BAB I PENDAHULUAN. Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, sebagaimana tercantum dalam UUD 1945

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dinyatakan bahwa:

P N E D N A D H A U H L U U L A U N

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Heni Sri Wahyuni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsipprinsip

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

Bahmid. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dinyatakan bahwa, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Action Research ) terhadap proses pembelajaran IPA SD

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu negara, pendidikan memegang peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Warga Negara Indonesia harus berusaha belajar. Belajar tidak hanya dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Percaya diri membuat seseorang menjadi lebih optimis dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Laharja Ridwan Mustofa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. selanjutnya. Penyelenggaraan pendidikan dasar bertujuan untuk menyiapkan

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia dalam menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum di Sekolah Dasar (SD) yang digunakan saat ini yaitu

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dan Sund dalam Takari, (2009:149), mendefinisikan IPA sebagai Pengetahuan

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU Dahyana SMP Negeri 33 Makassar Abstrak

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih berjalan terus. (Ihsan, 2008:7) mengemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar pembelajaran IPA antara lain adalah prinsip keterlibatan, prinsip

BAB I PENDAHULUAN. pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

Penerapan Metode Eksperimen dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Energi Panas pada Siswa Kelas IV SDN No. 1 Balukang 2

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Suyati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. motivasi belajar. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan. bahwa :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ery Nurkholifah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut pengembangan

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SEMESTER I SDN 4 BESUKI SITUBONDO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Riyanti Dini Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan perkembangan zaman yang begitu cepat dan pesat terutama

Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V8.i3 (95-104) PENGGUNAAN PENDEKATAN INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN IPA

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 19 ayat (1) tentang Standar Proses, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebaiknya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) didasarkan pada pemberdayaan siswa untuk

Penerapan Metode Demonstrasi Sebagai Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa di Kelas III SDN Mire

Penggunaan PendekatanInkuiri dalam Pembelajaran IPA. Erman Har*) Staf Pengajar Kopertis Wil.X dpk FKIP Universitas Bung Hatta ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting yang menentukan

Rinendah Sihwinedar 16

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar IPA di MTs Negeri Jeketro,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR

mengembangkan kemampuan baik kognitif, keterampilan (skill), serta sikap sosialnya terhadap manusia lain, lingkungan dan teknologi. Ace Suryadi (2014:

BAB I PENDAHULUAN. Perwujudan warga negara Indonesia menjadi manusia yang berkualitas

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada beberapa aspek meliputi

Oleh: Rubiyani SDN 1 Sawahan Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 19 orang siswa mendapat nilai di bawah 65 atau 47,5%. Sedangkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. bangsa ditentukan oleh kreativitas pendidikan bangsa itu sendiri.kompleksnya

BAB I PENDAHULUAN. pesat telah membawa perubahan besar terhadap pendidikan. Dewasa ini perlu

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

BAB III METODE PENELITIAN. Hopkins,1993). Langkah-langkahnya terdiri dari tahap perencanaan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neni Trisiwi, 2013

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SD Negeri 20 Ampana pada Pembelajaran IPA melalui Metode Inquiry

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses. pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yang berbunyi Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, sehingga melalui pembangunan di berbagai bidang, salah satunya bidang pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pengembangan kualitas sumber daya manusia harus diupayakan untuk dikembangkan sedini mungkin secara terarah terpadu, dan menyeluruh agar potensi generasi muda berkembang secara optimal. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dinyatakan bahwa Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan (Depdiknas, 2006:47). Pencapaian SK dan KD pada pembelajaran IPA didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru dengan berorientasi kepada tujuan kurikuler mata pelajaran IPA. Salah satu tujuan kurikuler pendidikan IPA di Sekolah Dasar adalah mengembangkan aktivitas belajar dan membuat keputusan (Depdiknas, 2006:48). Untuk mencapai tujuan pembelajaran IPA, guru sebagai pengelola langsung pada proses pembelajaran harus memahami karateristik (hakikat)

2 dari pendidikan IPA sebagaimana dikatakan (Depdiknas, 2006:47), bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Karateristik pendidikan IPA yang digariskan oleh (Depdiknas, 2006:55) sejalan dengan pandangan para pakar pendidikan IPA di tingkat internasional. IPA sebagai proses penyelidikan meliputi cara berfikir, sikap atau ilmu pengetahuan ilmiah, misalnya observasi, pengukuran, menulis, menguji hipotesis, mengumpulkan data, bereksperimen, dan prediksi. Pengertian tersebut mengandung makna bahwa proses pembelajaran IPA di Sekolah Dasar menuntut guru mampu menyediakan mengelola pembelajaran IPA dengan suatu metode dan teknik penunjang yang memungkinkan siswa dapat mengalami seluruh tahapan pembelajaran yang bermuatan keterampilan proses, sikap ilmiah dan penguasaan konsep. Berdasarkan pengamatan penulis dari hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan di SD Negeri 3 Bulukarto, guru menyadari bahwa pelaksanaan pembelajaran IPA selama ini masih memiliki kelemahan antara lain pembelajaran masih berpusat pada guru, guru menggunakan strategi pembelajaran yang kurang efektif, siswa kurang aktif, kreatif dan inovatif dalam pembelajaran IPA, siswa yang bertanya sedikit dan selalu itu-itu saja yang bertanya, siswa santai dalam belajar sehingga hasil belajar mata pelajaran IPA rendah. Tabel 1.1 Data observasi aktivitas belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 3 Bulukarto No Jumlah siswa Persentase (%) Kategori 1 8 32 Aktif 2 3 12 Cukup aktif

3 3 14 56 Kurang aktif 25 100 Sumber : dokumentasi guru kelas V SD Negeri 3 Bulukarto Tabel di atas menunjukkan bahwa aktivitas siswa yang berkategori aktif sebanyak 8 siswa (32 %), aktivitas siswa berkategori cukup aktif (12 %, aktivitas siswa berkategori kurang aktif (56%). Dengan demikian dapat di katakan bahwa aktivitas belajar siswa IPA siswa kurang aktif. Hasil penelusuran penulis tentang hasil belajar pada mata pelajaran IPA pada kelas V menunjukan bahwa nilai siswa masih rendah atau dibawah KKM 63, hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 1.2 Distribusi frekuensi nilai tes formatif mapel IPA Nilai Frekuensi = f.x Persentase % KKM (63) 55 1 55 4 Belum tuntas 56 1 56 4 Belum tuntas 57 1 57 4 Belum tuntas 58 1 58 4 Belum tuntas 59 1 59 4 Belum tuntas 60 2 120 8 Belum tuntas 62 2 124 8 Belum tuntas 63 2 126 8 Tuntas 64 1 64 4 Tuntas 65 1 65 4 Tuntas 66 1 66 4 Tuntas 67 1 67 4 Tuntas 68 1 68 4 Tuntas

4 70 1 70 4 Tuntas 72 2 144 8 Tuntas 73 1 73 4 Tuntas 75 1 75 4 Tuntas 76 1 76 4 Tuntas 80 1 80 4 Tuntas 85 1 85 4 Tuntas 90 1 90 4 Tuntas Jumlah 25 1678 100% Rerata 79,9 Berdasarkan tabel di atas, siswa yang belum mencapai KKM atau belum tuntas adalah 9 orang atau sebesar 36% sedangkan yang tuntas mencapai 64 % hal ini dapat dikatakan bahwa pembelajaran IPA kelas V di SD Negeri 3 Bulukarto belum berhasil. Dengan demikian pembelajaran dapat dinyatakan belum berhasil karena belem mencapai KKM. Pada penelitian ini, peneliti mengunakan metode demonstrasi untuk mengembangkan metode mengajar yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Aktivitas dan hasil belajar merupakan cermin keberhasilan siswa dalam mempelajari suatu materi pembelajaran. Metode domonstrasi merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objeknya atau caranya melakukan sesuatu untuk mempertunjukkan proses tertentu. Demonstrasi dapat digunakan pada semua mata pelajaran. Dalam pelaksanaan demonstrasi guru harus sudah yakin bahwa seluruh siswa dapat memperhatikan dan mengamati terhadap objek yang akan didemonstrasikan (Trianto, 2009:55). Sanjaya (2008:148) mengemukakan bahwa kelebihan dari metode demonstran

5 adalah 1) Perhatian anak didik dapat di pusatkan, dan titik berat yang di anggap penting oleh guru dapat di amati, 2) Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang di demonstrasikan, jadi proses anak didik akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain, 3) Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar. Berdasarkan pendapat di atas maka pembelajaran IPA akan lebih efektif apabila dilakukan dengan menerapkan metode demontrasi. Hal ini yang menyebabkan perlu dilakukan penelitan bagaimana cara meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA dengan metode demontrasi pada siswa kelas V SDN 3 Bulukarto. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka dapat di identifikasi sejumlah masalah-masalah sebagai berikut : 1. Pembelajaran masih berpusat pada guru 2. Guru menggunakan strategi pembelajaran yang kurang efektif 3. Siswa kurang aktif, kreatif dan inovatif dalam pemebalajar IPA, siswa yang bertanya sedikit dan selalu itu-itu saja yang bertanya, siswa santai dalam belajar 4. Hasil belajar mata pelajaran IPA rendah, karena jumlah siswa yang bertanya sedikit. 5. Penerapan metode demonstrasi dapat membuat pembelajaran IPA lebih efektif. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :

6 a) Bagaimanakah penggunaan metode demonstrasi untuk meningkatkan aktivitas belajar IPA kelas V SD Negeri 3 Bulukarto Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu? b) Bagaimanakah penggunaan metode demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar IPA kelas V SD Negeri 3 Bulukarto Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan peneletian ini adalah a) Untuk meningkatkan aktivitas belajar IPA siswa kelas V SDN 3 Bulukarto Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu dengan menggunakan metode demonstrasi. b) Untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 3 Bulukarto Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu dengan menggunakan metode demonstrasi. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru peneliti, dan sekolah. 1. Bagi Siswa a. Meningkatkan aktivitas belajar, menumbuhkan kerja sama sesama teman, meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan baik. b. Meningkatkan pemahaman konsep yang bermuara pada hasil belajar c. Siswa lebih termotivasi untuk lebih giat belajar IPA. 2. Bagi Guru

7 a. Mengembangkan kreativitas dalam memotivasi belajar siswa, meningkatkan profesionalisme sebagai tenaga pendidik. b. Mengetahui salah satu pemecah masalah dalam pembelajaran sehingga terjadi tindakan perbaikan dan peningkatan hasil belajar di kelas. 3. Bagi peneliti Peneliti terampil menggunakan berbagai macam metode pembelajaran yang ada, khususnya metode demonstrasi. Peneliti mampu memperbaiki kualitas pembelajaran, khususnya pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri 3 Bulokarto Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu. 4. Bagi Sekolah Memberikan kontribusi dalam peningkatan mutu pendidikan di SD Negeri 3 Bulokarto Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.