BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 di. Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro, Semarang.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di

BAB III MATERI DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2016 hingga Februari tahun

BAB III MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013.

BAB III MATERI DAN METODE. biji durian dengan suhu pengeringan yang berbeda dilaksanakan pada bulan

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April Penelitian

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

III. METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Peternakan Universiatas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium

BAB III MATERI DAN METODE. Penilitian dilaksanakan selama bulan Mei sampai Juli 2017 di Laboratorium

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2016 hingga Februari 2017

BAB V METODOLOGI. Alat yang digunakan pada praktikum penelitian, meliputi alat autoklaf

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Rangkaian penelitian kualitas selai alpukat ( Persea americana Mill)

BAB III MATERI DAN METODE. pada suhu 70 C terhadap total bakteri, ph dan Intensitas Pencoklatan susu telah

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul kadar air, total mikroba dan kesukaan telur

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 3

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2016 di Laboratorium

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2013 Maret 2014

BAB III MATERI DAN METODE. putus, derajat kecerahan, kadar serat kasar dan sifat organoleptik dilaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak goreng bekas

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

SIFAT FISIKOKIMIA DAN MIKROBIOLOGIS TEPUNG TALAS FERMENTASI SEBAGAI TEPUNG ALTERNATIF SKRIPSI. Oleh ADITYA SETYA PRAKARSA

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP)

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 sampai dengan bulan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Mei Juni Di

III. METODE PENELITIAN. 3.1 Tempat dan Waktu. 3.2 Bahan dan Alat. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan dan

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2017 Februari 2017 di

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun pencuci piring ialah :

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai Februari 2014, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

BAB III MATERI DAN METODE. Mozzarela dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 di Laboratorium Kimia dan

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu industri rumah tangga (IRT) tahu di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2017 di

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2010 sampai dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

Percobaan pendahuluan dilakukan pada bulan Januari - Maret 2012 dan. pecobaan utama dilakukan pada bulan April Mei 2012 dengan tempat percobaan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2013 sampai Agustus 2014 di

METODE Lokasi dan Waktu Materi

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Peremajaan Aktinomiset dari Kultur Penyimpanan Perbanyakan Sclerotium rolfsii dari Kultur Penyimpanan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III MATERI DAN METODE. Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro. Analisis sampel dilaksanakan

METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mouthwash dari Daun Sirih (Piper betle L.)

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Permen Jelly Dari Karagenan dan Konjak BAB III METODOLOGI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2015 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE KERJA. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas

BAB III MATERI DAN METODE. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan Laboratorium Peternakan Universitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian uji organoleptik dilaksanakan di kampus Universitas Negeri Gorontalo,

DAFTAR LAMPIRAN. No. Judul Halaman. 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong... 66

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2016-Januari 2017.

III. METODE PENELITIAN. dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian

LAMPIRAN. di panaskan. dan selama 15 menit. dituangkan dalam tabung reaksi. didiamkan dalam posisi miring hingga beku. inkubator

III. METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

19 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan Fakultas Peternakan dan Pertanian, dan Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro, Semarang. 3.1. Materi Bahan yang digunakan dalam pembuatan tepung talas fermentasi adalah umbi talas yang diperoleh dari pasar induk, Bogor, kapur tohor yang diperoleh dari CV. Batu Gunung, Semarang, asam sitrat yang diperoleh dari toko kimia indrasari, Semarang, starter bakteri Lactobacillus plantarum dan Aspergillus oryzae yang diperoleh dari Laboratorium Agrotekno, Balitbang Yogyakarta. Alat yang digunakan meliputi inkubator, timbangan analitik, oven, grinder tepung, gelas ukur, wadah penampang, sendok, alumunium foil, loyang, stopwatch, pipa Ostwald, tabung reaksi, rak tabung reaksi, cawan porsenin, cawan petri, microtubes, sentrifugasi, waterbath dan autoclave. 3.2. Metode Metode penelitian terdiri dari rancangan percobaan, prosedur penelitian, uji parameter, dan analisis data yang diperoleh dari hasil percobaan.

20 3.2.1. Rancangan Percobaan Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen menggunakan uji t atau t-student dengan variasi perlakuan yang berbeda, yaitu (T0) tepung talas tanpa proses fermentasi dan (T1) tepung talas dengan proses fermentasi, yang akan dibandingkan antara hasil kedua perlakuan tersebut. Masing-masing perlakuan dilakukan sebanyak 10 kali ulangan. Menurut Sugiyono (2000) menguji hipotesis komparatif berarti menguji parameter populasi yang berbentuk perbandingan, uji t merupakan pengujian dengan sampel kecil (n < 30). Skema sampel dan hasil ulangan tersaji pada Tabel 4. Tabel 4. Desain Percobaan Penelitian Ulangan Perlakuan T0 T1 U1 T0U1 T1U1 U2 T0U2 T1U2 U3 T0U3 T1U3 U4 T0U4 T1U4 U5 T0U5 T1U5 U6 T0U6 T1U6 U7 T0U7 T1U7 U8 T0U8 T1U8 U9 T0U9 T1U9 U10 T0U10 T1U10 Desain penelitian statistik pada penelitian ini menggunakan pengujian uji t (t-test), yaitu membandingkan sifat fisikokimia dan mikrobiologis antara tepung talas fermentasi dan tepung talas tidak fermentasi.

21 Model matematis rancangan percobaan yang digunakan adalah : (1) Keterangan: t = Luas daerah yang dicapai = Rata rata hasil pengujian µ = Parameter hipotesis s = Simpangan baku n = Jumlah sampel Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Ho : Tidak terdapat pengaruh perbedaan tepung dengan fermentasi dan tepung tanpa fermentasi dari profil variabel tepung. Hi : Terdapat perbedaan minimal satu atau sepasang dari tepung dengan fermentasi dan tepung tanpa fermentasi dari profil variabel tepung. Prosedur pengolahan data selanjutnya yaitu melakukan penentuan nilai kritis dengan menggunakan degree of freedom (df) dan tingkat taraf signifikan (α) yaitu 5%, lalu melakukan uji perbedaan dua rata-rata untuk mengetahui pengaruh hasil sifat fisikokimia dan mikrobiologis tepung talas fermentasi dan tepung talas tidak fermentasi. Hal ini untuk mengetahui perbedaan dua rata-rata ini menggunakan uji satu pihak (uji t). Setelah itu dilakukan pengambilan keputusan dengan mambandingkan t hitung dengan t tabel dan berdasarkan probabilitas yaitu dengan signifikansi 5%.

22 Maka kriteria pengujian analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut: Jika F hitung F tabel, maka H o ditolak dan H 1 diterima, atau F hitung < F tabel, maka H o diterima dan H 1 ditolak Perlakuan fermentasi dalam penelitian proses pembuatan tepung talas dimaksudkan untuk meningkatkan sifat fisik dan kimia pada tepung. Dimulai dari mengidentifikasi penyebab masalah awal, menganalisis masalah, hingga masalah itu terselesaikan dengan berbagai manufaktur dan metode. Sehingga tepung talas fermentasi yang dibuat diharapkan memiliki sifat fisik dan kimia lebih baik dibandingkan dengan tepung talas biasa. Rangkaian penelitian pembuatan tepung talas fermentasi dapat dilihat pada diagram fish bone pada Ilustrasi 1.

Pemanfaatan Talas/ Pangan Lokal Angka Kapang dan Khamir Penambahan Mikroorganisme Viskositas Kadar Pati Pembuatan Tepung Umbi Talas dengan bantuan Proses Fermentasi Tepung Talas Fermentasi Kadar Air Produk Masa Simpan Lebih Lama Ketelitian dalam Proses Produksi Total Bakteri Densitas Warna Ilustrasi 1. Diagram Fish Bone Rangkaian Penelitian

24 3.2.2. Prosedur Penelitian Prosedur yang dilakukan dalam penelitian terdiri dari pembuatan starter, pembuatan tepung umbi talas, dan melakukan fermentasi tepung. a) Pembuatan Starter Pembuatan tepung talas modifikasi dilakukan dengan penambahan bakteri ke dalam tepung. Pada tahap awal pembuatan tepung talas fermentasi adalah pembuatan starter bakteri dengan menggunakan kapang Aspergillus oryzae dan bakteri Lactobacillus plantarum. Pada starter Aspergillus oryzae didapatkan dari Laboratorium Agroteknologi, Yogyakarta dalam bentuk bubuk sehingga bisa langsung untuk ditambahkan ke dalam umbi talas untuk proses fermentasi. Penambahan starter kerja yang digunakan ke dalam umbi talas untuk proses fermentasi sebanyak 5% (b/v). Pembuatan starter kerja bakteri Lactobacillus plantarum dengan proses peremajaan sebanyak 2 kali dari starter indukan (F1), sehingga starter kerja yang digunakan untuk pembuatan tepung talas fermentasi adalah starter kerja (F3). Pembuatan starter kerja dari indukan (F1) dengan dimasukan ke dalam MRSB untuk mendapatkan F2 dan dilakukan inkubasi pada suhu 37 C didiamkan selama 1x24 jam. Setelah didapatkan starter F2 dilakukan peremajaan kembali sampai dapat starter kerja (F3) dengan cara yang sama dari starter F2 kedalam media MRSB sehingga didapatkan starter kerja (F3). Penambahan starter kerja yang digunakan ke dalam umbi talas untuk proses fermentasi sebanyak 5% (v/v).

25 b) Pembuatan Tepung Umbi Talas Pembuatan tepung talas dilakukan dengan menyiapkan umbi talas segar yang didapatkan dari pasar induk, Bogor. Umbi talas harus sudah melewati proses pemilihan bahan yaitu umbi yang segar, dan tidak berbau busuk. Setelah itu umbi dicuci dengan air bersih untuk membersihkan kotoran yang masih tertinggal pada umbi, setelah itu talas dilakukan pengecilan ukuran agar dapat mempermudah proses perendaman dan fermentasi pada proses selanjutnya. Selanjutnya dilakukan proses perendaman dengan kapur tohor sebanyak 5% selama 1 jam, perendaman selanjutnya dilakukan fermentasi dengan campuran kapang jenis Aspergillus oryzae sebanyak 5% (b/v) dan bakteri Lactobacillus plantarum sebanyak 5% (v/v), diamkan selama masing-masing ±24 jam. Setelah itu umbi dibersihkan dengan air dan air garam, hal ini bermaksud menghentikan proses fermentasi berlangsung. Proses selanjutnya dilakukan perendaman dengan asam sitrat sebanyak 5% selama 1 jam, hal ini berguna untuk memperbaiki penampilan warna putih pada umbi, setelah itu dilakukan pengeringan umbi dengan oven, pemanasan dilakukan pada suhu 115 C selama 2-3 jam sehingga kadar air sudah berkurang dan talas sudah terlihat kering dan keras. Umbi talas setelah dikeringkan dilakukan proses penepungan dengan menghancurkan umbi menjadi ukuran sangat kecil dan disaring sehingga didapatkan tepung umbi talas fermentasi. Diagram alir pembuatan tepung talas fermentasi terdapat pada Ilustrasi 2.

26 Umbi talas Sortasi dan perendaman umbi Pengecilan bahan baku Perendaman umbi dengan kapur tohor (5%) 1 jam Pembersihan Fermentasi dengan Aspergillus oryzae 5% (b/v) 24 jam Pembersihan Fermentasi dengan Lactobacillus plantarum 5% (b/v) 24 jam Pembersihan Rendam dengan larutan garam 1:2 antara garam dan air Pembersihan Penambahan asam sitrat (5%) 1 jam Pengeringan dengan metode oven vacuum Penepungan dengan Grinder Penyaringan tepung Tepung Talas Fermentasi Ilustrasi 2. Diagram Alir Proses Pembuatan Tepung Talas Fermentasi

27 c) Fermentasi Tepung Tepung talas modifikasi dilakukan dengan proses fermentasi pada umbi hingga menjadi tepung talas fermentasi. Proses fermentasi dilakukan dengan menambahkan Aspergillus oryzae sebanyak 5% (b/v) dan bakteri Lactobacillus plantarum sebanyak 5% (v/v). Fermentasi dilakukan dengan cara merendam umbi talas yang sudah dipotong kecil dan tipis dan didiamkan selama 24 jam sehingga proses fermentasi lebih efektif. 3.2.3. Uji Parameter Parameter dalam penelitian pembuatan tepung talas fermentasi adalah uji kadar pati, kadar air, viskositas, total bakteri, total kapang khamir, dan uji densitas warna. Uji-uji tersebut disajikan sebagai berikut. a) Kadar Pati Pengujian kadar pati dilakukan dengan metode gravimetrik hidrolisa asam (FAO, 2002) yaitu sampel sebanyak 10g dicampur dengan larutan 8% KOH sebanyak 50ml lalu sentifugasi selama 5 menit pada kecepatan 2000 rpm, endapan ditambahkan dengan 5ml etanol 95%, aduk secara merata dengan di sentrifugasi pada kecepatan 2000 rpm selama 5 menit supernatant diambil dan tambahkan 50ml HCl di aduk secara merata untuk melarutkan pati bahan di diamkan selama beberapa jam dan saring sampel dengan kertas saring hingga terpisah antara cairan dan padatan. Padatan dilakukan proses pemanasan yaitu di oven pada suhu 75 C

28 selama 30 menit, berat padatan dihitung residu sebelum dan sesudahnya. Perhitungan kadar pati dihitung dengan rumus : Kadar Pati (%) ( )( ) Keterangan: A = berat kertas saring sebelum pemanasan (gr) B = berat kertas saring sesudah pemanasan (gr) FK = faktor koreksi, Pengenceran (5) S = berat sampel (gr) b) Kadar Air Pengujian kadar air dilakukan dengan metode oven, dimana pemanasan menggunakan oven pada suhu 105 C selama ±3 jam (AOAC, 2005). Sampel ditimbang sebanyak 3g dimasukan ke dalam cawan porselin yang sebelumnya sudah panaskan dengan oven, kemudian keringkan sampel dalam oven pada suhu 105 C selama ±3 jam, setelah itu dinginkan dalam desikator dan ditimbang. Pengurangan berat merupakan banyaknya air dalam bahan. Perhitungan kadar air dapat dihitung dengan rumus: Kadar air = ( ) Keterangan: A = berat cawan B = berat sampel C = berat konstan (setelah di oven)

29 c) Viskositas Pengujian viskositas merupakan pengukuran fisik kekentalan suatu bahan. Pengujian tingkat viskositas dilakukan dengan metode okswald, yaitu dengan menggunakan pipa okswald dan satuan pengukuran yang digunakan adalah cp (centi poise). Pengukuran viskositas dilakukan sesuai metode Sutiah et al., (2008). Viskositas dihitung dengan megencerkan 10g sampel tepung dengan aquades sebanyak 90ml. Aquades dan sampel masing-masing sebanyak 10ml dimasukan ke dalam piknometer dan ditimbang berat jenis sampel dengan timbangan analitik, kemudian sampel dimasukan ke dalam pipa okswald dan dihisap bagian tera bagian atas secara bergantian. Waktu turun sampel sampai tera bagian bawah dihitung. Viskositas dapat dihitung dengan rumus: Viskositas = ( ) ( ) Dimana, ρ tepung = Keterangan : m = massa piknometer kosong (g) m = massa piknometer + tepung (g) v = volume piknometer (ml) Ƞ air = viskositas air (1,0 cp) ρ tepung = berat jenis tepung (g/ml) t tepung = waktu alir tepung (detik) ρ air = berat jenis air (1,0 g/ml) t air = waktu alir air (detik)

30 d) Pengujian Jumlah Bakteri TPC (Total Plate Count) Pengujian jumlah bakteri dilakukan dengan metode pour plate (cawan tuang). Sampel yang diencerkan dari pengenceran 10 1-10 9 sampel pada angka pengenceran 10-7, 10-8, 10-9 dimasukan ke dalam cawan petri steril (AOAC, 1995). Masing-masing cawan petri diisi dengan media Natrium Agar sekitar 10ml, kemudian sampel dimasukkan kedalam cawan petri lalu digoyang membentuk angka delapan, dengan tujuan bakteri menyebar rata. Cawan dimasukan ke dalam inkubator dengan posisi terbalik pada suhu 37 C selama 2 x 24 jam. e) Pengujian Analisa Kapang Khamir Pengujian kapang khamir dilakukan dengan mengencerkan sampel tepung sebanyak 1g dan dilarutkan dengan larutan NaCl 0,85% sebanyak 9ml, sampel yang diencerkan milai dari 10 1-10 3. Tuangkan 1ml sampel pada cawan petri lalu tuangkan sebanyak 10ml medium PDA, kemudian masukan sampel kedalam cawan petri dan digoyang membentuk angka delapan, dengan tujuan suspensi menyebar rata (AOAC, 1995). Cawan dimasukan ke dalam inkubator pada suhu 25 C selama 2 x 24 jam, dan menghitung jumlah koloni pada cawan. f) Pengujian Densitas Warna Pada pengujian densitas warna digunakan dengan alat colorimeter yaitu dengan mangukur dalam unit L a b. Pada perhitungan pengujian ini hanya digunakan konversi L saja dimana melihat tingkat Lightness. Nilai dari L berkisar

31 antara 0 sampai 100. Semakin tinggi nilai konversi L maka dinyatakan bahwa sampel semakin cerah berwarna putih (Leon et al., 2006). 3.2.4. Analisis Data Data hasil uji kadar pati, kadar air, viskositas, total bakteri, analisa kapang khamir, dan uji densitas warna dilakukan uji normalitas data menggunakan uji Shapiro-Wilk karena jumlah sampel kurang dari 30 (Shapiro et al., 1968). Setelah itu data dianalisis statistik dengan menggunakan uji t atau t-student dengan variasi perlakuan yang berbeda dan membandingkan antara perlakuan. Pengujian ini diuji pada selang kepercayaan 95% (Levene, 1960).