BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di era sekarang semakin meningkat seiring dengan

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha di era sekarang semakin meningkat seiring dengan perkembangan jaman.melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh semakin cepat, hal ini merupakan suatu dampak yaitu ditandai dengan semakin meningkatnya persaingan usaha yang kompetetif.persaingan merupakan hal yang tidak bisa dihindari lagi apabila sudah berada pada sektor ini. Perusahaan akan melakukan berbagai upaya di segala bidang untuk mencapai perkembangan dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat ini. Kalangan masyarakat menengah ke bawah adalah masyarakat yang paling mendominasi negara-negara yang memiliki jumlah penduduk tinggi.indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk yang cukup banyak di dunia.kondisi ini menyebabkan Indonesia merupakan kawasan pasar yang sangat potensial dalam usaha perkreditan karena di tunjang dengan keadaan masyarakat berpenghasilan rendah.pemerintah dan pihak swasta bekerjasama untuk berperan aktif dalam menunjang pembangunan melalui penyaluran kredit kepada masyarakat. Dengan kebutuhan masyarakat yang mendesak seringkali mereka mengalami kesulitan dalam penyediaan dana (Putra, 2013). Sistem pengendalian internal adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil satuan usaha lainnya yang dirancang untuk mendapat keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan, yaitu berupa keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, serta efektivitas dan efisiensi operasi. Proses ini dilakukan oleh setiap perusahaan untuk menjamin kenyamanan dan kelancaran setiap kegiatan yang dilaksanakan (Mulyadi, 2002).

2 Suatu pengendalian internal akan membutuhkan sebuah perencanaan yang matang dan wajar agar dapat memperoleh tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian diperlukan adanya suatu pengawasan dalam lembaga keuangan untuk menilai dan mengevaluasi kegiatan dalam pemberian kredit agar pengendalian internal tersebut sesuai strategi yang telah ditentukan. Sehingga pihak manajemen harus bisa mempengaruhi anggotanya untuk melakukan strategi yang telah ditetapkan (Anthony dan Govindarajan, 2005). Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomer 792 Tahun 1990 tentang Lembaga Keuangan, dimana lembaga keuangan diberi batasan sebagai semua badan yang kegiatannya di bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama untuk membiayai investasi perusahaan (Triandaru dan Budisantoso, 2006). Tetapi dalam kenyataan, kegiatan pembiayaan lembaga keuangan bisa digunakan untuk investasi perusahaan, kegiatan konsumsi, serta kegiatan distribusi barang dan jasa. Sehingga lembaga keuangan bank dan bukan bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediaries) yangmana sebagai sarana untuk menunjang kelancaran perekonomian. Hal ini berarti adanya aliran dana dari pihak yang memiliki dana kepihak yang memerlukan dana (Siamat, 2005). Koperasi sebagai lembaga keuangan merupakan wujud ideal organisasi ekonomi rakyat.dalam pelaksanaannya koperasi memiliki kebijakan dan prinsip tersendiri yaitu kekeluargaan dan gotong royong sesuai dalam pasal 33 ayat 1 Undang-undang dasar 1945, yaitu perekonomian disusun berdasar atas asas kekeluargaan atau ekonomi rumah tangga. Dengan demikian maka koperasi betul-betul menguasai sumber kesejahteraan dari sistem ekonomi dan dapat mendistribusikannya secara adil dan merata kepada seluruh anggota tanpa terkecuali asal sistem pengelolaannya benar dan tertib tanpa kecurangan (Hariyono, 2003). Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) merupakan organisasi sosial ekonomi yang beranggotakan para pegawai negeri sebagai usaha bersama yang didasarkan pada asas

3 kekeluargaan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para anggota dan untuk kepentingan masayarakat pada umumnya (Vitaradiaz, 2013).Salah satunya yaitu Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Dwija Karya Limbangan.Koperasi ini merupakan koperasi yang beranggotakan guru sekolah dasar se-kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal yang telah berbadan hukum, koperasi tersebut memiliki unit simpan pinjam dan unit kredit barang.koperasi ini lebih menekankan usahanya dalam unit simpan pinjam karena pada unit inilah keuntungan yang diperoleh merupakan paling besar.unit simpan pinjam pada koperasi ini memberikan pinjaman terbatas pada anggota koperasi saja. Pemberian kredit (cash loan) merupakan salah satu bentuk usaha yang dapat dilakukan oleh sebuah lembaga keuangan bank. Berdasarkan Undang-undang Nomer 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan kredit adalah menyediakan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak lain melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (Tangkilsan, 2003). Kredit yang diberikan oleh KPRI Dwija Karya akan menimbulkan piutang pada koperasi tersebut. Piutang merupakan salah satu harta atau kekayaan yang sangat penting bagi KPRI Dwija Karya untuk menjaga agar segala aktivitas yang berkaitan dengan piutang dapat berjalan efektif dan efisien, maka diperlukan pengendalian internal atas aktivitas perkreditan agar tidak terdapat kredit tak tertagih maupun kredit macet (Vitaradiaz, 2013). Maka perusahaan menerapkan pengendalian internal untuk KPRI Dwija Karya, hal tersebut dibuktikan dengan adanya penilaian dari Dinas Koperasi UMKM Kendal yang menyatakan bahwa KPRI Dwija Karya mengalami kesehatan yang baik dalam segala aspek-aspek yang mendukung berkembangnya koperasi tersebut, sehingga koperasi mendapatkan sertifikasi sehat dari Dinas Koperasi UMKM Kendal.

4 Permasalahan yang terjadi pada KPRI Dwija Karya ini adalah dilaksanakannya pemberian kredit tanpa adanya kewajiban penyerahan agunan atau jaminan sebelum dana diberikan pada nasabah, melainkan jaminannya hanya terbatas pada gaji bulanan anggotanya masing-masing. Karena koperasi menerapkan pemotongan gaji untuk pembayaran angsurannya.namun, bagaimana baiknya suatu sistem yang telah dijalankan, pasti ada risiko bawaan yang dapat menghalangi sistem tersebut agar dapat berjalan dengan baik.kemungkinan keterlambatan dalam membayar piutang, terjadinya penunggakan piutang oleh anggota, dan gaji anggota yang tidak mencukupi untuk membayar piutang merupakan hal-hal yang dapat mengakibatkan kemungkinan terjadinya piutang tak tertagih. Dari penelitian yang dilakukan Suciati (2013) berpendapatmeningkatnya pemberian kredit akan menimbulkan suatu risiko, sehingga dalam pemberian kredit harus melalui beberapa tahap yaitu tahap permohonan kredit, pengumpulan data, analisis data, pemberian keputusan dan pencairan dana sehingga sangat diperlukan adanya pengendalian internal dalam perusahaan tersebut.tujuannya untuk menghindari kredit bermasalah dikemudian hari.objek penelitian ini dilakukan pada Lembaga Keuangan Islam Berdikari Insani Mranggen.Persamaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu adalah sama-sama mengangkat topik prosedur pemberian kredit, sedangkan perbedaannya yaitu objek yang diteliti.penelitian ini dilakukan di KPRI Dwija Karya Limbangan dimana dalam pemberian kreditnya terbatas hanya untuk anggotanya saja. Dari penelitian Rosy (2015) mengatakan adanya prosedur pemberian kredit yang jelas dari pengajuan permohonan kredit, penyelidikan berkas jaminan, melakukian survey, mempelajari berkas kredit sampai dengan pencairan kredit.hal tersebut membuktikan bahwa pengendalian internal dalam prosedur pemberian kredit yang dilakuakan Koperasi Simpan Pinjam Dua Dara sudah cukup baik.persamaan penelitian sekarang dengan penelitian

5 terdahulu adalah sama-sama menganalisis pengendalian internal dalam prosedur pemberian kredit, sedangkan perbedaanya yaitu pada objek penelitian. Dari penelitian Setiawan dan Wisadha (2014)mengatakan tidak semua kredit yang diberikan dapat berjalan dengan lancar, sehingga dalam setiap kegiatan sangat diperlukan manajemen perkreditan yang baik, salah satunya dengan melakukan pengawasan kredit serta pengendalian internal.pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen terpenting yang merupakan rangkaian kegiataan yang terkoordinasi untuk membantu pihak manajemen dalam menjamin bahwa hasil yang diperoleh mendekati bahkan sesuai dengan perencanaan.dari uraian di atas membuktikan bahwa betapa pentingnya analisis prosedur pemberian kredit terhadap usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) pada suatu perusahaan. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Vitaradiaz (2013) pada penelitian tersebut menyimpulkan bahwa penerapan sistem pengendalian internal untuk penjualan kredit di KPRI-UB sudah baik. Dimana pembayaran dilakukan dengan sistem pemotongan gaji.namun, kemungkinan keterlambatan dalam pembayaran piutang, terjadinya penunggakan piutang oleh anggota, dan gaji anggota yang tidak mencukupi untuk membayar piutang merupakan hal-hal yang dapat mengakibatkan kemungkinan terjadinya piutang yang tak dapat ditagi dikemudian hari. Dari berbagai hasil penelitian diatas mengenai pengendalian internal dalam prosedur pemberian kedit, untuk itu penulis bermaksud mengangkat judul Analisis Pengendalian Internal Pemberian Kredit: Studi Pada KPRI Dwija Karya Limbangan.Dimana penelitian ini mengacu pada penelitian Vitaradiaz (2013) dengan persamaansama-sama menganalisis pengendalian internal dalam prosedur pemberian kredit, sedangkan perbedaanya yaitu pada objek penelitian dan juga bentuk kreditnya. Namun dalam sistem pembayaran angsurannya juga memiliki kesamaan, yaitu dengan cara pemotongan gaji secara langsung, sehingga para anggota tidak akan terlambat dalam pembayaran angsuran kreditnya.

6 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka penulis dapat menarik rumusan masalah yang akan menjadi pokok pembahasan yaitu : 1. Bagaimanakah pengendalian internal prosedur pemberian kredit di KPRI Dwija Karya Limbangan? 2. Bagaimana hasil analisis perbedaan dan perbandingan pengendalian internal prosedur pemberian kredit yang ada dalam teori dengan yang ada di KPRI Dwija Karya Limbangan? 1.3 Tujuan Penelitian Dari latar belakang masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis efektivitas pengendalian internal prosedur pemberian kredit pada KPRI Dwija Karya Limbangan. 2. Untuk menganalisis perbedaan dan perbandingan analisis pengendalian internal pemberian kredit yang ada dalam teori dan yang ada dalam KPRI Dwija Karya Limbangan. 1.4 Manfaat Penelitian Dengan melakukan penelitian ini penulis berharap semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat antara lain : 1. Bagi Penulis Sebagai bahan masukan untuk menambah wawasan dan menerapkan secara langsung teori-teori yang pernah diajarkan pada saat dibangku kuliah serta mengembangkan pengetahuan tentang prosedur pemberian kredit terhadap usaha kecil dan menengah pada Koperasi.

7 2. Bagi Koperasi Penulis berharap semoga hasil dari penelitian ini dapat memberikan sumbangan pikiran, saran, maupun bahan evaluasi bagi KPRI Dwija Karya, khususnya mengenai sistem pengendalian internal piutang pada pemberian kredit. 3. Bagi Pihak Lain Penulis berharap hasil penelitian ini dapat menjadi referensi untuk pembaca yang ingin mengambil tema penelitian yang sama dan juga dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan. 1.5 Sistematika Penulisan Secara keseluruhan, skripsi ini dibagi menjadi lima bab yang sebelumnyadidahului dengan halaman judul, halaman pengesahan, kata pengantar, halaman persembahan dan daftar isi. Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: BAB I PENDAHULUAN Merupakan bab yang menguraikan tentang latar belakang masalah yang diikuti dengan rumusan masalah agar penelitian yang dilakukan lebih terarah. Selain itu juga dibahas mengenai tujuan dan manfaat dari penelitian serta sistematika penyusunan skripsi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan teori-teori penelitian mengenai pengertian koperasi, tujuan dan prinsip koperasi, pengertian sistem pengendalian internal, tujuan dan elemen-elemen pengendalian internal, pengertian kredit, prinsip kredit, unsur-unsur kredit, tujuan pemberian kredit, fungsi pemberian kredit, jenis kredit, hasil penelitian terdahulu, kerangka konseptual. BAB III METODE PENELITIAN

8 Merupakan bab yang berisi mengenai metode pengumpulan data, jenis dan sumber data, dan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Merupakan bab yang berisi tentang hasil penelitian dan pembahasandari penelitian yang telah dilakukan. BAB V PENUTUP Merupakan bab yang menguraikan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran-saran mengenai masalah penelitian berdasarkan hasil penelitian.