STATUS PERSENTASE TUTUPAN KARANG SCLERACTINIA DI PULAU BUNAKEN (TAMAN NASIONAL BUNAKEN) DAN DI PANTAI MALALAYANG, PESISIR KOTA MANADO

dokumen-dokumen yang mirip
KERUSAKAN TERUMBU KARANG KARIMUNJAWA AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI BATUBARA

PERSENTASE TUTUPAN KARANG DI PERAIRAN MAMBURIT DAN PERAIRAN SAPAPAN KABUPATEN SUMENEP PROVINSI JAWA TIMUR

KONDISI TERUMBU KARANG HIDUP BERDASARKAN PERSEN TUTUPAN DI PULAU KARANG PROVINSI SUMATERA UTARA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KUALITAS PERAIRAN

KONDISI TERUMBU KARANG DAN IKAN KARANG PERAIRAN TULAMBEN BALI Tyas Ismi Trialfhianty 09/288367/PN/11826 Manajemen Sumberdaya Perikanan

KONDISI TERUMBU KARANG PADA LOKASI WISATA SNORKELING DI KEPULAUAN KARIMUNJAWA, JAWA TENGAH

Diterima : 5 Juni 2012 : ABSTRAK

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Terumbu Karang


KESESUAIAN EKOWISATA SELAM DI PULAU MANDANGIN KABUPATEN SAMPANG

STUDI TENTANG KONDISI TUTUPAN KARANG HIDUP DI PERAIRAN PULAU PIEH KABUPATEN PADANG PARIAMAN SUMATERA BARAT

KONDISI TUTUPAN KARANG PULAU KAPOPOSANG, KABUPATEN PANGKAJENE KEPULAUAN, PROVINSI SULAWESI SELATAN

BALAI TAMAN NASIONAL BALURAN

STUDI TUTUPAN KARANG DI PULAU JANGGI KECAMATAN TAPIAN NAULI KABUPATEN TAPANULI TENGAH PROVINSI SUMATERA UTARA

KONDISI TERUMBU KARANG DI PULAU MATAS TAMAN NASIONAL TELUK CENDERAWASIH

Coral reef condition in several dive points around Bunaken Island, North Sulawesi

KONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI PERAIRAN PULAU PARI KEPULAUAN SERIBU

PERSENTASE TUTUPAN DAN TIPE LIFE FORM TERUMBU KARANG DI PULAU MANDANGIN KABUPATEN SAMPANG

STRUKTUR KOMUNITAS MANGROVE DI KELURAHAN TONGKAINA MANADO

THE CORAL REEF CONDITION IN SETAN ISLAND WATERS OF CAROCOK TARUSAN SUB-DISTRICT PESISIR SELATAN REGENCY WEST SUMATERA PROVINCE.

Analisis Kualitas Air Dengan Pendekatan Statistik Pada Ekosistem Terumbu Karang Di Pulau Biawak Indramayu

BAB III METODE PENELITIAN

Distribusi Karang Batu Di Rataan Terumbu Pantai Selatan Pulau Putus- Putus Desa Ratatotok Timur Kecamatan Ratatotok Kabupaten Minahasa Tenggara

Bentuk Pertumbuhan dan Kondisi Terumbu Karang di Perairan Teluk Tomini Kelurahan Leato Selatan Kota Gorontalo

ANALISIS SEBARAN KARANG DI PERAIRAN KONDANG MERAK, MALANG SELATAN

JAKARTA (22/5/2015)

3 BAHAN DAN METODE. KAWASAN TITIK STASIUN SPOT PENYELAMAN 1 Deudap * 2 Lamteng * 3 Lapeng 4 Leun Balee 1* PULAU ACEH

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

LAPORAN REEF CHECK DI PERAIRAN KRUENG RAYA DAN UJONG PANCU ACEH BESAR DI SUSUN OLEH

KESESUAIAN PERAIRAN UNTUK WISATA SELAM DAN SNORKELING DI PULAU BIAWAK, KABUPATEN INDRAMAYU

ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG EKOSISTEM TERUMBU KARANG SEBAGAI EKOWISATA BAHARI DI PULAU DODOLA KABUPATEN PULAU MOROTAI

Parameter Fisik Kimia Perairan

Inventarisasi Bio-Ekologi Terumbu Karang Di Pulau Panjang, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah

PENGARUH KEDALAMAN TERHADAP MORFOLOGI KARANG DI PULAU CEMARA KECIL, TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA

METODE KERJA. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Juli sampai dengan Bulan Oktober Lokasi

I. PENDAHULUAN. Indonesia berada tepat di pusat segi tiga karang (Coral Triangle) suatu

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LINE INTERCEPT TRANSECT (LIT)

NEMATOSIT DAN TIGA MACAM WARNA KARANG Galaxea fascicularis (Linnaeus) DITEMUKAN DI TERUMBU KARANG PANTAI MALALAYANG KOTA MANADO

ANALISI DAYA DUKUNG PEMANFAATAN PULAU GILI LABAK DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PERSENTASE TUTUPAN DAN STRUKTUR KOMUNITAS MANGROVE DI SEPANJANG PESISIR TAMAN NASIONAL BUNAKEN BAGIAN UTARA

3. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian berada di dalam wilayah Kabupaten Administratif

JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES

MODUL TRANSPLANTASI KARANG SECARA SEDERHANA PELATIHAN EKOLOGI TERUMBU KARANG ( COREMAP FASE II KABUPATEN SELAYAR YAYASAN LANRA LINK MAKASSAR)

KONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI KEPULAUAN TOGEAN SULAWESI TENGAH

Kondisi Eksisting Ekosistem Terumbu Karang di Perairan Dok II Kota Jayapura Provinsi Papua

By : ABSTRACT. Keyword : Coral Reef, Marine Ecotourism, Beralas Pasir Island

JOURNAL OF MARINE RESEARCH Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman Online di:

Jurnal Perikanan dan Kelautan p ISSN Volume 6 Nomor 2. Desember 2016 e ISSN Halaman :

STUDI TUTUPAN KARANG DI PULAU JANGGI KECAMATAN TAPIAN NAULI KABUPATEN TAPANULI TENGAH PROVINSI SUMATERA UTARA NANDA RIZKI

SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II

G.2.7. Wilayah Takad Saru. G.2.8. Wilayah Kotal. Fluktuasi anomali dan persentase karang di Takad Saru StatSoft-7 1,4 42,10 1,2 39,43 1,0 36,75 0,8

KESESUAIAN EKOWISATA SNORKLING DI PERAIRAN PULAU PANJANG JEPARA JAWA TENGAH. Agus Indarjo

PERSENTASE TUTUPAN KARANG HIDUP DI PULAU ABANG BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU

3 METODOLOGI PENELITIAN

Karakteristik Pulau Kecil: Studi Kasus Nusa Manu dan Nusa Leun untuk Pengembangan Ekowisata Bahari di Maluku Tengah

I. PENDAHULUAN. terumbu karang untuk berkembangbiak dan hidup. Secara geografis terletak pada garis

THE CORAL REEF CONDITION IN BERALAS PASIR ISLAND WATERS OF GUNUNG KIJANG REGENCY BINTAN KEPULAUAN RIAU PROVINCE. By : ABSTRACT

ANALISIS PENGELOLAAN TERUMBU KARANG UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA BAHARI DI PULAU PONCAN KOTA SIBOLGA, SUMATERA UTARA 1

JurnalIlmiahPlatax Vol. 5:(1), Januari 2017 ISSN:

3. METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2. Jenis dan Sumber Data

Kondisi Terumbu Karang di Kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu DKI Jakarta

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

KONDISI TERUMBU KARANG PULAU KASIAK PARIAMAN PROPINSI SUMATRA BARAT PASCA GEMPA BUMI PADANG 30 SEPTEMBER

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan jumlah pulaunya yang

KAJIAN KESESUAIAN PEMANFAATAN KAWASAN TERUMBU KARANG PADA ZONA PEMANFAATAN WISATA TAMAN NASIONAL KEPULAUAN SERIBU OLEH PERSADA AGUSSETIA SITEPU

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kuantitatif dengan pengambilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Rizaldy Mauliza: Keterkaitan Kepadatan Predator Karang Bintang Laut Berduri

KONDISI TERUMBU KARANG DI PESISIR KELURAHAN SUNGAI PISANG SUMATERA BARAT

Maspari Journal 03 (2011) 42-50

IX. INVENTARISASI BENTHIC LIFE FORM DAN APLIKASI MARXAN DI GILI LAWANG GILI SULAT, LOMBOK TIMUR

3 METODOLOGI PENELITIAN

INVENTARISASI BENTHIC LIFE FORM DAN APLIKASI MARXAN DI GILI LAWANG - GILI SULAT, LOMBOK TIMUR

DISTRIBUSI VERTIKAL KARANG BATU (SCLERACTINIA) DI PERAIRAN DESA KALASEY, KABUPATEN MINAHASA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang dan Masalah yang dikaji (Statement of the Problem) I.1.1. Latar belakang

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

Jurnal Ilmiah Platax Vol. 2:(1), Januari 2014 ISSN: KONDISI TERUMBU KARANG PULAU BUNAKEN PROVINSI SULAWESI UTARA

KONDISI TERUMBU KARANG DAN KAITANNYA DENGAN PROSES EUTROFIKASI DI KEPULAUAN SERIBU ACHMAD DJAELANI

BAB I PENDAHULUAN. yang mencapai pulau dengan panjang pantai sekitar km 2 dan luas

BAB III METODE PENELITIAN

Korelasi Tutupan Terumbu Karang dengan Kelimpahan Relatif Ikan Famili Chaetodontidae di Perairan Pantai Pasir Putih, Situbondo

BENTUK PERTUMBUHAN KARANG DAERAH TERTUTUP DAN TERBUKA DI PERAIRAN SEKITAR PULAU PAMEGARAN, TELUK JAKARTA

KEANEKARAGAMAN ECHINODERMATA DAN KONDISI LINGKUNGAN PERAIRAN DANGKAL PULAU PANDANG KABUPATEN BATU BARA PROVINSI SUMATERA UTARA

STRUKTUR KOMUNITAS MANGROVE DI DESA MARTAJASAH KABUPATEN BANGKALAN

Pelestarian Terumbu Karang untuk Pembangunan Kelautan Daerah Berkelanjutan

CORAL REEF CONDITION BASED ON LEVEL OF SEDIMENTATION IN KENDARI BAY

LUASAN DAN SEBARAN KONDISI TERUMBU KARANG DI PERAIRAN KEPULAUAN SERIBU

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

KELIMPAHAN SERTA PREDASI Acanthaster planci di PERAIRAN TANJUNG KELAYANG KABUPATEN BELITUNG. Anugrah Dwi Fahreza, Pujiono Wahyu P., Boedi Hendrarto*)

TINGKAT KEMATANGAN GONAD KEPITING BAKAU Scylla paramamosain Estampador DI HUTAN MANGROVE TELUK BUO KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG.

BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR, 2(2) : 39-51, 2017

Perbedaan Presentasi Penutupan Karang di Perairan Terbuka dengan Perairan yang Terhalang Pulau-Pulau. di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu Jakarta.

KOMPARASI STRUKTUR KOMUNITAS LAMUN DI BANTAYAN KOTA DUMAGUETE FILIPINA DAN DI TANJUNG MERAH KOTA BITUNG INDONESIA

PEMETAAN KAWASAN EKOWISATA SELAM DI PERAIRAN PULAU PANJANG, JEPARA, JAWA TENGAH. Agus Indarjo

TINJAUAN PUSTAKA. Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil adalah sumberdaya hayati, sumberdaya nonhayati;

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Wilayah pesisir dan lautan Indonesia terkenal dengan kekayaan

Perbandingan Kondisi Terumbu Karang Selama Tiga Tahun Terakhir pada Perairan Taka Malang dan Tanjung Gelam Kep. Karimunjawa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KOMPOSISI DAN KELIMPAHAN PLANKTON DI PERAIRAN PULAU GUSUNG KEPULAUAN SELAYAR SULAWESI SELATAN SKRIPSI. Oleh: ABDULLAH AFIF

ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG EKOWISATA BAHARI PULAU HARI KECAMATAN LAONTI KABUPATEN KONAWE SELATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA ROMY KETJULAN

Transkripsi:

Jurnal Pesisir dan Laut Tropis Volume 2 Nomor 1 Tahun 2017 STATUS PERSENTASE TUTUPAN KARANG SCLERACTINIA DI PULAU BUNAKEN (TAMAN NASIONAL BUNAKEN) DAN DI PANTAI MALALAYANG, PESISIR KOTA MANADO (The Status of Percentage Coverage of Scleractinian Coral in The Bunaken Island (Bunaken National Park) and in Malayang Beach, Manado City Coastal Area) Emma Arny Caroles 1*, Janny D. Kusen 1, Georis F. Kaligis 1 1. Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi, Manado. *e-mail: arny.caroles@yahoo.com Scleractinian coral or stone coral constitute of hermatypic coral therefore. In this case the determining of scleractinian coral status became an important part and very determinable of ecologically and economically roles of coral reefs ecosystem. One of the important parameter to know the scleractinian corals condition is the coverage percentage in the field. The research was carried out by quantititative descriptive method, whereas data were gathered by LIT (Line Intercept Transect) and analyzed by Coverage Percentage after analyzed by benthic life form. The environment parameters such as salinity, water temperature and visibility were measured.the research result has been shown that the status of coverage percentage at Malalayang beach, Manado in the poor category, especially in 3 and 5 meter depths that was in the range between 0 24,9 %, although at 10 meter depth th only good category, at the range between 50-69,9 %.Whereas in Bunaken Island research site in both sites, in the southern site at Fukui Station and in the northern site at Pangalisang Station mostly the results has been shown excellent in the range > 70 % of scleractinin coral coverage percentage.therefore, it has been known that the condition of scleractinian coral in the protection or conservation area relatively more good condition than the scleractinian coral at open area for public where the intensity of anthropogenic activities presure were relativelyhigh. Keywords : scleractinian, conservation, non-conservation Karang scleractinia atau karang batu merupakan karang pembentuk terumbu. Sehingga penentuan status kondisi karang batu menjadi bagian penting dan sangat menentukan peran ekologis dan ekonomis ekosistim terumbu karang. Salah satu parameter untuk mengetahui kondisi karang batu yaitu persentase tutupan di alam. Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan tehnik pengambilan data dengan menggunakan LIT (Line InterceptTransect) yang selanjutnya dianalisis dengan Persentase Tutupan Karang setelah data diolah dengan benthic life form. Parameter lingkungan berupa salinitas dan suhu air serta kecerahan juga diukur.hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase tutupan di perairan pantai Malalayang Kota Manado dalam status kategori poor (Buruk) khususnya di kedalaman 3 dan 5 meter yaitu pada kisaran antara 0-24,9 %, sekalipun pada kedalaman 10 meter hanya kategori good (Baik), pada kisaran antara 50 69,9 %.. Sedangkan di stasiun penelitian Pulau Bunaken baik di bagian selatan yaitu Stasiun Fukui dan bagian utara pulau yaitu Stasiun Pangalisang hasilnya sebagian besar excellent (sangat baik) yaitu dalam kisaran > 70 % persentase tutupan karang batunya. Dengan demikian diketahui bahwa karang yang berada di kawasan yang dilindungi atau konservasi masih relatif lebih baik kondisinya daripada karang yang berada di kawasan terbuka untuk umum sehingga tekanan kegiatanantropogenik intensitasnya relatif tinggi. Kata kunci :scleractinia, konservasi, non-konservasi 1

PENDAHULUAN Terumbu karang sebagai suatu ekosistem terdapat di hampir semua perairan pesisir di Indonesia. Karang merupakan averteberata laut dari ordo Scleractinia yang masuk pada kelas Anthozoa dalam filum Cnidaria (Veron, 1986). Secara tipikal atau yang cukup mencolok terlihat bahwa aveteberata ini hidup dalam suatu koloni yang terhimpun oleh individu-individu polip yang identik. Jadi polip merupakan individu fauna karang yang dalam koloni terhubungkan satu dengan yang lain. Koloni ini sangat penting sebagai pembentuk terumbu karang dan umumnya menempati lautan tropis Karang batu yang diketahui juga sebagai pembentuk utama terumbu karang, mempunyai peranan yang sangat penting dalam penyediaan oksigen ke dalam perairan di sekitarnya melalui proses fotosintesis dengan microalga simbiosis yang hidup dalam jaringan tubuh karang. Berbagai macamteknik eskploitasi yang dilakukan terhadap terumbu karang sebagai suatu sumber daya dewasa sekarang ini telah dilakukan untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia, akan tetapi di sisi lain hal ini justru menjadi ancaman bagi kelangsungan terumbu karang. Kebutuhan hidup yang semakin tinggi untuk terpenuhi menjadi salah satu penyebab kerusakan terumbu karang seperti penangkapan ikan dengan cara yang tidak direkomendasikan seperti penggunaan bom dan racun, ataupun jaring yang dioperasikan di atas terumbu karang (Kusen, et al., 2016). Selain itu pembuatan tambak pada daerah mangrove menyebabkan kerusakan hutan mangrove yang juga berdampak pada terumbu karang, reklamasi, dan sebagainya. Faktor alami juga mempengaruhi dalam kerusakan terumbu karang seperti perubahan iklim, gempa bumi dan lainya. Ada pun tujuan penelitian ini ialah: 1. Untuk mengetahui keberadaan persentase tutupan karang batu di Pulau Bunaken, Taman Nasional Bunaken dan pesisir Kota Manado.. 2. Untuk mengetahui perbedaan persentase tutupan karang, lokasi non daerah konservasi di pantai Malalayang dan di daerah konservasi Pulau Bunaken, Taman Nasional Bunaken. METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini berlangsung selama 4 (empat) bulan sejak bulan januari-april 2017. Penelitian dilakukan di 2 (dua) tempat yang berbeda yaitu: Di Pulau Bunaken (Gambar 1), Taman Nasional Bunaken masing-masing di Stasiun Fukui pada koordinat 1 o 36 44 LU dan 124 o 44 22 BT dan Stasiun Pangalisang pada koordinat 1 o 36 23 LU dan 124 o 41 01 BT, serta Pantai Malalayang pada koordinat 1 o 27 37, 08 LU dan 124 o 47 03 BT, Kota Manado (Gambar 2). Pengamatan dilakukanterhadap karang (scleractinia) pada kedalaman 3 m, 5 m, dan 10 m di daerah terumbu karang. Gambar 1. Lokasi pengambilan sampel di pulau Bunaken, Taman Nasional Bunaken (Sumber: Taman Nasional Bunaken, 2010). 2

Gambar 2. Lokasi pengambilan sampel di pantai Malalayang, kota Manado Prosedur Kerja Teknik pengambilan data berupa pengamatan bawah air dengan menggunakan metode LIT (Line Intercept Transect) menurut kedalaman. Pada dasarnya cara atau metode ini menggunakan sebuah garis transek yang diletakkan sejajar garis pantai di atas koloni karang dan dicatat setiap bentuk pertumbuhan (Life form) yang dilewati serta mengidentifikasi genus karang tersebut. Pengambilan data dilakukan dengan mengamati dan mencatat bentuk pertumbuhan serta identifikasi jenis jenis karang yang tepat berada pada garis transek sesuai dengan kategori life form yang sudah disediakan. Pengambilan data pada setiap lokasi penelitian dibagi atas 3 (tiga) tipe lokasi pengamatan berdasarkan kedalaman yaitu : Tipe dangkal, kedalaman 3 m Tipe tengah, kedalaman 5 m Tipe dalam, kedalaman 10 m Analisa Data Analisis data diawali dengan identifikasi jenis karang, kemudian data dari LIT dianalisis dengan metode Life Form Category. Secara umum data hasil identifikasi jenis dan persentase tutupan karang hidup dianalisis menurut formula Cox (1967) yang ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. Untuk mengetahui yang ada di tiga stasiun tersebut, seperti dalam beberapa studi terumbu karang khusus mengenai persentase tutupan karang hidup menggunakan beberapa pendekatan dengan cara mengetahui persentase tutupan karang. Adapun rumus untuk mendapatkan Persentase Tutupan Karang (%) diketahui dengan menggunakan rumus Cox (1967), yaitu sebagai berikut: Total ukuran koloni PTK (%) = x 100 Total ukuran transek Kemudian dengan mengacu pada Yap and Gomez (1984) mengkategorikan kondisi terumbu karang berdasarkan hasil persentase tutupan yaitu : Excellent (Sangatbaik): Jika percent cover 75-100% Good (Baik) : Jika percent cover 50-74,9% Fair (Cukup): Jika percent cover 25-49,9% Poor (Buruk): Jika percent cover 0-24,9% HASIL DAN PEMBAHASAN Tutupan Karang Menurut Kategori Benthic Life Form Tutupan karang hidup pada masing-masing memiliki persentase yang berbeda pada tiap kriteria kedalaman. Tutupan karang batu pada beberapa kedalaman yang berbeda di masing-masing stasiun memberikan gambaran secara khusus mengenai keberadaan status dan kondisi terumbu karang baik di Pantai Malalayang maupun di Pulau Bunaken. Malalayang Persentase tutupan karang di Stasiun Malalayang menunjukkan bahwa pada kedalaman 3 m karang batu submassive (CS) dari kelompok Hard Coral Non-Acropora merupakan karang batu yang paling tinggi (40,56 %) pada kedalaman 10 m diikuti karang massive (CM) juga dari Non-Acropora di 3

kedalaman 3 m. Secara khusus persentase tutupan karang masingmasing di kedalaman 3 m hanya 18,84 %, kedalaman 5 m 21,26 % dan kedalaman 10 m 50,84 %. Fukui Tutupan karang batu di Stasiun Fukui dihimpun dari hasil persentase Hard Coral (Acropora) dan presentase Hard Coral (Non-Acropora) di sema kedalaman seperti yang terlihat dalam Tabel 4 di bawah ini. Persentase tutupan karang di Stasiun Fukui menunjukkan bahwa pada kedalaman 10 m karang batu branching (ACB) dari kelompok Hard Coral Acropora merupakan karang batu yang paling tinggi (57,00 %) pada kedalaman 10 m diikuti karang branching (ACB) juga dari Hard Coral Acropora di kedalaman 5 m. Secara khusus persentase tutupan karang masing-masing di kedalaman 3 m hanya 56,26 %, kedalaman 5 m 75,66 % dan kedalaman 10 m 83,70 %. Pangalisang Tutupan karang batu di Stasiun Pangalisang dihimpun dari hasil persentase Hard Coral (Acropora) dan presentase Hard Coral (Non-Acropora) di semua kedalaman seperti yang terlihat dalam Tabel 6 di bawah ini. Persentase tutupan karang di Stasiun Pangalisang menunjukkan bahwa pada kedalaman 5 m karang batu branching (ACB) dari kelompok Hard Coral Acropora merupakan karang batu yang paling tinggi (51,70 %) m diikuti karang branching (ACB) juga dari Hard Coral Acropora di kedalaman 10 m sebesar 39,70 %. Secara khusus persentase tutupan karang masing-masing di kedalaman 3 m hanya 62,76 %, kedalaman 5 m 82,62 % dan kedalaman 10 m 81,70 %. Status Kondisi Terumbu Karang Kondisi keberadaan karang batu (hard coral) sebagai indikator keberadaan dukungan kesehatan lingkugan hidup karang yang juga menjadi indikator status terumbu karang dapat dilihat pada (Tabel 7). Persentase total tutupan karang batu di masingmasing stasiun penelitian menunjukkan bahwa tutupan karang di kedalaman 3 m (18,84 %) dan 5 m (21,26 %) di Stasiun Malalayang dalam kondisi poor (buruk). Hal ini sangat memungkinkan karena pantai Malalayang merupakan kawasan non konservasi yang mudah dijangkau oleh kegiatan anthropogenik seperti wisata pantai termasuk berenang, selam permukaan (skin diving) dan selam bawah air (SCUBA diving). Juga terhubungkan dengan akses infrastruktur jalan raya yang memudahkan masuk ke kawasan pantai disitu. Kondisi ini berbeda dengan kondisi tutupan karang pada kedalaman 10m (50,84 %) di Stasiun Malalayang sekalipun dalam kategori good (baik). Sangat berbeda dengan persentase tutupan di kawasan Taman Nasional Bunaken yaitu khususnya di Pulau Bunaken pada Stasiun Fukui (selatan Pulau Bunaken) dan Stasiun Pangalisang (utara Pulau Bunaken) yang relatif intensitas kunjungan rendah jika dibandingkan denhan pantai Malalayang. Pada masing-masing stasiun ini kategori persentase tutupan karang ialah Stasiun Fukui 3 m 56,26 % dengan predikat kategori good (baik), kedalaman 5 m 75,66 % kategori excellent (sangat baik), kedalman 10 m 83,70 % kategori excellent (sangat baik). Kondisi ini juga sama pada stasiun penelitian yang lokasinya berbeda yaitu Stasiun Pangalisang dimana semuan kedalaman yaitu 3, 5, dan 10 m, masing-masing dalam kategori excellent (sangat baik) pada prosentase 62,76 % (3 m), 82,62 % (5 m), dan 81,70 % (10 m). Kondisi dan situasi serta kategori yang didapatkan dari penelitian ini membuktikan bahwa kawasan konservasi seperti Taman 4

Nasional Bunaken secara signifikan memberikan fungsi proteksi terhadap keberadaan karang (tutupan) dan kondisi terumbu karang agar fugsi dan peran secara ekologis dan ekonomis bisa maksimal. KESIMPULAN a. Persentase tutupan karang di Stasiun Penelitian Fukui dan Stasiun Penelitian Pangalisang di Pulau Bunaken, Taman Nasional Bunaken berada dalam kategori Sangat Baik (Excellent); b. Persentase tutupan karang di Stasiun Penelitian Malalayang, pesisir Kota Manado berada dalam kategori Buruk (Poor); c. Persentase tutupan karang batu di kawasan konservasi Taman Nasional Bunaken relatif masih lebi baik dari persentase tutupa karang di kawasan non-konservasi pantai Malalayang, pesisir Kota Manado. DAFTAR PUSTAKA Cox, G. W. 1967. Laboratory manual of generalecology.wmc Brown Company Publishers. Duquque. Iowa. Kusen, J.D., Lumingas, L.J., Rondo. M. 2016. Ekologi Laut Tropis. Penerbit FPIK, 379 hal. Veron, J.E.N. 1986. Corals of Australia and The Indo Pacific. Angus and Robertso, Sydney Australia. p 644. Yap, H.T., Gomez, E,D, 1984. Growth of Acropora pulchra II. Responses of natural and transplanted colonies to temperature and day length. Mar. BioI. 81: 209-215. 5