BAB I PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN Umum nya bagi perusahaan piutang usaha merupakan salah satu aktiva yang besar dari aktiva lancar serta bagian terbesar dari total aktiva. Bagi perusahaan pemberian piutang mengandung resiko berupa kerugian apabila debitur tidak membayar kewajibannya. Kecurangan debitur yang tidak ingin membayar hutang mereka dapat membuat perusahaan mengalami kerugian. Salah satu cara yang harus dilakukan perusahaan untuk meminimalkan piutang tak tertagih adalah pengendalian intern, yang merupaka suatu proses yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan sistem teknologi informasi, yang dirancang untuk mengarahkan,mengawasi dan mengukur daya suatu organisasi. Piutang Usaha merupakan salah satu aset lancar dengan nilai yang cukup material bagi Perusahaan. Sifat materialitas dari nilai Piutang Usaha tersebut menuntut agar pengendalian internal yang efektif atas Piutang Usaha dilakukan oleh Perusahaan untuk memperkecil kemungkinan terjadinya Piutang Usaha tak tertagih (Cornelia,2013) 1
Menurut Anastasia dan lilies (2011:82) pengendalian internal adalah semua rencana organisasional,metode,dan pengukuran yang dipilih oleh suatu kegiatan usaha untuk mengamankan harta kekayaan nya, mengecek keakuratan dan keandalan data akuntansi tersebut,meningkatkan efisiensi operasional,dan mendukung dipatuhinya kebijakan manajerial yang telah ditetapkan. Kementrian koprasi dalama website resmi nya www.depkop.go.id menyatakan Pembentukan Komunitas ASEAN 2015 berlandaskan pada 3 pilar, yaitu Komunitas Keamanan ASEAN (ASEAN Security Community), Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community), dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASEAN Socio-Cultural Community). Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community/AEC) 2015, akan diarahkan kepada pembentukan sebuah integrasi ekonomi kawasan dengan mengurangi biaya transaksi perdagangan, memperbaiki fasilitas perdagangan dan bisnis, serta meningkatkan daya saing sektor UMKM. Pemberlakuan AEC 2015 bertujuan untuk menciptakan pasar tunggal dan basis produksi yang stabil, makmur, berdaya saing tinggi, dan secara ekonomi terintegrasi dengan regulasi efektif untuk perdagangan dan investasi, yang di dalamnya terdapat arus bebas lalu lintas barang, jasa, investasi, dan modal serta difasilitasinya kebebasan pergerakan pelaku usaha dan tenaga kerja. 2
Implementasi AEC 2015 akan berfokus pada 12 sektor prioritas, yang terdiri atas 7 (tujuh) sektor barang (industri pertanian, peralatan elektonik, otomotif, perikanan, industri berbasis karet, industri berbasis kayu, dan tekstil) dan 5 (lima) sektor jasa (transportasi udara, pelayanan kesehatan, pariwisata, logistik, dan industri teknologi informasi atau e-asean). Kementerian Koperasi dan UKM memiliki concern dan komitmen dalam mendukung upaya mengantisipasi pelaksanaan MEA melalui koordinasi, sinkronisasi, sinergi dan kerjasama mulai dari aspek hulu, middle dan hilir dalam kerangka pemberdayaan pemberdayaan Koperasi dan UMKM. Penulis menyimpulkan, UKM di Indonesia masih banyak membutuhkan dana untuk pengembangan usaha mereka. Maka Koperasi sebagai salah satu lembaga keuangan untuk memberikan pinjaman sebagai tambahan modal berperan penting. Dian Mandiri (DIMAN) merupakan salah satu koperasi simpan pinjam yang aktivitasnya adalah memberikan pinjaman bagi UKM. Karena aktivitas utama perusahaan ini adalah memberikan pinjaman dan pembayaran berupa cicilan di tambah bunga pinjaman menjadikan piutang perusahaan sangat tinggi. Sehingga perusahaan ini sangat memerlukan pengendalian intern yang baik terhadap fungsi pemberikan pinjaman terhadap nasabah. Lemahnya pengendalian Intern akan membuat perusahaan ini mengalami kerugian yang besar. Pemberian kredit yang baik 3
akan mendukung terciptanya tujuan koperasi sehingga dapat menambah nilai koperasi. Kebutuhan akan pinjaman dana oleh UKM membuat banyak UKM mengajukan Pinjama ke lembaga Keuangan yang salah satunya adalah koperasi dian mandiri. Dalam aktivitas nya koperasi Dian mandiri memiliki target untuk dana yang di cairkan setiap bulannya. Tetapi dalam pemberian pinjaman penting sekali untuk menerapkan pengendalian internal terhadap piutang agar dana yang sudah dicairkan bisa kembali ke koperasi bersama bunga sesuai dengan ketentuan yang disepakati supaya koperasi Dian Mandiri bisa tetap survive. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk memilih judul ANALISIS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PIUTANG USAHA B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian terebut, dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah Lingkungan Pengendalian sesuai kerangka kerja COSO sudah diterapkan? 2. Apakah Penilaian risiko sesuai kerangka kerja COSO sudah diterapkan? 3. Apakah Aktivitas pengendalian sesuai kerangka kerja COSO sudah diterapkan? 4. Apakah Informasi dan Komunikasi sesuai kerangka kerja COSO sudah diterapkan? 4
5. Apakah Pemantauan sesuai kerangka kerja COSO sudah diterapkan? C. TujuanPenelitian 1. Untuk mengkaji penerapan Lingkungan Pengendalian apakah sesuai dengan kerangka kerja COSO. 2. Untuk mengkaji penerapan Penilaian risiko sudah diterapkan sesuai dengan kerangka kerja COSO. 3. Untuk mengkaji penerapan Aktivitas pengendalian sudah diterapkan sesuai dengan kerangka kerja COSO. 4. Untuk mengkaji penerapan Informasi dan Komunikasi sudah diterapkan sesuai dengan kerangka kerja COSO. 5. Untuk mengkaji penerapan Pemantauan sudah diterapkan sesuai dengan kerang kakerja COSO. D. Kontribusi penelitian Penelitian ini di harapkan akan membawa manfaat antara lain: 1. Bagi peneliti Dapat menambah wawasan dan pengetahuan karena penulis dapat membuktikan secara langsung penerapan teori yang telah penulis dapatkan dalam perkuliahan dan pegendalian Intern terhadap Piutang di Koperasi Dian Mandiri 2. Bagi Manajemen 5
Di harapkan penelitian ini dapat memberikan informasi dan masukan yang bermanfaat bagi Manajemen dalam pengambilan keputusan untuk Pengendalian Internal terhadap Piutang perusahaan. 3. Bagi akademis Dapat memberikan informasi Pengendalian Intern terhadap Piutang Usaha dan dapat memberikan refrensi bagi penelitian selanjut nya. 6