BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. manajemen pengelolaan infrastruktur drainase oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan genangan air. sehingga penelitian ini tergolong pada tipe penelitian deskriptif

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang. bertingkat atau permukiman, pertanian ataupun industri.

I. PENDAHULUAN. dan moril. Salah satu fungsi pemerintah dalam hal ini adalah dengan

TUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Tinjauan Umum

PENDAHULUAN 1 BAB I. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan suatu negara kepulauan yang curah hujannya cukup

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik merupakan satu aspek yang penting dalam kehidupan. negara serta wujud dari upaya negara dalam memenuhi kepentingan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM 1.2 LATAR BELAKANG

BAB I. PENDAHULUAN. masyarakat yang bermukim di pedesaan, sehingga mereka termotivasi untuk

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN Uraian Umum

PENANGANAN PERMUKIMAN RAWAN BANJIR DI BANTARAN SUNGAI Studi Kasus: Permukiman Kuala Jengki di Kelurahan Komo Luar & Karame, Kota Manado

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, masalah lingkungan telah menjadi isu pokok di kota-kota

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini. Selama ini air seperti halnya udara telah dianggap oleh manusia sebagai

I. PENDAHULUAN. Jakarta merupakan ibukota Negara Indonesia dan pusat pemerintahan,

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR KUNCI UNTUK PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN KINERJA SISTEM DRAINASE PERKOTAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses pengangkutan dan pengendapan sedimen tidak hanya tergantung pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebuah komplek kampus merupakan kebutuhan dasar bagi para mahasiswa, para

ARTIKEL STRATEGI PENANGANAN KEBENCANAAN DI KOTA SEMARANG (STUDI BANJIR DAN ROB) Penyusun : INNE SEPTIANA PERMATASARI D2A Dosen Pembimbing :

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saluran drainase adalah salah satu bangunan pelengkap pada ruas jalan

LAMPIRAN II HASIL ANALISIS SWOT

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. yang dilaksanakan oleh BPPLH Kota Bandar Lampung belum berjalan optimal

DESKRIPSI PROGRAM UTAMA

BAB 1 PENDAHULUAN I - 1

POHON KINERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG TAHUN 2017 ESELON II ESELON III ESELON IV

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan. Pengelolaan sumber daya air adalah

I. PENDAHULUAN. Hujan merupakan komponen masukan yang paling penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pelayanan mendasar bagi masyarakat kota. Sejalan dengan fungsi ini,

I. PENDAHULUAN. Keberadaan ruang terbuka hijau saat ini mengalami penurunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Drainase Sistem Sungai Tenggang 1

kabel perusahaan telekomunikasi dan segala macam (Setiawan, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Banjir adalah peristiwa meluapnya air hingga ke daratan. Banjir juga

1. BAB I PENDAHULUAN. diikuti kegiatan kota yang makin berkembang menimbulkan dampak adanya. Hasilnya kota menjadi tempat yang tidak nyaman.

PENGARUH PENURUNAN KAPASITAS ALUR SUNGAI PEKALONGAN TERHADAP AREAL HUNIAN DI TEPI SUNGAI TUGAS AKHIR

4/12/2009. Water Related Problems?

1.2 Telah Terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Adanya KSM sebagai pengelola IPAL Komunal yang ada di 6 lokasi

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

Hasil Analisa SWOT Kabupaten Grobogan tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan - 1 -

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan

BAB III METODOLOGI

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. prasarana lingkungan di kawasan Kelurahan Tegalpanggung Kota Yogyakarta ini

Tujuan. Keluaran. Hasil. Manfaat

BAB II RENCANA KEGIATAN KKN REVOLUSI MENTAL

DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN

I. PENDAHULUAN. Pemberlakuan otonomi daerah memberikan kewenangan secara luas kepada

Monitoring dan Evaluasi Capaian SSK

BAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN - 1 -

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral

Ajeng Padmasari Dosen Pembimbing : Ir. Sofyan Rasyid, MT.

KAJIAN KONDISI EMPIRIS DRAINASE KAWASAN PESISIR MENUJU SANITASI BERKELANJUTAN

Faktor penyebab banjir oleh Sutopo (1999) dalam Ramdan (2004) dibedakan menjadi persoalan banjir yang ditimbulkan oleh kondisi dan peristiwa alam

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang hidup bersama sama dalam suatu ruang yang terbatas agar

LAMPIRAN II HASIL ANALISA SWOT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkotaan merupakan pusat segala kegiatan manusia, pusat produsen, pusat

Sub Sektor : AIR LIMBAH

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

LAMPIRAN V DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dian Kurnia, Bentk kompensasi..., FT UI., 2008.

Pengaruh Drainase Terhadap Lingkungan Jalan Mendawai dan sekitar Pasar Kahayan

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

AIR Banjir dan Permasalahannya Di kota medan

Bab 3 Metodologi. Setelah mengetahui permasalahan yang ada, dilakukan survey langsung ke lapangan yang bertujuan untuk mengetahui :

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI

2015 DAMPAK BANJIR CILEUNCANG TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI DI KECAMATAN RANCAEKEK KABUPATEN BANDUNG

KONSEP DRAINASE DI LAHAN RAWA Oleh: Rusdi HA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Tujuan Penyediaan Prasarana

95 Tabel 6.2 Pengetahuan Warga Mengenai Akibat Membuang Sampah Secara Sembarangan Sebelum Adanya Kelembagaan Partisipatoris, Sub DAS Cikapundung, Band

I. PENDAHULUAN. angin bertiup dari arah Utara Barat Laut dan membawa banyak uap air dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MEDIA GAMBAR BERITA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 GEMOLONG TAHUN PELAJARAN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. stabilitator lingkungan perkotaan. Kota Depok, Jawa Barat saat ini juga

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dan pusat pembangunan di Provinsi Sumatera Utara yang

BAB I PENDAHULUAN. Hujan yang terus-menerus mengguyur hampir seluruh wilayah di Indonesia

DINAS PENGAIRAN Kabupaten Malang Latar Belakang

Transkripsi:

110 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang penulis lakukan mengenai manajemen pengelolaan infrastruktur drainase oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Pertama, gambaran secara umum manajemen pengelolaan infrastruktur drianase yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung dalam empat hal penting dalam pelaksanaan manajemen pengelolaan infrastruktur drianase tersebut, diantaranya yaitu: a. Pola Planning (perencanaan) Proses perencanaan yang dilakukan Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung untuk pengelolaan infrastruktur drainase hanya melibatkan instansi-instansi pemerintah. Sehingga Pola Perencanaan pengelolaan infrastruktut drainase hanya didominasi pemerintah tanpa melibatkan masyarakat untuk partisipasi.

111 b. Pola Organizing (pengorganisasian) Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung dalam melaksanakan tugasnya bekerjasama dengan instansi pemerntah yang lainnya, seperti Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung dan Badan Pedanggulangan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPPLHD) dalam pengelolaan infrastruktur drainase di Kota Bandar Lampung. c. Pola Actuating (penggerakan) Pola penggerakan yang dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung dalam pengelolaan infrastruktur drainase adalah memberikan tugas pokok dan fungsi kepada pegawainya, menyusun rencana kerja, dan menentukan target yang harus tercapai. d. Pola Controlling (pengawasan). Pola pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung dalam pengelolaan infrastruktur drainase Kota Bandar Lampung adalah dengan cara pengawasan secara ekternal, petugas lapangan melakukan pengawasan/memonitor langsung operasi dan pemeliharaan infrastruktur drainase Kota Bandar Lampung. Kedua, dalam pengelolaan infrastruktur drianase, Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung ternyata memiliki beberapa faktor kendala yang dihadapi, antara lain: 1. Faktor Internal : a. Problematika saat Pola Planning (perencanaan) Proses perencanaan pengelolaan infrastruktur drainase yang dilakukan tidak melibatkan partisipasi masyarakat, Perencanaan tersebut hanya

112 dilakukan oleh instansi-instansi pemerintah. Dominasi pemerintah yang terlalu besar membuat masyarakat cenderung menajadi tidak perduli terhadap pengelolaan infrastruktur drainase. b. Problematika saat Pola Organizing (pengorganisasian) Tenaga kerja Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung masih sangat minim sehingga seringkali pada saat pelaksanaan tugasnya para pegawai Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung berkerja secara ekstra agar tujuannya dapat tercapai dengan maksimal. c. Problematika saat Pola Actuating (penggerakan) Kurangnya persiapan dan minimnya jumlah personil yang dimiliki Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung membuat perbaikan dan pembangunan infrastruktur drainase menjadi terlambat. Apalagi tenaga kerja yang memiliki pemahaman mengenai pengelolaan infrasturktur drainase masih sangat minim sekali. d. Problematika saat Pola Controlling (pengawasan) Jumlah personil yang ada tidak berimbangan dengan jumlah saluran yang begitu banyak tersebar di Kota Bandar Lampung. Minimnya personil yang bekerja mengakibatkan sering terlambatnya dalam menyusun laporan pengawasan.

113 2. Faktor eksternal : a. Alih Fungsi Lahan Semakin banyaknya lahan kosong yang berfungsi sebagai daerah resapan air berubah menjadi tempat pemukiman masyarakat. Selain itu daerah yang berada di hulu sungai yang gundul juga membuat air tidak dapat meresap kedalam tanah dengan baik. sehingga ketika pada saat hujan turun, air hujan tersebut membuat volume air yang memasuki sungai meningkat dan membuat tekanan air di saluran drainase juga meningkat. b. Peningkatan Jumlah Sampah/limbah Sifat masyarakat yang membuang sampah di dalam saluran drainase serta membuang sampah di sungai membuat saluran draianse dipenuhi oleh sampah sehingga ketika hujan turun dapat mengganggu aliran arus air pada saat hujan turun c. Kerusakan Konstruksi Saluran drainase Kota Bandar Lampung banyak yang mengalami perubahan tipe, Semula saluran drainase yang bertipe terbuka sekarang telah berubah menjadi saluran yang bertipe tertutup. Saluran drainase tersebut berubah disebabkan karena saluran terbuka tersebut ditutup untuk menjadi jalan masuk ruko-ruko atau berubah fungsi menjadi trotoar/temapt pejalan kaki. Tidak adanya inlet/lubang tempat masuknya air kedalam saluran draianse membut semakin menambha parah kondisi saluran drainase Kota Bandar Lampung.

114 B. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka untuk manajemen pengelolaan infrasturktur drainase di Kota Bandar Lampung, maka peneliti menyarankan sebagai berikut: 1. Diperlukan partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan pengelolaan infrasturktur draianse dan penambahan tenaga kerja yang sesuai dengan bidang pengelolaan infrastruktur drainase dalam pelaksanaan kegiatan operasi dan pemeliharan pengelolaan infrastruktur drainase. 2. Penambahan dan penempatan tenaga kerja yang sesuai dengan dengan bidangnya dapat membuat pengelolaan infrastruktur drainase lebih optimal 3. Pemerintah Kota Bandar Lampung perlu membuat ruang terbuka hijau yang berguna untuk menjdi daerah resapan air. 4. Diperlukan penyuluhan tentang peraturan lingkungan hidup agar memotivasi masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan, serta memberikan sangsi yang tegas bagi masyarakat yang melanggar peraturan. 5. Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung sebaiknya dapat melakukan normalisasi infrastruktur drainase Kota Bandar Lampung yang bertujuan untuk menghindari genangan air atau banjir pada saat hujan.