HUBUNGAN ANTARA AKTIFITAS FISIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA DESA BANJAREJO KECAMATAN NGANTANG KABUPATEN MALANG ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. melaksanakan tugasnya dengan baik (Depkes, 2006). Dalam sebuah negara

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

populasi yang rentan atau vulnerable sebagai akibat terpajan risiko atau akibat buruk dari masalah kesehatan dari keseluruhan populasi (Stanhope dan

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat

PENGARUH POSISI TIDUR MIRING TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA PERMADI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kejadian yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia karena

PERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA WANITA MIDDLE AGE YANG MENGIKUTI SENAM DAN TIDAK SENAM DI KELURAHAN BANDUNGREJOSARI MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

PERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MELAKUKAN SENAM DAN TIDAK SENAM DI WILAYAH KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan sejak bayi,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada berbagai kalangan, terjadi pada wanita dan pria yang berumur. membuat metabolisme dalam tubuh menurun, sehingga proses

BAB I PENDAHULUAN. Menurut penelitian Pratiwi (2010) menopause adalah. keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

ABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD Dr. MOEWARDI

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan darah adalah tenaga pada dinding pembuluh darah arteri saat

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik responden yang mempengaruhi tekanan darah. rentang tahun dan lansia akhir pada rentang tahun.

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIFITAS FISIK DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANJUT USIA DI DESA PUCANGAN KECAMATAN KARTASURA

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan

AKTIVITAS FISIK DAN OLAHRAGA UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS DAN HIPERTENSI PUSKESMAS DTP CIKALONG KULON 9 APRIL 2015

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU

INTISARI. Kata kunci: tekanan darah, dataran tinggi, dataran rendah.

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit yang berkaitan dengan faktor penuaanpun meningkat, seiring

memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa dihindari. Lanjut usia (lansia) menurut Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Hidayat, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

BAB I PENDAHULUAN. Dunia atau World Health Organization (WHO) (2014), mendeklarasikan

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. darah sistolik (TDS) maupun tekanan darah diastolik (TDD)

Bab 1: Mengenal Hipertensi. Daftar Isi

Disusun Oleh : MIA JIANDITA

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB I PENDAHULUAN. 7%, sehingga Indonesia mulai masuk dalam kelompok negara berstruktur

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari aktivitas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 29 orang, PNS yang mengajar di SD N Pujokusuman 1 Yogyakarta sebanyak

Pola Tekanan Darah Pada Lansia di Posyandu Lansia Kelurahan Padang Pasir Padang Januari 2014

BAB I PENGANTAR. menjadi faktor resiko ketiga terbesar penyebab kematian dini (Kartikasari A.N.,

PELAKSANAAN SENAM JANTUNG SEHAT UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WHERDA KASIH SAYANG IBU BATUSANGKAR

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. killer) diantara pembunuh lainnya seperti diabetes, hiperkolesterolemia dan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkannya. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, maka dapat menimbulkan penyakit hipertensi.

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2004, dalam

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas. Menurut The Seventh Report of The Joint National

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kegemukan ( overweight) merupakan salah satu

Sarah Youna Moniung Rolly Rondonuwu Yolanda B. Bataha

Mengetahui Hipertensi secara Umum

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tenggara. RSUD Dr. Moewardi memiliki beberapa program

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kemunduran (Padila, 2013). Penuaan biasanya diikuti dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena


BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA AKTIFITAS FISIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA DESA BANJAREJO KECAMATAN NGANTANG KABUPATEN MALANG Egas A. Da Costa Xavier 1), Swito Prastiwi 2), Mia Andinawati 3) 1) Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2) Dosen Program Studi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang 3) Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang E-mail: egas@graduate.org ABSTRAK Penurunan aktivitas fisik pada lansia meningkatkan resiko hipertensi.penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan tekanan darah pada lansia di Posyandu Lansia Desa. Desain penelitian yaitu analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel sebanyak 30 responden ditentukan dengan teknik purposive sampling.aktivitas fisik diukur menggunakan instrumen General Practise Physical Activity Questionnaire (GPPAQ).Data dianalisis menggunakan uji korelasi Pearson Product Momonet.Aktivitas fisik responden tergolong dalam kategori sedang (70%). Tekanan darah pada lansia dengan hipertensi tahap I sebesar 56,7%. Hasil analisa bivariat menunjukkan p value (0,029)< α (0,05) yang berarti ada hubungan antara aktivitas fisik dengan tekanan darah pada lansia. Lansia disarankan untuk melakukan aktivitas fisik yang rutin misalnya berjalan dengan kecepatan rata-rata selama 30 menit setiap hari, bersepeda dan senam serta melakukan pemeriksaan secara teratur. Kata Kunci : Aktivitas fisik, general practise physical activity questionnaire, lansia, tekanan darah. 343

THE RELATIONSHIP BETWEEN PHYSICAL ACTIVITIES WITH BLOOD PRESSURE OF ELDER PEOPLE IN BANJAREJO, MALANG ABSTRACT Decreased physical activity in the elderly increases the risk of hypertension. This study aimed to determine the relationship between physical activities with blood pressure of elder people in Banjarejo, Malang The research design was observational analysiswith cross sectional approach. The sample of 30 respondents was determined by purposive sampling technique. Physical activity was measured using the General Practice Physical Activity Questionnaire (GPPAQ) instrument. Data were analyzed using Pearson Product Momonet correlation test. Physical activities of respondents belong to medium category (70%). Blood pressure in elderly with first stage hypertension was 56.7%. The result of bivariate analysis showed p value (0.029)< α (0.05) which means there was relationship between physical activity with blood pressure of elder people. Elder people are suggested to do regular physical activities such as walking at an average speed of 30 minutes per day, cycling and gymnastics and have regular check up. Keywords: Physical activities, general practise physical activity questionnaire, elder people, blood pressure. PENDAHULUAN Hasil sensus penduduk tahun 2010 menunjukkan jumlah penduduk lansia di Indonesia sebanyak 18,04 juta orang atau 7,59% dari keseluruhan penduduk. Jumlah penduduk lansia perempuan (9,75 juta orang) lebih banyak dari jumlah penduduk lansia laki-laki (8,29 juta orang). Sebarannya jauh lebih banyak di daerah perdesaan (10,36 juta orang) dibandingkan di daerah perkotaan (7,69 juta orang). Jika dilihat menurut kelompok umur, jumlah penduduk lansia terbagi menjadi lansia muda (60-69 tahun) sebanyak 10,75 juta orang, lansia menengah (70-79 tahun) sebanyak 5,43 juta orang, dan lansia tua (80 tahun ke atas) sebanyak 1,86 juta orang (BPS, 2013). Perubahan fisik pada lansia yang dapat menjadi suatu kondisi lansia terserang penyakit, seperti perubahan kardiovaskuler yaitu menurunnya elastisitas pembuluh darah, perubahan pada respirasi yaitu menurunnya 344

kekuatan otot-otot pernafasan, serta perubahan pada pendengaran dan perubahan pada penglihatan. Terdapat beberapa macam penyakit yang bisa menimpa para lansia antara lain: hipertensi, diabetes mellitus, jantung koroner, stroke, katarak, dan lain sebagainya. Prevalensi hipertensi di Amerika Serikat pada tahun 2010 sebanyak 77,9 juta, pada tahun 2030 diperkirakan meningkat sebanyak 7,2% dari estimasi tahun 2010. Persentase pria yang menderita hipertensi lebih tinggi dibanding wanita hingga usia 45 tahun dan sejak usia 45-64 tahun persentasenya sama, kemudian mulai dari 64 tahun ke atas, persentase wanita yang menderita hipertensi lebih tinggi dari pria. Sejak tahun 1999 hingga 2009, angka kematian akibat hipertensi meningkat sebanyak 17,1% dengan angka kematian akibat komplikasi hipertensi mencapai 9,4 juta per tahunnya (WHO, 2010). Aktivitas fisik/ bergerak adalah setiap gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi (pembakaran kalori).aktivitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik dan mental, serta mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari.tetap aktif, artinya diharapkan lansia hidup sederhana, santai, aktif dalam berorganisasi, aktif dalam kegiatan sosial, berkarya, selalu mengembangkan hobi dan berolahraga, dalam melaksanakan aktivtas harus disesuaikan dengan kemampuan, serta bergerak secara teratur atau kontinu. Masalah kesehatan yang sering menimpa lansia yaitu hipertensi yang bisa menjadi awal dari berbagai masalah kardiovaskuler lainnya yang lebih gawat. Kejadian hipertensi sangat tinggi pada lansia, yaitu 60%-80% pada usia diatas 65 tahun. Tidak sedikit orang yang menganggap penyakit hipertensi pada lansia adalah hal biasa sehingga mayoritas masyarakat menganggap remeh penyakit ini. Hipertensi dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi antara lain gagal jantung dan stroke. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmhg dan tekanan diastolik diatas 90 mmhg. Berdsarkan hasil penelitian, perbedaan tekanan darah usia lanjut yang mengikuti senam lanjut usia dan tidak mengikuti senam lanjut usia, didapatkan hasil, aktivitas fisik pada usia lanjut yang dilakukan secara rutin akan mengurangi resiko penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah yang akhirnya akan menjaga elastisitasnya. Kesimpulannya, bahwa ada kecenderungan tekanan darah lebih tinggi dan frekuensi denyut nadi lebih cepat pada usia lanjut yang tidak 345

mengikuti senam dibanding dengan usia lanjut yang mengikuti senam dimana perbedaan secara statistik cukup bermakna. Olahraga dapat menurunkan risiko penyakit jantung koroner melalui mekanisme penurunan denyut jantung dan tekanan darah, penurunan tonus simpatik, meningkatkan diameter arteri koroner, dan sistem kolateralisasi pembuluh darah.melalui kegiatan olahraga, jantung dapat bekerja secara lebih efisien, frekuensi denyut nadi berkurang, namun kekuatan memompa jantung semakin kuat. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan oleh Ismanto (2013) lebih mengacu pada tekanan darah lansia dengan hipertensi dan mengkaji aktivitas olahraga, senam, renang, bersepeda, belum ada penelitian tentang aktifitas fisik pada lansia sehat, pada lansia yang sehat belum tentu tidak mengalami tekanan darah tinggi. Hasil studi pendahuluan pada 09 April 2016 menunjukkan jumlah lansia di lima tempat posyandu lansia desa Banjarejo yakni Posyandu Laju I sebanyak 60 orang, posyandu Laju II sebanyak 30 orang, Posyandu Babeh sebanyak 30 orang, Posyandu Selobrojo sebanyak 30 orang dan posyandu Turus sebanyak 30 orang. Total seluruh populasi lansia di lima tempat posyandu lansia di Desa Banjarejo sebanyak 180 orang, dan yang mengalami hipertensi sebanyak 70 orang (38,88%). Rata-rata lansia di Desa Banjarejo aktivitas sehari-harinya adalah berkebun.tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara aktivitas fisik dengan tekanan darah pada lanjut usia di Posyandu Lansia Desa Banjarejo Kecematan Ngantang Kabupaten Malang. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk lanjut usia di lima Posyandu Lansia Desa Banjarejo Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang sebanyak 180 orang dan yang memenuhi syarat dan terpilih menjadi responden sebanyak 30 orang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling. Kriteria inklusi subyek penelitian yang terlibat antara lain a) lansia yang bertempat tinggal di Desa Banjarejo, b) lansia yang telah terdaftar sebagai peserta posyandu lansia Desa Banjarejo, c) lansia yang mengikuti kegiatan posyandu lansia di Desa Banjarejo, d) lansia yang bersedia menjadi responden, dan e) lansia yang tidak sedang menderita diabetes mellitus, stroke dan sehat mentalnya. Penelitian dilakukan dengan mengobservasi aktivitas fisik 346

lansia selama seminggu kemudian data tekanan darah diambil pada hari ke-8. Aktivitas fisik digolongkan dalam kategori ringan, sedang, dan berat.tekanan darah digolongkan menjadi normal, prehipertensi, hipertensi tahap I dan hipertensi tahap II.Data dianalisis menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Karakteristik umum responden Karakteristik f (%) Jenis Kelamin Laki-laki 2 6,7 Perempuan 18 93,3 Umur 45-59 tahun 15 50 60-74 tahun 14 46,7 75-89 tahun 1 3,3 > 90 tahun 0 0 Tingkat Tidak tamat 17 56,7 Pendidikan SD SD 10 33,3 SMP 3 10 Pekerjaan Tani 21 70 Swasta 6 20 Tidak 3 10 Bekerja Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa sebanyak 93,3% responden berjenis kelamin perempuan, sebanyak 50% responden berumur 45-59 tahun, sebanyak 56,7% responden tidak tamat SD, dan 70% bekerja sebagai petani. Tabel 2. Karakteristik responden berdasarkan tekanan darah di posyandu lansia Desa Banjarejo Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang 2016 Tekanan Darah f (%) Prehipertensi 5 16,7 Hipertensi Tahap I 17 56,7 Hipertensi Tahap II 8 26,7 Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa sebagian besar responden (56,7%) mengalami hipertensi tahap I. Ringan Sedang Aktivitas Fisik 21 (70%) 9 (30%) Gambar 1. Distribusi karakteristik responden berdasarkan tingkat aktivitas fisik di posyandu lansia Desa Banjarejo Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang 2016. Berdasarkan Gambar 1 diketahui bahwa sebagian besar (70%) aktivitas fisik responden masuk kategori sedang. 347

Tabel 3. Tabulasi silang aktivitas fisik dengan tekanan darah pada lansia di posyandu lansia Desa Banjarejo Kecamatan Nagantang Kabupaten Malang Tekanan Darah Prehipertensi Hipertensi Tahap I Hipertensi Tahap II Aktivitas Fisik Ringan Sedang (%) (%) Total (%) 1 (3,3) 4 (13,3) 5 (16,7) 3 (10) 14 (46,7) 17 (56,7) 5 (16,7) 3 (10) 8 (26,7) Total 9 (30) 21 (70) 30 (100) Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa hipertensi tahap I menduduki urutan tertinggi dengan aktivitas fisik tingkat sedang dengan jumlah responden sebanyak 14 responden (46,7%) dan hipertensi tahap II dengan tingkat aktivitas fisik sedang dengan jumlah responden terendah yaitu 3 responden (10%). Tingkat Aktivitas Fisik Lansia Sebagian besar responden memiliki aktivitas fisik sedang sejumlah 21 responden (70%) dan ringan sejumlah 9 responden (30%) (Gambar 1). Kegiatan sedang tersebut merupakan kegiatan yang dilakukan paling sedikit 10 menit tanpa henti, dan merupakan pergerakan tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga cukup besar, dengan kata lain bergerak yang menyebabkan nafas sedikit lebih cepat dari biasanya. Pergerakan tubuh yang dimaksud yaitu dapat dilakukan untuk menghindari berbagai macam penyakit seperti penyekit jantung, stroke, osteoporosis, kanker, diabetes melitus dan termasuk tekanan darah tinggi atau hipertensi.pergerakan tubuh yang membutuhkan tenaga cukup besar tersebut juga bermanfaat untuk kekuatan dan kelenturan otot serta membuat tulang menjadi lebih kuat, secara keseluruhan keadaan kesehatan menjadi lebih baik.sebagaimana yang dipaparkan WHO, kurangnya aktivitas fisik merupakan faktor risiko independen untuk penyakit kronis, dan secara keseluruhan diperkirakan menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010). Aktivitas fisik sedang kebanyakan dilakukan oleh lansia muda umur 45-59 tahun yang pekerjaannya adalah petani. Data yang tersaji pada Tabel 1 menunjukkan bahwa umur responden dengan jumlah terbanyak adalah umur 45-59 tahun sebanyak 15 responden (49,9%). Berdasarkan pekerjaan responden diketahui bahwa lansia dengan jenis pekerjaan terbanyak adalah petani dengan jumlah 21 responden (70%). Jumlah responden dengan pekerjaan petani terbanyak, hal tersebut di pengaruhi oleh tingkat pendidikan yang rendah yaitu tidak tamat sekolah dasar sebanyak 17 responden (56,7%) dan didukung dengan lahan perkebunan yang luas. 348

sehingga di Desa Banjarejo Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang mayoritas pekerjaan responden adalah berkebun atau bertani. Tekanan Darah Lansia Berdasarkan Tabel 2 diketahui bhawa sebagian besar responden hipertensi tahap I berjumlah 17 responden (56,7%) sedangkan jumlah responden paling kecil tergolong prehipertensi sebanyak 5 responden (16,7%) (Tabel 2). Adapun hal-hal yang menyebabkan hipertensi pada lansia sebagai responden pada penelitian yang dilakukan pada tanggal 02 Juni 2016 di Desa Banjarejo Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang adalah karena lansia yang sudah jarang melakukan pekerjaan atau aktivitas fisik, aktivitas fisik yang dilakukan cenderung pada aktivitas fisik sedang yaitu 21 responden (70%). Tekanan darah akan meningkat seiring dengan bertambahnya umur seseorang. Individu yang berumur diatas 60 tahun, 50-60% mempunyai tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmhg. Hal itu merupakan pengaruh degenerasi yang terjadi pada orang yang bertambah usianya. Pernyataan tersebut sesuai dengan temuan peneliti dimana responden terbanyak hipertensi tahap I, dan umur responden adalah usia pertengahan. Ditinjau dari perbandingan antara laki-laki dan perempuan, ternyata terdapat angka yang cukup bervariasi. Laki-laki mengalami perubahan tekanan darah pada usia akhir tiga puluhan, sedangkan pada perempuan, mengalami perubahan tekanan darah setelah menopause. Tekanan darah pada wanita khususnya sistolik, meningkat lebih tajam sesuai usia. Setelah usia 55 tahun perempuan memang mempunyai risiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi. Salah satu penyebab terjadinya pola tersebut adalah perbedaan hormon kedua jenis kelamin.produksi hormon estrogen menurun saat menopause sehingga tekanan darah meningkat. Hubungan Aktivitas Fisik dan Tekanan Darah Lansia Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa hasil analisa data berupa tabulasi silang tentang hubungan antara aktivitas fisik dengan tekanan darah pada lansia di Posyandu Lansia Desa Banjarejo Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang menunjukkan bahwa hipertensi tahap I menduduki urutan tertinggi dengan aktivitas fisik tingkat sedang dengan jumlah responden sebanyak 14 responden (46,7%) dan hipertensi tahap II dengan tingkat aktivitas fisik sedang dengan jumlah responden terendah yaitu 3 responden (10%). 349

Aktifitas fisik secara teratur tidak hanya menurunkan tekanan darah, tetapi juga menyebabkan perubahan yang signifikan. Aktifitas fisik meningkatkan aliran darah ke jantung, kelenturan arteri dan fungsi arterial.aktivitas fisik juga melambatkan arterosklerosis dan menurunkan resiko serangan jantung. Hasil analisis hubungan antara aktivitas fisik dengan tekanan darah pada lansia yang diperoleh dari hasil uji Pearson Product Moment didapatkan hasil nilai r = 0,399 yang menunjukkan adanya hubungan tingkat korelasi antara aktivitas fisik dengan tekanan darah. Jika aktivitas fisik rendah atau ringan maka tekanan darah tinggi dan sebaliknya jika tekanan darah rendah atau normal maka aktivitas fisik berada pada tingkat sedang atau berat. Berdasarkan koefisien korelasi Pearson Product Moment nilai signifikasi p value= 0,029 < α = 0,05, Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa aktivitas fisik mempunyai dampak yang positif terhadap tekanan darah. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yaitu bahwa ada kaitan antara frekuensi latihan dengan tekanan darah sebesar rho= 0,470 dengan probabilitas 0,000 (p< 0,05). Aktifitas fisik secara teratur tidak hanya menurunkan tekanan darah, tetapi juga menyebabkan perubahan yang signifikan.aktifitas fisik meningkatkan aliran darah ke jantung, kelenturan arteri dan fungsi arterial. Aktivitas fisik juga melambatkan arterosklerosis dan menurunkan resiko serangan jantung dan. Penelitian dari Framingham study (2005) menunjukkan bhwa aktivitas fisik sedang dan berat dapat mencegah kejadian stroke. Selain itu, meta analisis yang dilakukan juga menyebutkan hal yang sama. Hasil analisis pertama menyebutkan bahwa berjalan kaki menurunkan tekanan darah pada orang dewasa sekitar 2%. Analisis kedua pada 54 randomized controlled trial (RCT), aktivitas aerobik menurunkan tekanan darah rata-rata TDS 4 mmhg dan 2 mmhg TDD pada pasien dengan dan tanpa hipertensi. Peningkatan intensitas aktivitas fisik, 30-45 menit per hari penting dilakukan sebagai strategi untuk pencegahan dan pengelolaan hipertensi. Olahraga atau aktivitas fisik yang mampu membakar kalori 800-1000 kalori akan meningkatkan high density lipoprotein (HDL) sebesar 4.4 mmhg. Sebagian besar studi epidimiologi dan studi intervensi olahraga memberikan dukungan tegas bahwa peningkatan aktivitas fisik, durasi yang cukup, intensitas dan jenis sesuai mampu menurunkan tekanan darah secara signifikan, baik dengan tersendiri maupun sebagai bagian dari terapi pengobatan. Aktivitas fisik yang dilakukan 350

secara rutin dapat berpengaruh terhadap tekanan darah terlebih pada lansia yang beresiko terserang tekanan darah tinggi.tekanan darah tinggi dapat dinormalkan dengan melakukan aktivitas fisik yang rutin.sebagaimana yang dikemukakan oleh Leonarld Marvyn dalam Utami (2007), salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi adalah aktifitas fisik.orang yang kurang melakukan aktifitas olahraga, pengontrolan nafsu makannya sangat labil sehingga terjadi konsumsi energi yang berlebihan mengakibatkan nafsu makan bertambah yang akhirnya berat badannya naik dan dapat menyebabkan obesitas. Jika berat badan seseorang bertambah, maka volume darah akan bertambah pula, sehingga beban jantung untuk memompa darah juga bertambah. Semakin besar bebannya, semakin berat kerja jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh sehingga tekanan perifer dan curah jantung dapat meningkat kemudian menimbulkan hipertensi.berjalan kaki menurunkan tekanan darah pada orang dewasa sekitar 2%. Aktivitas aerobik menurunkan tekanan darah rata-rata TDS 4 mmhg dan 2 mmhg TDD pada pasien dengan dan tanpa hipertensi (Whelton dkk., 2002). Peningkatan intensitas aktivitas fisik, 30-45 menit per hari penting dilakukan sebagai strategi untuk pencegahan dan pengelolaan hipertensi. KESIMPULAN 1) Aktivitas fisik responden lanjut usia di Posyandu Lansia Desa Banjarejo Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang adalah sebagian besar dikategorikan sebagai aktivitas fisik sedang. 2) Tekanan darah responden di Posyandu Lansia Desa Banjarejo Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang adalah sebagian besartergolong hipertensi tahap I. 3) Ada hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan tekanan darah pada lanjut usia di Posyandu Lansia Desa Banjarejo Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. 2013. Statistik Penduduk Lanjut Usia. Jakarta: BPS. WHO, 2010, Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ) www.who.int/chp/steps Diakses pada tanggal 01 Mei 2016. Utami, H.M. 2007. Hubungan Antara Kesegaran Jasmani dengan Tekanan Darah pada Karangtaruna Tunas Harapan Usia 20-39 Tahun. Semarang: UNESS. 351