BAB 1 PENDAHULUAN Keterbatasan lapangan kerja pada saat ini telah yang di akibatkan oleh tingginya persaingan diantara para pencari kerja, terutama persaingan pada lulusan universitas. Data Biro Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2013 mencatat pengangguran penduduk yang berpendidikan universitas sebanyak 7,9 juta orang (6,96 persen) dan tingkat penggangguran tertinggi masih di dominasi oleh jenjang pendidikan sekolah dasar (SD) yaitu sebanyak 54,6 juta orang (47,90 persen). Tidak dapat Dipungkiri bahwa Indonesia menghadapi masalah keterbatasan kesempatan kerja bagi para lulusan lulusan perguruan tinggi dengan semakin meningkatnya jumlah pengganguran intelektual belakangan ini (bps.go.id). Menurut Suharti dan Hani (2011) kondisi yang dihadapi akan semakin diperburuk dengan situasi persaingan global (misal pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN/MEA) yang akan memperhadapkan lulusan perguruan tinggi indonesia bersaing secara bebas dengan lulusan dari perguruan tinggi asing. Oleh karena itu, para sarjana lulusan perguruan tinggi perlu diarahkan dan didukung untuk tidak hanya beroreintasi sebagai pencari kerja (job seeker) namun dapat dan siap menjadi pekerja (job creator) Zimmerer (2002) menyatakan bahwa salah satu faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan disuatu negara terletak pada peranan universitas melalui penyelenggaraan pendidikan kewirausahaan. Universitas bertanggung jawab dalam mendidik dan memberikan kemampuan wirausaha kepada para
lulusannya dan memberikan motivasi untuk berani memilih berwirausaha sebagai karir mereka. Persoalannya bagaimana menumbuhkan motivasi berwirausaha di kalangan mahasiswa dan faktor-faktor apa yang berpengaruh terhadap intensi atau niat mahasiswa untuk memilih karir berwirausaha setelah mereka lulus sarjana, masih menjadi pertanyaan dan memerlukan penelaahan lebih jauh. Menurut Indiarti dan Sirine (2011), menumbuhkan intensi kewirausahaan pada mahasiswa universitas merupakan salah satu jalan alternatif untuk mengurangi pengangguran. Mahasiswa diharapankan menjadi wirausahawan muda yang terdidik, yang memiliki kemampuan untuk memulai usahanya sendiri. Menurut berbagai literatur idealnya suatu negara memiliki wirausahawan muda sebesar 5% dari jumlah penduduk negaranya, wirausahawan muda di indonesia menurut data Kementrian Koprasi dan Usaha Kecil dan Menengah (kemenkop) pada tahun 2012 hanya sebesar 1,53% dari total jumlah penduduk indonesia. Jumlah ini jauh tertinggal dari Singapura yang memiliki 7,20% wirausahawaan muda maupun Malaysia sebesar 5,00% dari total jumlah penduduknya. Untuk menyikapi persaingan dunia bisnis masa kini dan masa depan yang lebih mengandalkan pada pengetahuan (knowledge) dan kekayaan intelektual (intelectual capita)l, maka agar dapat menjadi daya saing bangsa dan menciptakan iklim ekonomi ideal yaitu mempunyai 5% wirausahawan muda, pengembangan wirausahawan muda perlu diarahkan pada kelompok orang muda terdidik (intelektual). Mahasiswa yang adalah calon lulusan perguruan tinggi perlu didorong dan ditumbuhkan niat mereka untuk berwirausaha.
Dari sejumlah penelitian yang dilakukan terhadap intensi kewirausahaan (Johnson 1990; Stewart et al., 1998) pengaruh intensi kewirausahaan dapat disimpulkan terbagi menjadi menjadi dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa tersebut seperti watak, sifat, umur, latar belakang pendidikan, dll. Sedangkan faktor eksternal adalah berasal dari luar diri mahasiswa tersebut seperti kondisi lingkungan sekitar dan kondisi kontekstual Efikasi diri dan sikap termasuk dalam faktor internal mahasiswa yang dapat mempengarahui intensi kewirausahaan mahasiswa, berdasarkan hasil dari penelitian (Indarti dan Rostiani, 2008), efikasi diri mempengaruhi intensi berwirausaha mahasiswa Indonesia dan Norwegia. (Bandura, 1977) mendefinisikan efikasi diri sebagai kepercayaan seseorang atas kemampuan dirinya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Atau dengan kata lain, kondisi motivasi seseorang yang lebih didasarkan pada apa yang mereka percaya dari pada apa yang secara objektif benar. Persepsi pribadi seperti ini memegang peranan penting dalam pengembangan intensi seseorang. Efikasi diri yaitu kepercayaan (persepsi) individu mengenai kemampuan untuk membentuk suatu perilaku berwirausaha. Menurut Assael (2001) sikap didefinisikan kecenderungan yang dipelajari untuk memberikan respon kepada obyek atau kelas obyek secara konsisten baik dalam rasa suka maupun tidak suka, studi yang menyoroti pengaruh sikap individual terhadap niat kewirausahaan. Gurbuz dan Aykol (2008), menemukan beberapa unsur sikap yang terdapat dalam model Theory of
planned behavior (TPB) dari Fishbein dan Ajzen berpengaruh terhadap niat kewirausahaan mahasiswa. Unsur-Unsur sikap yang terdapat dalam TPB mencakup autonomy/ authority, economic challenge, self realization, security dan workload, avoid responsibility, social career dan perceived confidence (Gurbuz dan Aykol, 2008) Faktor-faktor konstekstual dapat membentuk intensi berwirausaha seseorang. Dalam dunia mahasiswa dan universitas sebagai penyelenggara pendidikan kewirausahaan, Faktor kontekstual ini diterjemahkan sebagai faktor lingkungan di perguruan tinggi yang dapat mempengaruhi intensi berwirausaha pada mahasiswa, meliputi situasi ekonomi, politik, dan budaya di sebuah negara, kompleksitas administrative, akses terhadap sumber daya, serta infrastruktur fisik dan institusional (Kristiansen dan Indarti, 2004). Intensi kewirausahaan dapat diartikan sebagai proses pencarian informasi yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembentukan suatu usaha (Katz dan Gartnet, 1988). Seseorang dengan intensi untuk memulai usaha akan memiliki kesiapan dan kemajuan yang lebih baik dalam usaha yang dijalankan dibandingkan seseorang tanpa intensi untuk memulai usaha (Krueger dan Carsrud, 1993), intensi telah terbukti menjadi prediktor yang baik bagi perilaku kewirausahaan Menurut Johnson (1990) berbagai faktor yang dapat membentuk prilaku kewirausahaan seseorang semakin jelas memperhatikan bahwa kewirausahaan seseorang dapat dipelajari dan dibentuk.
Berdasarkan pra survei yang dilakukan dapat terlihat banyaknya mahasiswa yang mempunyai intensi berwirausaha, hal ini didukung oleh para mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara secara formal telah mendapatkan pengetahuan mata kuliah kewirausahaan, kepemimpinan, manajemen pemasaran, manajemen keuangan, manajemen oprasional, dan pengetahuan lainnya adalah pengetahuan yang mendukung mahasiswa dalam terciptanya intensi kewirausahaannya, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti apakah dengan dukungan dukungan yang diberikan universitas tersebut berpengaruh terhadap intensi kewirausahaan mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Bedasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka penelitian ini difokuskan untuk melihat pengaruh intensi kewirausahaan pada mahasiswa dari berbagai faktor, baik faktor internal yaitu efikasi diri dan sikap, maupun faktor eksternal yaitu kondisi kontekstual mahasiswa. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Efikasi Diri, Faktor Kontekstual dan Sikap Terhadap Intensi Kewirausahaan Pada Mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
1.2 Perumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain : 1. Apakah Efikasi diri berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap intensi kewirausahaan Pada mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis? 2. Apakah Faktor kontekstual berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap intensi kewirausahaan terhadap intensi Kewirausahaan pada mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis? 3. Apakah Sikap berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap intensi kewirausahaan terhadap intensi kewirausahaan pada Mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh efikasi diri terhadap intensi kewirusahaan pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 2. Mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor kontekstual terhadap intensi kewirausahaan pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
3. Mengetahui dan menganalisis pengaruh sikap berpengaruh secara terhadap intensi kewirausahaan pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat bagi Universitas Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu referensi hubungan efikasi diri, faktor kontekstual, dan sikap terhadap intensi kewirausahaan pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 1.4.3 Manfaat Bagi Peneliti Sebagai sarana informasi apakah efikasi diri, faktor kontekstual dan sikap terbukti berpengaruh signifikan terhadap kewirausahaan pada mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 1.4.3 Manfaat Bagi Pihak Lain Sebagai referensi masyarakat untuk melihat intensi kewirausahaan pada mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis dari sudut pandang efikasi diri, faktor kontekstual dan sikap mahasiswa