21 orang pribadi dapat diukur dengan menggunakan instrumen yang mengacu pada indikator sebagai berikut:

62 Tabel 3.4 Variabel Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Memenuhi Kewajiban PPh Pasal 21 Orang Pribadi Variabel Dimensi Indikator Skala a. Pendaftaran wajib pajak untuk memperoleh NPWP No. Kuisioner 27 1. Ketaatan Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan b. Keharusan memiliki NPWP c. Pelaporan sendiri SPT Tahunan PPh Pasal 21 28 29 Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Memenuhi Kewajiban PPh Pasal 21 Orang Pribadi (Y) 2. Kepatuhan Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan d. Pengisian formulir SPT Tahunan PPh Pasal 21 e. Penyampaian perpajakan/pembayaran PPh Pasal 21 terutang sesuai dengan ketentuan perpajakan dan keadaan sebenarnya f. Membayar PPh Pasal 21 terutang dengan benar Ordinal 30 31 32 g. Memenuhi kewajiban perpajakan sesuai dengan peraturan perpajakan 33 3. Penyempurnaan Kepatuhan Wajib Pajak h. Pengawasan oleh KPP meningkatkan kepatuhan wajib pajak 34 Sumber: Peneliti terdahulu Octa Anggita, 2013 Dalam operasionalisasi variabel skala pengukuran yang digunakan semua variabel diatas adalah pengukuran ordinal dengan jenis skala likert. Semua variabel diukur dalam bentuk instrument pengukur dalam bentuk kuesioner. Analisis kuesioner dilakukan dengan memberikan nilai dari hasil kuesioner, metode pelaksanaan yang digunakan berdasarkan

63 skala likert dengan bobot nilai/skor, maka jawaban itu diberi skor, misalnya: Tabel 3.5 Daftar Skala Likert No Uraian Skor 1 Sangat Setuju 5 2 Setuju 4 3 Netral 3 4 Tidak Setuju 2 5 Sangat Tidak Setuju 1 Sumber: Sugiyono, 2011 D. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:80). Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011:81). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan di PT S Three Technologies Indonesia dan PT Domini Polymerindo Makmur yaitu sebanyak 110 orang. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2008). Sampel yang telah memenuhi kriteria untuk penelitian ini sebanyak 100 orang.

64 E. Teknik Pengumpulan Data 1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah gabungan antara data subyek dan data dokumenter. Data subyek (self report data). Data subyek yang diperoleh dalam penelitian ini adalah hasil kuesioner yang dibagikan kepada responden. Sedangkan data dokumenter (documentary data) yang digunakan yaitu data-data mengenai PT S Three Technologies Indonesia dan PT Domini Polymerindo Makmur. 2. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode pengumpulan data survey yang dilakukan dengan mengadakan peninjauan langsung ke PT S Three Technologies Indonesia dan PT Domini Polymerindo Makmur yang menjadi objek penelitian. Untuk mendapatkan sumber data berupa data primer, cara memperolehnya adalah sebagai berikut: a. Observasi (Pengamatan Langsung) Yaitu dengan cara melakukan pengamatan secara langsung di PT S Three Technologies Indonesia dan PT Domini Polymerindo Makmur untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini.

65 b. Wawancara Yaitu melakukan wawancara langsung dengan responden dan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak-pihak terkait yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. Pihak tersebut merupakan wajib pajak di PT S Three Technologies Indonesia dan PT Domini Polymerindo Makmur. c. Studi kepustakaan Yaitu penelitian ini didasarkan pada bahan-bahan dari perpustakaan dengan mengumpulkan data berupa teori yang bersumber dari literatur, buku, dan bahan tulisan dan dokumentasi yang berhubungan dengan penelitian. F. Metode Analisis Metode analisis merupakan langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data. Metode analisis dalam penelitian ini dilakukan sesuai dengan pengolahan data dan menyusunnya untuk keperluan penelitian dengan bantuan SPSS dan Eviews. Dengan bantuan SPSS dan Eviews ini dapat memudahkan peneliti melakukan pengolahan data agar tidak terjadi tingkat kesalahan yang besar. Metode analisis statistik data yang digunakan untuk menganalisis data penelitian ini, antara lain :

66 1. Uji Pre-test Kuesioner Uji pre-test dilakukan untuk mencari item pertanyaan yang tidak valid atau reliabel dengan variabel penelitian. Uji pre-test dilakukan dalam sampel kecil sejumlah n=30. Setelah dilakukan pre-test maka peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas untuk selanjutnya menentukan item pertanyaan yang akan menjadi kuesioner final untuk sampel besar. a. Uji Validitas Validitas merupakan keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur. Semakin tinggi validitas suatu alat tes, maka alat tes tersebut semakin mengenai pada sasarannya, atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur. Kuesioner yang digunakan dalam suatu penelitian haruslah valid, yaitu kuesioner yang mampu mengungkapkan apa yang diukur dengan kuesioner tersebut. Pengujian validitas instrumen atau kuesioner dalam penelitian ini menggunakan software statistik berupa SPSS. Untuk menafsirkan hasil uji validitas, kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut: 1) Jika nilai hitung r lebih besar (>) dari nilai tabel r maka item angket dinyatakan valid dan dapat dipergunakan. 2) Jika nilai hitung r lebih kecil (<) dari nilai tabel r maka item angket dinyatakan tidak valid dan tidak dapat dipergunakan.

67 3) Nilai tabel r dapat dilihat pada a = 5% and db = n - 2. Sebelum kuesioner dibagikan kepada responden yang menjadi sampel dalam penelitian, maka dilakukan uji validitas. Uji validitas dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada beberapa responden untuk kemudian diuji apakah tiap butir pertanyaan yang digunakan sudah valid. Apabila pengujian kuesioner sudah valid maka kuesioner layak dibagikan kepada responden yang akan dijadikan sampel untuk digunakan dalam penelitian. b. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Untuk mengetahui reliabel atau tidaknya suatu variabel maka dilakukan uji statistik dengan cara melihat Croncbach Alpha (α). Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika memberikan nilai Croncbach Alpha > 0,70 (Nunnally, 1994). 2. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Karakteristik yang digambarkan adalah karakteristik distribusinya, yang dilihat dari:

68 a. Mean (rata-rata) b. Median (nilai tengah) c. Maksimum d. Minimum e. Standar Deviasi (simpangan baku) 3. Uji Asumsi Klasik Sebelum melakukan uji regresi terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik untuk menguji apakah model regresi terhindar dari bias atau BLUE (Best Linier Unbiased Estimator). Dikarenakan perhitungan atau ramalan dapat menjadikan kurang akurat akibat adanya berbagai gangguan. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Uji Normalitas Regresi Uji normalitas dalam model regresi bertujuan menguji apakah variabel residual berdistribusi normal atau tidak. Hal ini didukung oleh asumsi uji signifikan regresi parsial (uji t) dan uji signifikan regresi berganda (uji f) yaitu nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Dalam menguji kenormalan data, menggunakan uji normalitas regresi Jarque-Bera dengan α = 0,05. Dua dasar analisa pendekatan yang dapat dilakukan, yaitu:

69 1) Jika nilai probabilitas > tingkat signifikan 0,05 maka H 1 ditolak dan H 0 diterima yang berarti data terdistribusi normal. 2) Jika nilai probabilitas < tingkat signifikan 0,05 maka H 0 ditolak dan H 1 diterima yang berarti data tidak terdistribusi normal. b. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi kesamaan varian dari variabel residual satu ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskesdatisitas atau mensyaratkan tidak adanya masalah heteroskedastisitas (Ghozali, 2011: 139). Heteroskedastisitas menyebabkan penaksir atau estimator menjadi tidak efisien dan nilai koefisien determinasi akan menjadi sangat tinggi. Metode pengujian heteroskedastisitas yang digunakan dalam penelitian ini akan menggunakan Eviews, dengan melihat probabilitas lebih kecil daripada α = 5%, ini berarti kita simpulkan untuk menolak hipotesis yang berarti tidak cukup bukti untuk menyatakan tidak ada heteroskedastisitas, Nachrowi (2006: 246). c. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik harusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (Ghozali, 2011:105). Sulit menemukan dua variabel bebas yang

70 secara matematis tidak berkorelasi (korelasi = 0) sekalipun secara substansi tidak berkorelasi. Akan tetapi apabila ada multikolinieritas yang signifikan (harus mendapat perhatian khusus) dan tidak signifikan (mendekati nol). Kita juga akan sulit menemukan kolinieritas yang sempurna (perfect collinierity), bila ditemukan multikolinieritas yang sempurna maka salah satu dampak yang ditimbulkannya adalah tidak dapat dihitungnya koefisien regresi. Satu hal yang perlu ditekankan kembali disini bahwa kolinieritas merupakan hubungan linier. Jika variabel bebas mempunyai hubungan, tetapi tidak linier maka hal tersebut tidak dikategorikan sebagai multikolinieritas. Mendeteksi multikolinieritas berdasarkan uji formal di dalam penelitian ini menggunakan Eviews, dengan mendeteksi pendugaan multikolinieritas melihat korelasi antar variabel bebas, korelasi yang tergolong kuat dengan besaran 0,8 atau lebih, Nachrowi (2006: 95). d. Uji Otokorelasi Uji otokorelasi dalam konsep linear berarti komponen error berkorelasi berdasarkan urutan waktu (pada data berkala) atau urutan ruang atau korelasi pada dirinya sendiri (Kusrini, 2010). Mendeteksi otokorelasi didalam penelitian ini menggunakan Eviews dengan uji durbin-watson, Nachrowi (2006:187).

71 4. Uji Hipotesis Uji hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah. Karena sifatnya masih sementara, maka perlu dibuktikan kebenarannya melalui suatu pengujian atau tes yang disebut uji hipotesis. a. Uji Regresi Linear Berganda Model analisis ini adalah bersifat kuantitatif digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh antara variabel dependen ketika jumlah variabel independennya lebih dari dua. Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk membuktikan sejauh mana hubungan pengaruh penerapan modernisasi sistem administrasi perpajakan, pemahaman tentang peraturan perpajakan, dan self assessment system terhadap kepatuhan wajib pajak. Dengan kata lain melibatkan tiga variabel independen (X 1, X 2, X 3 ) dan satu variabel dependen (Y), maka digunakan rumus : Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + e 1 Keterangan : Y a b 1 X 1 b 2 X 2 b 3 X 3 e i = Variabel dependen (Kepatuhan Wajib Pajak) = Koefisien konstanta = Koefisien regresi (Penerapan Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan) = Variabel independen (Penerapan Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan) = Koefisien regresi (Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan) = Variebel independen (Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan) = Koefisien regresi (Self Assessment System) = Variebel independen (Self Assessment System) = Kesalahan prediksi (error)

72 Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari goodness of fitnya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisien determinansi, nilai statistik F dan nilai statistik t. Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik, apabila uji nilai statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila uji nilai statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima. b. Uji F atau ANOVA (Simultan) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara keseluruhan mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Uji hipotesis ini membandingkan antara nilai F hitung pada keyakinan tertentu. Berikut ini adalah dasar pengambilan keputusannya: 1) Jika signifikansi > 0,05 maka Ha tidak diterima (tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen). 2) Jika signifikansi < 0,05 maka Ha diterima (terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Dari Uji F ini akan diputuskan menerima atau menolak hipotesis yang diajukan. Apabila nilai F hitung < F tabel maka H 0 diterima dan H a ditolak, berarti semua variabel independen secara (simultan) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Tetapi apabila F hitung > F tabel maka H 0 ditolak dan H a diterima, berarti semua

73 variabel independen secara bersama-sama (simultan) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. c. Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinansi (R 2 ) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinansi adalah antara 0 dan 1. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas (Ghozali, 2005). Nilai yang mendekati 1 (satu) berarti variabel variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Banyak penelitian menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted R 2 pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik karena nilai adjusted R 2 dapat naik atau turun apabila suatu variabel independen ditambah ke dalam model. d. Uji t (Parsial) Uji t (parsial) adalah untuk menunjukkan apakah variabel independen secara individu mempunyai pengaruh yang signifikan

74 terhadap variabel dependen. Oleh karena itu uji t ini digunakan untuk menguji hipotesis H 1, H 2, dan H 3. Uji t ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan antara t hitung dengan t tabel, yaitu dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Jika signifikansi > 0,05 ( t hitung <t tabel ) maka Ha ditolak. 2) Jika signifikansi < 0,05 (t hitung >t tabel ) maka Ha diterima.