BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk Kompetensi Dasar 15.1 yaitu Menjelaskan alur cerita, pelaku, dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

pembelajaran sejak dasar. Sehubungan dengan empat keterampilan berbahasa, sesungguhnya sangat jarang suatu jenis keterampilan berbahasa digunakan

BAB I PENDAHULUAN. oleh siswa. Sastra terbagi menjadi beberapa jenis misalnya puisi, cerpen, novel,

I. PENDAHULUAN. diperlukan penguasaan matematika sejak dini. Oleh karena itu, selayaknya mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk membenahi, meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang

meningkatkan prestasi belajar siswa disetiap jenjang pendidikan. Salah satu model pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif adalah model

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Widya Lestari Koswara, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan diperlukan suatu proses kegiatan belajar-mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. atau penghargaan ). Belajar yang dapat mencapai tahapan ini disebut dengan belajar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk dapat mengaplikasikanya dalam kehidupan sehari harinya.

I. PENDAHULUAN. Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini semakin hari kualitasnya makin

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. secara komprehensif, baik fisik, mental, maupun emosional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia dipelajari untuk menjadikan peserta didik mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis adalah suatu aspek keterampilan berbahasa dengan

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi kimia SMA Budaya Bandar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Djamarah dan Zain (2006:76), menyatakan Sebagai salah satu sumber

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIC SMPN 3 PALOPO

BAB I PENDAHULUAN. memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tantangan tersebut. Salah satu bentuk kreativitas seorang pendidik dapat. peserta didik dengan peserta didik lainnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Hasil wawancara dengan guru bidang studi kimia kelas XI SMA YP Unila Bandar

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam kegiatan belajar mengajar sehingga harus memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat suatu bangsa. Pendidikan diharapkan mampu

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gresi Gardini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia yang didalamnya terdapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Salah satu jenis pedidikan di Indonesia adalah pedidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa tidak terlepas dari pembelajaran sastra, khususnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Masalah, dan Pembatasan Masalah. Beberapa hal lain yang perlu juga dibahas

JIME, Vol. 2. No. 2 ISSN Oktober 2016

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI WACANA CERKAK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia kelas XI IPA 2 SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Geografi, yang diujikan dalam ujian nasional merupakan pelajaran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakekatnya adalah upaya yang dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menguasai informasi sehubungan dengan topik yang ditulis.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pernapasan manusia adalah sistem organ yang terjadi dalam tubuh manusia. Pada materi ini siswa

BAB I PENDAHULUAN. 1. Tuntas Belum Tuntas Jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu aspek yang paling penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah bidang yang sangat penting terutama di Negara. berkembang seperti Indonesia, karena pendidikan yang berintegritas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi

MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI KOMBINASI MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER DENGAN COURSE REVIEW HORAY

III. METODE PENELITIAN. Metode yang dugunakan dalam penelitian ini termasuk metode penelitian tindakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semua mata pelajaran yang ada di SD tentunya memegang peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, serta mampu

I. PENDAHULUAN. dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya. Dengan. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pencapaian yang saling berhubungan. penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan membaca merupakan dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. karakter dari dinamika di abad ke-21 yang merupakan abad informasi. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. faktor utamanya, sehingga sastra bisa disebut dengan seni bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Matematika merupakan mata pelajaran yang sering. kali menjadi momok bagi siswa. Padahal materi pelajaran matematika

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pengajarannya, oleh karena itu setiap pengajar menginginkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang wajib diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN. menyimak (listening skills); (2) keterampilan berbicara (speaking skills); (3)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA NYARING MELALUI METODE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) PADA KELAS VII D SMP NEGERI 7 PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa mencakup empat aspek keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan menggunakan bilangan dan simbol-simbol serta ketajaman penalaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar tingkat SD/MI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. pendidikan menengah, beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk

Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan pada jenjang sekolah harus lebih

BAB I PENDAHULUAN. penyelesaian masalah bilangan pengertian tersebut terdapat pada Kamus Besar

I. PENDAHULUAN. menuju ke konsep yang lebih kompleks. Hal ini membawa konsekuensi bahwa kesiapan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran kimia di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pondasi utama dalam upaya memajukan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. ke jenjang menengah itu, pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembelajaran matematika dan salah satu tujuan dari materi yang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan dan membina potensi sumber daya manusia melalui berbagai kegiatan belajar maupun mengajar. Salah satu jenis pendidikan di Indonesia adalah pedidikan formal yaitu, pendidikan yang dilakukan secara terstruktur dan terencana seperti pendidikan di sekolah. Pendidikan di sekolah yang diselenggarakan mulai dari tingkat dasar sampai menengah. Salah satu pembelajaran di sekolah adalah mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, di dalamnya terdapat materi mengenai unsur-unsur intrinsik novel remaja. Materi tersebut terangkum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), di kelas VIII semester II. Standar Kompetensi ini diperjelas dalam bentuk Kompetensi Dasar 15.1 yaitu Menjelaskan alur cerita, pelaku, dan latar novel remaja (asli atau terjemahan). Pembelajaran sastra di sekolah dimaksudkan untuk memberikan pengalaman kepada siswa terhadap karya-karya sastra. Selain itu, pembelajaran sastra juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman unsur-unsur instrinsik yang terkandung di dalamnya. Agar siswa dapat memahami karya sastra dengan baik, maka perlunya pemahaman mengenai unsur-unsur intrinsik salah satunya novel. Pembelajaran sastra harusnya menjadi pembelajaran yang menarik, namun kenyataannya pembelajaran sastra di sekolah masih belum memuaskan. 1

2 Hal tersebut didukung dari sebuah penelitian oleh Muryati, dkk dalam jurnal Ilmiah Universitas Tanjung Pura dengan judul Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Memahami Unsur Intrinsik Cuplikan Novel Remaja melalui Media Film Pendek. Hasil penelitian tersebut menunjukkan nilai kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi unsur intrinsik cuplikan novel sesudah diterapkan media pada siklus I yaitu 64,82 dengan presentase 24,99 dan pada siklus II 80,10 dengan presentase 89,28. Faktor permasalahan lain juga didukung dari sebuah penelitian oleh Maya Sagita dalam jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dengan judul Kemampuan Menjelaskan Unsur Intrinsik Novel dengan Metode Diskusi pada Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 20 Satu Atap Pulau Pucung Tahun Pelajaran 2013/2014. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa diperoleh nilai rata-rata kelas yaitu 66. Rendahnya nilai siswa diakibatkan beberapa masalah antara lain siswa kurang tertarik dengan materi yang diajarkan. Hal ini juga terjadi karena metode yang digunakan oleh guru monoton dan kurang kreatif dalam merancang pembelajaran. Hal ini juga didukung dari hasil wawancara dengan guru Bahasa Indonesia SMP Al Washliyah 1 Medan, yaitu Fauziah Balqis, S.Pd. Diperoleh informasi bahwa rata-rata nilai siswa kelas VIII masih di bawah standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70, sedangkan ketuntasan minimal pada pelajaran bahasa Indonesia adalah 75. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan menjelaskan unsur intrinsik novel remaja bagi siswa masih merupakan kegiatan yang tergolong sulit. Ketidakpahaman siswa juga dipengaruhi karena kurangnya minat siswa

3 dalam kegiatan membaca. Siswa tidak dapat memahami isi cerita novel dikarenakan siswa tersebut tidak membacanya dengan baik pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal itu yang menjadi pertimbangan penulis melakukan penelitian di sekolah tersebut. Mengingat masih rendahnya kemampuan siswa dalam memahami unsur intrinsik pada novel remaja, maka perlunya perbaikan agar siswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam pembelajaran sastra. Solusi yang ditawarkan adalah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). Numbered Head Together adalah salah satu jenis model pembelajaran kooperatif dengan cara penomoran berpikir bersama. Model pembelajaran ini dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa dan menuntut keseriusan siswa dalam belajar yang berguna untuk meningkatkan penguasaan akademik siswa. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together mampu menumbuhkembangkan kedisiplinan, minat, kerjasama, keaktifan, dan tanggung jawab siswa. Dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap Kemampuan Memahami Unsur Intrinsik Novel Remaja pada Siswa Kelas VIII SMP Al Washliyah 1 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016.

4 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah-masalah yang teridentifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Nilai rata-rata siswa masih tergolong rendah dalam kegiatan memahami unsur intrinsik novel remaja. 2. Pembelajaran yang digunakan guru kurang menarik bagi siswa. 3. Siswa kurang berminat dalam kegiatan membaca khususnya membaca sastra. C. Pembatasan Masalah Melihat luasnya cakupan masalah yang diidentifikasi, maka penulis akan memfokuskan penelitian dalam melihat adakah pengaruh pada kemampuan memahami unsur intrinsik novel remaja siswa kelas VIII setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). D. Rumusan Masalah Setelah dibatasinya masalah, maka masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana kemampuan siswa kelas VIII SMP Al Washliyah 1 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016 dalam memahami unsur intrinsik novel remaja sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)?

5 2. Bagaimana kemampuan siswa kelas VIII SMP Al Washliyah 1 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016 dalam memahami unsur intrinsik novel remaja sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)? 3. Apakah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) pada siswa kelas VIII SMP Al Washliyah 1 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016? E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk memperoleh kemampuan siswa kelas VIII SMP Al Washliyah 1 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016 dalam memahami unsur intrinsik novel remaja sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). 2. Untuk memperoleh kemampuan siswa kelas VIII SMP Al Washliyah 1 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016 dalam memahami unsur intrinsik novel remaja sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). 3. Untuk memperoleh adanya pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap kemampuan memahami unsur intrinsik novel remaja pada siswa kelas VIII SMP Al Washliyah 1 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016.

6 F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan memahami unsur intrinsik novel remaja dan siswa menjadi lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran sastra. b. Bagi Guru Penelitian ini akan memberi solusi dan masukan bagi guru dalam menggunakan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif terutama dalam pembelajaran memahami unsur intrinsik novel remaja. c. Bagi Peneliti Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam kegiatan belajar dan mengajar, dan menjadi bekal untuk peneliti tentang cara belajar mengajar yang baik. 2. Manfaat Teoretis a. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk referensi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan hal yang sama. b. Dipergunakan sebagai model pembelajaran alternatif bagi guru di sekolah lain dalam pembelajaran unsur intrinsik novel, agar lebih menarik bagi siswa dan meningkatkan prestasi belajar.