BAB 1 PENDAHULUAN dan sejak itu menjadi olahraga dalam ruangan yang popular diseluruh dunia.

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Futsal adalah variasi sepakbola yang dimainkan di dalam ruangan di lapangan yang lebih kecil. Futsal mulai dimainkan di Amerika Selatan pada tahun 1930 dan sejak itu menjadi olahraga dalam ruangan yang popular diseluruh dunia. Futsal merupakan olahraga tim yang mengutamakan keterampilan individu dan kreativitas serta upaya tim untuk menciptakan gol (Moore, 2014). Pola permainan dalam futsal banyak didominasi permainan kaki ke kaki, maksudnya pengaturan dalam bertahan, maupun menyerang lebih banyak dilakukan dengan umpan-umpan pendek. Umumnya, dalam permainan futsal memerlukan kekuatan stamina, strategi dan teknik (Sujana, 2014). Futsal menuntut pemain memiliki kemampuan permainan yang mencakup offence-defence, skill/ability, power balance dan stamina/endurance. Intinya terdapat dua karakter permainan futsal, yaitu dinamis dan keseimbangan. Dinamis mencakup kemampuan improvisasi pergerakan transisi secara tim dari pola menyerang-bertahan atau bertahan-menyerang. Dinamis juga mencakup kemampuan pengolahan bola (skill / ability) secara individual, pergerakan pemain yang dinamis saat menguasai bola dengan melakukan shelding, keeping, zig-zag dan trik-trik lainnya sehingga dapat mempersulit lawan untuk membaca arah bola. 1

2 2 Keseimbangan dalam permainan futsal mencakup kemampuan menyerang dan bertahan (offence-defence). Keseimbangan juga mencakup kekuatan keseimbangan tubuh pemain (power balance) saat melakukan duel satu lawan satu, atau saat menjaga pengolahan bola tetap berada dalam penguasaan saat bola hendak direbut oleh lawan (Chandra, 2012) Keseimbangan didefinisikan sebagai kemampuan untuk mempertahankan postur saat melakukan kegiatan dan dari segi biomekanika untuk menjaga tubuh tetap dalam Base of Support (Bakhtiari, 2012). Keseimbangan juga dapat diartikan kemampuan untuk mempertahankan pusat gravitasi tubuh (Distefano, 2009). Keseimbangan postural terdiri atas keseimbangan statis dan keseimbangan dinamis. Keseimbangan statis adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan tubuh ketika diam, sedangkan keseimbangan dinamis adalah pemelihara kesetimbangan tubuh dalam posisi bergerak (Nala, 2011). Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dari integrasi / interaksi sistem sensorik (vestibular, visual, dan somatosensory termasuk proprioseptor) dan musculoskeletal (otot, sendi, dan jaringan lunak lain) yang dimodifikasi / diatur dalam otak (kontrol motorik, sensorik, basal ganglia, cerebellum, area asosiasi) sebagai respon terhadap perubahan kondisi internal dan eksternal (Batson, 2009). Komponen-komponen yang mempengaruhi keseimbangan yaitu pusat gravitasi (Center of gravity - COG), garis gravitasi (Line of Gravity - LOG), bidang tumpu (Base Of Support - BOS) serta kekuatan otot (Muscle Strength) (Santika, 2014). Usia, motivasi, kognisi, lingkungan,

3 3 kelelahan, pengaruh obat dan pengalaman dahulu menjadi faktor yang mempengaruhi keseimbangan (Batson, 2009). Latihan keseimbangan pada atlet telah terbukti dapat menurunkan resiko jatuh dan cidera seperti sprain dan strain ankle (Adam, 2013). Peningkatan keseimbangan pada populasi sehat memiliki efek positif dalam mencegah terjadinya resiko cedera. Program latihan keseimbangan dinamis terdiri dari core exercise, strengthening, agility, plyometric, dan balance exercise (Distefano, 2009). Core Exercise dirancang untuk meningkatakan produksi otot inti. Latihan ini mempersiapkan individu untuk menstabilkan dan menghasilkan tenaga pada kecepatan yang lebih fungsional secara dinamis (Clark, 2014). Core exercise bertujuan mengontrol posisi dan gerak dari trunk sampai pelvic yang digunakan untuk melakukan gerakan secara optimal. Target utama dari core exercise adalah otot yang letaknya lebih dalam (deep muscle) pada abdomen, yang terhubung dengan tulang belakang (spine), panggul (pelvic) dan bahu (shoulder). Core exercise merupakan komponen penting dalam memberikan kekuatan lokal dan keseimbangan untuk memaksimalkan aktivitas secara efisien (Ahmadi, 2012). Balance Exercise dirancang untuk meningkatkan efesiensi neuromuscular dari seluruh sistem gerak tubuh. Latihan ini melibatkan gerakan eksentrik dan kosentrik dinamis pada keseimbangan kaki. Gerakan yang dilakukan memerlukan kontrol dinamis pada pertengahan rentang gerak, dengan stabilisasi isometrik pada akhir gerakan (Clark, 2014). Balance Exercise adalah latihan khusus yang

4 4 ditujukan untuk membantu meningkatkan kekuatan otot ekstremitas bawah dan untuk meningkatkan sistem vestibular / keseimbangan tubuh. Latihan ini bekerja secara efisien dan mengurangi resiko terjadinya cidera pada kaki, lutut dan punggung bawah (Ruiz, 2005). Penelitian yang telah dilakukan oleh Berbudi (2014) menyatakan bahwa pelatihan core stability dan balance board exercise lebih baik dalam meningkatkan keseimbangan dibandingan dengan balance board exercise pada mahasiswa berusia tahun dengan kurang aktivitas fisik. Yuliana (2014) dalam penelitiannya tentang Pelatihan Kombinasi Core Stability Exercise dan Ankle Strategy Exercise Tidak Lebih Meningkatkan Keseimbangan Statis pada Mahasiswa S1 Fisioterapi Stikes Aisyiyah Yogyakarta pada hasil uji beda rerata keseimbangan statis antara kedua kelompok setelah perlakuan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada peningkatan keseimbangan statis, yang artinya pelatihan kombinasi core stability exercise dan ankle strategy exercise tidak lebih meningkatkan dari core stability exercise untuk meningkatkan keseimbangan statis. Berdasarkan penelitian yang berjudul The Effects of Balance Training on Dynamic Balance Capabilities in The Ellite Australian Rules Footballers ternyata pemberian balance exercise dapat meningkatkan keseimbangan dan mengurangi resiko cidera pada atlet seperti sprain dan strain ankle (Adam, 2013). Oliver (2009) dalam jurnal Functional Balance Training In Collegiate Women Athletes menyatakan bahwa balance exercise efektif dalam mengembangkan

5 5 aktivasi postural fungsional dimana aktivasi postural fungsional tidak hanya membantu dalam fungsional kinerja aktif, tetapi juga dalam pencegahan cidera. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, peneliti belum menemukan penelitian tentang perbandingan antara Core Exercise dan Balance Exercise, sehingga peneliti ingin mengetahui efektifitas pemberian Core Exercise dibandingkan dengan Balance Exercise dalam meningkatkan keseimbangan dinamis pada pemain futsal. 1.2 Rumusan Masalah Dari pembatasan masalah tersebut di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah Core Exercise dapat meningkatkan keseimbangan dinamis pemain futsal? 2. Apakah Balance Exercise dapat meningkatkan keseimbangan dinamis pemain futsal? 3. Apakah ada perbedaan Core Exercise dan Balance Exercise dalam meningkatkan keseimbangan dinamis pemain futsal?

6 6 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum mengenai core exercise dan balance exercise dalam meningkatkan keseimbangan dinamis pada pemain futsal Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui Core Exercise dalam meningkatkan keseimbangan dinamis pemain futsal 2. Untuk mengetahui Balance Exercise dalam meningkatkan keseimbangan dinamis pemain futsal 3. Untuk mengetahui perbedaan Core Exercise dengan Balance Exercise dalam meningkatkan keseimbangan dinamis pemain futsal 1.4 Manfaat Penelitian Teoritis 1. Dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya 2. Menambah khasanah ilmu dalam dunia pendidikan pada umumnya dan fisioterapi pada khususnya.

7 Praktis 1. Menambah pengetahuan tentang core exercise dan balance exercise dalam meningkatkan keseimbangan dinamis 2. Dapat merencanakan program latihan yang lebih tepat untuk meningkatkan keseimbangan dinamis.