Kata kunci : Rumah Sakit, Infeksi Nosokomial, Antiseptic Hand rub Kepustakaan : 55 (15 Jurnal+20 Buku+6 Skrispi & tesis+14 Website)

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PAPARAN MEDIA INFORMASI TERHADAP PRAKTIK HAND HYGIENE PADA PENUNGGU PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. ADHYATMA TUGUREJO KOTA SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. ketidaknyamanan yang berkepanjangan sampai dengan kematian. Tindakan

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI-LAKI DI SMA X KABUPATEN KUDUS

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima isu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. maupun tidak langsung kematian pasien. Infeksi nasokomial ini dapat berasal dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mikroorganisme dalam tubuh yang menyebabkan sakit yang disertai. dengan gejala klinis baik lokal maupun sistemik.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN UNIVERSAL PRECAUTION INTISARI. Devi Permatasari*

nosokomial karena penyakit infeksi. Di banyak negara berkembang, resiko perlukaan karena jarum suntik dan paparan terhadap darah dan duh tubuh jauh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi nosokomial merupakan problem klinis yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (Patient Safety) adalah isu global dan nasional bagi

PENDAHULUAN. dapat berasal dari komunitas (community acquired infection) atau berasal dari

BAB 1 PENDAHULUAN. dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah terhadap upaya

Oleh : Rahayu Setyowati

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit (RS) sebagai institusi pelayanan kesehatan, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi dan penyakit menular merupakan masalah yang masih dihadapi oleh negara-negara berkembang.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh : RIA RIKI WULANDARI J

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan gawat darurat, yang merupakan salah satu tempat pasien berobat atau dirawat, di tempat

BAB 1 PENDAHULUAN. virus, bakteri, dan berbagai penyebab penyakit lainnya yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Hepatitis akut. Terdapat 6 jenis virus penyebab utama infeksi akut, yaitu virus. yang di akibatkan oleh virus (Arief, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga pasien merupakan pihak yang mempunyai hak untuk

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP PASIEN DALAM PENGGANTIAN POSISI INFUS DI RUANG SHOFA RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. pasien lain dan dari lingkungan yang tercemar kepada pasien. Hand hygiene

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. obat-obatan dan logistik lainnya. Dampak negatif dapat berupa kecelakaan

No. Kuesioner : I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : 5. Pekerjaan : 6. Sumber Informasi :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Di dalam rumah sakit pula terdapat suatu upaya

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan atau pelatihan medik dan para medik, sebagai tempat. lantai makanan dan benda-benda peralatan medik sehingga dapat

Infeksi yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan adalah salah satu penyebab utama kematian dan peningkatan morbiditas pada pasien rawat

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perpanjangan masa rawat inap bagi penderita. Risiko infeksi di

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA

BAB 1 PENDAHULUAN. sistemik (Potter & Perry, 2005). Kriteria pasien dikatakan mengalami infeksi

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN di RS PKU Muhammadiyah Gamping yang merupakan salah satu. Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah Gamping

BAB I PENDAHULUAN. sakit. Infeksi nosokomial/hospital acquired infection (HAI) adalah infeksi

PROFIL TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA KUSTA TENTANG PENYAKIT KUSTA DI PUSKESMAS KEMUNINGSARI KIDUL KABUPATEN JEMBER

BAB 1 PENDAHULUAN. bertambah setiap tahunnya (Mores et al., 2014). Infeksi nosokomial adalah salah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Seprianus Lahal 1, Suhartatik 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DENGAN PERILAKU CUCI TANGAN DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dunia (Silalahi, Lampus, dan Akili, 2013). Seseorang yang terinfeksi HIV dapat

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA DIII KEBIDANAN SEMESTER II DENGAN SIKAP PENCEGAHAN INFEKSI DI STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh perhatian dari dokter (medical provider) untuk menegakkan diagnosis

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan unit pelayanan medis yang sangat kompleks, rumah

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kematian di dunia.salah satu jenis infeksi adalah infeksi

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.1. Januari 2012

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT DEGENERATIF PADA PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. perawat berada pada posisi yang ideal untuk memantau respon obat pada pasien,

EFEKTIFITAS TERAPI AROMA TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 KABUN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS). Dampak dari proses pelayanan

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Terhadap Kepatuhan Melakukan Cuci Tangan dengan Metode Hand Wash

*Korespondensi Penulis, Telp: , ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya infeksi silang atau infeksi nosokomial. penting di seluruh dunia dan angka kejadiannya terus

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai targettarget

ARTIKEL PENELITIAN. Hj.Evi Risa Mariana 1, Zainab², H.Syaifullah Kholik³ ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. infeksi tersebut. Menurut definisi World Health Organization. (WHO, 2009), Healthcare Associated Infections (HAIs)

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengumpulan data dilakukan di Poliklinik RSSN Bukittinggi pada tanggal

BAB I PENDAHULUAN. perawatan. Tindakan pemasangan infus akan berkualitas apabila dalam

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu

BAB I PENDAHULUAN. tersebut seorang pasien bisa mendapatkan berbagai penyakit lain. infeksi nosokomial (Darmadi, 2008, hlm.2).

PENGETAHUAN DAN PENERAPAN FIVE MOMENTS CUCI TANGAN PERAWAT DI RSUD SUKOHARJO

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENERAPAN PROTAP PERAWATAN LUKA POST OPERASI DI RUANG CENDANA RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PERAWAT DENGAN KEPATUHAN PENERAPAN PROSEDUR TETAP PEMASANGAN INFUS DI RUANG RAWAT INAP RSDM SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) DENGAN KEJADIAN DIARE ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 02 PELEMSENGIR KECAMATAN TODANAN KABUPATEN BLORA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut badan organisasi dunia World Health Organization (WHO)

BAB IV METODE PENELITIAN

Relationship Knowledge, Motivation And Supervision With Performance In Applying Patient Safety At RSUD Haji

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terhadap pengalaman sakit, yang disebabkan karena faktor lingkungan,

BAB 1 PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh asap rokok orang lain (Harbi, 2013). Gerakan anti rokok

¹STIKES Nani Hasanuddin Makassar ²STIKES Nani Hasanuddin Makassar ³STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. menular maupun tidak menular (Musadad, Lubis, &Kasnodihardjo, 1993).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan

HUBUNGAN PENDIDIKAN, MASA KERJA DAN BEBAN KERJA DENGAN KESELAMATAN PASIEN RSUD HAJI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari tenaga medis, tenaga paramedis dan tenaga non medis. Dari

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

BAB I PENDAHULUAN. maka pada tahun 1976 Join Commission on Acreditation of Health Care

PENGARUH KEPATUHAN PERAWAT MELAKUKAN CUCI TANGAN SEBELUM PEMASANGAN INFUS TERHADAP KEJADIAN PHLEBITIS

BAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi adalah Healthcare-associated Infection (HAIs). HAIs

BAB I PENDAHULUAN. kualitas mutu pelayanan kesehatan. Rumah sakit sebagai tempat pengobatan, juga

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN ANTISEPTIC HAND RUB PADA PENUNGGU PASIEN RAWAT INAP DI BANGSAL DAHLIA KELAS III RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BREBES Dea Afra Firdausy *), Emmy Riyanti **), Besar Tirto Husodo ***) *)Mahasiswa Peminatan PKIP FKM UNDIP **)Dosen Bagian PKIP FKM UNDIP ***)Dosen Bagian PKIP FKM UNDIP e-mail : deaafra@gmail.com Abstrak Menurut data WHO, infeksi nosokomial merupakan salah satu penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian di dunia dengan 1,4 juta angka kematian di seluruh dunia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang memperngaruhi hand rub pada penunggu pasien rawat inap di Sakit Umum Daerah Kabupaten Brebes dengan jumlah 43 orang dan sampel yang diambil adalah total sampling yaitu 43 orang. Sumber data penelitian menggunakan data primer dan sekunder. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji statistika Chi Square (α=0,05). Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar usia responden 26-45 tahun (53,5%), jenis kelamin responden sebagian besar laki-laki (55,8%), pendidikan terakhir responden SMP tamat (37,2%), responden paling banyak bekerja sebagai buruh (25,6%). Responden yang berperilaku menggunakan antiseptic hand rub lebih banyak pada responden dengan pengetahuan baik sebesar (60,9%), responden yang berperilaku menggunakan antiseptic hand rub lebih bayak pada responden dengan sikap baik sebesar (65,4%), tidak tersedianya sarana prasarana (71,4%), tidak tersedianya informasi (70%), tidak terjangkaunya akses (83,3%), tidak mendapat dukungan dari keluarga (84,6%), adanya dukungan dari tenaga kesehatan (66,7%). Hasil uji chi square didapatkan hubungan dukungan keluarga. Sedangkan untuk pengetahuan,sikap, ketersediaan sarana prasarana, ketersediaan informasi, kemudahan akses, dan dukungan tenaga kesehatan tidak berhubungan. Kata kunci : Rumah Sakit, Infeksi Nosokomial, Antiseptic Hand rub Kepustakaan : 55 (15 Jurnal+20 Buku+6 Skrispi & tesis+14 Website) PENDAHULUAN Rumah sakit merupakan unit pelayanan medis yang sangat kompleks. Kompleksitasnya tidak hanya dari segi jenis dan macam penyakit yang harus memperoleh perhatian dari para dokter (medical provider) untuk menegakkan 277 diagnosis dan menentukan terapinya (upaya kuratif). Hal lain yang merupakan kompleksitas sebuah rumah sakit adalah datangnya sejumlah orang yang secara bersamaan di rumah sakit, sehingga rumah sakit menjadi sebuah gedung pertemuan. Sejumlah

orang tersebut secara serempak dapat berinteraksi langsung maupun tidak langsung mempunyai kepentingan dengan penderita atau menjenguk orang yang sedang dirawat di rumah sakit (1). Rumah sakit sebagai tempat pengobatan, juga merupakan sarana pelayanan kesehatan yang dapat menjadi sumber infeksi dimana orang sakit dirawat dan ditempatkan dalam jarak yang sangat dekat. Infeksi masih merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kesakitan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya (3). Selain itu, menyebabkan perpanjangan masa rawat inap bagi penderita. Resiko infeksi di rumah sakit atau yang biasa dikenal dengan infeksi nosokomial merupakan masalah penting di seluruh dunia (3). Infeksi nosokomial dapat terjadi pada penderita, tenaga kesehatan dan juga setiap orang yang datang ke rumah sakit. Infeksi yang ada di pusat pelayanan kesehatan ini dapat ditularkan atau diperoleh melalui petugas kesehatan, orang sakit, pengunjung yang berstatus karier atau karena kodisi rumah sakit (1). Tingginya angka kejadian infeksi nosokomial dapat menyebabkan turunnya kualitas mutu pelayanan medis, sehingga perlu adanya upaya pencegahan dan pengendaliannya (1). Cara paling ampuh untuk mencegah infeksi nosokomial adalah dengan menjalankan Universal Precaution yang salah satunya adalah dengan mencuci tangan pada setiap penanganan pasien di rumah sakit. Sebuah penelitian mengemukakan bahwa dengan mencuci tangan dapat menurunkan 20% - 40% kejadian infeksi nosokomial. Menurut data WHO, infeksi nosokomial merupakan salah satu penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian di dunia dengan 1,4 juta angka kematian di seluruh dunia (4). Suatu survei prevalensi meliputi 55 rumah sakit dari 14 negara berkembang 4 wilayah WHO (Eropa, Mediterania Timur, Asia Tenggara dan Pasifik Barat) menunjukkan rata-rata 8,7% dari pasien rumah sakit mengalami infeksi nosokomial. Pada survei ini frekuensi tertinggi infeksi nosokomial dilaporkan dari rumah sakit di Timur Tengah dan Asia Tenggara, masingmasing sebesar 11,8% dan 10,0% (10). Hasil survei infeksi nosokomial RSUD Haji Makassar tahun 2012, ditemukan angka kejadian phlebitis 3,05%, angka kejadian dekubitus 0,02%, dan angka kejadian infeksi luka operasi sebesar 0,37%, sehingga keseluruhan infeksi nosokomial yang terjadi di RSUD Haji Makassar pada tahun 2012 adalah 3,44% (13). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Puguh Widiyanto, dkk. Disatu rumah sakit di Jawa Tengah ditemukan angka infeksi nosokomial pada tahun 2010 yaitu 0,89% (14). Dari hasil wawancara peneliti dengan salah petugas di bagian PPI (Pencegahan Pengendalian Infeksi) Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Brebes yang dilakukan pada hari Sabtu, 12 Maret 2016 beliau memberi penjelasan tentang tugas pokok apa saja yang ada di bagian PPI dan beliau juga memberi keterangan bahwa bagian PPI di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Brebes baru saja dibentuk pada Bulan Januari 2016, jadi masih kurang lebih 2 bulan dibentuknya PPI. Maka dari itu belum adanya data yang tercacat 278

mengenai infeksi nosokomial di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Brebes. Menurutnya sudah adanya kasus yang membuktikan adanya infeksi nosokomial di rumah sakit tersebut, contohnya seperti pasien yang baru saja dibolehkan pulang kerumah tetapi seminggu setelah itu harus masuk rumah sakit lagi karena adaya tambahan virus yang didapatkan selama berada dirumah sakit. Dengan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku penggunaan Antiseptic Hand Rub pada penunggu pasien rawat inap di Bangsal Dahlia Kelas III Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Brebes. METODE PENELITIAN a. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. b. Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah seluruh penunggu pasien rawat inap di Sakit Umum Daerah Kabupaten Brebes yang memiliki jumlah pasien sejumlah 43 orang. Sebanyak 43 orang. Dimana pada penelitian ini sampelnya sebanyak 43 orang penunggu pasien rawat inap di bangsal dahlia kelas III, yang akan diambil sebagai sampel adalah sebanyak 100% dari jumlah populasi. Total sampling sebanyak 43 orang didapat dari data saat penelitian berlangsung. Jadi penelitian ini disebut sebagai penelitian populasi dengan teknik total sampling. c. Pengumpulan Data 1. Sumber data yang digunakan dalam penelitian yaitu data primer dan data sekunder. 2. Teknik pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara menggunakan kuesioner. 3. Alat bantu dalam mengumpulkan data yaitu kuesioner, kamera, komputer, alat tulis, dan lembar informed consent. d. Analisis Data Analisis data yaitu univariat dan bivariat. Analisis univariat dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi dari masing-masing variabel hasil penelitian. Sedangkan analisis bivariat menggunakan uji chi square. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Gambaran Umum Lokasi RumahSakit Umum Daerah Brebes adalah rumah sakit milik Pemerintah Daerah Kabupaten Brebes yang merupakan daerah perbatasan antara Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Barat dan didirakan pada tahun 1954. RSUD Brebes memiliki luas lahan 3,99 Ha atau 39.900 m 2, dengan luas bangunan 14.114 m 2. sesuai dengan surat Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor HK.03.05/I/2231/12 tanggal 10 September 2012, RSUD Kabupaten Brebes telah ditetapkan sebagai Rumah Sakit Umum kelas B. b. Analisis Univariat 279

1. Usia Responden Usia Responden Usia 12-25 Tahun 12 27,9 Usia 26-45 Tahun 23 53,5 Usia 46-65 Tahun 6 14 Usia >65 Tahun 2 4,7 Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari jumlah 43 responden sebagian besar responden termasuk dalam kategori usia 26-45 tahun sebesar 53,5%, responden dengan kategori usia 12-25 tahun sebesar 27,9% kemudian responden dengan kategori usia 46-65 tahun sebanyak 14%, sedangkan responden dalam kategori usia >65 tahun memiliki frekuensi paling rendah yaitu 4,7%. 2. Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Laki-laki 24 55,8 Perempuan 19 44,2 Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa dari jumlah 43 responden sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki sebesar 55,8% dan responden dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 44,2%. 3. Pendidikan Terakhir Responden Pendidikan Terakhir Tidak Bersekolah 4 9,3 SD Tidak Tamat 5 11,6 SD Tamat 6 14 SMP Tidak Tamat 1 2,3 SMP Tamat 16 37,2 SMA Tidak Tamat 1 2,3 SMA Tamat 9 20,9 Akademi/PT 1 2,3 Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa dari jumlah 43 responden sebagian besar pendidikan terakhir responden terdapat pada SMP tamat yaitu sebanyak 16 orang (37,2%), kemudian SMA tamat sebanyak 9 orang (20,9), SD tamat sebanyak 6 orang (14%), SD tidak tamat sebanyak 5 orang (11,6%), tidak bersekolah sebanyak 4 orang (9,3), dan tingkat pendidikan pada SMP tidak tamat, SMA tidak tamat, dan akademi atau perguruan tinggi memiliki jumlah yang sama yaitu sebanyak 1 orang (2,3%) 4. Pekerjaan Responden Pekerjaan Responden IRT 7 16,3 Buruh 11 25,6 Petani 5 11,6 Pedagang 7 16,3 Swasta 10 23,3 Pelajar 3 7 Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa pekerjaan responden paling banyak yaitu sebagai pekerja buruh dengan 280

jumlah 11 orang (25,6%), kemudian pekerjaan responden sebagai pekerja swasta sebanyak 10 orang (23,3%), pekerjaan responden sebagai pedang dan IRT (Ibu Rumah Tangga) memiliki jumlah yang sama yaitu sebanyak 7 orang (16,3%), kemudia pekerjaan responden sebagai petani sebanyak 5 orang (11,6%), dan jumlah terendah yaitu responden yang masih menjadi pelajar atau mahasiswa yaitu 3 orang ( 7%). c. Analisis Bivariat 1. Hubungan antara pengetahuan antiseptic hand rub pada penunggu pasien rawat inap Sakit Umum Daerah Kabupaten Brebes Hasill pengujian hipotesis dengan menggunakan Chi Square Test untuk melihat hubungan antara pengetahuan antiseptic hand rub pada penunggu pasien rawat inap di Sakit Umum Daerah Brebes didapatkan nilai p sebesar 0,937 atau p > 0,05 yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak, maka secara statistik dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan pasien rawat inap di bangsal Umum Daerah Brebes. 2. Hubungan antara sikap antiseptic hand rub pada penunggu pasien rawat inap Sakit Umum Daerah Kabupaten Brebes. didapatkan nilai p sebesar 0,382 atau p > 0,05 yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak, maka secara statistik dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna 3. Hubungan antara ketersediaan sarana prasarana dengan pasien rawat inap bangsal Umum Daerah Kabupaten Brebes. nilai p sebesar 0,369 atau p > dan Ha ditolak, maka secara bahwa tidak ada hubungan yang bermakna 4. Hubungan antara ketersediaan informasi dengan perilaku rub pada penunggu pasien rawat inap bangsal dahlia kelas III Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Brebes. nilai p sebesar 0,480 atau p > dan Ha ditolak, maka secara bahwa tidak ada hubungan yang bermakna 5. Hubungan antara kemudahan akses dengan perilaku rub pada penunggu pasien rawat inap bangsal dahlia kelas III Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Brebes nilai p sebesar 0,375 atau p > dan Ha ditolak 6. Hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku rub pada penunggu pasien 281

rawat inap bangsal dahlia kelas III Rumah Sakit Umum Daerak Kabupaten Brebes nilai p sebesar 0,041 atau p < 0,05 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima, maka secara bahwa ada hubungan yang bermakna 7. Hubungan antara dukungan tenaga kesehatan dengan pasien rawat inap bangsal Umum Daerah Kabupaten Brebes. nilai p sebesar 1,000 atau p > dan Ha ditolak, maka secara bahwa tidak ada hubungan yang bermakna KESIMPULAN SARAN a. Kesimpulan 1. Responden paling banyak pada kategori usia 26-45 tahun sebesar 53,5%; responden paling banyak berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 24 orang responden sebesar 55,8%; responden paling banyak pada responden dengan tingkat pendidikan terakhir tamatan SMP sebanyak 16 orang respoden yaitu sebesar 37,2%; dan responden paling banyak pada responden dengan pekerjaan buruh sebanyak 11 orang yaitu sebesar 25,6%. 2. responden yang memiliki pengetahuan baik yaitu sebesar 60,9%; responden yang bersikap baik yaitu sebesar 65,4%; tidak tersedianya sarana prasarana yang memadai yaitu sebesar 71,4%: tidak tersedianya ketersediaan informasi yaitu sebesar 70%; menjawab tidak terjangkaunya akses yaitu sebesar 83,3%; tidak mendapat dukungan keluarga yaitu sebesar 84,6%; adanya dukungan dari tenaga kesehatan yaitu sebesar 66,7%. 3. Berdasarkan hasil uji hubungan dengan menggunakan chi square didapatkan bahwa ada hubungan bermakna antara dukungan keluarga dengan pasien rawat inap di bangsal Umum Daerah Kabupaten Brebes (ρ = 0,041). 4. Berdasarkan hasil uji hubungan dengan menggunakan chi square didapatkan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan perilaku rub (ρ = 0,937); sikap dengan hand rub (ρ = 0,382); ketersediaan sarana prasarana antiseptic hand rub (ρ = 0,369); ketersediaan informasi antiseptic hand rub (ρ = 0,480); kemudahan akses antiseptic hand rub (ρ = 0,375); dan dukungan tenaga kesehatan dengan perilaku rub (ρ = 1,000). b. Saran 1. Bagi Rumah Sakit Lebih memperhatikan sarana prasarana untuk mencuci 282

tangan, adanya sosialisasi megenai PHBS di rumah sakit 2. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat mengadakan sebuah kerjasama dengan instansi terkait seperti Puskesmas dan Dinas Kesehatan untuk mewujudkan program dengan sasaran keluarga pasien agar mempraktekan PHBS dalam kehidupan sehari-harinya. 3. Bagi Masyarakat Lebih mendidik dan memperhatikan keluarganya, biasakan mencuci tangan, menggunakan antiseptic hand rub saat berada di rumah sakit. 4. Bagi Peneliti Lain Diharapkan peneliti selanjutkan melakukan penelitian lebih mendalam dengan waktu yang lebih lama serta jumlah sampe yang lebih representatif, karena dalam penelitian ini penulis sadar akan keterbatasan waktu, biaya, besar, dan luasnya populasi. DAFTAR PUSTAKA 1. J J. Prinsip-Prinsip Sains untuk Keperawatan. Jakarta: Erlangga; 2008 2. Rikayanti KH. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Mencuci Tangan Petugas Kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Badung. Vol. 2. No 1 [Internet]. Available from: http://ojs.unud.ac.id/index.php /jch/article/view/7693. 2014 3. Saragih R& NR. Hubungan Karakteristik Perawat Dengan Tingkat Kepatuhan PerawatMelakukan Cuci Tangan di Rumah Sakit Columbia Asia Medan [Internet]. uda; Available from: http://uda.ac.id/jurnal/files/7.p df. 2012 4. anonim. tingkat penggunaan VB pada pasien dengan ventilator mekanik di ICU RSUP Dr. Kariadi periode Juli Desember 2013. http://eprints.undip.ac.id/4452 7/2/BAB_I.pdf. 2013. 5. Azrul A. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Sinar Harapan; 1996. 6. Widiyanto P, Tutik R, Hariyati S, Handiyani H. Pengaruh Pelatihan Supervisi Terhadap Penerapan Supervisi Klinik Kepala ruang dan Peningkatan Kualitas Tindakan Perawatan Luka Di RS PKU Muhammadiyah Temanggung;44 51. 2013 7. Depkes. program pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial merupakan unsur patient safety [Internet]. 2011 [cited 2011 Nov 7]. Available from: http://www.depkes.go.id/articl e/view/1710/programpencegahan-danpengendalian-infeksinosokomial-merupakanunsur-patient-safety.html. 2011 8. Darmadi. Infeksi Nosokomial : Problematika dan Pengendaliannya. Jakarta: Salemba Medika; 2008. 9. dkk MA. Analisis Kinerja Perawat dalam Pengendalian Infeksi Nosokomial di Ruang IRNA 1 RSUP. Dr. Sardjito, Yogyakarta. 2007. 10. Ernawati S. Infeksi Nosokomial dan Staphylococcus epidermidis. Republika Online. 2004. 283