III. METODE PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang akan digunakan dalam

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian kelayak usahatani dengan

METODE PENELITIAN. dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Tujuannya

STUDI KOMPARATIF USAHATANI PADI DAERAH HULU DAN HILIR DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

I. METODE PENELITIAN. dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Tujuannya

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

METODE PENELITIAN. deskriptif analisis, pelaksanaan penelitian ini menggunakan studi komparatif,

III. METODE PENELITIAN. dianalisis. Menurut Supardi (2005) penelitian deskripsi secara garis besar

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif.

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian

METODE PENELITIAN. Menurut Travers (1978) dalam Umar menjelaskan bahwa metode ini bertujuan

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

BAB. III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif. Menurut Sujarweni

METODE PENELITIAN. akurat mengenai faktor-faktor, sifat-sifat dan hubungan antar fenomena yang

METODE PENELITIAN. dijelaskan dan dianalisis. Penelitian ini bersifat kuantitatif, karena dalam

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

III. METODE PENELITIAN. penelitian yang memusatkan pemecahan masalahnya melukiskan suatu objek

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan

BAB IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan

III. METODE PENELITIAN. penerimaan yang diperoleh petani kedelai, pendapatan dan keuntungan yang

III. METODE PENELITIAN. Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. penelitian yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Mula-mula

II. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. modal dan sumber daya lainnya untuk memperoleh pendapatan yang maksimal.

III. METODE PENELITIAN. metode survey. Metode survey digunakan untuk memperoleh fakta-fakta dari

III. METODE PENELITIAN. dan batasan operasional. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Komparatif Usaha Tambak Udang Pada Musim Hujan Dan Kemarau Di Desa

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. dalam meneliti suatu kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu

METODE PENELITIAN. set kondisi, suatu sistem pemikiran, atau pun suatu kelas peristiwa pada masa

III. METODE PENELITIAN. banyak membahas mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Definisi dan Pengukuran Variabel Definisi dan pengukuran variabel penelitian ini disajikan pada Tabel 3.1.

METODE PENELITIAN. dipergunakan untuk mendapatkan data yang dianalisis sesuai dengan tujuan

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL TINOMBO DI DESA LOMBOK KECAMATAN TINOMBO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data 4.3. Metode Pengambilan Sampel

BAB IV METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. bahwa kabupaten ini adalah sentra produksi padi di Provinsi Sumatera Utara.

Analisis Produksi Usahatani Tomat di Kecamatan Telaga Langsat Kabupaten Hulu Sungai Selatan

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN. untuk menciptakan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. faktor produksi yang kurang tepat dan efisien. Penggunaan faktor produksi

ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBIKAYU

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Kabupaten Tapanuli Selatan yang

METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode

III. METODE PENELITIAN. memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian,

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional dipergunakan sebagai standar dan ukuran

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA BONEMARAWA KECAMATAN RIOPAKAVA KABUPATEN DONGGALA

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Lawe Sigala-gala, Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Usahatani tembakau sendiri merupakan salah satu usahatani yang memiliki

ANALISIS EFISIENSI USAHA TANI IKAN NILA DALAM KERAMBA DI DESA ARO KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI YOLA NOVIDA DEWI NPM.

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga,

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif

III. METODE PENELITIAN. meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu sistem kondisi, suatu

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODEPENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

2. TINJAUAN PUSTAKA. Keterangan : KV = risiko produksi padi σ y. = standar deviasi = rata rata produksi

BAB III METODE PENELITIAN. komoditas tembakau merupakan bahan baku utama pada industri rokok. Usahatani

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik petani yang menjadi responden bagi peneliti adalah usia,

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

BAB III METODE PENELITIAN. Usahatani Padi Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus. Sarana. Produksi

III. METODE PENELITIAN. langsung terhadap gejala dalam suatu masyarakat baik populasi besar atau kecil.

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGIPENELITIAN Metode Penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, yaitu

commit to user METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Pengambilan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) di

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN USAHATANI PADI SAWAH PETANI GUREM DI DESA MLARAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO

METODE PENELITIAN. Metode deskriptif analisis merupakan metode yang digunakan untuk

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian yaitu berupa populasi dan sampel, variabel penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data dan analisis data. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskripsi ini adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki (Nazir, 2011). Pada penelitian ini kegiatan yang akan dilakukan berupa pencarian data untuk menggambarkan secara faktual suatu peritiwa atau suatu gejala secara apa adanya. Metode yang digunakan untuk memperoleh gambaran usahatani padi daerah hulu dan hilir sungai di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung disertasi dengan judul Efisiensi Dan Keberlanjutan Usahatani Padi di Daerah Istimewa Yogyakarta oleh Bapak Triyono, SP., MP Penentuan lokasi penelitian menggunakan metode purposive. Metode purposive adalah pengambilan sampel daerah secara sengaja dengan pertimbangan-pertimbangan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki daerah hulu dan hilir seperti pada tabel 1. 16

17 Tabel 1. Lokasi Penentuan Sampel Lokasi Usahatani Padi Hulu dan Hilir di DIY Daerah Sumber irigasi Daerah irigasi Kelompok Jumlah Tani Anggota Sungai Konteng Margodadi Seyegan Beran 23 Sidomoyo Godean Mekarsari 58 Sungai Bedog Sidoarum Godean Margo Rukun 15 Hulu Wukirsari Cangkringan Sido mukti 23 Sungai Kuning Mugi Widodomartani Ngemplak makmur 42 Sungai Gajah Tani Pakembinangun Pakem Wong Mulyo 30 Sungai Konteng Argomulyo Sedayu Karang mulyo 45 Ngudi Guwosari Pajangan 114 Makmur Sungai Bedog Tani Rejo Wijirejo Pandak 92 Hilir II Sungai Kuning Sitimulyo Piyungan Sido Makmur 50 Sungai Gajah Ngudi Tegaltirto Berbah Wong Raharjo 54 Tamanan Banguntapan Krobokan 48 Sumber : Diolah dari berbagai sumber (Dinas PU-ESDAM Bantul dan Sleman 2013, BPS Bantul 2013 dan BPS Sleman 2013). A. Metode pengambilan sample Metode pengambilan sampling dengan cara simple ramdom sampling yaitu penentuan ke 6 lokasi di daerah hulu dan hilir secara sengaja dengan pertimbangan-pertimbangan. Kemudian masing-masing lokasi di ambil satu kelompok tani secara acak, kelompok tani yang diambil ialah kelompok yang menggunakan sumber air irigasi dari sungai yang telah disebutkan. Pengambilan responden dengan cara diundi oleh ketua kelompok tani dengan mengambil 5 petani yang bisa di diwawancarai. Di setiap lokasi diambil 5 petani secara acak. Hal ini dilakukan karena sampel tersebut sudah mewakili jumlah petani di dilokasi penelitian. Responden yang akan diambil total sebanyak 60 petani.

18 B. Metode Pengumpulan Data Data yang akan digunakan pada penelitian ini berupa data : 1. Data Primer Data primer diperoleh melalui wawancara terhadap responden maupun pengamatan dilapangan. Wawancara dilakukan dengan cara bertanya langsung kepada petani di hulu dan hilir menggunakan pertanyaan yang berstruktur (Quisoner) sebagai panduan wawancara. Data tersebut meliputi identitas petani padi, penguasaan lahan, penggunaan alat usahatani, sarana produksi, penerimaan usahatani padi daerah hulu dan hilir sungai. 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari Instansi yang terkait seperti BPS Yogyakarta, Bappeda, Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Sumber Daya Air di Kabupaten Sleman dan Bantul. Data ini merupakan data yang mendukung data primer, sehingga diperoleh hasil yang jelas untuk mendukung penelitian ini. Data tersebut berupa hasil dari literatur, arsip, monografi dan bukubuku catatan. C. Asumsi dan Pembatasan Masalah 1. Asumsi a. Tidak membedakan teknologi budidaya padi yang ada di hulu maupun hilir Daerah Istimewa Yogyakarta. b. Jenis padi dan pola tanam yang digunakan dianggap sama semua, baik di hulu maupun hilir Daerah Istimewa Yogyakarta.

19 c. Input-input prorduksi diperoleh dari pembelian dan hasil produksi (gabah kering) habis terjual pada saat penelitian berlangsung. d. Adapun bantuan dari dinas terkait berupa faktor input produksi maka dianggap petani membeli dengan harga yang berlaku di waktu dan tempat penelitian. e. Debit air yang diterima oleh setiap petak lahan petani baik di hulu maupun di hilir dianggap sama. f. Tingkat suku bunga yang digunakan dalam analisis adalah tingkat suku bunga tabungan bank BPD DIY. 2. Pembatasan Masalah Penelitian ini terjadi pada musim hujan dan kemarau di akhir tahun 2013 dan awal tabun 2014 pada usahatani padi sawah irigasi daerah hulu dan hilir Daerah Istimewa Yogyakarta. D. Definisi Operasional Data dan Pngukuran Variabel 1. Usahatani padi sawah pada irigasi hulu adalah usahatani yang membudidayakan tanaman padi pada lahan sawah irigasi yang berada di daerah hulu. 2. Usahatani padi sawah pada irigasi hilir adalah usahatani yang membudidayakan tanaman padi pada lahan sawah irigasi yang berada di daerah hilir. 3. Benih adalah benih padi yang digunakan pada usahatani padi sawah hulu dan hilir dalam satu musim tanam, dihitung dalam satuan kilogram (Kg) dan dinilai dalam rupiah per meter per musim tanam (Rp/m 2 /MT).

20 4. Pupuk adalah jenis dan jumlah pupuk yang digunakan dalam usahatani padi sawah irigasi hulu atau hilir dalam satu musim tanam yang diukur dalam satuan kilogram dan dinilai dalam rupiah per meter per musim tanam (Rp/ m 2 /MT). 5. Pestisida meliputi obat pemberantas hama dan zat pertumbuhan tanaman adalah jenis (pestisida, herbisida, ZPT) dan jumlah yang digunakan dalam usahatani padi hulu dan hilir dalam satu musim tanam yang diukur dalam satuan liter dan dinilai dalam rupiah per meter per musim tanam (Rp/ m 2 /MT). 6. Lahan adalah lahan garapan usahatani padi sawah irigasi secara monokultur di daerah irigasi bagian hulu dan hilir dalam satu musim tanam yang diukur dalam satuan meter (m 2 ). 7. Tenaga kerja adalah keseluruhan tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani padi sawah irigasi dalam satu musim tanam, baik tenaga kerja dalam keluarga maupun tenaga kerja luar keluarga. Semua tenaga kerja dikonversikan ke dalam tenaga kerja pria dan diukur dalam HKO, sedangkan nilai tenaga kerja berdasarkan upah dalam rupiah per HKO (Rp/HKO). 8. Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang budidaya tanaman. 9. Biaya total adalah semua biaya yang digunakan dalam proses produksi, terdiri dari biaya implist dan biaya eksplisit yang dinyatakan dalam rupiah (Rp).

21 10. Biaya Impilisit adalah pengeluaran atas faktor-faktor yang dimilki petani itu sendiri, seperti tenaga kerja dalam keluarga, sewa lahan milik sendiri dan bunga modal milik sendiri dalam bentuk rupiah (Rp). 11. Biaya Explisit adalah semua biaya yang secara nyata dikeluarkan oleh petani selama produksi usahatani berlangsung yang terdiri dari penyusutan alat, benih, pupuk, pestisida, tenaga kerja luar keluarga dan biaya lain-lain (Rp). 12. Harga output adalah jumlah uang yang digunakan untuk menggantikan satu kilogram gabah kering panen dengan satuan rupiah (Rp). 13. Produksi adalah jumlah padi yang dihasilkan oleh petani dalam bentuk gabah kering panen dengan satuan Kg 14. Penerimaan usahatani padi adalah produk total dari usahatani padi sawah irigasi hulu dan hilir yang dihasilkan dalam satu musim tanam yang diterima oleh petani. Penerima dihitung dengan mengalikan jumlah produksi gabah kering panen dengan harga jual produk per kilogram (Rp/Kg) yang dinyatakan dalam rupiah per meter per musim tanam (Rp/ m 2 /MT). 15. Pendapatan usahatani padi adalah pendapatan bersih dari usahatani padi sawah irigasi hulu dan hilir yang dihasilkan dalam satu musim tanam yang diperhitugkan dari selisih antara total penerimaan petani dengan total biaya mengusahakan yang dikeluarkan petani dalam satu musim tanam, dinyatakan dalam rupiah per meter per musim tanam (Rp/ m 2 /MT). 16. Keuntungan adalah total penerimaan dari usahatani padi sawah hulu dan hilir dikurangi dengan total biaya dinyatakan dalam rupiah (Rp).

22 E. Teknik Analisis Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisi deskriptif dan analisis kuantitatif. Analisis deskriptif untuk menggambarkan keadaan dan kondisi usahatani padi di daerah hulu dan hilir di Daerah Istimewa Yogyakarta, sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi produksi padi dan biaya, pendapatan serta keuntungan. 1. Analisis fungsi produksi Untuk menguji hipotesis yang pertama digunanakan analisis fungsi produksi. Analisis fungsi produksi dilakukan guna memperoleh informasi bahwa dengan sumber daya yang terbatas seperti benih, pupuk, pestisida, luas lahan dan tenaga kerja, dapat dikelola dengan sebaik baiknya agar diperoleh keuntungan yang maksimum. Metode penelitian dengan pendekatan model fungsi produksi tipe Cobb-Douglas. Fungsi Cobb-Douglas adalah fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel, dimana variabel yang satu disebut dengan variabel dependen yang dijelaskan (Y), dan yang lain disebut variabel independen yang menjelaskan (X) (Soekartawi,2006). Dalam penelitian ini yang termasuk variabel independen (X) antara lain: benih, pupuk, pestisida, luas lahan dan tenaga kerja, sedangkan variabel dependen (Y) adalah produksi padi. Fakor-faktor yang mempengaruhi produksi menggunakan analisis regresi linier berganda fungsi Cobb-Douglas yang di logaritmakan persamaannya. Bentuk persamaaan fungsi produksi Cobb-Douglas adalah sebagai berikut: Y = b 0.X b1 1 X b2 2 X b3 3 X b4 4. X b5 5 X b6 6 X b7 7 e (d 1 D 1 + d 2 D 2 + d 3 D 3 + u )

23 Agar fungsi produksi dapat ditaksir dengan menggunakan metode kuadrat terkecil, maka perlu ditransformasikan ke dalam bentuk fungsi linier sebagai berikut: LnY = ln bo + b 1 lnx 1 + b 2 ln X 2 + b 3 ln X 3 + b 4 ln X 4.+ b 5 ln X 5 + b 6 ln X 6 + b 7 ln X 7 + d 1 D 1 + d 2 D 2 + d 3 D 3 u Dengan ketentuan : Y = Produksi Padi (Kg) X 1 = Benih (Kg) X 2 = Pupuk Urea (Kg) X 3 = Pupuk Ponska (Kg) X 4 = Pupuk Kandang (Kg) X 5 = Pestisida (Kg) X 6 = Luas Lahan (Ha) X 7 = Tenaga kerja (HKO) D 1 = Lokasi Lokasi penelitian sebagai Variabel dummy, angka 1 bila usahatani dilokasi hulu dan angka 0 bila usahatani dilokasi hilir D 2 = Musim Tanam Angka 1 untuk musim hujan dan angka 0 untuk musim kemarau D 3 = Status kepemilikan lahan Angka 1 untuk lahan milik sendiri dan angka 0 untuk selain lahan milik sendiri (sewa dan sakap) bo = Intersep b 1 b 7 = Koefisien regresi d 1 - d 3 = Koefisien dummy u = kesalahan (eror) Untuk mengetahui ketepatan model yang digunakan diuji dengan koefisien determinasi (R 2 ). Menurut Sugiyono (2010), nilai R 2 dapat dirumuskan sebagai berikut : R 2 = ESS TSS Keterangan : R 2 = Koefisien determinasi ESS = Explained sum of square (jumlah rerata kuadrat) TSS = Total sum of square (jumlah total kuadrat)

24 Koefisien determinasi merupakan suatu ukuran kesesuaian yang digunakan untuk mengetahui ketepatan model yang digunakan. Nilai berkisar antara 0 sampai 1. Model dianggap baik bila nilai R 2 mendekati satu. Selanjutnya untuk menguji pengaruh variabel independent secara bersamasama terhadap variabel dependen pada model di atas digunakan uji secara bersama-sama yaitu menggunakan uji F. Menurut Sugiyono (2010), penghitungan dengan uji F sebagai berikut : Ho : b i = 0, artinya tidak ada pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Ha : salah satu dari b i 0, artinya ada pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. F hit = (R 2 /k) 1 R 2 (n k 1) F tab = k; n k 1 ; α% Keterangan : k = Banyaknya koefisien n = Banyaknya sampel α = Tingkat kesalahan Kaidah uji : F tab F hit F tab, maka Ho diterima, artinya faktor produksi secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap produksi padi. F hit > F tab atau F hit < F tab, maka Ho di tolak, artinya faktor produksi secara bersama-sama berpengaruh terhadap produksi padi

25 Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing masing variabel independen (X) dan dependen (Y). Menurut Sugiyono (2010), uji t dapat di cari dengan perhitungan sebagai berikut : Ho : bi = 0 artinya secara parsial faktor faktor produksi ke-i tidak berpengaruh nyata terhadap produksi padi (Y). Ho : bi 0 artinya secara parsial faktor faktor produksi ke-i berpengaruh nyata terhadap produksi padi (Y). t hitung = bi Sbi t tabel = t(α%(n-k-1) Keterangan : bi = Parameter yang diestimasi Sbi = Standart error parameter yang diestimasi Kaidah uji : t hit < t tab, keputusannya adalah menerima Ho t hit > t tab, keputusannya adalah menolak Ho 2. Analisis Usahatani. a. Total biaya Menurut Soekartawi (2006), total biaya yaitu biaya eksplisit ditambah dengan biaya implisit, dirumuskan seperti berikut : TC= TC eksplisit+tc implisit Keterangan : TC= total biaya (total cost) TC eksplisit : Total biaya Eksplisit (total cost eksplisit). TC implisit : Total biaya Eksplisit (total cost eksplisit).

26 b. Pendapatan Menurut Soekartawi (2006), untuk mengetahui pendapatan petani dalam satu kali produksi/ musim tanam, dapat,menggunakan rumus sebagai berikut : NR=TR-TCE Dengan ketentuan: NR : Pendapatan usahtani TR : Total penerimaan (total revenue) TCE : Total biaya Eksplisit (total cost eksplisit). c. Keuntungan usahatani Menurut Soekartawi (2006), menghitung keuntungan yang didapat [etani dapat menggunakan penghitungan sebagai berikut : Π = TR TC(E+I) Keterangan : Π TR TC (eksplisit + implisit) : Keuntungan : Penerimaan Total : Total Biaya (eksplisit + implisit). Selanjutnya untuk mengetahui perbandingan biaya, pendapatan dan keuntungan usahatani daerah hulu dan hilir menggunakan pengujian secara komparasi. Menurut Sugiyono (2010), pengujian secara komparasi antara hulu dan hilir menggunakan uji t (t-test) yang besarnya nilai t-hitung dapat diketahui dengan rumus : 1) Biaya usahatani padi Rumusan hipotesis : Ho = X 1 = X 2, maka Ho diterima, artinya tidak ada perbedaan biaya usahatani padi di hulu dan hilir per Ha.

27 Ha = X 1 X 2, maka Ha diterima, artinya ada perbedaan biaya usahatani padi di hulu dan hilir per Ha. Kriteria pengujian: t hit < t tab, maka ho diterima dan ha di tolak t hit > t tab, maka ho ditolak dan ha diterima Pengujian hipotesis dilakukan pada tingkat kesalahan 10% t hit = X 1 X 2 σ 2 1 n + σ 2 2 1 n 2 Dengan ketentuan : x 1 = Rata-rata biaya usahatani padi daerah hulu x 1 = Rata-rata biaya usahatani padi daerah hilir S 1 = Standar deviasi biaya usahatani padi daerah hulu S 2 = Standar deviasi biaya usahatani padi daerah hilir n 1 = Jumlah petani usahatani padi daerah hulu = Jumlah petani usahatani padi daerah hilir n 2 2) Pendapatan usahatani padi Rumusan hipotesis : Ho = X 1 = X 2, maka Ho diterima, artinya tidak terdapat perbedaan pendapatan usahatani padi di hulu dan hilir per Ha. Ha = X 1 X 2, maka Ha diterima, artinya terdapat perbedaan pendapatan Kriteria pengujian: usahatani padi di hulu dan hilir per Ha. t hit < t tab, maka ho diterima dan ha di tolak t hit > t tab, maka ho ditolak dan ha diterima Pengujian hipotesis dilakukan pada tingkat kesalahan 10%

28 Menurut Sugiyono (2010), komparasi pendapatan usahatani daerah hulu dan hilir menggunakan rumus sebagai berikut : t hit = X 1 X 2 σ 2 1 n + σ 2 2 1 n 2 Dengan ketentuan : x 1 = Rata-rata pendapatan usahatani padi daerah hulu x 1 = Rata-rata pendapatan usahatani padi daerah hilir S 1 = Standar deviasi pendapatan usahatani padi daerah hulu S 2 = Standar deviasi pendapatan usahatani padi daerah hilir n 1 = Jumlah petani usahatani padi daerah hulu = Jumlah petani usahatani padi daerah hilir n 2 3) Keuntungan usahatani padi Rumusan hipotesis : Ho = X 1 = X 2, maka Ho diterima, artinya tidak terdapat perbedaan keuntungan usahatani padi di hulu dan hilir per Ha. Ha = X 1 X 2, maka Ha diterima, artinya terdapat perbedaan keuntungan Kriteria pengujian: usahatani padi di hulu dan hilir per Ha. t hit < t tab, maka ho diterima dan ha di tolak t hit > t tab, maka ho ditolak dan ha diterima Pengujian hipotesis dilakukan pada tingkat kesalahan 10% Menurut Sugiyono (2010), komparasi keuntungan usahatani daerah hulu dan hilir menggunakan rumus sebagai berikut :

29 t hit = X 1 X 2 σ 2 1 n + σ 2 2 1 n 2 Dengan ketentuan : x 1 = Rata-rata keuntungan usahatani padi daerah hulu x 1 = Rata-rata keuntungan usahatani padi daerah hilir S 1 = Standar deviasi keuntungan usahatani padi daerah hulu S 2 = Standar deviasi keuntungan usahatani padi daerah hilir n 1 = Jumlah petani usahatani padi daerah hulu = Jumlah petani usahatani padi daerah hilir n 2