BAB I PENDAHULUAN. persentase populasi lansia adalah 7,56%) dan pada tahun 2011 menjadi 69,65 tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas

PEMBERIAN OTAGO HOME EXERCISE PROGRAMME LEBIH BAIK DALAM MENGURANGI RISIKO JATUH DARIPADA BALANCE STRATEGY EXERCISE PADA LANSIA DI TABANAN

BAB I PENDAHULUAN. pencapain pembangunan di Indonesia. Peningkatan UHH ditentukan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. terbagi dalam dua tahap yaitu lanjut usia awal (early old age) yaitu usia 60-70

SKRIPSI PEMBERIAN OTAGO HOME EXERCISE PROGRAMME LEBIH BAIK DALAM MENGURANGI RISIKO JATUH DARIPADA BALANCE STRATEGY EXERCISE PADA LANSIA DI TABANAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. dan penurunan kualitas hidup (Lowlar et al., 2003). Insidensi jatuh di Amerika

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator dari keberhasilan pembangunan suatu negara

ABSTRAK HUBUNGAN USIA DAN JENIS KELAMIN TERHADAP RISIKO JATUH PADA LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti diri dan. mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, memiliki UHH penduduk yang semakin meningkat sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, jumlah lansia di Indonesia mengalami peningkatan. Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. tubuh baik pada kondisi diam maupun bergerak (Depkes,1996). Klasifikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat cepat. Setiap detik terdapat dua orang yang berulang tahun ke-60 di dunia,

HUBUNGAN ANTARA KESEIMBANGAN TUBUH DENGAN RIWAYAT JATUH PADA LANJUT USIA

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran. Meningkatnya proporsi penduduk lanjut usia (lansia) ini, berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO (2007) peningkatan populasi penuaan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan jumlah lansia juga terjadi di negara Indonesia. Persentase penduduk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian tujuan kesehatan nasional dengan peran serta aktif masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada peningkatan usia harapan hidup di Indonesia. Lansia

BAB I PENDAHULUAN. Maha Kuasa. Di dalam Al Qur'an Surat Ali Imran surat ke 3 ayat ke 185

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data World Population Prospects: the 2015 Revision, pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang kesehatan, meningkatnya sosial ekonomi dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman serba modern saat ini, manusia bekerja menjadi lebih hemat

BAB 1 PENDAHULUAN. Proporsi dan jumlah usia lanjut dalam populasi dunia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan yang terjadi dalam bidang kesehatan, meningkatnya kondisi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan penting juga terjadi pada komposisi umur penduduk (Bongaarts, 2009).

BAB I PENDHULUAN. tubuh ketika ditempatkan dalam berbagai posisi (Delito, 2003). Menurut Depkes

BAB 1 PENDAHULUAN. menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan memperbaiki. diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur serta fungsi

HUBUNGAN FREKUENSI SENAM LANSIA DENGAN STATUS RISIKO JATUH PADA USIA LANJUT DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA UNIT BUDI LUHUR BANTUL YOGYAKARTA

BAB I. yang mencapai umur 60 tahun keatas 1. terhadap infeksi serta memperbaiki kerusakan yang diderita 2.

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya usia harapan hidup menyebabkan jumlah penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2011, pada tahun UHH adalah 66,4

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang. telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Kemajuan suatu bangsa sering dilihat dengan kemajuan Usia Harapan

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya angka harapan hidup penduduk adalah salah satu indikator

BAB 1 PENDAHULUAN. diprediksikan terdapat peningkatan usia harapan hidup penduduk Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan pada berbagai bidang terutama dibidang. (lansia) terus meningkat dari tahun ke tahun.

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST OPERASI FRAKTUR COLLUM FEMORIS DEXTRA DENGAN PEMASANGAN AUSTION MOORE PROTHESIS DI RS ORTHOPEDI SURAKARTA

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN LANSIA MENGENAI SENAM LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI PERTIWI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. umum dari tujuan nasional, yang diselenggarakan berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) [2], usia lanjut dibagi

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia sampai tahun ini mencapai 237,56 juta orang (Badan

populasi yang rentan atau vulnerable sebagai akibat terpajan risiko atau akibat buruk dari masalah kesehatan dari keseluruhan populasi (Stanhope dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berusia 60 tahun (Badan Pusat Statistik, 2015). Menurut WHO

BAB 1 : PENDAHULUAN. mobilitas, perawatan diri sendiri, interaksi sosial atau aktivitas sehari-hari. (1)

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Daerah Istimewa Yogyakarta masuk dalam kategori 10 besar provinsi di

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu kejadian

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya

N YANG TIDAK OLEH : DISUSUN SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang dapat dilihat dari usia harapan hidup (UHH) (Mubarak,

BAB I PENDAHULUAN. Dunia globalisasi menuntut masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

BAB VI PEMBAHASAN. mahasiswa usia tahun dengan kurang aktivitas fisik. Mahasiswa usia tahun pada prodi D-IV Fisioterapi seluruhnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang

BAB 1 PENDAHULUAN dan sejak itu menjadi olahraga dalam ruangan yang popular diseluruh dunia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang yang berusia di atas 60 tahun (UU 13

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa situasi dan kondisi pekerjaan, baik tata letak tempat kerja atau

BAB I PENDAHULUAN. Lansia adalah seseorang yang mencapai umur 60 tahun ke atas (Nugroho,

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Bangsa Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO akan mengalami peningkatan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025

PENATALAKSANAAN PADA POST OPERASI FRAKTUR COLLUM FEMUR SINISTRA

BAB I PENDAHULUAN. polusi, dataran tinggi dan gaya hidup di mana ada yang hidup santai dan ada yang

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

PENDAHULUAN. Peringkat IV di bawah Cina, India, dan Amerika Serikat Sensus BPS 1998 UHH pria = 63 tahun, dan wanita = 67 tahun

BAB I PENDAHULUAN. masa hidup manusia yang terakhir. Lanjut usia atau yang lazim disingkat

BAB I PENDAHULUAN. sirkulasi dan merupakan tekanan di dalam pembuluh darah ketika jantung

BAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah

BAB I PENDAHULUAN. telah meningkatkan kualitas hidup manusia dan menjadikan rata-rata umur

INTERVENSI BALANCE STRATEGY EXERCISE

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 20,24 jiwa setara dengan 8,03 dari seluruh

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang kehidupan. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menjadi

PENGARUH LATIHAN JALAN TANDEM (TANDEM STANCE) TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN UNTUK MENGURANGI RISIKO JATUH PADA LANJUT USIA

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa). Penyebab utama kematian diare

BAB I PENDAHULUAN. tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya (Brunner & Suddarth,

BAB 1 PENDAHULUAN. 62 tahun pada negara berkembang dan 79 tahun pada negara maju (WHO, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. dewasa, dimana pada masa ini seseorang akan mengalami penurunan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jumlah penduduk Indonesia sangat melaju pesat dari tahun ke tahun. Data

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan di berbagai bidang khususnya di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Jepang 129%, Jerman 66%, dan Swedia 33% (Depkes,2003). Indonesia termasuk salah satu negara Asia yang pertumbuhan penduduk

BAB 1 : PENDAHULUAN. membungkus jaringan otak (araknoid dan piameter) dan sumsum tulang belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia sebagai alat pergerakan yang membantu manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. ternyata tidak di ikuti oleh meningkatnya kesadaran akan kesehatan. Temuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Menjadi tua merupakan suatu proses natural dan tidak disadari secara

PENGARUH KONTRAKSI KONSENTRIK TERHADAP PENINGKATAN LINGKUP GERAK SENDI LUTUT PASKA OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Lansia/Lanjut usia adalah seseorang yang sudah berusia 60

INTERVENSI FOUR SQUARE STEP

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penuaan adalah suatu proses yang mengubah seorang dewasa sehat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatkanya kesejahteraan dan kesehatan penduduk, Umur Harapan Hidup (UHH) juga mengalami peningkatan. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia terjadi peningkatan UHH. Pada tahun 2000 UHH di Indonesia adalah 64,5 tahun (dengan persentase populasi lansia adalah 7,18%). Angka ini meningkat menjadi 69,43 tahun pada tahun 2010 (dengan persentase populasi lansia adalah 7,56%) dan pada tahun 2011 menjadi 69,65 tahun (dengan persentase populasi lansia adalah 7,58%). Peningkatan UHH ini berarti meningkatnya populasi lanjut usia (lansia) dengan menurunya angka kematian (Kemenkes, 2013). Berdasarkan hasil Susenas tahun 2012 jumlah lansia di Bali 9,78% dari total seluruh lansia di Indonesia. Lanjut usia atau lansia adalah individu yang mengalami proses penuaan secara terus menerus yang mengakibatkan turunnya daya tahan fisik sehingga rentan mengalami gangguan fungsi tubuh dan rentan terserang penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Lanjut usia digolongkan menjadi 4 yaitu : Usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun, lanjut usia (elderly) 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun (WHO, 1989). Pada lansia banyak sekali masalah fisik yang terjadi salah satunya yaitu jatuh (Nugroho, 2008). Jatuh merupakan masalah kesehatan serius bagi lansia, dimana 1

2 jatuh adalah penyebab utama kematian dini, cedera fisik, dan keterbatasan gerak. Cedera fisik yang sering terjadi karena jatuh adalah fraktur collum femur yang dapat mengakibatkan keterbatasan gerak bahkan kematian pada lansia (Columbia, 2004). Berdasarkan survei di masyarakat AS, terdapat sekitar 30% lansia berumur lebih dari 65 tahun jatuh setiap tahunnya. Separuh dari angka tersebut mengalami jatuh berulang, lima persen dari penderita jatuh ini mengalami patah tulang atau memerlukan perawatan di rumah sakit. Selain patah tulang jatuh juga menimbulkan luka berat, dimana luka berat merupakan penyebab kematian nomor lima pada lansia (Probosuseno, 2009) Dengan melihat dampak dan komplikasi jatuh yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas maka dikembangkanlah metode untuk menilai risiko jatuh pada lansia. Salah satu metode yang digunakan untuk menilai risiko jatuh pada lansia adalah Timed Up and Go (TUG) Test (Cook et al, 2000). TUG adalah alat ukur keseimbangan untuk mengukur mobilitas sejauh 3 meter. Pengukuran keseimbangan dengan TUG dilakukan karena keseimbangan merupakan faktor utama terjadinya jatuh dan penelitian lain yang menyebutkan 51% orang dengan gangguan keseimbangan umur 65 74 tahun dilaporkan mengalami jatuh. Pengkajian validitas dan reabilitas TUG dilakukan dari segi sensitivitas dan spesifisitasnya, dengan hasil sensitivitas sebesar 80% dan spesifisitas sebesar 56%. Dari hasil tesebut dibuat kesimpulan bahwa TUG dapat digunakan sebagai alat ukur kesimbangan dan dapat membantu mengidentifikasi risiko jatuh pada lansia. Dalam artikel STEADI (Stopping Elderly Accident, Death and Injury) disebutkan bahwa lansia dengan TUG 12 detik berisiko mengalami jatuh. Kemudian lansia dengan

3 nilai TUG 14 detik memiliki risiko tinggi untuk jatuh sebesar 87% (Cook et al, 2000). Dalam penelitian yang dilakukan Ryan Arianda (2014) juga didapatkan hasil lansia dengan riwayat jatuh berulang memiliki nilai TUG lebih dari 14 detik. Untuk mengurangi risiko jatuh pada lansia harus dilakukan latihan atau program latihan untuk meningkatkan keseimbangan pada lansia (WHO, 2007). Ada beberapa program latihan untuk meningkatkan keseimbangan salah satunya adalah Otago Home Exercise Programme. Otago Home Exercise Programme adalah program latihan yang mengkombinasikan latihan penguatan (strengthing), latihan keseimbangan (balance) dan program jalan. Program latihan ini didesain khusus untuk mengurangi kejadian jatuh, dengan cara meningkatkan kekuatan anggota gerak bawah, meningkatkan keseimbangan serta memberikan latihan jalan (Campbell et al, 1997). Latihan dalam Otago Home Exercise Programme menyesuaikan dengan gerakan fungsional sehari hari sehingga juga dapat mengoptimalkan kemampuan lansia dalam melakukan gerakan fungsionalnya. Selain itu juga ada Balance Strategy Exercise yang merupakan kombinasi dari Ankle strategy exercise, Hip strategy exercise dan Stepping strategy exercise yang mebertujuan untuk meningkatkan keseimbangan dengan memanfaatkan kontrol postural dalam melakukan suatu gerakan (Yuliana, 2014). Kedua jenis program latihan tersebut dapat meningkatkan keseimbangan sehingga dapat mengurangi risiko jatuh pada lansia yang diukur dengan Timed Up and Go (TUG) Test. Pada penelitian yang dilakukan Eunjung Chung et al (2013) didapatkan hasil lansia yang mendapatkan pelatihan Otago Home Exercise Programme mengalami penurunan risiko jatuh dengan nilai TUG Test yang

4 awalnya 14,50 detik turun menjadi 11,80 detik yang disertai dengan peningkatan pada aspek keseimbangan, kecepatan berjalan dan panjang langkahnya. Balance Strategy Exercise berdasarkan penelitian Jennifer Nitz & Nancy Low juga menurunkan risiko jatuh dimana dari nilai awal TUG Test sebesar 12,2 detik turun menjadi 10,2 detik, selain itu juga terjadi peningkatan keseimbangan. Berdasarkan hasil dari penelitan sebelumnya kedua latihan sama-sama dapat menurunkan risiko jatuh namun pada Otago Home Exercise Programme juga terjadi peningkatan pada aspek aspek lain yang juga penting bagi lansia. Karena hal itulah peneliti mengatakan Otago Home Exercise Programme lebih baik daripada Balance Strategy Exercise. Karena kurangnya data penelitian yang membandingkan kedua jenis program tersebut sehingga penulis tertarik untuk menganalisa dan mengangkat judul ini dengan mengambil tempat penelitian di daerah Tabanan. Dengan lama penelitian selama 4 minggu karena latihan fisik baru akan menunjukan peningkatan pada tubuh setalah mendapatkan pelatihan lebih dari 3 minggu dengan intensitas latihan 3 kali seminggu (Nala,2002) 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah : 1. Apakah pemberian Otago Home Exercise Programme dapat mengurangi risiko jatuh pada lansia di Tabanan. 2. Apakah pemberian Balance Strategy Exercise dapat mengurangi risiko jatuh pada lansia di Tabanan.

5 3. Apakah pemberian Otago Home Exercise Programme lebih baik dalam mengurangi risiko jatuh daripada Balance Strategy Exercise pada lansia di Tabanan. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pemberian Otago Home Exercise Programme dan Balance Strategy Exercise dalam mengurangi risiko jatuh lansia. 1.3.2 Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dari penenelitian ini adalah : 1. Untuk membuktikan pemberian Otago Home Exercise Programme dapat mengurangi risiko jatuh pada lansia di daerah Tabanan. 2. Untuk membuktikan pemberian Balance Strategy Exercise dapat mengurangi risiko jatuh pada lansia di daerah Tabanan. 3. Untuk membuktikan pemberian Otago Home Exercise Programme lebih baik dalam mengurangi risiko jatuh daripada Balance Strategy Exercise pada lansia di Tabanan 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.4.1 Manfaat Teoritis 1. Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca (mahasiswa) tentang pengaruh Otago Home Exercise Programme dan Balance Strategy Exercise dalam menurangi risiko jatuh pada lansia.

6 2. Digunakan sebagai bahan acuan atau referensi bagi penelitian selanjutnya yang akan membahas tentang hal ini. 3. Menambah khasanah ilmu dalam dunia pendidikan pada umumnya dan fisioterapi pada khususnya. 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan tindakan fisioterapi dalam mengurangi risiko jatuh pada lansia. 2. Dapat dijadikan salah satu pilihan latihan sebagai langkah preventif dalam menangani risiko jatuh