BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Yunita Tri Setya, Kebidanan DIII UMP, 2015

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan menentukan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. Peran serta seorang bidan dalam menurunkan angka kematian pada ibu

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak menular yang dapat mengancam jiwa ibu dan atau janin.

BAB I PENDAHULUAN. antenatal yang ditetapkan dalam standar pelayanan kebidanan. Standar

BAB I PENDAHULUAN. penurunam dibanding dengan tahun 2013 sebesar 99,6%. Cakupan. pertolongan persalinan oleh nakes tahun 2014 mengalami kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. selama 40 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun. mengakhiri kehamilan. (Saifudin, h:450)

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kemenkes (2015) cakupan pelayanan kesehatan K1 dan K4. memperlihatkan peningkatan kecenderungan adanya perbaikan akses

BAB I PENDAHULUAN. menentukan derajat kesehatan masyarakat dan keberhasilan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan mendapatkan keturunan yang sehat dan cerdas. Setiap ibu hamil

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal. Memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Penilaian status kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kematian seorang ibu sewaktu hamil atau dalam waktu 42 hari. sesudah berakhirnya kehamilan tidak bergantung pada tempat, maupun

BAB I PENDAHULUAN. memiliki risiko sejak awal kehamilan.pemeriksaan dini diperlukan untuk. mendeteksi faktor risiko (Rukiyah, 2010; h.3).

BAB I PENDAHULUAN. Profil Kesehatan RI (2015) mengalami penurunan. Tercatat tahun 2012 sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. Estimasi angka Kematian Kasar berdasarkan United Nation (UN) Kependudukan dan Pembangunan di Indonesia, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan kelahiran, tersedianya dan penggunaan fasilitas. obstetri yang rendah pula (Profil kesehatan jawa tengah 2015).

BAB 1 PENDAHULUAN. masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara negara tetangga.

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eka Fitriani, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. dari kehamilan dengan risiko usia tinggi (Manuaba, 2012: h.38).

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian

BAB I PENDAHULUAN. hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2012). Kematian ibu atau kematian. kehamilan. (Prawirohardjo,2010; h.53-54).

BAB I PENDAHULUAN. pada generasi mendatang. Angka kematian ibu ( AKI ) merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. dhihitung dari hari perama haid terakhir. Masalah kematian ibu adalah

BAB I PENDAHULUAN. ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan disebut normal jika prosesnya

BAB I PENDAHULUAN. terakhir (Mochtar, 2012;h.35). Persalinan adalah rangkaian proses yang

BAB I PENDAHULUAN. waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab

BAB I PENDAHULUAN. kinerja upaya kesehatan ibu dan anak penting untuk dilakukan.(yudianto, 2016;

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan ibu merupakan bagian yang sangat penting dalam. kesehatan reproduksi karena seluruh bagian yang lain sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Banyak kejadian komplikasi dari proses kehamilan, persalinan, hingga nifas yang mengarah terjadinya angka kematian ibu.

BAB I PENDAHULUAN. bidan, Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tenaga bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan utama

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dwi Anggun Nugraeni, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu,

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. bayi (AKB) 32/1.000 kelahiran hidup dan angka kematian neonatus (AKN) meninnggal setiap 1 jam (Profil Kesehatan Indonesia, 2014).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan. Berdasarkan definisi ini kematian

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu negara atau wilayah ialah angka kematian ibu. Angka Kematian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB l PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Tursiah, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak merupakan. dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016)

BAB I PENDAHULUAN. Ethiopia (13 000), Indonesia ( 8800), Pakistan (7900), Republik Tanzania

BAB l PENDAHULUAN. Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) pada generasi. mendatang. Kematian ibu menurut WHO didefinisikan sebagai kematian

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas.

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2014 menyebutkan bahwa Angka kematian ibu (AKI) sebesar per kelahiran hidup, dibanding tahun 2013 sebesar

BAB I PENDAHULUAN. antenatal dan postnatal sangat penting dalam upaya. menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal.

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. mulai masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan penggunaan KB

BAB I PENDAHULUAN. janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7

BAB I PENDAHULUAN. laporan dari kabupaten/kota Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan dimulai dari terjadinya konsepsi sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bidan merupakan profesi yang menjalin kemitraan dengan. perempuan dan membantu menyelesaikan permasalahan yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Fatihah Rizqi, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. ibu, dalam melalui proses tersebut wanita akan mengalami masa masa

BAB I PENDAHULUAN. indikator, diantaranya adalah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka. (Kementerian Kesehatan Indonesia, 2015).

BAB I PENDAHULUAN kelahiran hidup. Penyebab kematian terbanyak ibu di sebabkan

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya angka Kematian Ibu yang masih tinggi (AKI) di. berbagai pihak. Terdapat beberapa penyebab yang

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komperhensif mencakup empat kegiatan pemeriksaan. berkesinambungan diantaranya adalah Asuhan Kebidanan Kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Millennium Development Goals (MDGs) kelima, berjalan. 200 selama dekade terakhir, meskipun telah dilakukan upaya-upaya

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia saat ini masih tinggi. World. Healthy Organization (WHO) mencatat tiap tahunnya lebih dari 500

BAB 1 PENDAHULUAN. care yang kemudian diubah sedikit oleh WHO Expert Commitee on. apapun dan kemudian dapat merawat bayinya dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. AKI yaitu perdarahan, infeksi, hipertensi, gangguan sistem peredaran darah,

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan asuhan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan akibat langsung proses reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Anah Supriyatun, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan sederhana dan

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Leny Dwi Oktaviani, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa saat ini Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia adalah tertinggi. Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas pelayanan kesehatan (Jateng, DinKes.2013;h.9). Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. bayi baru lahir, dan kontrasepsi (Manuaba, 2014; h.28) kematian maternal (maternal mortality) (Prawirohardjo, 2014; h.7).

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). AKI adalah jumlah

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi ibu selama kehamilan, melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi

BAB I PENDAHULUAN. visinya dari mewujudkan NKKBS menjadi visi untuk mewujudkan Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang dapat. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. KB yang bertujuan untuk memberikan pelayanan berkualitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. jiwa, Afrika Utara jiwa dan Asia Tenggara jiwa. AKI di negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 Angka

BAB I PENDAHULUAN. Cakupan pelayanan lengkap ibu hamil K1 di Kabupaten Banyumas 2014

BAB I PENDAHULUAN jiwa yang terdiri atas jiwa penduduk laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan reproduksi, karena seluruh komponen yang lain sangat

BAB I PENDAHULUAN. penurunan AKI dan AKB. Untuk itu dibutuhkan tenaga bidan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ukuran yang dipakai untuk menilai baik buruknya keadaan

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebuah program kerjasama Kementrian Kesehatan RI dan United

BAB I PENDAHULUAN. bagi ibu dan anak Indonesia. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir secara khusus

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting, terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan bayi. ASI juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium

BAB 1 PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG. Definisi kematian maternal menurut WHO adalah kematian seorang

BAB I PENDAHULUAN. Maternity Care, tujuan Maternity Care atau pelayanan kebidanan adalah

BAB I PENDAHULUAN. cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K1 dan K4 dari tahun

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kematian ibu atau kematian maternal adalah kematian seorang ibu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan, tidak bergantung pada tempat atau usia kehamilan. Indikator yang umum digunakan dalam kematian ibu adalah Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Ratio) yaitu jumlah kematian ibu dalam 100.000 kelahiran hidup. Angka ini mencerminkan risiko obstetrik yang dihadapi oleh seorang ibu sewaktu ia hamil. Jika ibu tersebut hamil beberapa kali, risikonya meningkat dan digambarkan sebagai resiko kematian ibu sepanjang hidupnya, yaitu probabilitas menjadi hamil dan probabilitas kematian karena kehamilan sepanjang masa reproduksi (Sarwono, 2009; h. 53-54). Di Jawa Tengah, pada tahun 2014 terjadi 711 kasus kematian ibu bersalin dan kasus paling sedikit terjadi di Banyumas sejumlah 33 kasus (Dinkes Banyumas, 2014). Berdasarkan audit maternal dan perinatal, penyebab Angka Kematian Ibu sangat beragam, seperti pre-eklamsi dan eklamsi hingga perdarahan serta faktor lain (Sugihanto, A. 2012). Jumlah kasus kematian Ibu pada tahun 2014 di Kabupaten Banyumas mencapai 33 kasus, angka tersebut lebih besar dari tahun 2013 yang mencapai 30 kasus. Kematian ibu terjadi karena perdarahan ada delapan belas kasus, dua kasus karena penyakit jantung, hepatitis dan emboli air ketuban masing-masing satu kasus, tujuh kasus preeklamsi berat, dua kasus karena kanker (Soetikno H, 2014). Penyebab kematian ibu diantaranya, yaitu karena perdarahan, eklampsia, komplikasi abortus, partus macet, dan sepsis. Perdarahan yang bertanggung jawab atas sekitar 28% kematian ibu, sering tidak dapat diperkirakan dan terjadi tiba tiba. Sebagian besar perdarahan terjadi pasca persalinan, baik karena atonia uteri maupun sisa plasenta. Hal ini menunjukkan penanganan kala III yang kurang optimal dan kegagalan sistem pelayanan kesehatan menangani kedaruratan obstetri dan neonatal secara cepat dan tepat. Eklampsia merupakan penyebab nomor 2, yaitu sebanyak 13% kematian ibu. Sesungguhnya kematian 1

2 karena eklampsia dapat dicegah dengan pemantauan dan asuhan antenatal yang baik serta dengan teknologi sederhana (Sarwono, 2009; h 61). Menurut Sarwono (2009; h. 24) program kesehatan ibu belum berjalan secara optimal dan baik. Kematian ibu dapat terjadi pada masa kehamilan, persalinan, maupun nifas. Pemerintah selama telah melakukan berbagai kebijakan untuk menurunkan AKI antara lain yaitu dengan program Gerakan Sayang Ibu (GSI), strategi Making Pregnancy Safer (MPS) dan pemberdayaan keluarga dengan buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak). Dari program pemerintah yang sudah kita ketahui diatas maka asuhan kehamilan sangat diperlukan karena dalam masa ini janin dalam rahim dan ibunya merupakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi sehingga kesehatan ibu yang optimal akan meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan janin. Ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan antenatal sebanyak 4 kali. Yaitu 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali pada trimester III (Sarwono, 2009) Ilmu kebidanan atau obstetri ialah bagian ilmu yang khusus mempelajari segala soal yang bersangkutan dengan lahirnya bayi. Dengan demikian yang menjadi objek ilmu ini ialah kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi yang baru dilahirkan. Pelayanan kebidanan dalam arti yang terbatas terdiri atas: pengawasan serta penanganan wanita dalam masa hamil dan pada waktu persalinan, perawatan dan pemeriksaan wanita sesudah persalinan, perawatan bayi yang baru lahir, dan pemeliharaan laktasi (Sarwono, 2009; h. 3 4). Pedoman Manajemen Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif 24 jam di tingkat Kecamatan dan Kabupaten/Kota, merupakan kebijakan Departemen Kesehatan tahun2005 sebagai kelanjutan MPS yang tertuang melalui pengembangan Puskesmas PONED dan Rumah Sakit PONEK 24 jam. Dengan langkah utamanya adalah peningkatan deteksi dini dan pengelolaan ibu hamil risiko tinggi, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, pengelolaan komplikasi kehamilan dan persalinan berkaitan dengan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal melalui aktivasi, efisiensi, dan efektivisasi mata

3 rantai rujukan. Peningkatan cakupan pengelolaan kasus dengan komplikasi obstetri dan neonatal. Pemantapan kerjasama lintas program antara unsur Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dan RS PONEK di Kabupaten/ Kota sebagai fasilitas rujukan primer serta kerjasama lintas sektoral pada peningkatan tingkat kesadaran masyarakat dalam upaya penurunan AKI dan AKB. Pemantapan kemampuan pengelola program di tingkat Kabupaten/ Kota sebagai fasilitas rujukan primer serta kerjasama lintas sektoral pada peningkatan tingkat kesadaran masyarakat dalam upaya penurunan AKI dan AKB (Sarwono, 2009; h.26 27). DESA SIAGA, desa Siap Antar Jaga. Pada tahun 2006 untuk melaksanakan salah satu strategi dari Making Pregnancy Safer yaitu memberdayakan dan melibatkan aktif peran-serta perempuan, suami, dan masyarakatoleh Pemerintah dibentuk DESA SIAGA, yang dalam pelayanan kesehatan ibu hamil meliputi empat kegiatan utama yaitu: notifikasi ibu hamil, tabungan ibu bersalin/ Tabulin, dana sosial ibu bersalin/ Dasolin, transportasi, dan ketersediaan donor darah (Sarwono, 2009; h. 27). Selain program pemerintah yang telah dijelaskan diatas, salah satu upaya tenaga kesehatan khususnya bidan, untuk menurunkan AKI yaitu dengan cara melakukan Asuhan secara komprehensif yang dilakukan mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, neonatus dan masa antara (KB). Sehingga penulis tertarik untuk membuat studi kasus dengan judul Asuhan Kebidanan Komprehensif pada masa Kehamilan, Persalinan, Bayi Baru Lahir dan Neonatus, Nifas dan Keluarga Berencana Pada Ny Y umur 23 tahun G3 P2 A0 umur kehamilan 37 minggu 6 hari di Puskesmas Jatilawang Kabupaten Banyumas. Penulis berharap dengan adanya karya tulis ilmiah asuhan kebidanan komprehensif mulai dari kehamilan trimester III sampai dengan keluarga berencana dapat menurunkan AKI pada tahun 2013 dengan AKI di kabupaten Banyumas adalah mencapai 23 kasus.

4 B. Rumusan Masalah Dari uraian di atas, maka rumusan masalahnya adalah Bagaimana Asuhan Pelayanan Kebidanan secara Komprehensif pada Ny Y umur 23 tahun G3P2A0 umur kehamilan 37 minggu 6 hari mulai dari, kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir sampai dengan keluarga berencana yang sesuai dengan Standar Asuhan Pelayanan Kebidanan di wilayah kerja puskesmas Jatilawang? C. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Tujuan studi kasus ini agar mampu memberikan Asuhan Pelayanan Kebidanan secara Komprehensif sesuai standar pelayanan kebidanan pada Ny Y umur 23 tahun G3P2A0 umur kehamilan 37 minggu 6 hari mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan Varney dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP. 2. Tujuan Khusus a. Mampu melakukan pengkajian data subyektif dan obyektif, diberikan pada kehamilan. b. Mampu melakukan pengkajian data subyektif dan obyektif, diberikan pada persalinan. c. Mampu melakukan pengkajian data subyektif dan obyektif,

5 diberikan pada nifas. d. Mampu melakukan pengkajian data subyektif dan obyektif, diberikan pada bayi baru lahir. e. Mampu melakukan pengkajian data subyektif dan obyektif, diberikan pada KB. D. Ruang Lingkup 1. Sasaran Subyek yang digunakan adalah Ny.Y G3 P2 A0 umur 23 tahun hamil 37 minggu 6 hari, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan masa antara. 2. Tempat Lokasi dalam pengambilan kasus Ny.Y di Puskesmas Jatilawang dan di rumah Ny.Y di desa Gentawangi 7/5 Jatilawang Banyumas. 3. Waktu a. Penyusunan proposal di lakukan pada bulan Desember 2014 sampai dengan bulan Februari 2015 b. Pengambilan kasus di lakukan pada PKK III bulan Maret 2015 sampai dengan Mei 2015

6 c. Penyusunan KTI dilakukan pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus E. Manfaat 1. Manfaat Praktis a. Bagi Bidan Diharapkan dapat meningkatkan peran bidan dalam memberikan asuhan kebidanan pada kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. b. Bagi Mahasiswa Dapat menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah didapat khususnya pada asuhan komprehensif pada kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana. c. Bagi Pasien Diharapkan pasien dengan adanya asuhan yang komprehensif maka akan lebih sadar tentang kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana sehingga pasien dapat menerima dan menjalankan dengan baik. 2. Manfaat Teoritis Diharapkan studi kasus ini dapat menambah ilmu pengetahuan tentang asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil trimester III, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana. F. Metode Pengumpulan Data Dalam pengambilan kasus penulis menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan 7 langkah varney dan pendokumentasian menggunakan SOAPIE. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan data primer dan sekunder. a. Data Primer 1. Wawancara Suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data dimana penulis mendapatkan keterangan atau informasi secara

7 lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden) atau bercakap cakap berhadapan dengan orang tersebut (Notoadmojo, 2010: h. 139). 2. Pemeriksaan Penulis mengumpulkan data melalui pemeriksaan fisik dengan: a. Inspeksi Inspeksi dapat dibagi menjadi umum dan inspeksi local. Pada inspeksi umum pemeriksa melihat perubahan yang terjadi secara umum, sehingga dapat diperoleh kesan dan keadaan umum pasien. Pada inspeksi lokal, dilihat perubahan perubahan lokal sampai sekecil kecilnya. Untuk bahan pembanding perlu diperhatikan sisi lainnya (Matondang, 2009: h. 19). b. Palpasi Palpasi yakni pemeriksaan dengan meraba, mempergunakan telapak tangan dan memanfaatkan alat peraba yang terdapat pada telapak dan jari tangan (Matondang, 2009: h 19). c. Perkusi Perkusi adalah pemeriksaan dengan mengetuk yang menggunakan ujung jari II atau III langsung pada daerah yang diperkusi. Tujuan perkusi adalah untuk mengetahui perbedaan suara ketuk sehingga dapat ditentukan batas batas suatu organ misalnya jantung, paru dan hati atau mengetahui batas massa abnormal di rongga abdomen (Matondang, 2009: h. 20). d. Auskultasi Pemeriksaan dengan mempergunakan stetoskop. Dengan cara auskultasi dapat di dengar suara pernapasan, bunyi bising jantung, peristaltik usus, dan aliran darah dalam pembuluh darah (Matondang,2009: h. 20) 3. Observasi Peneliti menggunakan teknik pengamatan menggunakan prosedur berencana yang antara lain meliputi melihat, mendengar, dan mencatat sejumlah aktivitas tertentu atau situasi

8 tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti (Notoatmojo, 2010: h. 131) b. Data Sekunder 1. Dokumentasi Penulis menggunakan data status buku KIA pasien, register pasien dan buku laporan persalinan 2. Studi Pustaka Penulis menggunakan buku sebagai acuan referensi dengan kasus yang berkaitan dengan Asuhan Komprehensif dari Kehamilan, Persalinan, Nifas, Bayi Baru Lahir dan Keluarga Berencana. 3. Metode Elektronik Penulis membuka situs website yang berhubungan dengan studi kasus yang dilakukan BAB I. PENDAHULUAN Membahas tentang: A. Latar Belakang B. Tujuan (Umum dan Khusus) C. Ruang Lingkup D. Manfaat Penulisan E. Sistematika Penulisan BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Membahas tentang secara umum dari mulai teori meliputi : A. Tinjauan Teori Medis a) Kehamialan b) Persalinan c) Nifas d) Bayi baru lahir dan Neonatus e) Masa Anatara (KB) B. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan 1. Asuhan Kebidanan majanemen 7 Langkah Varney 2. Pendokumentasian dengan Metode SOAPIE

9 C. Landasan Hukum BAB III. TINJAUAN KASUS Berisi tentang cara penerapan asuhan kebidanan ibu secara komprehensif dari masa kehamilan trimester III, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan masa antara (KB) yaitu pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, antisipasi masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sesuai dengan tujuan langkah Varney dalam memberikan asuhan kebidanan dan pendokumentasi hasil asuhan kebidanan dengan metode SOAPIE. BAB IV. PEMBAHASAN Menguraikan dari hasil tinjauan kasus antara kesamaan dan kesenjangan yang di jumpai selama melaksanakan asuhan kebidanan ibu mulai kehamilan trimester III, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan masa antara (KB) sesuai dengan teori yang ada. BAB V. PENUTUP Berisi kesimpulan dan saran A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN