BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga pemerintah membutuhkan dana yang cukup banyak dalam menjalankan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan negara yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan pajak merupakan sumber dana bagi pemerintah yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. membiayai pengeluaran rutin dan juga membiayai pembangunan. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah Negara Hukum yang berdasarkan. rangka pelaksanaan pembangunan yang bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan penerimaan dari sektor pajak sangatlah penting, karena dana yang

BAB I PENDAHULUAN. mengamankan penerimaan anggaran negara dalam APBN setiap tahun. Sekitar 75

BAB I PENDAHULUAN. dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan penerimaan dari sektor pajak sangatlah penting, karena dana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pembayar pajak, dan (2) melakukan ketentuan perpajakan secara seragam untuk

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu peran penting Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN)

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan tahun 2012 terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.1 Perkembangan Penerimaan Pajak (triliun rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. Rutin dan Pengeluaran Pembangunan. Dalam Negeri dan Hibah. Penerimaan Dalam Negeri terdiri dari

BAB 1 PENDAHULUAN. sektor, khususnya sektor ekonomi. Naiknya harga minyak dunia, tingginya

BAB I PENDAHULUAN. oleh penerimaan negara yang bersumber dari pajak. Pajak dipungut oleh negara baik

BAB I PENDAHULUAN. sektor perpajakan. Tiap tahunnya, Pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Asia Tenggara dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 250 juta

BAB I PENDAHULUAN. salah satu sumber utama penerimaan pemerintah di beberapa negara pada

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber penerimaan terbesar dari APBN negara Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. berkontribusi di dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara sekitar 70-80%.

BAB I PENDAHULUAN. yang adil dan makmur (Punarbhawa dan Aryani, 2013). Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penerimaan pajak merupakan sumber pembiayaan negara yang dominan

BAB III OBYEK PENELITIAN. III.1.1. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kalideres

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah juga terus memperhatikan kondisi ekonomi Indonesia dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. berlangsungnya pembangunan yang berkesinambungan. Pemerintah melalui Dirjen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan sumber penerimaan pemerintah yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. serta distribusi pendapatan dan kekayaan yang lebih adil. pembiayaan kegiatan pembangunan karena pemasukan yang berasal dari pajak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan pemerintahan suatu negara, terutama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut perlu banyak memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri dan luar negeri. Sektor pajak merupakan salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara dari pajak juga perlu ditingkatkan karena pajak merupakan

PENDAHULUAN. sampai saat ini masih memberikan dampak bagi perekonomian dunia. Indonesia pun

BAB I PENDAHULUAN. akan membawa dampak terhadap pajak sehingga pajak memiliki sifat yang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan tulang punggung penerimaan negara dan digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. satu instrumen penting dalam berjalannya pemerintahan sebuah negara. APBN yang digunakan oleh sebuah pemerintahan diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber kas negara yang digunakan untuk pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang, dengan tidak

Bab I: Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan warganya, pembangunan menentukan negara tersebut

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pemerintah yang berlangsung secara berkesinambungan. Tentunya

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Medan Kota

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Gambaran Umum KPP Madya Jakarta Timur. 1. Sejarah Singkat KPP Madya Jakarta Timur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri Berdasarkan UU No 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata

BAB I PENDAHULUAN. dimana dengan penerimaan pajak ini negara dapat membiayai semua kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. negeri berasal dari penjualan migas dan nonmigas serta pajak. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan masyarakat dan perkembangan zaman, di antaranya dengan. mengembangkan e-government sebagai trend global birokrasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Namun, sebagai upaya mewujudkan kemandirian negara, pemerintah terus

BAB V PENUTUP. sudah selayaknya ditarik kesimpulan berdasarkan penelitian yang dilakukan di

BAB I PENDAHULUAN. Besarnya pengeluaran negara yang digunakan untuk kemakmuran rakyat diikuti juga

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi saat ini di negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pajak merupakan salah satu unsur penerimaan negara, yang memiliki peran

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM A. SEJARAH SINGKAT KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA

BAB II KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) MADYA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan sebuah pemerintahan, Negara membutuhkan dana

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang berpotensi besar yaitu pajak yang menyumbang rata-rata lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. kepada negara, maka negara menetapkan perpajakan sebagai salah satu sarana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber dana bagi pendapatan negara berasal dari pajak. Pajak

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat baik material maupun spiritual. Pemerintah membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan sumber penerimaan eksternal misalnya pinjaman luar negeri. Arum

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA

Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini peranan pajak sebagai tulang punggung penerimaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang digunakan untuk

BAB III LATAR BELAKANG INSTITUSI. Besar/ Large Taxpayers Office (LTO) pada tahun 2002 yang diikuti peresmian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penerimaan dalam negeri yang terbesar. Semakin besarnya

BAB III. III.1. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Matraman KPP ini merupakan pecahan dari KPP Jakarta Timur I yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kontribusi terbesar penerimaan negara Indonesia saat ini berasal dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. dalam penerimaan negara. Perkembangan kontribusi penerimaan pajak terhadap. Tabel 1. 1

BAB I PENDAHULUAN. yang berkesinambungan selama 4 tahun terakhir dalam APBN.

BAB I PENDAHULUAN. satunya berasal dari penerimaan pajak. Dalam Undang-Undang No. 15 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. bangsa sendiri. Semua potensi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia harus digali dan

BAB I PENDAHULUAN. Inspeksi Keuangan (KIK) Surakarta yang membawahi di antaranya KDL Tk. I

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber : Perhitungan Anggaran Negara & Nota RAPBN, diolah

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Kantor Wilayah DJP Jawa Timur I merupakan instansi vertikal

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional di beberapa bidang, Pemerintah Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. III.1.1. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM. 2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN

BAB II HASIL SURVEY. Gambar 2.1 Logo Kanwil DJP Jatim I Surabaya. mengalami beberapa kali perubahan yaitu pada mulanya bernama Kantor

BAB I PENDAHULUAN. kepada keadilan sosial. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, negara harus

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri dan dalam negeri. Salah satu penghasilan dalam negeri berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat. Salah satunya disebabkan oleh lebih besarnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengawasan merupakan proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tujuan utama dari kebijakan keuangan negara di bidang penerimaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kewajiban pajaknya. Perubahan sistem pemungutan pajak ini merupakan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang. Pajak Bumi dan Bangunan Bandung Tiga. Namun sehubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dari sumber migas dan non migas. Optimalisasi penerimaan pajak dikarenakan

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. III.1.1. Sejarah Singkat Direktorat Jenderal Pajak

BAB I PENDAHULUAN. macam kemudahan, kecepatan akses informasi, efektifitas dan efisiensi pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemakmuran rakyat, dan memelihara fakir miskin dan anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan sumber pendapatan utama negara yang digunakan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan program pemerintahan dan pembangunan Negara Indonesia sehingga pemerintah membutuhkan dana yang cukup banyak dalam menjalankan program pemerintahannya. Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara khususnya dalam melanjutkan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan Negara untuk membiayai sebagian besar pengeluaran Negara. Penerimaan pajak, yang terdiri atas penerimaan pajak dalam negeri dan pajak perdagangan internasional. Penerimaan pajak dalam negeri terdiri atas penerimaan pajak penghasilan (PPh), pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah (PPN dan PPnBM), cukai, dan pajak lainnya. Sementara itu, penerimaan pajak perdagangan internasional berasal dari penerimaan bea masuk. Dari data Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2012 bahwa yang dapat diketahui sebesar Rp 1.021,8 triliun atau 74,45% dari penerimaan APBN sebagai realisasi penerimaan perpajakan. Tabel 1.1 kontribusi Penerimaan Pajak Terhadap APBN (dalam triliun)

Tahun % Penerimaan % Penerimaan Penerimaan Penerimaaa Dalam Pajak Terhadap APBN Pajak n Pajak Negeri Penerimaan Terhadap Dalam Dalam Negeri APBN 2007 491.0 706,1 707,8 69.54 69.37 2008 658.7 979,3 981,6 67.26 67.10 2009 619.9 847,1 848,8 73.18 73.03 2010 723.3 992,2 995,3 72.90 72.67 2011 873.9 1,205.3 1,210,6 72.50 72.18 2012 1,021.8 1,366.4 1,372,4 74.78 74.45 Sumber : Nota Keuangan RAPBN 2013 data telah diolah kembali Berdasarkan data nota keuangan RAPBN 2013 tersebut diatas, terjadi peningkatan penerimaan pajak setiap tahun. Data penerimaan pajak tersebut merupakan pajak yang menjadi kewenangan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang terdiri atas : pajak penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPN & PPnBM), Bea Materai, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) pada tahun 2013 telah dilimpahkan kepada pemerintah daerah, sesuai dengan UU Nomor 28 Tahun 2009, dan Bea Pengalihan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) yang sebelumnya dikelola sebagai pajak pusat, telah dialihkan kepada daerah sejak januari 2011. Dilihat dari data tersebut bahwa Pertumbuhan penerimaan pajak cenderung naik dari tahun 2007, tetapi tahun 2009 penerimaan pajak mengalami penurunan karena pada tahun itu Indonesia menghadapi krisis global, tetapi tahun berikutnya penerimaan pajak mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Dari data tersebut bahwa pajak selalu dituntut untuk selalu memberikan kontribusi dalam membiayai kegiatan pemerintahan.

Penerimaan pajak naik dari tahun ke tahun selalu naik disebabkan oleh peran kepatuhan wajib pajak dalam mendongkrak kenaikan penerimaan dalam sektor perpajakan dan mempengaruhi realisasi pendapatan Negara. Sedangkan dilihat dari jumlah penerimaan pajak KPP Pratama Jakarta Setiabudi Satu di mana tahun 2012 mencapai Rp 1.489 triliun sebagai realisasi penerimaan pajak. Tabel 1.2 Jumlah Penerimaan Pajak dan WP Badan yang terdaftar serta WP Badan yang Menyampaikan SPT Pada KPP Pratama Jakarta Setiabudi Satu Tahun Penerimaan Jumlah WP Jumlah Persentase keterangan Pajak Badan yang SPT Kepatuhan (dalam Terdaftar Tahunan WP Badan triliun Rp) yang masuk (%) 2007 2.395 5693 4125 72,46 2008 856 6828 6190 90,66 2009 826 7280 5914 80,12 2010 1.194 7900 6998 88,58 2011 1.322 8704 7863 90,33 2012 1.489 9456 *1217 12,87 Data sementara Sumber : Sistem Informasi Dirjen Pajak-Rekapitulasi Penerimaan SPT Tahunan tanggal proses data 5 April 2013 Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa wajib pajak badan di KPP Pratama Jakarta Setiabudi Satu sebesar 9456 pada tahun 2012 wajib pajak badan yang terdaftar. Pada tahun 2007 KPP Jakarta Setiabudi Satu dipecah menjadi KPP Pratama Jakarta Setiabudi Satu dan KPP Pratama Jakarta Setiabudi Tiga, hal ini yang menyebabkan

penerimaan pajak tahun 2008-2009 mengalami penurunan. Sementara itu, Pada tahun 2012 untuk data sementara, penyerahan SPT Tahunan PPh mencapai 1217, jadi tingkat kepatuhan wajib pajak badan di KPP Pratama Jakarta Setiabudi Satu sebesar 12,87 % dari total WP Badan yang terdaftar. Hal ini berkaitan dengan kepatuhan Wajib Pajak yang memerlukan kemudahan dalam mengurus kewajiban perpajakan Oleh sebab itu, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pajak (DJP) sebagai lembaga yang berwenang menangani permasalahan perpajakan harus berbenah diri dalam memberikan pelayanan yang baik terhadap wajib pajak. Dengan adanya tuntutan akan peningkatan penerimaan, peningkatan kesadaran dan kepatuhan wajib pajak serta perbaikan dan perubahan yang mendasar dalam segala aspek perpajakan. Demi terealisasinya hal tersebut maka Direktorat Jenderal Pajak (DJP) melakukan reformasi di bidang administrasi perpajakan. Reformasi di bidang administrasi perpajakan memerlukan perubahan dan perbaikan sistem administrasi perpajakan yang baik kepada wajib pajak maka disusunlah modernisasi administrasi perpajakan yang berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.01/2006 tentang Restrukturisasi Departemen Keuangan dan Instansi vertikal dibawahnya dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.01/2006 tentang Restrukturisasi Direktorat Jenderal Pajak dan Instansi vertikal dibawahnya yaitu mengenai perencanaan mengimplementasikan program modernisasi perpajakan secara komprehensif yang mencakup semua lini operasi organisasi secara nasional. Menurut Chaizi Nasucha yang dikutip oleh Abdul Rahman (2010:210) reformasi perpajakan adalah penyempurnaan atau perbaikan kinerja administrasi baik secara individu, kelompok, maupun kelembagaan agar lebih efisien, ekonomis, dan cepat. Berdasarkan laporan tahunan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) tahun 2007,

Reformasi administrasi perpajakan diwujudkan dengan penerapan modernisasi administrasi perpajakan yang memiliki ciri khusus antara lain struktur organisasi berdasarkan fungsi, perbaikan pelayanan bagi wajib pajak melalui pembentukan Account Representative. Hal lain yang perlu diketahui adalah modernisasi administrasi perpajakan juga merangkul kemajuan teknologi terbaru dalam memperbaiki pelayanan seperti ; e-spt, e- REG, dan e-filing. Dan Penerapan kode etik pegawai Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang mengatur perilaku pegawai dalam melaksanakan tugasnya dengan baik. Modernisasi administrasi perpajakan menawarkan kenyamanan dan kemudahan dalam mengurus kewajiban perpajakan. Hal ini guna memberikan pandangan miring masyarakat terhadap pajak selama ini bahwa mengurus perpajakan begitu sulit. Untuk itu, pelayanan dilakukan melalui sistem satu pintu (one stop service). Bila hanya melaporkan pajak, cukup ke Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) yang ada di front office, dengan dukungan help desk sebagai sumber informasi. Selain itu, banyak fasilitas yang memanfaatkan teknologi terkini, seperti internet, yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya. Sehingga tidak perlu harus datang ke kantor pajak. Modernisasi pajak juga menyediakan e-registration untuk mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak. Adanya e-spt untuk aplikasi laporan, sehingga menjadi paperless. Dan Penyampaian laporan pajak dapat melalui e-filing. Seluruh upaya perubahan ini pada intinya untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada wajib pajak yang diharapkan akan meningkatkan kepatuhan sukarela wajib pajak. Berdasarkan hal tersebut maka sebagai bahan penelitian skripsi ini, peneliti memilih judul Analisis Pengaruh Modernisasi Administrasi Perpajakan Terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Setiabudi Satu. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian diatas dapat dirumuskan masalah tentang pengaruh modernisasi administrasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Jakarta Setiabudi Satu : 1. Apakah modernisasi administrasi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Jakarta Setiabudi Satu? 2. Apakah Struktur organisasi memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Jakarta Setiabudi Satu? 3. Apakah Prosedur organisasi memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Jakarta Setiabudi Satu? 4. Apakah Strategi organisasi memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Jakarta Setiabudi Satu? 5. Apakah Budaya organisasi memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Jakarta Setiabudi Satu? 1.3 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini membatasi penelitian hanya untuk menganalisis pengaruh modernisasi administrasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak di lingkungan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Setiabudi Satu. Adapun ruang lingkup dari penelitian ini juga meliputi hal berikut ini : 1. Wajib Pajak yang dibatasi adalah Wajib Pajak Badan yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Setiabudi Satu.

2. Wajib Pajak Badan yang dimaksud merupakan Direktur, Manager, Konsultan dan Staf Karyawan badan perusahaan yang terdaftar di KPP Pratama Jakarta Setiabudi Satu yang sedang melakukan konsultasi di Seksi Pengawasan dan Konsultasi (Waskon). 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk menganalisis seberapa besar pengaruh modernisasi administrasi perpajakan yang meliputi struktur organisasi, prosedur organisasi, strategi organisasi, dan budaya organisasi terhadap kepatuhan wajib pajak di kantor pelayanan pajak (KPP) Pratama Jakarta Setiabudi Satu. 1.4.2 Manfaat Penelitian Dilakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik kepada berbagai pihak antara lain : a. Bagi KPP Pratama Jakarta Setiabudi Satu Sebagai bahan masukan yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi Kantor Pelayanan Pajak dan evaluasi dalam pelaksanaan modernisasi administrasi perpajakan. b. Bagi Peneliti

Penelitian ini sebagai sarana untuk menambah kemampuan analisis dan wawasan tentang pengetahuan perpajakan. c. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi atau bahan acuan untuk menambah pengetahuan dibidang perpajakan khususnya tentang modernisasi administrasi perpajakan guna meningkatkan kepatuhan wajib pajak. 1.5 Ringkasan Metodologi Penelitian Metode Penelitian yang digunakan oleh penulis dalam menulis skripsi ini adalah dengan : 1. Jenis dari risetnya adalah riset hipotesis ( Kuantitatif ). 2. Studi Literatur Penulis memperoleh informasi teoritis dengan membaca dan mempelajari buku-buku dari perpustakaan, literatur, serta data lain yang ada kaitannya dengan masalah yang dibahas yang dapat dijadikan pedoman dalam penelitian ini. 3. Penelitian Lapangan Penelitian ini yang dilakukan meninjau langsung ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Setiabudi Satu yang menjadi objek penelitian untuk mengetahui secara jelas penerapan modernisasi administrasi perpajakan dan wajib pajak yang terdaftar di wilayah KPP Pratama Jakarta Setiabudi Satu dengan cara : a. Kuisioner Peneliti melakukan penyebaran kuisioner kepada wajib pajak mengenai pandangan terhadap modernisasi administrasi perpajakan.