ANALISIS PERTUMBUHAN SEKTOR-SEKTOR PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN OTONOMI DAERAH OLEH : RICKY ADITYA WARDHANA H14103019 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
RINGKASAN RICKY ADITYA WARDHANA. Analisis Pertumbuhan Sektor-sektor Perekonomian Provinsi Sulawesi Tenggara Sebelum dan Sesudah Penerapan Otonomi Daerah (dibimbing oleh DEDI BUDIMAN HAKIM) Salah satu sasaran pembangunan jangka panjang Indonesia adalah menciptakan peningkatan pendapatan dan taraf hidup masyarakat dengan melakukan berbagai kegiatan ekonomi. Oleh karena itu tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat menentukan bagi kehidupan masyarakatnya. Untuk melihat tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara ditentukan oleh Produk Domestik Bruto (PDB), dan untuk skala daerah ditentukan oleh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dengan atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan Kegagalan proses pembangunan pada masa orde baru menciptakan kesenjangan pembangunan antar wilayah. Provinsi Sulawesi Tenggara adalah salah satu wilayah yang pada masa orde baru mendapatkan porsi pembangunan yang rendah. Seiring dengan mulainya era reformasi tahun 1998, pemerintah mulai menyikapi hal tersebut dengan menerapkan otonomi daerah pada tahun 2001. Sistem otonomi daerah dirancang agar daerah dapat mengelola secara mandiri wilayahnya sehingga daerah bisa membuat strategi-strategi yang lebih tepat dan efektif di wilayahnya sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan perekonomiannya. Provinsi Sulawesi Tenggara yang mayoritas wilayahnya adalah daerah tertinggal, sebenarnya banyak memiliki sumber daya alam dan berbagai potensi. Dengan adanya otonomi daerah, pemerintah daerah Provinsi Sulawesi Tenggara diharapkan dapat membuat pertumbuhan perekonomian wilayahnya menjadi lebih baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh otonomi daerah terhadap perekonomian wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara yang dianalisis dalam dua periode waktu yaitu tahun 1997-2000 dan 2001-2005 dengan membandingkan (1) laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Tenggara dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi nasional sebelum dan sesudah penerapan otonomi daerah. (2) pertumbuhan sektor-sektor perekonomian di Provinsi Sulawesi Tenggara sebelum dan sesudah penerapan otonomi daerah. (3) keunggulan komparatif sektor-sektor ekonomi Provinsi Sulawesi Tenggara sebelum dan sesudah penerapan otonomi daerah. Penelitian ini menggunakan data pertumbuhan PDRB Provinsi Sulawesi Tenggara dan PDB Nasional pada kurun waktu 1997-2005 atas dasar harga konstan 1993. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis pertumbuhan PDRB dan shift share. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan laju pertumbuhan rata-rata perekonomian Provinsi Sulawesi Tenggara sesudah penerapan otonomi daerah lebih baik dibandingkan sebelum otonomi daerah. Rata-rata pertumbuhan total PDRB periode sebelum otonomi daerah sebesar 1,71 persen, kemudian sesudah otonomi daerah naik sebesar 25,64 persen. Sesudah penerapan otonomi
daerah, sektor pertambangan dan galian menjadi sektor dengan peningkatan laju pertumbuhan PDRB tertinggi dengan angka pertumbuhan 74,41 persen. Peningkatan produksi bijih nikel oleh PT Antam juga menyebabkan peningkatan ini. Sektor perekonomian dengan pertumbuhan PDRB terendah sesudah otonomi daerah adalah sektor industri pengolahan. Rendahnya permintaan akan produk yang disebabkan rendahnya infrastruktur dan sarana prasarana menyebabkan rendahnya pertumbuhan di sektor ini. Seiring dengan penerapan otonomi daerah di Indonesia, pertumbuhan ekonomi nasional dan di Provinsi Sulawesi Tenggara pun mulai kembali membaik. Pulihnya kondisi perekonomian pasca krisis juga dapat dilihat dari hasil perhitungan nilai Ra, Ri, dan ri. Nilai total Ra, Ri, dan ri setelah otonomi daerah lebih tinggi daripada sebelum penerapan otonomi daerah. Nilai Ra sesudah otonomi daerah meningkat menjadi 0,21 dimana sebelum otonomi daerah hanya sebesar-0,08, nilai Ri setelah otonomi daerah juga meningkat menjadi 2,10, dimana sebelum otonomi daerah hanya sebesar-0,64, kemudian nilai ri meningkat menjadi 2,82 dimana sebelumnya hanya 0,21. Analisis shift share terdiri dari tiga komponen yaitu komponen pertumbuhan nasional (PN), komponen pertumbuhan proporsional (PP), dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah (PPW). Dari hasil penelitian diperoleh nilai PN sesudah otonomi daerah, kemudian nilai komponen PP terbesar adalah sektor angkutan dan komunikasi. Jumlah sektor perekonomian yang rendah keunggulan komparatifnya bertambah menjadi empat sektor sesudah penerapan otonomi daerah. Jumlah sektor perekonomian yang masuk ke dalam kelompok progresif sesudah penerapan otonomi daerah menurun jumlahnya. Jumlah sektor perekonomian yang masuk ke dalam kategori pertumbuhan lamban antara lain sektor industri pengolahan, sektor bangunan dan konstruksi, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, serta sektor jasa lainnya. Dari kajian ini dapat ditarik beberapa implikasi kebijakan antara lain Pemerintah daerah Provinsi Sulawesi Tenggara dapat menjadikan sektor pertanian sebagai prioritas agar memacu pertumbuhan sektor industri dan jasa. Disamping itu, pemerintah daerah dapat mengoptimalkan beberapa sektor perekonomian yang mempunyai pertumbuhan yang cepat. Kebijakan yang dapat dilakukan pada sektor jasa adalah dengan memajukan beberapa kabupaten yang mempunyai potensi pariwisata. Sementara itu untuk sektor pertambangan dan galian, pemerintah daerah dapat mengembangkan pembangunan yang berbasis investasi secara utuh dan menyeluruh, tertimbang dan terukur untuk mengembangkan berbagai potensi bahan tambang yang terdapat di Sulawesi Tenggara. Sektor industri pengolahan dapat dikembangkan dengan kebijakan penguatan basis industri kecil dan menengah.
ANALISIS PERTUMBUHAN SEKTOR-SEKTOR PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN OTONOMI DAERAH OLEH : RICKY ADITYA WARDHANA H14103019 Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Pada Departemen Ilmu Ekonomi DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN. Bogor, Maret 2008 Ricky Aditya W H14103019
RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Karanganyar Solo, Jawa Tengah pada tanggal 18 Januari 1985 sebagai anak kandung dari Bapak Indra Wijayanto dan Ibu Lies Nurhayati. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SDN 60 Surakarta pada tahun 1997, menyelesaikan pendidikan sekolah menengah pertama di SLTPN 1 Jaten Karanganyar Solo Jawa Tengah pada tahun 2001 dan menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas di SMUN Karangpandan Karanganyar Solo Jawa tengah pada tahun 2003. Kemudian pada tahun 2003 penulis diterima di Program Studi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Selama menempuh pendidikan di Institut Pertanian Bogor, penulis juga aktif di berbagai organisasi intra kampus diantaranya BEM TPB IPB sebagai staff departemen Infokom tahun 2003. DPM FEM IPB sebagai Ketua Komisi IV dan MPM KM IPB sebagai Pokja Pemira dan Kepartaian Mahasiswa tahun 2004. Himpunan Program Studi Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (Hipotesa) sebagai anggota Departemen Human Resources & Development tahun 2004. BKIM IPB sebagai Kepala Biro Hubungan Masyarakat tahun 2005. Selain itu penulis juga pernah bekerja di berbagai perusahaan diantaranya Lembaga Bahasa Asing English Avenue, Bogor sebagai Manajer Pemasaran tahun 2004, Lembaga Riset dan Konsultan SEM Institute sebagai Surveyor Proyek Survei Kepuasan Masyarakat terhadap Kinerja Bazis DKI Jakarta pada tahun 2007, dan magang di PT Lintas Surya Dwitama, Jakarta Barat tahun 2006-2007.
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Judul skripsi ini adalah Analisis Pertumbuhan Sektor-sektor Perekonomian Provinsi Sulawesi Tenggara Pada Masa Sebelum dan Sesudah Penerapan Otonomi Daerah. Skripsi ini juga merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada: 1. Dr.Ir. Dedi Budiman Hakim, M.Ec., sebagai pembimbing akademik dan skripsi yang karena bimbingan, arahan, berbagai bantuan dan kemudahan dari beliau, proses penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. 2. M. Parulian Hutagaol, Ph.D, sebagai penguji utama sidang yang telah memberikan kritik dan saran yang sangat bermanfaat bagi skripsi ini. 3. Jaenal Effendi, MA selaku penguji komisi pendidikan atas kritik dan saran yang telah diberikan sehingga penulisan skripsi ini menjadi lebih baik. 4. Ibu dan ayah penulis, Lies Nurhayati dan Indra Wijayanto atas do a, dan dorongan yang sangat besar artinya dalam proses penyelesaian kuliah dan skripsi, serta adik penulis, Reza Andrian Aditama dan Lintang Damar Jati Nur Indrawan atas doa dan motivasinya. 5. Rizal Ramadhani, Khoirul Anaz, Fachrudin, Asobani, Adhi Nurhidayat, Asra Faqat, Halida Fatimah, M Yusuf Harry, serta Dyah Arienta atas berbagai bantuan, masukan dan bimbingan. 6. Mas Elvin, Mas Kafi, Mas Harun. Dan semua pihak yang telah membantu dan tidak tersebutkan satu per satu Bogor, Maret 2008 Ricky Aditya W H14103019
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR LAMPIRAN... v I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Perumusan Masalah... 4 1.3. Tujuan Penelitian... 8 1.4. Manfaat Penelitian... 9 II. TINJAUAN PUSTAKA... 10 2.1. Konsep Otonomi Daerah... 10 2.2. Konsep Wilayah... 13 2.3. Konsep Pertumbuhan Ekonomi Wilayah... 16 2.4. Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah... 18 2.5. Penelitian-Penelitian Terdahulu... 19 2.6. Kerangka Teoritis... 21 2.6.1. Analisis Shift Share... 21 2.6.2. Kelebihan Analisis Shift Share... 22 2.6.3. Kelemahan Analisis Shift Share... 23 2.6.4. Pertumbuhan Ekonomi Rostow... 24 2.7. Kerangka Pemikiran Konseptual... 27 III. METODE PENELITIAN... 29 3.1. Jenis dan Sumber Data... 29 3.2. Metode Analisis Datae... 29 3.3. Konsep dan Definisi Operasional Data... 34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI SULAWESI TENGGARA... 37 4.1. Keadaan Geografis... 37 4.2. Kependudukan dan Ketenagakerjaan... 38 4.3. Pendidikan dan Kesehatan... 40
4.4. Perekonomian... 41 4.5.1. Struktur Ekonomi... 41 4.5.2. Pertumbuhan Ekonomi Regional... 42 V. HASIL DAN PEMBAHASAN... 43 5.1. Analisis PDRB Sulawesi Tenggara dan PDB Sebelum Otonomi Daerah (1997-2000) dan Sesudah Otonomi Daerah (2001-2005)... 43 5.2. Analisis Rasio PDB dan PDRB Sebelum Otonomi Daerah (1997-2000) dan Sesudah Otonomi Daerah (2001-2005)... 50 5.3. Analisis Komponen Pertumbuhan Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara Sebelum dan Sesudah Penerapan Otonomi Daerah... 53 5.4. Pergeseran Bersih dan Profil Pertumbuhan Sektor-Sektor Perekonomian Provinsi Sulawesi Tenggara Sebelum dan Sesudah Penerapan Otonomi Daerah... 58 5.5. Implikasi Kebijakan... 63 VI. KESIMPULAN DAN SARAN... 67 6.1. Kesimpulan... 67 6.2. Saran... 68 VII DAFTAR PUSTAKA... 70 VII. LAMPIRAN... 72
DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Rata-rata Indonesia, Tahun 1994-1998 Berdasarkan Harga Konstan 1993 (Persen)... 2 1.2. Laju Pertumbuhan Ekonomi Rata-rata Indonesia, Sebelum dan sesudah Penerapan Otonomi Daerah Berdasarkan Harga Konstan 1993 (Persen).. 5 1.3. Laju Pertumbuhan Ekonomi Rata-rata Provinsi Sulawesi Tenggara, Sebelum dan Sesudah Penerapan Otonomi Daerah Berdasarkan Harga Konstan 1993 (Persen)... 6 2.1. Peraturan Perundang-Undangan Tentang Pemerintah Daerah Sejak Tahun 1945-2004... 11 4.1. Peranan Sektor Ekonomi dalam PDRB Sulawesi Tenggara Atas Dasar Harga Berlaku, Tahun 2001-2005. (Persen)... 41 4.2. Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Sulawesi Tenggara, Tahun 2001-2005. (Persen)... 42 5.1. Tingkat Pertumbuhan PDRB Provinsi Sulawesi Tenggara Sebelum dan Sesudah Otonomi Daerah Berdasarkan Harga Konstan 1993... 46 5.2. Tingkat Pertumbuhan PDB Sebelum dan Sesudah Otonomi Daerah Berdasarkan Harga Konstan 1993...49 5.3. Nilai Ra, Ri, dan ri Provinsi Sulawesi Tenggara Sebelum dan Sesudah Otonomi Daerah... 52 5.4. Komponen Pertumbuhan Nasional Provinsi Sulawesi Tenggara Sebelum dan Sesudah Otonomi Daerah...... 54 5.5. Komponen Pertumbuhan Proporsional Provinsi Sulawesi Tenggara Sebelum dan Sesudah Otonomi Daerah... 56 5.6. Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara Sebelum dan Sesudah Otonomi Daerah... 58 5.7. Pergeseran Bersih Provinsi Sulawesi Tenggara Sebelum dan Sesudah Otonomi Daerah.... 59