BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Jumlah Unit Usaha di Kota Bandung Tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kawasan Industri Utama Kota Bandung. Unit Usaha Tenaga Kerja Kapasitas Produksi

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun Sektor / Kegiatan UKM Usaha Kecil

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Data UMKM Indonesia Periode

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Usaha Kecil, Menengah (UKM) dan Usaha Besar (UB) di Jawa Barat Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Perkembangan UMKM Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. berkembang seperti di Indonesia, tetapi juga di negara-negara yang sudah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: BPS Jawa Barat (2013)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Perusahaan Profil Perusahaan Gambar 1.1 Ruang Produksi Pioncini

2016 PENGARUH KOMPETENSI PENGUSAHA, INOVASI D AN KUALITAS PROD UK TERHAD AP D AYA SAING USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) D I KOTA BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. Nilai PDRB (dalam Triliun) Sumber :Data nilai PDRB Pusdalisbang (2012)

Sumber: Data Biro Perencanaan Stratistik UMKM tahun 2011 (data diolah)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Sentra Sablon Suci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bandung menjadi kota yang memiliki daya saing paling kompetitif dibanding kota-kota lainnya

2015 PERKEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) BONEKA KAIN DI KELURAHAN SUKAGALIH KECAMATAN SUKAJADI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. dari perekonomian negara yang sedang berkembang, meskipun UKM sering

1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi

BAB I PENDAHULUAN. omzet, namun karena jumlahnya cukup besar, maka peranan UMKM cukup

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Perkembangan UMKM Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Peranan UMKM dan Usaha Besar terhadap PDRB Non Migas Jawa Barat tahun tergambar dalam tabel 1.1 berikut.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei Darusalam, Vietnam,

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang ditandai dengan globalisasi ekonomi, merupakan suatu proses

BAB I PENDAHULUAN , , ,35 Menengah B. Usaha Besar

BAB I PENDAHULUAN. dan peningkatan ekspor non-migas. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa industri

BAB I PENDAHULUAN. menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis ekonomi dan moneter yang dialami oleh bangsa

2015 PENGARUH PELATIHAN DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA

Pengaruh Kondisi Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Terhadap Pembayaran Pajak Penghasilan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Salah

BAB I PENDAHULUAN. untuk tercapainya masyarakat yang sejahtera dan damai. Namun, kerjasama

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sektor industri tetapi banyak berkembangnya sektor industri kecil

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi beserta penemuan-penemuan baru menyebabkan perubahan dari

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh bidang konstruksi pada suatu negara cukup besar. Bidang

Menggenjot UMKM dan Pasar Domestik Sebagai Tantangan di MEA Oleh: Mauled Moelyono 2

PERKEMBANGAN KERJA SAMA ASEAN PASCA IMPLEMENTASI AEC 2015

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

BAB I. PENDAHULUAN. pencaharian di sektor pertanian. Menurut BPS (2013) jumlah penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. berdampak dalam dunia bisnis saat ini. Perusahaan berada dalam lingkungan

wbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah %

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan kegiatan bisnisnya

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia. memiliki tempat tersendiri dalam perkembangan ekonomi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian yang secara terus menerus tumbuh akan menimbulkan

Potret Kluster Industri Boneka di Kelurahan Cijerah Kota Bandung

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

perlu emberikan perhatian yang besar untuk mendorong pengembangannya. Pengembangan UKM melalui pendekatan pemberdayaan usaha, perlu

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

KESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi saat ini telah sampai pada pembentukan pasar tunggal dan pusat produksi tunggal

I. PENDAHULUAN. lain untuk melangsungkan kehidupannya. Sebuah negara tidak bisa berdiri sendiri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, peranan Industri Kecil Menengah (IKM) dikaitkan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dan Pertumbuhan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) merupakan salah satu motor pengerak yang sangat

BAB I PENDAHULUAN ,83 % , ,10 13,15 % Sumber :

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang penting bagi setiap perusahaan di dalam persaingan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. modal, dan tenaga kerja terampil di kawasan Asia Tenggara. Sebagai salah satu

BAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian global tetap rapuh, pertumbuhan di Negara-negara yang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

99,37 % Kecil dan Menengah Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang begitu pesat hal ini ditandai dengan munculnya industri baru

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB 7 PERDAGANGAN BEBAS

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kecil merupakan bagian dari dunia usaha nasional yang. mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. sangat strategis dan berperan besar terhadap perekonomian Indonesia. Peran

BAB 1 PENDAHULUAN. populasi dan pendapatan per kapita negara-negara anggota ASEAN. Dimana, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

REVITALISASI KOPERASI DI TENGAH MEA. Bowo Sidik Pangarso, SE Anggota DPR/MPR RI A-272

BAB 1 PENDAHULUAN. industri lagi, tetapi mereka harus lebih mengandalkan SDM yang kreatif.

I. PENDAHULUAN. makmur yang merata materil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan krisis global pada tahun Kementrian Koperasi

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mereka dapat membuat perusahaan mengalami kerugian. material bagi Perusahaan. Sifat materialitas dari nilai Piutang Usaha

BAB I PENDAHULUAN. dan potensi pajak yang ada dapat dipungut secara optimal. Langkah-langkah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan memberikan kontribusinya pada perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Usaha Kecil Menengah (UKM) memiliki peran yang sangat penting terhadap perekonomian di daerah maupun nasional, baik dari segi unit usaha, maupun tenaga kerja khususnya di Kota Bandung. Untuk jumlah unit usaha di Kota Bandung tahun 2011-2012 dapat dilihat pada tabel 1.1 dibawah ini: Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha di Kota Bandung Tahun 2011-2012 Tahun Kecil Menengah Total 2011 1.449 61 1.510 2012 15.430 211 15.641 Sumber: BPS Kota Bandung (2013) Berdasarkan tabel 1.1 diatas menunjukan jumlah unit usaha kecil dan menengah di Jawa Barat dari tahun 2011-2012. Usaha kecil mengalami peningkatan dari 1.449 unit di tahun 2011 menjadi 15.430 unit di tahun 2012. Sedangkan usaha menengah meningkat dari 61 unit di tahun 2011 menjadi 211 unit di tahun 2012. Secara keseluruhan jumlah unit UKM di Kota Bandung tahun 2011-2012 mengalami peningkatan dari 1.510 unit menjadi 15.641 unit. Sedangkan untuk jumlah serapan tenaga kerja UKM di Kota Bandung dapat dilihat pada tabel 1.2 dibawah ini: 1

Tabel 1.2 Serapan Tenaga Kerja (Jiwa) UKM di Kota Bandung Tahun 2011-2012 Tahun Kecil Menengah Total 2011 4.325 1.703 6.028 2012 94.867 7.376 102.063 Sumber: BPS Kota Bandung (2013) Berdasarkan tabel 1.2 diatas menunjukan serapan tenaga kerja dari UKM di Kota Bandung dari tahun 2011-2012. Usaha kecil mengalami peningkatan serapan tenaga kerja dari 4.325 jiwa menjadi 94.867 jiwa di tahun 2012. Sedangkan serapan tenaga kerja untuk usaha menengah meningkat dari 1.703 jiwa di tahun 2011 menjadi 7.376 jiwa di tahun 2011. Secara keseluruhan jumlah serapan tenaga kerja UKM di Kota Bandung tahun 2011-2012 mengalami peningkatan dari 6.028 jiwa menjadi 102.063 jiwa. 1.1.1 Profil Sentra Industri Sablon Kaos Suci Bandung Bandung sebagai salah satu kota yang mempunyai peran terhadap perkembangan perekonomian dan UKM di Jawa Barat. Di tahun 2012, Bandung memiliki 30 kawasan industri sebagai pengembangan UMKM. Dari seluruh kawasan sentra industri, terdapat 7 kawasan sentra industri dan perdagangan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Bandung sebagai kawasan industri potensial (sentraindustribandung.com, 2012). Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 1.3 dibawah: 2

Tabel 1.3 Sentra Industri Potensial di Bandung Tahun 2012 Sentra Industri Unit Tenaga Kapasitas Usaha Kerja Produksi/Tahun (Unit) (Orang) Sentra Industri Rajut Binong Jati 293 2.143 852.200 Lusin Sentra Industri Jeans Cihampelas 59 352 - Sentra Industri Produk Tekstil Cigondewah 313 567 - Sentra Industri Sepatu Cibaduyut 577 3.008 3.114.022 Pcs Sentra Industri Sablon Kaos Suci 409 2.721 177.300 Lusin Sentra Industri Tahu Cibuntu 408 1.518 2.160,6 Juta Pcs Sentra Industri Boneka Sukamulya 17 212 768.940 Lusin Total 2.076 10.521 Sumber: Data yang telah diolah, (2015) Sentra industri sablon kaos suci bandung merupakan salah satu dari tujuh sentra potensial yang ada di Bandung, sentra yang terletak di Jalan Surapati dan Jalan PHH. Mustofa, kecamatan Cibeunying Kidul, Bandung. Fokus sentra ini adalah memproduksi berbagai macam jenis sablon kaos. pemesan bisa pesan kaos untuk pemilihan daerah (pilkada), kaos oblong, plakat, vandel, kaos distro, umbulumbul, bendera, kaos olahraga sekolah, jaket almamater/perusahaan, kaos event dengan bahan kaos dan sablon yang bisa disesuaikan sendiri oleh pemesan. Untuk pengerjaan sendiri ada yang menjahit, memotong, menyablon, menjemur, menyetrika, mengemas ke wadah plastik, serta mengepaknya ke dalam karung plastik, siap untuk dikirimkan (wisatabdg.com, 2013). Terdapat kurang lebih 409 pengrajin sablon kaos. Kapasitas produksi per tahunnya sebanyak 177.300 Lusin tenaga kerja sebanyak 2.721 Orang (sentraindustribandung.com, 2012). 3

1.2 Latar Belakang Penelitian ASEAN sebagai gabungan bangsa-bangsa Asia Tenggara yang beranggotakan 10 negara (Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar dan Kamboja) memiliki pandangan terbuka, hidup dalam perdamaian, stabilitas dan kemakmuran, serta terikat bersama dalam kemitraan dalam pembangunan yang dinamis. Untuk itu, pada tahun 2003, para pemimpin ASEAN telah bersepakat untuk membangun suatu masyarakat ASEAN pada tahun 2020. Dalam perkembangannya para pemimpin Negara anggota mempertegas komitmennya dan memutuskan untuk mempercepat pembentukan masyarakat ASEAN pada tahun 2015. Pembentukan Komunitas ASEAN 2015 berlandaskan pada 3 pilar, yaitu Komunitas Keamanan ASEAN (ASEAN Security Community), Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community), dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASEAN Socio-Cultural Community). Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community/AEC) 2015, akan diarahkan kepada pembentukan sebuah integrasi ekonomi kawasan dengan mengurangi biaya transaksi perdagangan, memperbaiki fasilitas perdagangan dan bisnis, serta meningkatkan daya saing sektor UMKM (Kementerian Koperasi dan UKM, 2015). Indonesia sebagai salah satu Negara berkembang di kawasan Asia Tenggara terus berupaya untuk mencapai pembangunan ekonomi yang lebih baik. pembangunan ekonomi yang baik bisa di wujudkan apabila kegiatan perekonomiannya berjalan dengan baik. Salah satu kegiatan perekonomian yang bisa di kembangkan adalah melalui sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Di Indonesia UMKM menunjukkan kontribusi tinggi terhadap perekonomian, hal ini didukung oleh pendapat Menteri Koperasi dan UKM Syariefuddin Hasan, (2013) yang menyatakan bahwa Jumlah Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia mencapai sekitar 56,5 juta unit dan 99,8% adalah UMKM, jumlah tersebut meningkat dari tahun ke tahun seiring pertumbuhan 4

ekonomi Indonesia. Dengan pemberdayaan koperasi dan UMKM, ekonomi Indonesia akan semakin baik dan tumbuh (http://www.depkop.go.id, 2013). Perkembangan UKM di Indonesia dari tahun 2011-2012 mengalami perkembangan yang cukup baik, dari segi unit usaha, tenaga kerja, maupun kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 1.4 dibawah ini : Tabel 1.4 Perkembangan Data UKM di Indonesia Tahun 2011-2012 Indikator Tahun 2011 Tahun 2012 Unit Usaha (Unit) 646.475 678.415 - Usaha Kecil (UK) 602.195 629.418 - Usaha Menengah (UM) 44.280 48.997 Tenaga Kerja (Orang) 6.764.661 7.797.993 - Usaha Kecil (UK) 3.919.992 4.535.970 - Usaha Menengah (UM) 2.844.669 3.262.023 PDB Atas Dasar Harga Berlaku 1.742.441,6 1.918.447,5 (RP. Milyar) - Usaha Kecil (UK) 740.271,3 798.122,2 - Usaha Menengah (UM) 1.002.170,3 1.120.325,3 PDB Atas Dasar Harga Konstan 608.097,2 660.634,6 (Rp. Milyar) - Usaha Kecil (UK) 261.315,8 294.260,7 - Usaha Menengah (UM) 346.781,4 346.781,4 Sumber: Kementerian Koperasi dan UKM (2013) Perkembangan Tahun 2011-2012 Jumlah % 31.940 4,9 27.223 4,5 4.717 10,6 1.033.332 15,2 615.997 15,7 417.354 14,6 176.005,9 10,1 57.850,9 7,8 118.155,0 11,7 52.537,4 8,6 32.944,9 12,6 19.592,5 5,6 Berdasarkan tabel 1.4 diatas menunjukan bahwa UKM di Indonesia dari tahun 2011-2012 mengalami perkembangan yang cukup baik, dari segi unit usaha, tenaga kerja, maupun kontribusinya terhadap PDB. Dari segi unit usaha UKM mengalami perkembangan sebesar 4,9% dengan jumlah 31.940 unit, dengan kontribusi usaha kecil mengalami perkembangan sebesar 4,5% dengan jumlah 5

27.223 unit, sedangkan usaha menengah mengalami perkembangan sebesar 10,6% dengan jumlah 4.717 unit. Dari tenaga kerja UKM mengalami perkembangan sebesar 15,2% dengan jumlah 1.033.332 orang, dengan kontribusi usaha kecil mengalami perkembangan sebesar 15,7% dengan jumlah 615.997 orang, sedangkan usaha menengah mengalami perkembangan sebesar 14,6% dengan jumlah 417.354 orang (Kementerian Koperasi dan UKM, 2013). Sedangkan kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) baik atas dasar harga berlaku, ataupun atas harga konstan juga mengalami perkembangan. PDB atas dasar harga berlaku mengalami perkembangan sebesar 10,1% dengan jumlah 176.005,9 Milyar, dengan kontribusi usaha kecil mengalami perkembangan sebesar 7,8% dengan jumlah 57.850,9 Milyar, sedangkan usaha menengah mengalami perkembangan sebesar 11,7% dengan jumlah 118,155,0 Milyar. Sedangkan PDB atas dasar harga konstan mengalami perkembangan sebesar 8,6% dengan jumlah 52.537,4 Milyar, dengan kontribusi usaha kecil mengalami perkembangan sebesar 12,6% dengan jumlah 32.944,9 Milyar, sedangkan usaha menengah mengalami perkembangan sebesar 5,6% dengan jumlah 19.592,5 Milyar (Kementerian Koperasi dan UKM, 2013). Keberhasilan UKM dalam pasar kompetitif yang terus meningkat sangat bergantung pada kualitas pengetahuan yang diaplikasikan dalam organisasi. Dalam menciptakan keunggulan bersaing pada ekonomi berbasis pengetahuan telah mengalami pergeseran dari yang mendasarkan pada aset berwujud ke aset tidak berwujud (Astuti dan Kusumawijaya, 2012). Salah satu aset tak berwujud perusahaan adalah Intellectual Capital (IC) (Ngugi, 2012). Dalam memperkuat daya saing dan inovasi, UKM perlu belajar dari best-practices atau saling bertukar pengalaman dengan perusahaan yang beroperasi dalam bidang yang sama (Mertins dan Will, 2007). Setiap UKM dituntut untuk memiliki daya saing yang tinggi. Dengan pengelolaan IC dapat membentuk sumber daya yang sulit untuk ditiru serta bisa berkembang secara terus menerus dan berkelanjutan. Selain itu, UKM akan mampu mencapai dan mempengaruhi kinerja keuangan yang lebih baik dan mencerminkan daya saing yang meningkat pula. Dalam penerapannya nanti IC 6

tidak hanya memiliki dampak positif pada kinerja keuangan saat ini saja, tetapi juga menunjukkan kinerja keuangan pada masa depan. Dengan ini menunjukkan bahwa IC mempunyai peran yang strategis bagi UKM (Widiastuti dan Sulistyandari, 2013). Penerapan IC dalam pengukuran keuangan dapat menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara Intellectual Capital dengan Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) (Appriliani, 2011), serta untuk menguji bagaimana kinerja perusahaan dalam menghasilkan profitabilitas yang diukur dengan metrik pendapatan Earning Before Interest, Taxes, Depreciation and Amortization (EBITDA) dan laba bersih terkait dengan pengungkapan pengelolaan intellectual capital nya (Marisanti dan Kiswara, 2012). Selain untuk pengukuran keuangan, terdapat beberapa pengukuran IC non keuangan seperti fenomena di institusi pendidikan untuk mengetahui hubungan komponen IC dalam pelaksanaan tanggung jawab tridarma perguruan tinggi (Meilianti, 2013), berbeda lagi fenomena yang terjadi di industri jasa manufaktur dilakukan pengujian untuk melihat komponen IC yang mempunyai peran utama dalam peningkatan keunggulan bersaing perusahaan (Sjamsulhadi, 2011). Lain halnya dengan industri telekomunikasi dimana faktor IC menunjukkan efek positif terhadap kinerja bisnis (Sharabati et al, 2013:40). Fenomena di ruang lingkup UKM dengan penerapan IC memberikan kontribusi terhadap pengetahuan dan memberikan arah baru bagi pengusaha untuk memahami masalah organisasi mereka lebih cepat. (Khalique et al, 2011) dan faktor IC mempunyai pengaruh terhadap kinerja UKM di industri kreatif (Indriastuti dan Arifah, 2012). Dari fenomena diatas antara pengukuran IC keuangan dan non keuangan yang akan lebih unggul dan memberikan keuntungan bagi perusahaan adalah pengukuran non keuangan, karena pengukuran ini mampu melihat isi perusahaan lebih dalam dibandingkan dengan pengukuran keuangan, sehingga akan lebih mudah untuk menemukan unsur-unsur pembentuk IC, yang selanjutnya dapat dikelola dan dikaitkan dengan kinerja, strategi, dan peningkatan nilai perusahaan (Hermawan, 2010). 7

Dalam dunia bisnis global penting untuk menggaris bawahi bahwa IC menjadi dasar melakukan bisnis yang berkaitan dengan maksimalisasi nilai, serta menggunakan intelektual untuk memperoleh keunggulan kompetitif, memasuki pasar baru, mengatur aliansi strategi dan menciptakan koneksi (Antosova dan Csikosova, 2011). Salah satu metode untuk pengukuran IC adalah Intellectual Capital Statement (ICS) yang menenkan kontribusi ke dalam trend pengembangan modal intelektual dengan perhatian khusus pada sektor UKM (Ujwary-Gil, 2012). Sentra Industri Sablon Kaos Suci yang merupakan salah satu UKM yang termasuk kedalam 7 sentra industri potensial di Bandung perlu melakukan penerapan IC dikarenakan ada beberapa permasalahan yang dihadapi, Menurut Ketua Sentra Kaos Suci Marnawi Munamah ada beberapa permasalahan yang berkaitan dengan Sumber Daya Manusia (SDM) diantaranya kualitas tenaga kerja yang kurang tanggung jawab dari segi waktu dalam pengerjaan pesanan konsumen, serta kurang peduli terhadap peningkatan keterampilan untuk mengikuti sertifikasi pelatihan profesi yang diadakan di kawasan sentra industri suci. Permasalahan lain yang muncul adalah kepedulian pemerintah terhadap sentra industri suci masih sebatas wacana belum ada realisasi nyata, seperti permasalahan relokasi untuk kawasan sentra industri suci yang hanya sebatas sosialisasi di tahun 2007 dan 2009, tetapi hingga tahun 2015 belum ada realisasi nyata kapan dan di mana tempat relokasi tersebut. Perajin kecil di kawasan suci terbebani juga dengan lahan yang di tempati masih menjadi lahan milik pemerintah dengan biaya kontrak pertahun antara 20 juta sampai 30 juta, serta permasalahan lainnya adalah program sertifikasi pelatihan profesi yang belum terealisasi dengan jelas dan baik dalam pelaksanaanya. Berdasarkan hal-hal diatas adalah alasan untuk melakukan penelitian tentang Intellectual Capital pada UKM di salah satu sentra industri yang memiliki potensi di Bandung, yaitu sentra industri sablon kaos suci. Adapun judul dari penelitian ini adalah Studi Intellectual Capital pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Sentra Industri Sablon Kaos Suci Bandung Periode 2011-2012. 8

1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dalam penelitian ini, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah Intellectual Capital (IC) pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Sentra Industri Sablon Kaos Suci Bandung Periode 2011-2012? 2. Bagaimanakah posisi komponen Intellectual Capital (IC) yaitu Human Capital, Structural Capital, dan Relational Capital pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Sentra Industri Sablon Kaos Suci Bandung Periode 2011-2012? 3. Bagaimana Perumusan Strategi Intellectual Capital (IC) di Sentra Industri Sablon Kaos Suci Bandung Periode 2011-2012? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab rumusan masalah diatas. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui Intellectual Capital (IC) pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Sentra Industri Sablon Kaos Suci Bandung Periode 2011-2012. 2. Untuk mengetahui posisi komponen Intellectual Capital (IC) yaitu Human Capital, Structural Capital, dan Relational Capitapada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Sentra Industri Sablon Kaos Suci Bandung Periode 2011-2012. 3. Untuk mengetahui Perumusan Strategi Intellectual Capital (IC) di Sentra Industri Sablon Kaos Suci Bandung Periode 2011-2012. 1.5 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Aspek Teoritis Menambah kajian literatur mengenai Intellectual Capital (IC) di sektor UKM dan sebagai bahan literatur dan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya. 9

2. Aspek Praktis Dengan penelitian ini diharapkan menjadi dasar pertimbangan bagi pelaku UKM untuk mengelola Intellectual Capital (IC) sebagai upaya untuk bersaing di industri. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan disusun untuk memberikan gambaran mengenai penelitian yang dilakukan, dengan memberikan informasi dari tiap bab. Adapun sistematika penulisan ini adalah sebagai berikut: BAB I Pendahuluan, Bab ini memberikan penjelasan secara umum, ringkas dan padat yang meliputi tentang gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan. BAB II Tinjauan Pustaka dan Lingkup Penelitian, Bab ini memberikan penjelasan tentang tinjauan kajian teori, kerangka pemikiran serta ruang lingkup dari penelitian. BAB III Metode Penelitian, Bab ini memberikan penjelasan mengenai metode penelitian serta tehnik pengumpulan dan analisis data yang digunakan untuk menjawab masalah penelitian. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, Bab ini memberikan penjelasan tentang hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. BAB V Kesimpulan dan Saran, Bab ini memberikan penjelasan tentang kesimpulan dari penelitian dan memberikan saran mengenai penelitian yang dilakukan. 10