PENGARUH PELATIHAN RELAKSASI TERHADAP KECEMASAN PADA ATLET KARATE

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, olahraga merupakan hal sangat penting bagi kesehatan tubuh.

2016 HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN SEBELUM BERTANDING DENGAN PERFORMA ATLET PADA CABANG OLAHRAGA BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperhatikan, seperti waktu latihan, waktu makan, dan waktu istirahat pun diatur

NURDIYANTO F

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bila dihadapkan pada hal-hal yang baru maupun adanya sebuah konflik.

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL. Skripsi

Dampak Kecemasan pada Atlet Bola Basket Sebelum Memulai Pertandingan

PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mohammad Zepi Prakesa, 2016

Eni Yulianingsih F

I. PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat tertentu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Permana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia menjadi sehat dan kuat secara jasmani maupun rohani atau dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Qodriannisa Puspaningrum, 2013

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. menerus merupakan aspek yang harus dibina dalam olahraga. sampai sasaran perilaku. McClelland dan Burnham (2001), motivasi

HUBUNGAN ANTARA SIKAP PENYELESAIAN MASALAH DAN KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN SOMATISASI PADA WANITA KARIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. emosi negatif. Pentingya individu mengelola emosi dalam kehidupan karena

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. A. Wanita

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan budaya dan seni beladiri warisan bangsa yang

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbunyi mens sana en corpore sano yang artinya dalam tubuh yang sehat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga adalah sebuah aktivitas olah tubuh yang memiliki banyak sisi

BAB I PENDAHULUAN. dan diakhiri dengan proses persalinan (Patriasari, 2009). Ibu hamil mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri

PENERAPAN IPTEKS TINGKAT KECEMASAN (ANXIETY) ATLET DALAM MENGIKUTI PERTANDINGAN OLAHRAGA. Indah Verawati

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun teori-teori yang dijelaskan adalah teori mengenai

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Pengertian Kecemasan Menghadapi Ujian

KEPECAYAAN DIRI YAITU SUATU KEMAMPUAN PENAMPILAN HIDUP SEHARI-HARI YANG DISADARI, BAIK BERUPA AKTIVITAS FISIK ATAUPUN PSIKIS

BAB I PENDAHULUAN. sifat yang berbeda. Mereka yang ekstrim adalah yang sangat rendah emosinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun

BAB II LANDASAN TEORITIS

PENGARUH TERAPI RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA NERS DALAM MENGHADAPI UKNI DI STIKES KENDEDES MALANG

EFEKTIVITAS AROMATERAPI DALAM MENURUNKAN KECEMASAN MENGHADAPI KELAHIRAN ANAK PERTAMA. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

#### SELAMAT MENGERJAKAN ####

TINGKAT KECEMASAN ATLET SEBELUM, PADA SAAT ISTIRAHAT DAN SESUDAH PERTANDINGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan suatu prestasi maksimal tidak hanya diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat

Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin. angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA

YOGA: HARMONISASI MANAJEMEN STRESS

PROSES TERJADINYA MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ekstra, karena banyak perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun psikis

ITEM KECEMASAN WANITA MENGHADAPI MENOPAUSE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SEBELUM MENGHADAPI PRAKTIK KLINIK DI RUMAH SAKIT SKRIPSI

BAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu yang didambakan oleh setiap wanita.

BAB V ANALISI DATA DAN HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN MEDITASI DALAM YOGA DENGAN DAYA TAHAN TERHADAP STRES PADA PAGUYUBAN YOGISWARAN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kihon (gerakan dasar) yang mencakup antara lain : a) Dachi (kudakuda) b) Uke (Tangkisan) c) Tsuki (pukulan) d) Geri (tendangan)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANXIETY. Joko Purwanto. Oleh : FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Bab 5. Ringkasan. Jepang dikenal sebagai negara yang kaya akan nilai-nilai kebudayaan yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.

I. PENDAHULUAN. Pencak silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu hal yang di tunggu-tunggu oleh pasangan

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan dan kekuatan tubuh yang menyebabkan aktivitas kerja terganggu, tubuh

BABI PENDAHULUAN. menjelang saat-saat kematian, rasa cemas kerap kali singgah dalam diri manusia.

Pedologi. Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. Karate merupakan olahraga bela diri yang mempunyai ciri khas yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan rakyatnya rendah dan tidak berkualitas. Sebaliknya, suatu negara dan

BAB I PENDAHULUAN. umum dan pola hidup. Penelitian Agoestina, (1982) di Bandung (dalam

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN DALAM MENYUSUN PROPOSAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung

BAB I PENDAHULUAN. terjadi bila sel telur (ovum) dibuahi dan berkembang sampai menjadi janin (fetus)

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu tuntutan mutlak yang harus dijalani. Mahasiswa pada dasarnya akan

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN Rahman Situmeang.

BAB I PENDAHULUAN HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET BELADIRI KARATE

DETEKSI DINI STRES DI TEMPAT KERJA DAN PENANGGULANGANNYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pandu Fauzi Fahmi, 2014 Profil Kualitas Interaksi Sosial Atlet Cabang Olahraga Beladiri

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KECENDERUNGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BAKTI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu akan mengalami perubahan pada dirinya baik secara fisik

#### Selamat Mengerjakan ####

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Olahraga merupakan suatu kegiatan yang melibatkan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN. kecemasan yang tidak terjamin atas prosedur perawatan. 2 Menurut penelitian, 1

2015 KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI DAN FLEKSIBILITAS SENDI PANGGUL TERHADAP HASIL TENDANGAN USHIRO GERI DALAM KARATE

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AGAMA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

2015 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEMAMPUAN MENGENDALIKAN EMOSI DAN MOTIVASI PADA ATLET FUTSAL PUTERI UKM UPI

BAB 1 PENDAHULUAN. pengalaman yang membahagiakan. Kehamilan merupakan pengalaman yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS DATA

PERBEDAAN KECEMASAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UMS YANG TINGGAL DI PONDOKAN DENGAN MAHASISWA YANG TINGGAL BERSAMA ORANG TUA SKRIPSI

KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan menyediakan sumber yang besar dari pengalaman emosional.

Transkripsi:

PENGARUH PELATIHAN RELAKSASI TERHADAP KECEMASAN PADA ATLET KARATE Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Disusun Oleh: Fahrur Azhar Ghazalba F 100 040 023 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu bela diri sebenarnya sudah dikenal semenjak manusia ada. Salah satu ilmu bela diri yang terus berkembang hingga saat ini adalah karate. Perkembangan karate sebagai salah satu bentuk ilmu bela diri diawali dengan penyebaran para pendeta pengikut Sidharta Gautama ke seluruh dunia untuk menyebarkan ajarannya. Para pendeta tersebut dibekali dengan ilmu bela diri untuk dapat melalui sulitnya medan yang akan dilalui (Pratiwi, 2008). Penyebaran ilmu bela diri para pendeta pengikut Sidharta Gautama tidak sampai ke Jepang, hanya sampai di Kepulauan Okinawa karena pada saat itu di Jepang telah berkembang ilmu bela diri ju jitsu, judo, kendo, dan kenjutsu (ilmu pedang). Pada tahun 1600-an, Kerajaan Jepang yang telah menguasai Okinawa melarang penduduknya memiliki senjata tajam termasuk tongkat bagi orang tua. Oleh karena itu, masyarakat Jepang akhirnya mengembangkan ilmu bela diri dengan tangan kosong yang saat itu dikenal dengan tote. Pada tahun 1921, seorang penduduk Okinawa bernama Funakoshi Gitchin memperkenalkan tote ke Jepang, dan berubah namanya menjadi karate karena sesuai dengan aksen Jepang dalam cara membaca huruf kanji. Sejak saat itu karate berkembang pesat di Jepang dan ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Masuknya karate ke Indonesia dibawa oleh para mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang pulang setelah menyelesaikan pendidikan mereka di Jepang (Takagi, dalam Saleh 2000). Sesuai dengan perkembangan latihan karate di seluruh dunia, di Indonesia juga 1

2 menerapkan tiga dasar latihan karate, yaitu kihon, kata, dan kumite. Kihon adalah istilah untuk latihan teknik-teknik dasar karate seperti teknik memukul, menendang, dan menangkis. Kata adalah istilah untuk latihan jurus-jurus atau bunga karate, dan yang terakhir adalah kumite yang merupakan istilah untuk latihan bela diri atau tempur. Kumite sebagai salah satu metode latihan dalam bela diri karate, merupakan aplikasi praktis dari teknik menyerang dan bertahan dari serangan musuh (Nakayama, 1989). Hal ini jugalah yang membuat karate disebut sebagai salah satu aktivitas olahraga body contact, karena selama dalam suatu pertarungan (sparring) atau pertandingan akan selalu terjadi sentuhan fisik secara langsung antar karateka yang bertarung. Penguasaan reaksi emosi pun harus dimiliki oleh tiap atlet agar tidak ada pihak-pihak yang dirugikan atau yang terluka atas aktivitas fisik yang dilakukannya (Sukadiyanto, 2006). Salah satu reaksi emosi yang muncul adalah kecemasan. Kecemasan ini akan menyertai di setiap kehidupan manusia terutama bila dihadapkan pada hal-hal yang baru maupun adanya sebuah konflik. Sebenarnya kecemasan merupakan suatu kondisi yang pernah dialami oleh hampir semua orang, hanya tarafnya saja yang berbeda-beda. Kecemasan merupakan perasaan campuran berisikan ketakutan dan berisi keprihatinan mengenai masa-masa yang akan datang tanpa sebab khusus untuk ketakutan tersebut (Chaplin, 2001). Dari pernyataan di atas, kecemasan dapat diartikan sebagai suatu reaksi emosi seseorang. Kecemasan dapat didefinisikan sebagai manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur baur yang terjadi ketika orang sedang mengalami tekanan perasaan dan pertentangan. Hal ini muncul karena beberapa situasi yang mengancam diri manusia sebagai mahluk sosial. Ancaman ini berasal dari adanya konflik, kegagalan, dan adanya tekanan yang melebihi kemampuan. (Daradjat, 1992). Menurut Weekes(1992), secara

3 emosional seseorang yang mengalami keletihan dalam menghadapi konflik akan merasakan ketakutan dan akhirnya menjadi apatis, tidak begitu menaruh minat terhadap sekelilingnya atau bahkan berpengaruh terhadap kondisi fisiknya. Perut terasa tidak nyaman, diketahui bahwa perut adalah organ paling simpatis dalam tubuh, dan akan terasa ketika individu mengalami gangguan psikis seperti kecemasan, stres, bahkan depresi (Retno, 2006). Berkaitan dengan kondisi fisik orang cemas, Tallis (1995) menerangkan bahwa secara umum respon kecemasan dapat dilihat melalui respon psikologis maupun respon fisiologis. Respon psikologis kecemasan dapat ditunjukkan melalui rasa tegang, gelisah, mudah tersinggung, merasa tidak nyaman, sedangkan respon fisiologis antara lain ditandai dengan keringat dingin, tekanan darah meningkat, jantung berdebar-debar. Hal ini juga diperkuat dengan penelitian dari Dwita (2000) dengan judul Pengaruh Musik Terhadap Kecemasan Penderita Katarak Menjelang Operasi, yang di dalamnya menjelaskan gejalagejala fisiologis yang dialami orang cemas diantaranya ada perubahan tekanan darah dalam tubuh. Masalah kecemasan yang dialami atlet ini, hampir dialami oleh sebagian besar atlet dalam setiap cabang olahraga. Berdasarkan hasil interview dengan beberapa atlet dari FORKI cabang Surakarta, pada tanggal 20 Desember 2008 diperoleh data bahwasanya beberapa atlet tersebut mengalami gejala-gejala kecemasan yang nampak secara fisik maupun secara emosional. Mereka merasakan perasaan was-was, khawatir seandainya kalah dari lawan-lawan yang dihadapi, jantung menjadi berdebar-debar menjelang pertandingan dimulai. Telapak tangan sering berkeringat, badan sedikit lemas dan terasa mual-mual akan tetapi tidak sampai muntah. Dari pihak official dan pelatih juga memberikan informasi bahwa beberapa atlet yang memiliki prestasi bagus akan cenderung

4 kurang merasa gelisah ketika akan bertanding. Kecemasan tersebut didasari karena persaingan dengan atlet yang memiliki prestasi yang lebih unggul. Kecemasan yang muncul berupa ketakutan dalam menghadapi lawan dan mencemaskan bahwa atlet yang kalah pastinya akan merasakan malu di depan teman-temannya karena sudah menjalani latihan yang serius. Masalah kecemasan ini bukan tidak mungkin untuk diatasi, sebenarnya banyak cara yang bisa dilakukan. Tiap orang mempunyai caranya sendiri untuk mengatasi kecemasan tersebut. Misalnya dengan mendengarkan musik, membaca, relaksasi, atau berbincangbincang dengan teman (Pratiwi, 2008). Dari pernyataan tersebut di atas, relaksasi merupakan salah satu motode yang dapat mengatasi kecemasan. Relaksasi ini dapat diartikan oleh orang awam sebagai suatu partisipasi dalam suatu olah raga, melihat televisi, rekreasi dan sebagainya. Sebaliknya ketegangan dapat menunjuk pada suasana yang bermusuhan, perasaan-perasaan negatif terhadap individu dan sebaliknya (Retno, 2006). Menurut pandangan ilmiah relaksasi merupakan perpanjangan serabut otot skeletal, sedangkan ketegangan merupakan kontraksi terhadap perpindahan serabut otot (Beeck dkk, 1982). Salah bentuk metode relaksasi yang disebutkan di atas adalah Yoga. Relaksasi dalam bentuk Yoga terbukti dapat mengatasi stres pada anak serta dapat mengurangi tingkat kecemasan dan ketakutan terhadap sesuatu. Yoga dapat memperbaiki konsentrasi, meningkatkan ketenangan dan membuat anak merasa aman dengan dirinya sendiri (Apriyanti, 2005). Hal ini didukung dengan penelitian Goelman (dalam Utami, 1993) menyebutkan bahwa dengan menjalankan metode relaksasi yang dilakukan rutin setiap hari dapat mengurangi rasa tertekan dan dapat mengatur emosi. Hasil netto-nya adalah kita lebih

5 tangguh menghadapi tekanan luar yang berupa kejayaan dan kegagalan, harapan dan ketakutan, kejengkelan dan frustasi. Metode relaksasi yang disebutkan di atas merupakan suatu teknik dalam terapi perilaku yang dilakukan dengan keadaan kesadaran yang berubah (altered state of consciousness). Selanjutnya relaksasi dapat diartikan sebagai reaksi-reaksi jasmaniah dalam keadaan tenang dan emosional meditatif, yang digunakan sebagai cara untuk mengatasi perubahan badaniah seperti rasa takut dan marah serta situasi yang mengancam mereka (Kartono, 2000). Seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh Jackopson dan Wolpe, yang menyatakan bahwa relaksasi dapat mengurangi kecemasan dan ketegangan. Relaksasi dapat menekan rasa tegang, cemas, dengan cara resiprok sehingga timbul counter conditioning dan penghilangan (Beech dkk, 1983 dalam Utami, 1993). Memperjelas pendapat diatas bahwa relaksasi juga merupakan proses pelemasan seluruh otot- otot yang berada dalam tubuh kita, sehingga pikiran dan tubuh kita menjadi rileks. Relaksasi merupakan suatu seni yang digunakan untuk belajar hidup menjadi santai. Teknik dasar yang digunakan dalam relaksasi terletak pada pengaturan ritme nafas dan detak jantung (Trisno, 2005). Mendukung pendapat di atas bahwa metode relaksasi dapat mengurangi kecemasan, dipertegas lagi oleh Reynolds dalam penelitiannya (dalam Krugman, 1985) membuktikan bahwa penurunan kecemasan dengan mendengarkan musik, khususnya musik lembut ternyata sama efektifnya dengan progressive relaxation atau teknik autigenik lain. Disamping itu penelitian R. Neal Aguilard membuktikan bahwa terapi relaksasi dapat digunakan untuk penderita insomnia. Selain itu penelitian dari American Journal Of Psychiatry yang meneliti tentang pengaruh hasil jangka panjang dari CBT dan terapi relaksasi pada pasien penderita sindrom fatique kronis, dapat diketahui bahwa pasien yang

6 diberikan CBT lebih menunjukkan kemajuan yang lebih baik dibandingkan pasien yang diberikan relaksasi pada 5 tahun follow-up ( Deale, 2001). Dari semua keterangan di atas dapat diasumsikan bahwasannya permasalahan yang timbul pada kehidupan atlet, salah satunya adalah adanya kecemasan yang disebabkan oleh perasaan yang tidak menentu dan adanya ketakutan ketika atlet bertanding akan kalah dari lawan dan merasa malu dengan teman-temannya, sehingga bisa mengganggu konsentrasi yang berdampak pada prestasi yang tidak optimal. Mencermati adanya permasalahan kecemasan pada atlet FORKI cabang Surakarta ini, maka perlu kiranya diadakan pelatihan yang dapat memberikan ketenangan dan kenyamanan diri atlet. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan demi mencapai prestasi atlet yang optimal adalah pelatihan relaksasi. Dalam pelatihan ini dilakukan dengan cara melatih peserta untuk lebih dapat menguasai emosinya sendiri, serta mencapai sebuah ketenangan diri. Selain itu pelatihan ini juga bisa membuat atle belajar untuk menenangkan jiwa, menyatukan perasaan dengan pikiran serta organ tubuh kita. Sehingga atlet yang mengikuti pelatihan ini diharapkan akan memiliki ketenangan diri dan tidak terganggu rasa cemas sehingga atlet bisa mencapai pretasi yang optimal. Berdasar uraian di atas penulis dapat merumuskan masalah Apakah Ada Pengaruh Pelatihan Relaksasi Terhadap Kecemasan pada Atlet Karate?. Dari perumusan masalah tersebut, penulis melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pelatihan Relaksasi Terhadap Kecemasan pada Atlet Karate.

7 B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah pelatihan relaksasi pada atlet karate. C. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Pimpinan FORKI cabang Surakarta Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi pimpinan khususnya tentang pengaruh pelatihan relaksasi terhadap kecemasan pada atlet karate, sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang diterapkan di FORKI. 2. Bagi pelatih FORKI cabang Surakarta Bagi pelatih, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan infomasi yang berkaitan dengan pengaruh pelatihan relaksasi terhadap kecemasan pada atlet karate sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam memberikan pelatihanpelatihan untuk mengurangi kecemasan dalam rangka meningkatkan prestasi atlet. 3. Bagi ilmuwan psikologi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi bagi ilmuwan psikologi sehingga dapat mengembangkan ilmu psikologi khususnya yang berkaitan dengan pengaruh pelatihan relaksasi terhadap kecemasan pada atlet karate. 4. Bagi fakultas psikologi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan kajian pemikiran khususnya pada mata kuliah psikologi olahraga, sehingga bisa mengembangkan

8 kajian teori mengenai pentingnya pelatihan relaksasi pada atlet dalam setiap cabang olahraga. 5. Bagi KONI Surakarta Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi pengurus KONI khususnya tentang pengaruh pelatihan relaksasi terhadap kecemasan pada atlet karate, sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan kebijakan-kebijakan menegnai kecemasan pada atlet dalam setiap cabang olahraga yang berada di bawah naungan KONI Surakarta. 6. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan atau masukan bagi peneliti berikutnya mengenai pengaruh pelatihan relaksasi terhadap kecemasan khususnya pada atlet karate, sehingga lebih berkembang dan menjadi lebih baik lagi.