semua data, baik variabel dependen maupun variable independen tersebut dihitung

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

Adalah keseluruhan jumlah industri yang ada di Tasikmalaya baik industri besar maupun sedang. Data operasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan dalam

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

akan di gunakan berbentuk linier atau log linier. Maka dalam penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

3. METODE. Kerangka Pemikiran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agriculture, Manufacture Dan Service di Indonesia Tahun Tipe

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan ekonomi Indonesia. Perbankan nasional mengalami krisis

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau,

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini data yang digunakan merupakan data sekunder tahunan

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan kuantitatif adalah suatu penelitian yang menekankan analisisnya pada

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian (Sugiyono,2002). Sehingga penelitian ini mengambil obyek

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan data time series. Kuantitatif

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang

BAB III METODE PENELITIAN. PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten ini disahkan menjadi kabupaten dalam Rapat Paripurna DPR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. demografi, dan sosial terhadap pengeluaran konsumsi rumahtangga.

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

III. METODE PENELITIAN. Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi

BAB III METODE PENELITIAN Data diperoleh dari BPS RI, BPS Provinsi Papua dan Bank Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Tahapan Pemilihan Pendekatan Model Terbaik

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi yang terjadi di Indonesia telah menyebabkan perekonomian baik yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD. a. Pemilihan Metode Estimasi untuk Variabel Dependen PAD

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB III METODE PENELITIAN. logika matematika dan membuat generalisasi atas rata-rata.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Tengah tahun dan apakah pengangguran berpengaruh terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.

ANALISA PENGARUH INVESTASI PMA DAN PMDM, KESEMPATAN KERJA, PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PDRB DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menganalisis data, penulis menggunakan alat bantu komputer seperti paket

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam penelitian ini adalah Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM)

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. dalam bentuk deret waktu (time series) 5,5 tahun, yaitu tahun juni 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan sumber diperolehnya data dari penelitian

Davidson (MWD) yang bertujuan untuk menentukan apakah model yang

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan selama 3 bulan mulai bulan Januari sampai dengan Maret 2017.

METODE PENELITIAN. tahunan dalam runtun waktu (time series) dari periode 2005: :12 yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari varabel terikat dan variabel bebas. Dimana

V. PEMBAHASAN Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penanaman Modal Asing di Kota. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi

III. METODE PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada umumnya negara berkembang di dunia mengalami keadaan

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan sumber diperolehnya data penelitian yang

III. METODELOGI PENELITIAN. Lampung, Disperindag Provinsi Lampung, jurnal-jurnal ekonomi serta dari

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra.

Transkripsi:

BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas mengenai pengaruh pertumbuhan variabel PMTDB, pertumbuhan variabel angkatan kerja terdidik, pertumbuhan variabel pengeluaran pemerintah daerah dan variabel dummy, sebagai pengaruh krisis ekonomi (nilai = 0, untuk periode sebelum tahun 1998 dan nilai = 1, untuk periode setelah tahun 1998) terhadap pertumbuhan ekonomi (PDRB) di wilayah propinsi DIY selama kurun waktu 1989-2003. Apakah variabel-variabel tersebut berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan PDRB atau justru sebaliknya. Maka untuk membuktikan kebenaran hipotesis tentang pengaruh pertumbuhan PMTDB, pertumbuhan angkatan kerja terdidik, pertumbuhan pengeluaran pemerintah dan adanya krisis ekonomi terhadap pertumbuhan PDRB di Propinsi DIY dilakukan analisa regresi pendekatan variabel dummy dengan menggunakan metode kuadrat terkecil (Ordinary Least Square). 6.1. Data dan Deskripsi Data Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari DIY Dalam Angka berbagai edisi yang diterbitkan oleh BPS DIY, PDRB Propinsi DIY berbagai edisi yang diterbitkan oleh Bappeda Tk I Propinsi DIY, yang kemudian semua data, baik variabel dependen maupun variable independen tersebut dihitung laju pertumbuhannya dengan satuan persen. 49

50 1. Data PDRB harga konstan (1993=100) Propinsi DIY Data PDRB harga konstan ini diperoleh dari buku PDRB Propinsi DIY berbagai edisi yang dinyatakan dalam satuan juta rupiah selama kurun waktu 1989-2003. Data ini merupakan variabel dependen yang diperoleh dengan menghitung laju pertumbuhan dari sembilan sektor pendukung PDRB DIY menurut lapangan usaha yang telah disesuaikan tahun dasarnya ke dalam tahun dasar 1993. 2. Data pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB) DIY Data PMTDB ini diperoleh dari buku PDRB DIY menurut penggunaan dari berbagai edisi dengan mengambil salah satu jenis penggunaannya yaitu pembentukan modal tetap domestik bruto selama kurun waktu 1989-2003, karena nilai Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) menggambarkan besarnya investasi yang masuk kedalam suatu wilayah tertentu. Data ini merupakan data variabel independen dengan menggunakan laju pertumbuhan dari nilai PMTDB tersebut. 3. Data jumlah angkatan kerja terdidik DIY Data jumlah angkatan kerja diperoleh dari buku DIY Dalam Angka berbagai edisi dalam satuan jiwa selama kurun waktu 1989-2003 yang menyatakan banyaknya angkatan kerja yang terdaftar menurut pendidikannya. Data ini merupakan data variabel independen dan yang digunakan adalah laju pertumbuhannya.

51 4. Data pengeluaran pemerintah daerah DIY Data ini diperoleh dari buku DIY Dalam Angka berbagai edisi yang selama kurun waktu 1989-2003 yang menyatakan jumlah pengeluaran pemerintah daerah otonom tk I propinsi DIY. Data ini merupakan variabel independen yang diperoleh dengan menghitung seluruh pengeluaran pemerintah, baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan, kemudian yang digunakan adalah laju pertumbuhannya. 6.2. Analisa Hasil Regresi dengan Pendekatan Variabel Dummy Penelitian ini merupakan model linier dengan menggunakan perangkat Eviews. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan dalam melakukan regresi. Hasil regresi menggunakan OLS dengan perangkat Eviews menghasilkan olahan data seperti tertera pada tabel di bawah ini: TABEL 6.1. Hasil Regresi AntaraVariabel Dependen dengan Variabel Independen Variabel Koefisien Regresi Standar Error t-statistic Konstanta 2.767128 0.912547 3.032314 D98-3.524812 1.296888-2.717900 X1 0.465929 0.028855 16.14707 X2 0.004592 0.019212 0.239024 X3 0.011751 0.025688 0.457447 Sumber: olahan data Eviews R-Squared = 0.976881 Adjusted R-Squared = 0.967634 F-Statistic = 105.6379 Durbin-Watson Stat = 2.013515

52 6.3. Uji Statistik Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel dependen secara individual (t-statistik) maupun bersama-sama (f-statistik). Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan t-statistik yang diperoleh dengan t-tabel, dengan tingkat a = 5% 1) Uji t-statistik TABEL 6.2. Pengujian Variabel Independen dengan Uji t-statistik Variabel t-statistik </> t-tabel df(n-k) a Keterangan C 3.032314 > 1.812 5% Signifikan D98-2.717900 < 1.812 5% Signifikan XI 16.14707 > 1.812 5% Signifikan X2 0.239024 < 1.812 5% Tidak signifikan X3 0.457447 < 1.812 5% Tidak signifikan Sumber: olahan data Eviews a. Uji signifikansi variabel dummy (D98) Variabel Dummy merupakan variabel independen kualitatitif yang kemudian dapat dikuantitatifkan dalam data time series (nilai = 0, untuk periode sebelum tahun 1998 dan nilai = 1, untuk periode setelah tahun 1998) berguna untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh krisis ekonomi terhadap pertumbuhan ekonomi, Pada hasil regresi, diketahui : t-hitung = - 2.717900 ; t-tabel = 1.812; df= 10; a = 5%. Karena t-hitung > t-tabel, pada posisi positif maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian variabel dummy berpengaruh negatifdan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

53 GAMBAR 6.1. Ho ditolak 1.812-2.717900 b. Uji signifikansi pada variabel PMTDB (XI) Dalam variabel PMTDB: t-hitung= 16.14707; t-tabel = 1.812; df = 11; a = 5%. Karena t-hitung > t-tabel, pada posisi positif maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian variabel pertumbuhan PMTDB berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. GAMBAR 6.2. Ho ditolak 1.812 16.14707 Hal ini terbukti bahwa pada tahun 2003 dalam penggunaan PDRB untuk pembentukan modal tetap domestik bruto mempunyai andil terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi yakni mencapai 2.42%. Hal ini berindikasi pada peningkatan investasi yang pada gilirannya akan berdampak pada pembentukan kesempatan kerja. Proporsi PMTDB yang mencapai 29.35%) (dimana pada tahun sebelumnya sebesar 25.70%) telah menunjukkan pertumbuhan investasi yang cukup menggembirakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat padatabel berikut (Laporan Perekonomian DIY Tahun 2003):

54 TABEL 6.3. PDRB atas Dasar Harga Berlaku, Konstan, Pertumbuhan, Distribusi Persentase, dan Andil menurut Penggunaan Sektor -1 di DIY Tahun 2003 PDRB adh Berlaku (trilyun Rp.) -2 PDRB adh Konstan (trilyun Rp.) -3 P'tmbhn (%) -4 Distribusi Persentase 1, Konsumsi Rumahtangga 10,05 2,5 2,1 53,36 1,12 2. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 0,23 0,08 27,37 1,21 0,33 3. Konsumsi Pemerintah 3,62 1,18 4,76 19,22 0,92 4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 5,53 1,61 8,25 29,35 2,42 5, Perubahan stok 0,6 0,17 0 3,16 0 6, Ekspor. 7,42 1,92 5,7 39,38 2,24 7, Impor 8,61 1,86 7,46 45,7 3,41 sumber: BPS Propinsi DIY PDRB 18,84 5,62 4,09 100 (%) -5 Andil (%) -6 c. Uji signifikansi padavariabel angkatan kerjaterdidik (X2) Dalam variabel angkatan kerja terdidik: t-hitung = 0.239024; t-tabel = 1.812; df = 11; a = 5%>. Karena t-hitung < t-tabel, pada posisi positifdapat dikatakan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, artinya bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara pertumbuhan angkatan kerja terdidik dengan pertumbuhan PDRB harga konstan 1993. Maka pertumbuhan angkatan kerja tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan PDRB. GAMBAR 6.3. Ho ditolak 0.239024 1.812

55 TABEL 6.4. Angkatan Kerja Terdidik DIY Lima Tahun Terakhir Tahun 1999-2003 No. Tk. Pendidikan 1999 2000 2001 2002 2003 1. SLTP 3.804 2.665 2.710 2.116 1.742 2. SMA/K 22.426 17.426 18.940 24.376 23.903 3. Diploma 2.116 2.026 1.425 2.646 3.556 4. Sarjana 8.262 5.270 4.942 8.262 10.026 Sumber: BPS DIY Tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata tiap tahunnya jumlah lulusan terbanyak didominasi SMA/K, sebagian besar dari mereka tidak melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi. Hal ini juga dapat berakibat pada produktivitas yang dihasilkan yang kemudian berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi. Karena menurut Madyo Ekosusilo (2003) antara pendidikan, produktivitas dan pertumbuhan ekonomi saling berkaitan. Pendidikan merupakan sarana dan cara utama yang paling strategis bagi perkembangan sumber daya manusia. Pendidikan yang lebih tinggi akan dapat menghasilkan barang dan jasa lebih banyak sebab memiliki pengetahuan, ketrampilan, nilai, dan sikap yang diperlukan untuk dapat bekerja secara produktif. Dan ternyata human capital lebih penting dibandingkan physical and capital, karena modal dan sumber alam merupakan faktor produksi yang sifatnya pasif dan hanya dapat berdaya guna bila telah dikelola oleh manusia yang pada akhirnya dapat memajukan pertumbuhan ekonomi.

56 d. Uji signifikansi pada variabel pengeluaran Pemerintah Daerah (X3) Dalam variabel pengeluaran Pemerintah Daerah : t-hitung = 0.457447; t-tabel = 1.812; df = 11; a = 5%. Karena t-hitung < t-tabel, pada posisi negatif maka dapat dikatakan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti laju pertumbuhan pengeluaran pemerintah secara tidak signifikan mempunyai kotribusi positifterhadap pertumbuhan PDRB. GAMBAR 6.4. Ho ditolak 0.457447 1.812 Hal ini berarti bahwa pengeluaran pemerintah tidak mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap pertumbuhan PDRB. Adapun penyebab munculnya ketidaksignifikansi pengeluaran pemerintah tehadap pertumbuhan ekonomi menurut Alkadri (1998) diantaranya adalah makin besar biaya yang dibutuhkan pemerintah untuk membayar cicilan pokok dan bunga utang luar negeri, besarnya subsidi pangan, bahan bakar minyak, dan pembiayaan daerah otonom; serta dialokasikannya pengeluaran pembangunan untuk berbagai proyek dan program yang diduga mengalami kebocoran yang cukup besar. 2) Uji f-statistik F- tabel = (a; df(n-k); (k-1)), f-tabel = (0,05; 10; 4) = 3,48; sementara hasil regresi yang diperoleh f-statistik = 105.6379 yang berarti f-statistik > f-tabel,

57 maka Ho ditolak (signifikan) sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen secara bersamaan mempengaruhi variabel dependen. GAMBAR 6.5. Ho ditolak 3.48 105.6379 3) Uji Koefisien Determinasi (R2) Hasil perhitungan dengan menggunakan perangkat Eviews diperoleh R- squared sebesar 0.976881 berarti bahwa 97% nilai PDRB harga konstan 1993 mampu dijelaskan oleh variabel yang digunakan dalam model diatas (XI, X2, X3) dan sisanya sebesar 3% dipengaruhi oleh faktor lain (jumlah industri, jumlah wisatawan domestik, dan Iain-lain). 4) Intepretasi signifikansi variabel independen Dari hasil regresi pada table 6.1. diatas diperoleh persamaan sebagai berikut: Y = 2.767128-3.524812D98 + 0.465929X1 + 0.004592X2 + 0.011751X3 PMTDB(Xl) berpengaruh positif dan krisis ekonomi(d98) berpengaruh negatif sebagai mana yang diharapkan. Berdasarkan uji t, kedua variabel PMTDB(Xl) dan krisis(xl) signifikan secara statistic, masing-masing pada a=l%. Negatifnya variabel krisis ekonomi D98, berarti krisis telah menyebabkan pertumbuhan ekonomi DIY menurun hingga 3.524812%.

58 1. C = 2.767128, hasil tersebut menunjukkan bahwa walaupun tidak terdapat variabel independen maka variabel dependen yaitu nilai pertumbuhan PDRB harga konstan 1993 dipengaruhi oleh besarnya nilai konstanta karena nilainya lebih besar dari 0, yaitu sebesar 2.767128%. 2. D98 = -3.524812, tanda parameter untuk variabel dummy (krisis ekonomi) adalah negatif, yang berarti jika krisis ekonomi meningkat sebesar 1% maka pertumbuhan ekonomi daerah akan turun sebesar 3.524812% dengan asumsi variabel lain tetap (ceteris paribus). 3. XI = 0.465929, tanda parameter untuk variabel PMTDB adalah positif, yang berarti jika pertumbuhan PMTDB meningkat sebesar 1% maka pertumbuhan ekonomi daerah akan naik sebesar 0.465929%> dengan asumsi variabel lain tetap (ceteris paribus). 5) Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikolinieritas Pengujian multikolinieritas dilakukan untuk melihat ada tidaknya hubungan linier diantara beberapa atau semua variabel independent dari model regresi yang digunakan. Untuk menguji multikolinieritas ini digunakan metode Klein's Rule of Tumb. Uji multikolinieritas dilakukan dengan cara membandingkan hasil regresi antar variabel independen untuk mengetahui seberapa jauh korelasinya (r2) dengan R2 model awal regresi. Jika nilai r2 < R2, maka tida terdapat multikolinieritas dan sebaliknya.

59 TABEL 6.5. No. Variabel Dependen Hasil Uji Antara Variabel Dependen dengan Variabel Independen Variabel Independen r1 </> R^ Hasil 1 D98 XI X2X3 0.207242 < 0.976881 Tidak ada multi 2 XI D98 X2 X3 0.310730 < 0.976881 Tidak ada multi 3 X2 D98X1 X3 0.095019 < 0.976881 Tidak ada multi 4 X3 D98X1 X2 0.111385 < 0.976881 Tidak ada multi Sumber: data diolah kembali Untuk hasil uji korelasi dapat dilihat pada halaman lampiran. Dari hasil uji antara variabel independent maupun uji korelasi dengan menggunakan metode klein dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam modelregresi yang digunakan tidak terdapat hubungan linier antara variabel independennya. 2. Uji Heteroskedastisitas Pengujian ini dimaksudkan untuk untuk mengetahui apakah variabel gangguan mempunyai varian yang sama untuk semua observasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan Uji White dengan cara terlebih dahulu menentukan nilai df ^-hitung kemudian dibandingkan dengan nilai df^-tabel. Dengan a = 5%, maka j^-tabel = 14.0671 (untuk df = 7). Oleh karena ^-hitung (nilai Obs *R-squared) < ^-tabel, yaitu 4.502008 < 14.0671, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan tidak terdapat heteroskedastisitas. Hasil dari ^-hitung ini dapat dilihat pada uji White Heteroskedastisitas No Cross Term maupun uji White Heteroskedastisitas Cross Term yang terdapat pada lampiran 2.Berikut ini tampilan dari uji Heteroskedastisitas No Cross Term:

60 White Heteroskedasticity Test: TABEL 6.6. Uji White Heteroskedastisitas No Cross Term F-statistic 0.428845 Probability 0.856771 Obs*R-squared 4.502008 Probability 0.720476 3. Uji Autokorelasi Berdasarkan hasil perhitungan regresi dengan menggunakan metode penyesuaian parsial yang memuat kelambanan dari variabel dependennya sehingga menghasilkan nilai dari DW Statistik sebesar 2.013515 pada a = 5%. Nilai tabel DW Statistik untuk dl (a, k, n) = (0.05, 3,15) = 0.82 Nilai tabel DW Statistik untuk du (a, k, n) = (0.05, 3, 15) = 1.75 Keterangan: k = Jumlah variabel independen n = jumlah observasi Hipotesis: Jika d<dl atau d>4-dl, maka Ho ditolak berarti terdapat autokorelasi. Jika du<d<4-du, maka Ho diterima berarti tidak terdapat autokorelasi. Jika terdapat pada dl<d<du, atau 4-du<d<dL, maka pengujian dianggap tidak meyakinkan atau berada didaerah ragu-ragu.