Kang, sebenarnya khitbah sama tunangan itu sama gak sih? BEDA DONG! Hehehe Banyak orang yang salah mengartikan antara tunangan dan khitbah. Istilah tunangan itu sebenarnya tidak dikenal dalam istilah islam. Yang ada istilahnya adalah khitbah, yang artinya meminang. Tetapi tetap saja ada perbedaan antara tunangan dengan khitbah. Apa bedanya? Ya dari aturan pergaulannya.
Masyarakat kita biasanya menganggap bahwa pertunangan yang telah terjadi antara sepasang calon pengantin sudah setengah dari menikah. Sehingga seakan ada aturan bahwa yang sudah bertunangan itu boleh berduaan, berkhalwat berduaan, naik motor berboncengan, makan, jalan-jalan, nonton dan bahkan sampai menginap. Sedangkan khitbah itu sendiri adalah pengajuan lamaran dari pihak calon suami kepada wali calon istri yang intinya mengajak untuk berumah tangga. Khitbah itu sendiri masih harus dijawab iya atau tidak. Bila telah dijawab ia, maka jadilah wanita tersebut sebagai makhthubah, atau wanita yang telah resmi dilamar. Secara hukum dia tidak diperkenankan untuk menerima lamaran dari orang lain. Namun hubungan kedua calon itu sendiri tetap sebagai orang asing yang diharamkan berduaan, berkhalwat atau hal-hal yang sejenisnya. ------------------------------------------------------------------
KHITBAH DALAM ISLAM Dalam Islam tidak dikenal istilah setengah halal lantaran sudah dikhitbah. Lalu salah banget ketika kita menyaksikan pemandangan pasangan yang sudah bertunangan atau sudah berkhitbah dan beranggapan bahwa mereka sudah halal melakukan hal-hal layaknya suami istri di depan mata, lantas diam dan membiarkan saja. Apalagi sampai mengatakan, Ah biar saja, toh mereka sudah bertunangan, kalo terjadi apa-apa, sudah jelas siapa yang harus bertanggungjawab. Padahal, semua itu tetap terlarang untuk dilakukan, bahkan meski sudah bertunangan atau sudah melamar, hingga sampai selesainya akad nikah. Lalu, bagaimana seharusnya khitbah dilakukan? Ada gak sih proses khitbah yang tetap berkah dan mulia?
Cek dan baca secara detail sharing tentang khitbah yang sudah saya tulis di bawah ini yaaa ------------------------------------------------------------------ NADHOR (MEMANDANG CALON PASANGAN) Setelah kita memutuskan untuk menerima calon pasangan berdasarkan shalat istikharah dan musyawarah keluarga maka saatnya khitbah atau lamaran. Berikut tahapan dalam pelamaran yang harus diperhatikan: Maksudnya boleh melihat kepada apa-apa yang bisa membuat dia tertarik untuk menikahinya, atau sebaliknya ketika dia melihat calonnya ternyata ada sesuatu yang tidak dia senangi darinya maka dia boleh untuk membatalkan pelamarannya.
Abu Hurairah ra. mengisahkan seorang lelaki yang datang dan mengabarkan kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bahwa dia telah melamar seorang wanita dari kalangan Anshar. Maka Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bertanya: Apakah engkau telah melihatnya? Lelaki itu menjawab: Belum. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam berkata: Hendaklah engkau melihat terlebih dahulu karena pada mata wanita-wanita Anshar ada sesuatu. Nadhor ini perlu dilakukan, karena akan sangat menentukan kesiapan hati masing-masing terhadap pelaksanaan nikah. Jangan sampai bagaikan membeli kucing dalam karung, dimana hanya berdasarkan khusnuzon saja, ternyata terdapat cacat pada sang calon yang akan disesali seumur hidup.
------------------------------------------------------------------ BAGAIMANAKAH NADHOR DILAKSANAKAN? Nadhor dilaksanakan dengan melihat secara langsung atau secara sembunyi-sembunyi. Lalu, bagian tubuh manakah yang boleh dilihat? Hal ini masih diselisihkan antara para ulama. Ada yang membolehkan untuk dilihat adalah bagian tubuh yang sering terlihat jika sedang dalam rumah, yakni kepala, leher, tangan dan betis. Ada juga yang boleh hanya wajah dan telapak tangan saja. Tapi intinya boleh memandang cukup sampai sudah menimbulkan rasa suka. Nadhor tidak diperbolehkan dengan cara berkhalwat alias hanya berdua saja. Jadi untuk nadhor dan pengenalan harus didampingi oleh mahram sang wanita. ------------------------------------------------------------------ KAPANKAH NADHOR BOLEH DILAKSANAKAN?
Nadhor boleh dilaksanakan jika sudah ada tekad dari kedua belah pihak untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan. Jika hanya untuk coba-coba atau karena suka saja, maka nadhor hukumnya haram. ------------------------------------------------------------------ JARAK ANTARA KHITBAH DAN AKAD NIKAH Bolehkah terlalu lama waktu antara khitbah dan akad nikah? Banyak yang mungkin kebingungan, sudah ada yang cocok tapi belum siap untuk melaksanakan akad dan resepsi. Alasannya macam-macam. Ada yang belum selesai studi, ada yang mengejar karir, ada juga yang memang beralasan syarat dinas. Nah, lebih baik dimusyawarahkan bersama dan dicari solusi yang terbaik. Jika jaraknya sekitar 2-3 bulan, insyaallah masih wajar dan bisa ditunggu sambil mempersiapan acara akad dan walimah.
Tapi jika sampai 1-3 tahun, apakah bisa menahan gejolak perasaan? Apakah masih bisa menjaga hati untuk setia? Apakah siap mempertahankan jika ada ujian yang datang? Pertama, usia kan tidak ada yang tahu sampai kapan hidup di dunia. Kedua, semakin ditunda maka godaan syaitan akan semakin gencar untuk menghadirkan orang lain yang lebih baik atau malah membuat jadi semakin dekat dengan sering bertemunya. Biasanya yang terjadi adalah masalah dan fitnahnya semakin besar. Misalnya sudah dikhitbah, terus dalam rentang waktu menunggu walimah bisa jadi teleponan,
smsan, memberi perhatian lebih bahkan tak sedikit yang jalan berdua tanpa mahrom. Alasannya biar lebih mengenal calon. Bukankah masih banyak cara untuk mengenal calon? Kenapa harus melanggar syari'at dengan berkhalwat (berdua-duaan)? Jadi, secara umum, semakin cepat akad nikah dilakukan akan semakin baik. Karena niat baik itu memang biasanya harus dipercepat. Selain itu juga memberikan kesempatan kepada kedua calon pengantin untuk dapat segera menunaikan hajat mereka. Atau yang kedua, karena jarak jauh. Justru ada masingmasing calon justru semakin ragu. Syaitanlah yang menanamkan keraguan, karena syaitan paling rajin menghalangi orang untuk ibadah. Beda sama pacaran, syaitan corporation siap menjadi sponsornya. Bisa jadi kasusnya adalah ada orang baru yang
lebih menarik, ada orang lama yang dulu dikasihi malah semakin mendekati. Ujungnya bisa jadi pernikahan tak jadi. Maka, jika sudah siap menikahi jangan dinanti. Kalau belum siap jangan dipaksakan, jangan juga coba cara mudah yaitu dibooking dengan khitbah. Namanya siap berarti siap segalanya. Siap ilmu, mental, iman juga kesiapan untuk menikahi. RANGKAIAN ACARA KHITBAH
Khitbah adalah permohonan seorang lelaki untuk menikahi seorang wanita kepada wali wanita tersebut. Dalam Islam khitbah atau lamaran ini sebetulnya tidak usah dibesarbesarkan seperti pernikahan. Cukup bersama keluarga terdekat saja. Sebaiknya belum diumumkan juga karena jika tidak jadi menikah akan mengundang fitnah. Sebelum merencanakan khitbah harus dipastikan pihak wanita menerima khitbah tersebut karena jika secara mendadak khawatir terjadi hal yang kurang berkenan seperti penolakan yang kurang baik. Untuk itu lah acara khitbah sendiri dibuat sederhana seperti berikut : 1. Kedatangan pihak lelaki 2. Boleh dibuka dengan tilawah Al Qur an 3. Sambutan wakil keluarga pihak wanita (boleh wali wanita atau diwakilkan oleh seorang ustadz) sekaligus menanyakan maksud kedatangan pihak lelaki
4. Penyampaian maksud pihak lelaki (boleh langsung oleh pihak lelaki tersebut, oleh wali atau wakilnya) sekaligus menanyakan apakah sudah ada yang mengkhitbah dan bagaimana jawaban pihak wanita 5. Jawaban pihak wanita (biasanya pihak wanita diam menandakan persetujuan) maka dijelaskan oleh wakil pihak wanita bahwa pihak wanita menerima dan siap menuju jenjang pernikahan 6. Boleh langsung membicarakan tanggal akad dan walimah pernikahan atau boleh dibahas diluar acara 7. Pihak keluarga lelaki mengenalkan keluarganya, begitupun sebaliknya 8. Ramah tamah dengan makan bersama Bolehkah membawa hantaran lamaran dari pihak lelaki atau dari pihak wanita seperti hantaran seserahan pernikahan?
Pertanyaan ini sering dibicarakan, sebetulnya dalam Islam tak ada syariat harus membawa hantaran lamaran atau pernikahan. Namun, jika niatnya saling bertukar hadiah maka itu termasuk sunnah, yang penting tidak memberatkan bolehboleh saja. InsyaAllah akan menambah kasih sayang di antara keluarga kedua belah pihak. -------------------------------------------------------------- BOLEHKAH TUKAR CINCIN
Sebetulnya tukar cincin bukanlah tradisi dalam Islam akan tetapi kembali jika niatnya saling tukar menukar hadiah maka sangat dianjurkan oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam. Akan tetapi tidak dijadikan keharusan sesuai dengan kesepakatan dan kesukaan kedua belah pihak, jika pihak wanita menyukai cincin maka berikan. Tapi jika pihak lelaki tidak menyukai cincin maka tak usah diberikan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses tukar cincin ini, sebagai berikut: 1. Khitbah adalah kesepakatan dan janji untuk menikah artinya belum pernikahan. Jadi semua yang haram sebelum tunangan tetap haram setelah tunangan. Kedua, tidak boleh berduaan, tidak boleh melihat aurat calon pasangannya kecuali nadhor.
2. Karena masing-masing calon belum halal, maka saat tukar hadiahpun tidak boleh saling memegang tangan calon pasanganya, misalnya saat tukar cincin diwakilkan oleh orangtua, pihak wanita oleh ibu pihak lelaki dan pihak lelaki oleh ayah pihak wanita. 3. Cincin yang di berikan kepada pihak lelaki bukan dari emas, sebab emas haram hukumnya jika dikenakan lelaki. 4. Hadiah yang diberikan jangan sampai memberatkan kedua belah pihak dan hadiahpun tidak harus berupa cincin boleh barang-barang yang lainya. Nah, itu dia rangkaian khitbah yang InsyaAllah sesuai dengan aturan aturan dalam islam. Jangan sampai kita sudah tahu ilmunya tapi justru malah melakukan hal yang dilarang oleh- Nya ya.. Ingat! Pernikahan yang berkah juga diawali dengan sesuatu yang diridhai oleh-nya.
Semangat Menjemput Jodoh Impian. Jangan patah semangat dan optimis selalu ya. Gausah baperrr Nanti juga bakal mengalami, InsyaAllah! ^^ Semoga bermanfaat. Sahabatmu, Setia Furqon Kholid