Jamilah, Ahadi Sulissusiawan, Endang Susilowati Pendidikan Bahasa Indonesia, FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 16 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POSTER

Kemampuan Menulis Teks Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sumber Jaya Lampung Barat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X MULTIMEDIA 1 SMK NEGERI 9 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Herman dan Nur Indah

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MEDIA POSTER IKLAN BERTEMA LINGKUNGAN PADA SISWA

KEMAMPUAN MENYUSUN KARANGAN ARGUMENTASI OLEH SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH RAHMAT BULOYO NIM

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X ASMA NEGERI 1 MENYUKE

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 BINTAN TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam hal apapun termasuk dalam dunia

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASIF SISWA SMA KELAS X DI KECAMATAN SUBAH KABUPATEN SAMBAS ARTIKEL PENELITIAN OLEH SUROTIM NIM F

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KALIMAT EFEKTIF PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 8 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh FARINA DWI ASMARANI NIM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

PERBANDINGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BACAAN DAN MEDIA POSTER SISWA KELAS KELAS X SMAN 1 RANAH PESISIR

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI BERDASARKAN MEDIA GAMBAR SERI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 KUNDUR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL SMA MUJAHIDIN PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan salah satu aspek penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 KONAWE SELATAN. ANDI SUSI SURIANA PUSPITA DEWI

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 PADANG

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG

KEMAMPUAN MENULIS TEKS NARASI TENTANG PENGALAMAN LIBUR SEKOLAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BERMANI ILIR KABUPATEN KEPAHIANG

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memiliki tujuan

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

SILABUS MATAKULIAH : BAHASA INDONESIA KODE MATAKULIAH : 2 (SKS TEORI ) PROGRAM STUDI : PTBB DOSEN PENGAMPU : Endang Mulyatiningsih

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikhlasiah As ar, 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

I. PENDAHULUAN. Terampil berbahasa Indonesia merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai

II. LANDASAN TEORI. Menulis adalah suatu proses kegiatan menuangkan pikiran manusia yang hendak

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA FILM SISWA KELAS III SD N PENCAR 2, SLEMAN ARTIKEL JURNAL

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

HUBUNGAN PEMAHAMAN POLA PENALARAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN TAHUN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan salah satu bagian dari empat keterampilan

BAB II LANDASAN TEORI. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan

PARAGRAPH WRITING SKILLS ARGUMENTS CLASS X SMAN 1 KANDIS DISTRICT SIAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sarana komunikasi dalam kehidupan manusia. Hal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk paragraf deduktif dan induktif belum ada. Penelitian yang digunakan

KEMAMPUAN SISWA KELAS VII SMP PERTIWI 2 PADANG DALAM MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI

KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMK TAMAN SISWA TELUK BETUNG. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DAN ANTARPARAGRAF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI KELAS X SMA NEGERI I SUKODONO KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

2014 PENGARUH METODE FIELD TRIP TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU

KESESUAIAN ISI DAN BAHASA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VIII TERBITAN KEMDIKBUD. Oleh

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF PADA AMANAT UPACARA GURU SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL E-JOURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan kemampuan berbahasa produktif yang penting

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMP N 2 LEMBAH GUMANTI ARTIKEL ILMIAH SURTI YULIA FAUZI NPM

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa.

KAJIAN PUSTAKA. Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS IX SMP NEGERI SEKOTAPALEMBANG

ABSTRAK. Kata Kunci: Analisis, Ejaan, Berita

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keterampilan berbahasa yang diajarkan dalam pengajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata I)

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar dikatakan berhasil apabila siswa dianggap

ARTIKEL E-JOURNAL TUTUT SAPUTRI NIM Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang. Kenyataannya, dalam kehidupan sekarang masih ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FOTO TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PANCUNG SOAL ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ketika seseorang ingin

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DEDUKTIF SISWA KELAS X MADRASAH ALIYAH NEGERI BINTAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

Oleh Beatriz Lasmaria Harianja Mara Untung Ritonga, S.S., M.Hum.,Ph.D. ABSTRAK

Ferawati

percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan yang mungkin berupa fakta, suatu pendirian umum, suatu pendapat/gagasan ataupun

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 PADANG ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN PERSUASIF MELALUI MEDIA POSTER SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan perilaku untuk berpikir, bercakap-cakap, bersuara, atau pun

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

Transkripsi:

DESKRIPSI KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI MELALUI MEDIA POSTER OLEH SISWA SMA Jamilah, Ahadi Sulissusiawan, Endang Susilowati Pendidikan Bahasa Indonesia, FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak e-mail: jamilah16482@gmail.com Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan aspek kesatuan, kepaduan, pengembangan, dan karakteristik dalam menulis paragraf persuasi melalui media poster. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data adalah dengan dokumentasi dan studi kepustakaan. Teknik analisis data adalah dengan menganalisis kesalahan penulisan paragraf persuasi yang dilakukan oleh 27 orang siswa kelas XG SMA Negeri 1 Sungai Raya meliputi aspek kesatuan, kepaduan, pengembangan, dan karakteristik paragraf persuasi. Dari hasil dokumentasi, ditemukan 17% paragraf persuasi yang tidak sesuai dengan aspek kesatuan, 43% paragraf yang tidak sesuai dengan aspek kepaduan, 35% paragraf yang tidak sesuai dengan aspek pengembangan, dan 6% siswa yang tidak sesuai dengan aspek karakteristik paragraf persuasi. Kata Kunci: Menulis, Paragraf Persuasi, Media Poster Abstract: The purpose of this study is to describe aspects of unity, cohesion, development and characteristics in writing paragrafs persuasion via the posters. The method used is descriptive method. The data collection technique is the documentation and study of literature. Data analysis technique is by taking a typing error in paragraf persuasion performed by 27 students of class XG SMA Negeri 1 Sungai Raya include aspects of unity, cohesion, development and characteristics of persuasion paragrafs. From the results of the documentation, found 17% paragraf persuasion that does not comply with this aspect of unity, paragraf 43% which is not in accordance with aspects of cohesion, paragraf 35% which is not in accordance with aspects of the development and 3% paragraf that does not comply with paragrafs characteristic aspect of persuasion. Keywords: Writing, Paragrafs Persuasion, Media Poster B ahasa erat kaitannya dengan pikiran. Bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, baik bahasa lisan maupun tulis adalah perwujudan pikiran. Semakin tinggi kemampuan berbahasa seseorang semakin tinggi pula kemampuan berpikirnya. Seseorang tidak mungkin menjadi intelektual tanpa 1

menguasai bahasa. Seorang intelektual pasti berpikir dan proses berpikir pasti memerlukan bahasa. Berbahasa meliputi empat aspek, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling berkaitan dan saling mendukung. Kemampuan menulis dipengaruhi oleh kemampuan seseorang dalam menyimak, berbicara, dan membaca. Siswa dapat menulis dan berbicara dengan baik apabila mempunyai pengetahuan yang luas terhadap topik yang ditulisnya. Hal itu diperoleh melalui kegiatan menyimak dan membaca. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis tidak datang dengan sendirinya pada diri seseorang, melainkan melalui proses yang teratur dan dibutuhkan kesabaran untuk memperoleh hasil yang baik. Selain itu, menulis dapat diperoleh dengan latihan intensif dan bimbingan yang sistematis. Namun, kenyataannya dalam kegiatan menulis siswa masih mengalami kesulitan dalam menuangkan gagasannya, juga masih kesulitan dalam mengembangkan paragraf, sehingga masih dijumpai satu paragraf hanya terdiri atas satu kalimat. Bahkan dalam paragraf ada yang tidak koherensi, misalnya antara kalimat yang satu dengan kalimat lainnya tidak ada kepaduan. Selain itu, biasanya kesulitan dalam menempatkan kaidah-kaidah penulisan yang sesuai dengan konsep bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kesalahan-kesalahan yang biasa dilakukan siswa mengarah pada penggunaan ejaan, pembentukan kata, pilihan kata, penggunaan kalimat dalam paragraf (kesatuan, kepaduan, dan pengembangan) hal lain yang berkaitan dengan kebahasaan. Pada proses pembelajaran paragraf persuasi, dalam hal ini pendidik atau guru menggunakan media visual yaitu poster sebagai sarana mempermudah penyampaian materi. Media ini dapat menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar dengan baik. Kaitannya dalam penulisan paragraf yaitu mampu menanamkan gagasan yang berarti dalam ingatan paserta didik, serta memudahkan dalam pengembangan paragraf. Dalam proses pembelajaran, kehadiran media sangatlah penting untuk mempermudah guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Menurut Sudjana (2005:6), Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Istilah medium dapat diartikan sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Sementara itu, Arsyad (2006:4) menyatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pembelajaran, yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, foto, gambar, televisi dan komputer. Menulis paragraf persuasi melalui media poster perlu diajarkan, karena dapat melatih anak didik untuk meningkatkan kreativitas dalam hal pengungkapan atau penyampaian gagasan terhadap objek yang dilihatnya ke dalam bentuk tulisan. Selain itu, juga dapat melatih kelancaran tulis menulis, perluasan penguasaan kosa kata, serta pengembangan diri anak. Selain itu, Sudjana dan Rivai (1991:57) dalam Yuniarti (2009:15) mengemukakan beberapa manfaat poster dari segi pendidikan yaitu memotivasi, sebagai peringatan, dan pengalaman yang kreatif. 2

Menulis paragraf merupakan satu di antara kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa. Hal tersebut sesuai dengan standar kompetensi yang terdapat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yaitu mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf persuasi dan teks pidato. Sehubungan dengan itu, peneliti memilih SMA Negeri 1 Sungai Raya sebagai tempat penelitian didasari oleh beberapa pertimbangan sebagai berikut. Pertama, sekolah tersebut merupakan sekolah yang banyak diminati oleh siswa lulusan SMP/sederajat, sehingga banyak siswa yang mendaftar ke sekolah tersebut. Kedua, SMA Negeri 1 Sungai Raya ini memiliki prestasi yang tidak kalah dengan SMA yang ada di kota Pontianak. Ketiga, ditinjau dari segi pengajarnya guru yang mengajarkan bahasa Indonesia adalah guru yang memiliki latar belakang pendidikan Strata 1 (S-1) dan Strata 2 (S-2). Keempat, sepengetahuan peneliti, penelitian tentang menulis paragraf persuasi melalui media poster sekolah tersebut belum pernah dilakukan sebelumnaya di lingkungan FKIP Untan. Penelitian yang pernah dilakukan sekaligus sebagai bahan acuan bagi penelitian ini. Pertama, skripsi Herlina Handayani yang berjudul Menulis Karangan Deskripsi Oleh Siswa SMK Negeri 7 Pontianak Tahun Pelajaran 2003/2004, hasil analisisnya ditemukan kebenaran dan kesalahan pada ketepatan pilihan kata, kesesuain pilihan kata, serta kecermatan pilihan kata Kedua, skripsi Megawati Oktaviani yang berjudul Menulis Paragraf Eksposisi di Kelas X Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010 SMA Negeri 1 Rasau Jaya, hasil analisisnya menunjukkan penerapan EYD masih benyak terdapat kesalahan. Menurut Keraf (2004:67) paragraf yang baik dan efektif harus memenuhi syarat-syarat kesatuan, koherensi dan perkembangan alenia. Finoza (2009: 189) menyatakan sebuah paragraf dikatakan mempunyai kesatuan jika seluruh kalimat dalam paragaraf hanya membicarakan satu ide pokok, satu topik/masalah. Berikutnya, Akhadiah dkk., (2006:168) menjelaskan bahwa paragraf dianggap mempunyai kesatuan jika kalimat dalam paragraf itu tidak terlepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik. Kepaduan berarti kesesuaian hubungan antar gagasan dalam paragraf yang berarti juga keserasian hubungan antarkalimat dalam paragraf (Jauhari, 2009:114). Sehubungan dengan hal itu Arifin dan Tasai (2009:117) Agar paragraf menjadi padu digunakan pengait paragraf, yaitu berupa kata kunci (pengulangan kata yang dipentingkan) kata ganti, dan ungkapan penghubung transisi Koherensi paragraf akan terwujud jika hubungan kalimat berjalan mulus dan lancar serta logis. Tulisan yang koherensi berisi persoalan yang dikemukan saling berhubungan, jelas dan masuk akal. Menulis paragraf memerlukan penyusunan dan pengekspresian gagasangagasan penunjang. Gagasan pokok dari sebuah paragraf hanya akan jelas kalau diperinci dengan gagasan-gagasan penunjang. Setiap gagasan penunjang dapat dituangkan ke dalam satu kalimat penunjang atau lebih. Menulis sebuah paragraf merupakan usaha mengembangkan beberapa kalimat topik. Dengan demikian, dalam paragraf seorang penulis harus mengembangkan paragraf demi paragraf. Oleh sebab itu, pada saat membuat paragraf, seorang penulis harus hemat dalam menempatkan kalimat topik dalam arti satu paragraf hanya mengandung sebuah 3

kalimat topik. Menurut Arifin dan Tasai (2009:129) teknik pengembangan paragraf itu secara garis besarnya ada dua macam yaitu menggunakan ilustrasi dan menggunakan analisis. Persuasi mula-mula memaparkan gagasan dengan alasan, bukti, atau contoh untuk meyakinkan pembaca. Kemudian diikuti dengan ajakan, bujukan, rayuan, imbauan, atau saran kepada pembaca. Paragraf persuasi adalah paragraf yang bertujuan membuat pembaca percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan yang berupa fakta, pendapat, gagasan, ataupun perasaan seseorang. Dalam paragraf persuasi fakta-fakta yang relevan dan jelas harus diuraikan sedemikian rupa sehingga kesimpulannya dapat diterima secara meyakinkan. Sejalan dengan itu, Keraf (2004:118) menyatakan bahwa persuasi adalah suatu seni verbal yang bertujuan untuk menyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pembicara pada waktu ini atau pada waktu yang akan datang. Karena tujuan terakhir adalah agar pembaca atau pendengar melakukan sesuatu, maka persuasi dapat dimasukkan pula dalam cara-cara untuk mengambil keputusan. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Peneliti menggambarkan keadaan yang sebenarnya tentang menulis paragraf persuasi melalui media poster oleh siswa kelas XG SMA Negeri 1 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya, agar jelas keadaan dan kondisinya. Metode deskriptif merupakan metode yang menggambarkan secara jelas tentang suatu hal atau permasalahan sekaligus menerangkan hubungan, serta mendapatkan makna dari suatu masalah yang ingin dipecahkan. Metode ini menghasilkan deskripsi yang empiris, objektif, dan sistematis. Oleh karena itu, peneliti menggunakan metode ini karena dapat menggambarkan bentuk kesalahan sebuah paragraf persuasi yang memenuhi kriteria atau syarat-syarat paragraf yang baik, sehingga menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis serta dengan metode ini pada akhirnya peneliti dapat menjawab permasalahan yang telah dirumuskan. Bentuk penelitian yang peneliti gunakan adalah kualitatif, karena data yang peneliti kumpulkan berupa kata-kata/kalimat/paragraf. Bentuk penelitian ini mengutamakan kata-kata atau ujaran maupun kalimat/paragraf tertulis apa adanya yang diperoleh dari sumber data. Dalam penelitian ini datanya dinyatakan dalam bentuk uraian dan dideskripsikan apa adanya. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas XG di SMA Negeri 1 Sungai Raya berjumlah 27 orang,dari sumber data inilah diperoleh informasi berupa data yang peneliti butuhkan untuk dianalisis. Teknik pengumpul data yang peneliti gunakan adalah teknik dokumenter dan studi kepustakaan. Langkah-langkah pengumpulan data yang dilakukan dengan teknik studi dokumenter adalah sebagai berikut: Langkah pertama, peneliti untuk mendapatkan data yaitu mendatangi guru yang bersangkutan (guru bidang studi Bahasa Indonesia), menjelaskan tujuan pengambilan data paragraf persuasi siswa. Langkah kedua,yaitu peneliti menjelaskan kepada guru tersebut hal-hal yang akan diteliti oleh peneliti (aspek-aspek yang akan diteliti atau dinilai), guru menjelaskan indikator-indikator yang berkaitan dengan aspek-aspek 4

yang terdapat dalam paragraf persuasi. Hal ini bertujuan agar siswa memahami hal-hal yang harus ada dalam paragraf persuasi kapada siswa. Langkah ketiga, yaitu pemberian tugas untuk membuat paragraf persuasi kepada siswa. Langkah keempat, yaitu pengumpulan hasil paragraf siswa yang telah selesai dikerjakan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Berdasarkan hasil dokumentasi yang telah peneliti lakukan terhadap ke-27 siswa ditemukan 276 tulisan paragraf. Paragraf yang berjumlah 276 berdasarkan aspek kesatuan, kepaduan, pengembangan, dan karakteristik paragraf persuasi. Sebagaimana dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini. Tabel 4.1 Paragraf Persuasi Berdasarkan Aspek Penulisan Paragraf Persuasi Siswa Kelas XG SMA Negeri 1 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya PARAGRAF PERSUASI NO. ASPEK YANG DITELITI Sesuai Tidak Sesuai Jumlah % Jumlah % 1. Kesatuan 74 33% 9 17% 2. Kepaduan 60 27% 23 43% 3. Pengembangan 64 29% 19 35% 4. Karakteristik Paragraf Persuasi 24 11% 3 6% Jumlah 222 54 Berdasarkan tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa yang pertama, aspek kesatuan paragraf yang dibuat oleh siswa yang sesuai berjumlah 74 paragraf (33%), sedangkan yang tidak sesuai dengan aspek kesatuan paragraf berjumlah 9 paragraf (17%). Kedua, aspek kepaduan paragraf dibuat oleh siswa yang sesuai berjumlah 60 paragraf (27%), sedangkan yang tidak sesuai dengan aspek kepaduan paragraf berjumlah 23 paragraf (43%). Ketiga, aspek pengembangan paragraf dibuat oleh siswa yang sesuai berjumlah 64 paragraf (29%), sedangkan yang tidak sesuai dengan aspek pengembangan paragraf berjumlah 19 paragraf (35%). Keempat, karakteristik paragraf persuasi dibuat oleh siswa yang sesuai berjumlah 24 siswa (11%), sedangkan yang tidak sesuai dengan karakteristik paragraf persuasi berjumlah 3 siswa (6%). Pembahasan 1. Analisis Kesatuan Paragraf Sebuah paragraf dikatakan mempunyai kesatuan jika seluruh kalimat dalam paragraf hanya membicarakan satu ide pokok, satu topik/masalah (Finoza, 2009:189). Berikutnya, Akhadiah dkk., (2006:168) menjelaskan bahwa paragraf dianggap mempunyai kesatuan jika kalimat dalam paragraf itu tidak terlepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik. 5

Dari hasil dokumentasi, ditemukan bahwa terdapat tulisan paragraf persuasi yang tidak sesuai dengan aspek kesatuan. Paragraf ini dikatakan kurang baik, karena dalam satu paragraf terdapat 3 (tiga) gagasan utama/ide pokok. Pertama, gagasannya tentang pengguna narkoba, yang terdapat pada kalimat Narkoba sudah banyak penggunanya. Gagasan kedua yaitu gagasan tentang sebab menggunakan narkoba, terdapat pada kalimat Hal ini diakibatkan karena para pelajar banyak mengikuti pergaulan bebas dan ajakan teman-teman. Ketiga, gagasan mengenai dampak narkoba, terlihat pada kalimat Akibatnya, banyak pelajar yang mengonsumsi narkoba dan meninggalkan sekolah karna narkoba. Jadi, paragraf pertama tersebut tidak memiliki kesatuan paragraf. Paragraf yang baik, seharusnya hanya terdapat satu ide pokok saja. Agar paragraf memiliki kesatuan maka paragraf tersebut dipisahkan berdasarkan ide pokok yang ada artinya seluruh kalimat yang terdapat dalam paragraf menyatakan hal yang sama dan kalimat-kalimat itu secara utuh membina sebuah paragraf berdasarkan pikiran utama. Berikut ini kutipan paragraf pertama Narkoba sudah banyak penggunanya. Pengguna narkoba sudah banyak terjadi dikalangan pelajar. Hal ini diakibatkan karena para pelajar banyak mengikuti pergaulan bebas dan ajakan teman-teman. Akibatnya, banyak pelajar yang mengonsumsi narkoba dan meninggalkan sekolah karna narkoba. 2. Analisis Kepaduan Paragraf Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara sistematis, logis, mudah dipahami, dan melalui ungkapan-ungkapan (kata-kata) pengait antarkalimat. Urutan yang logis akan terlihat dalam susunan kalimatkalimat dalam paragraf. Koherensi atau kepaduan yang baik itu terjadi apabila hubungan timbal balik antara kalimat-kalimat yang membina paragraf itu baik, wajar dan mudah dipahami tanpa kesulitan (Jauhari, 2009:114). Dari hasil dokumentasi, ditemukan bahwa terdapat tulisan paragraf persuasi yang tidak sesuai dengan aspek kepaduan. Paragraf ini dikatakan kurang baik, karena terdapat ketidakpaduan hubungan antarkalimat. Ketidakpaduan tersebut disebabkan terjadinya pengulangan kata pengguna yang seharusnya tidak perlu dituliskan kembali, seperti pada kalimat Menjadi pengguna narkoba itu hanya merugikan diri sendiri bagi pengguna. Selain itu, kata diri sendiri sudah menunjukkan arti yang sama dengan pengguna seharusnya tidak perlu karena pemborosan kata. Selain itu, terdapat kalimat yang topiknya belum selesai dikembangkan (kalimat kesengsaraan. ) sudah membicarakan topik kalimat yang baru (kalimat kesenangan ). Akhirnya, topik kalimat yang belum selesai tersebut diulang kembali (kalimat Pengguna hanya merasakan kesengsaraan.), dan menjadikan kalimat tersebut tidak sistematis. Berkaitan dengan kalimat sebelumnya yaitu Pengguna tidak merasakan kesenangan, tetapi hanya merasakan kesengsaraan, maka yang perlu diceritakan terlebih dahulu adalah tentang kesenangan, selanjutnya tentang kesengsaraan. Dalam menjelaskan kesengsaraan, penulis memberikan contoh kesengsaraan yang akan dirasakan oleh pengguna narkoba, namun kalimat tersebut tidak padu 6

karena tidak ada kata transisi atau pengait paragraf seperti, selain itu dan juga. Berikut kutipan paragraf kedua Akibat yang sangat jadi pengaruh bagi pengguna maka jauhi. Menjadi pengguna narkoba itu hanya merugikan diri sendiri bagi pengguna. Pengguna tidak merasakan kesenangan, tetapi hanya merasakan kesengsaraan. Kesengsaraan tidak hanya pengguna yang merasakan, tetapi orang-orang yang terdekat, keluarga, orang tua, sahabat dan teman-teman merasakan kesengsaraan dan kecewa. Kesenangan tidak dirasakan oleh pemakai narkoba, tetapi setanlah yang merasakan kesenangan dengan apa yang terjadi akibat bagi pengguna. Pengguna hanya merasakan kesengsaraan, seperti ditangkap polisi, dijauhkan dari teman-teman dan terutama membuat orang tua pengguna kecewa. 3. Analisis Pengembangan Paragraf Dalam sebuah paragraf ada kalimat utama dan kalimat penjelas. Kalimat penjelas yang merupakan pengembangan kalimat utama sebaiknya dibuat dalam beberapa kalimat. Apabila kalimat utama hanya dikembangkan dengan satu kalimat penjelas, maka paragraf tersebut menjadi kurang maknanya dan akan sulit dipahami pembaca. Oleh karena itu, dengan adanya pengembangan kalimat penjelas yang sesuai dengan kalimat utama, maka isi paragraf akan menjadi lebih baik sehingga mudah dipahami. Dari hasil dokumentasi ditemukan bahwa dalam satu paragraf hanya terdiri satu kalimat yaitu gagasan utama atau kalimat topik, sedangkan pengembangan kalimat atau kalimat penjelas yang berfungsi menunjang kejelasan kalimat utama tidak ada. Dengan kata lain, kalimat utama yakni pada kalimat Selain dijauhi teman-temannya tidak dikembangkan. Dari paragraf tersebut terlihat bahwa hanya menggunakan teknik pengembangan paragraf akibat sebagai ide pokok paragraf atau gagasan utama, sedangkan sebab sebagai pengembangan ide pokok tidak ada. Teknik sebab akibat, yaitu dalam hal ini sebab dapat sebagai gagasan utama sedangkan akibat sebagai pengembangannya. Akan tetapi, dapat pula sebaliknya (Keraf, 2004:84). Berikut kutipan paragraf ketiga Selain dijauhi teman-temannya, anak tersebut pun akan ditangkap oleh polisi, dan masa depan anak tersebut akan hancur, setan-setanpun akan senang dapat menggoda manusia. 4. Analisis Karakteristik Paragraf Persuasi Paragraf persuasi adalah paragraf yang bertujuan membuat pembaca percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan yang berupa fakta, pendapat, gagasan, ataupun perasaan seseorang. Keraf (2004:118) menyatakan bahwa persuasi adalah suatu seni verbal yang bertujuan untuk menyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pembicara pada waktu ini atau pada waktu yang akan datang. Karena tujuan terakhir adalah agar pembaca atau pendengar melakukan sesuatu, maka persuasi dapat dimasukkan pula dalam cara-cara untuk mengambil keputusan. 7

Dari hasil dokumentasi ditemukan paragraf yang tidak memenuhi aspek karakteristik paragraf persuasi artinya isi dari paragraf kurang baik karena tidak ada kalimat yang mengajak, mengimbau, dan mempengaruhi agar jangan menggunakan/mengonsumsi narkoba. Selain itu, dalam paragraf tersebut penjelasan atau pemaparan gagasan masalah tidak dilakukan secara detail, terdapat fakta-fakta yang tidak relevan dan tidak jelas. Paragraf yang baik seharusnya diuraikan sedemikian rupa sehingga kesimpulannya dapat diterima secara meyakinkan. Selain itu, tidak terdapat kalimat yang berisi ajakan, bujukan, imbauan atau saran. Ciri-ciri paragraf persuasi yaitu persuasi berasal dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya, dan memerlukan fakta dan data. Paragraf persuasi bertujuan membuat pembaca percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan yang berupa fakta, pendapat, gagasan, ataupun perasaan seseorang. Dengan menggunakan kalimat yang bersifat membujuk, kalimat dalam satu paragraf akan lebih bermakna dan memiliki arti, sebagaimana paragraf berikut ini. Masalah di lingkungan masyarakat Indonesia telah memakai obat-obatan atau narkoba yang sebenarnya telah dilarang pemerintah atau masyarakat Pengaruh narkoba tersebut mengakibatkan hal-hal yang positif berubah menjadi negatif, bila pemakai narkoba tersebut terus-menerus memakai Semua orang tahu bahwa narkoba adalah obat-obatan terlarang. Dan narkoba bisa membuat tubuh menjadi lemah atau organ-organ di dalam. Oleh sebab itu, sebelum melakukan sesuatu lebih baik dipikirkan terlebih dahulu sebelum menyesal nantinya. Mulai sekarang marilah kita jauhi obat-obatan terlarang, berfikirlah positif, dan cerdas dalam bergaul.(contoh kalimat yang membujuk/mengajak) SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa masih terdapat kesalahan penulisan paragraf persuasi apabila dilihat dari aspek kesatuan, kepaduan, pengembangan, dan karakteristik paragraf persuasi. Berdasarkan aspek kesatuan ditemukan 17% paragraf yang tidak sesuai, 43% paragraf yang tidak sesuai dengan aspek kepaduan, 35% paragraf yang tidak sesuai dengan aspek pengembangan, dan 6% paragraf yang tidak sesuai dengan aspek karakteristik paragraf persuasi. Ketidaksatuan paragraf tersebut dikarenakan dalam satu paragraf tidak memiliki kejelasan gagasan utamanya (ide pokok) artinya dalam satu paragraf terdapat dua gagasan atau dua ide pokok. Ketidakpaduan terjadi karena antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain tidak terdapat pengait kalimat/paragraf. Selain itu, penyusunan kalimat tidak sistematis, logis, dan kurang tepatnya penggunaan kata atau frasa transisi/ungkapan-ungkapan (katakata) baik antarkalimat maupun antarparagraf. Dari aspek pengembangan dalam paragraf persuasi masih banyak terdapat ide pokok atau gagasan utama yang tidak 8

dikembangkan atau pengembangan paragraf tidak tepat. Paragraf tersebut kurang merinci gagasan utama atau ide pokok paragraf ke dalam gagasan pengembang, ide pokok atau gagasan utama kurang jelas, dan tidak memperhatikan unsur kesatuan dan kepaduan paragraf. Sedangkan dari aspek karakteristik paragraf persuasi masih terdapat paragragraf yang kurang memaparkan gagasan dengan menyertakan alasan, bukti atau contoh untuk meyakinkan pembaca, tidak dengan fakta dan data secara detail, serta tidak ada kalimat yang berisi ajakan, bujukan, himbauan atau saran. Saran Peneliti menyampaikan saran berdasarkan hasil penelitian sebagai bahan pertimbangan kepada berbagai pihak yaitu sebagai berikut: (1) Upaya peningkatan keterampilan siswa dalam menulis paragraf persuasi harus terus dilakukan terutama mengenai syarat-syarat pembentukan paragraf yaitu kesatuan, kepaduan, pengembangan dan karakteristik paragraf persuasi, sehingga kalimat dan paragraf yang dihasilkan sudah baik dan benar, (2) Diharapkan guru mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi keterampilan siswa di sekolah khususnya dalam menulis paragraf persuasi, sehingga dapat dilakukan upaya-upaya keterampilan siswa tersebut, (3) Pihak sekolah diharapkan dapat menyediakan media pembelajaran yang memadai untuk mempermudah guru dalam penyampaian materi sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan lancar serta dapat meningkatkan mutu pendidikan, dan (4) Bagi peneliti selanjutnya agar memperhatikan penggunaan huruf kapital, huruf kecil, kata baku, penggunaan tanda koma (,) dan tanda titik (.) sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). DAFTAR RUJUKAN Akhadiah, Sabarti, dkk. 2006. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Arifin, Zaenal dan Tasai, S. Amran. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo. Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Finoza, Lamuddin. 2009. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia Jauhari, Heri. 2009. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: CV Pustaka Setia. Keraf, Gorys. 2004. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. 2005. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo 9

Yuniarti. 2009. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Menulis Karangan Persuasi dengan Media Postr Iklan Bertema Lingkungan pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Bantarbolang Kabupaten Pemalang. Skripsi. 10