BAB 3 PEMBAHASAN 3.1. Pendahuluan Pada dasarnya pada bab ini dijelaskan bagaimana awalnya sebelum dilakukan proses perbaikan sehingga perlu adanya perbaikan yaitu dengan system automatisasi, diantaranya: Sebelum adanya perbaikan, pada line produksi membutuhkan satu operator untuk melakukan inspeksi High-Potensiat test dimana bertujuan untuk mengetes ketahanan TV tersebut pada saat tegangan tinggi, apakah masih bisa menyala dan bisa menerima sinyal yang bagus. Terjadi kehilangan / kerugian waktu yaitu dengan waktu untuk menunggu 1 set TV dicek oleh operator, sedangkan konveyor tetap berjalan, sehingga terjadi kemacetan (jammed). Selain itu, seringkali HV Gun tersebut rusak karena pemakaian setiap hari. Pada saat pengecekan oleh operator, sering terjadi ketidakstabilan waktu cycle yaitu sekitar 16 18 detik. Pada saat pengecekan juga sering terjadi electric shock atau kesetrum jika terjadi kesalahan dalam pengoperasian. Maka dengan adanya permasalahan-permasalahan yang terjadi di atas perlu adanya perbaikan-perbaikan dengan harapan agar proses produksi mengalami peningkatan yaitu dengan cara merancang system automatisasi High-Potential tester pada CRT TV dengan menggunakan system kendali PLC.
Memerlukan HV Gun Gambar 3.1. Proses sebelum perbaikan 3.2. Prinsip Kerja Rangkaian Prinsip kerja rangkaian otomatisasi High-Potential Tester secara umum dapat dijelaskan dengan blok diagram sebagai berikut: Gambar 3.2. Blok Diagram Rangkaian Dari blok diagram di atas, dapat dijelaskan secara umum mengenai bagian-bagian yang menyusun keseluruhan sistem dari alat ini diantaranya : 1. Sensor Sensor yang dimaksud adalah sensor tipe E3JK, yang berfungsi untuk mendeteksi adanya TV yang datang dan melewatinya untuk melakukan inspeksi Hi-Pot Test. Sensor yang digunakan pada perancangan alat ini adalah sebuah photoelectric tipe OMRON. Sensor ini sejenis sensor cahaya yang memantulkan cahaya apabila ada benda yang masuk (retroreflective), dan bekerja memicu eksekusi
logika/program pada PLC. Sensor ini juga bersifat sebagai saklar. Output dari sensor ini adalah tegangan sebesar 5 Volt DC, 10 ma kemudian output ini akan dihubungkan ke input PLC. 2. PLC (Programmable Logic Controllers) PLC disini sebagai pengontrol automatisasi ini. PLC yang dipakai pada perancangan ini adalah dari OMRON tipe SYSMAC CPM-20P. PLC ini bekerja pada saat menerima input dari sensor, kemudian diolah datanya sehingga dapat menggerakkan cylinder maju ke arah tuner TV atau mundur. Dan PLC juga bekerja untuk dapat mengoperasikan Hi-Pot tester ON/OFF. Pada perancangan automatisasi High-Potential tester ini. 3. High-Potential Tester Withstanding Voltage Tester atau lebih dikenal dengan High-Potential Tester, merupakan alat pendeteksi ketahanan benda pada tegangan tinggi dengan waktu tertentu. Pada perancangan ini, input High-Potential tester dihubungkan ke output PLC, kemudian High-Potential tester akan bekerja apabila menerima perintah dari PLC apakah kondisinya siap untuk diesksekusi. High-Potential tester ini akan mengeksekusi proses pengecekan tegangan tinggi pada tuner di TV, dengan waktu pengecekan selama 3 detik. Apabila kondisi TV tersebut OK, maka buzzer akan berbunyi dan display pada tester PASS, tapi apabila kondisi TV bermasalah maka buzzer akan berbunyi dan display NG akan menyala pada tester. 4. Aktuator Aktuator pada perancangan ini berupa cylinder (reflektor), dimana cylinder ini berfungsi untuk mengubah sinyal listrik menjadi tenaga angin. Cylinder akan menerima perintah dari PLC untuk bergerak maju ke arah tuner TV atau mundur dan kembali ke posisi semula.
Gambar 3.3. Layout perancangan sistem otomatisasi pada line produksi Keterangan: X1 : SSA (Selector Switch Auto/Manual X2 : Stopper down (Manual) X3 : Readjust (Manual) X4 : Cylinder Forward (Manual) X9 : Signal good (from Hi-Pot Tester) Y1 : Cylinder forward (maju) Y2 : Relay for start adjust mesin Hi-Pot tester Y3 : Relay good (stopper down) Pada saat TV datang, maka sensor 1 akan mendeteksi dan menerima sinyal adanya TV yang datang. Sinyal yang berupa tegangan tersebut berupa output dan diterima oleh PLC sebagai system kendalinya, kemudian output dari sensor tersebut diolah datanya.
Setelah itu output dari PLC akan memberikan instruksi kepada actuator yakni berupa air cylinder untuk maju ke arah televisi yang telah dihubungkan dengan probe dari Hi-Pot tester. Setelah Hi-Pot tester menjalankan inspeksinya selama 3 detik, maka akan terdengar buzzer tanda PASS yang berarti kondisi televisi tersebut OK, setelah itu Hi-Pot tester akan memberikan informasi kepada PLC bahwa pengecekan telah selesai kemudian PLC akan memberikan instruksi ke air cylinder untuk bergerak mundur. 3.3. Perancangan Sistem Automatisasi pada PLC Pada saat merancang sistem kendali di PLC, maka ada beberapa cara yang harus dilakukan untuk mengendalikan sistem automatisasi High-Potential tester pada CRT TV dimana PLC ini bertugas untuk mengendalikan sensor, aktuator yakni air cylinder dan High-Potential Tester serta pallet conveyor yaitu dengan cara sebagai berikut: 1. Diagram Ladder Pada perancangan ini, fungsi dari sistem kendali PLC ini serupa dengan sistem ON/OFF pada relay. Hal ini bisa disebut juga sebagai switching program. Diagram ladder pada perancangan sistem automatisasi High-Potential Tester ini dapat ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Gambar 3.4. Diagram Ladder pada sistem automatisasi Hi-Pot test 2. Kode Mneumonik Kode mneumonik memberikan informasi yang sama persis seperti halnya diagram ladder. Sesungguhnya, program yang disimpan di dalam memori PLC dalam bentuk mneumonik, bahkan meskipun program dibuat dalam bentuk diagram ladder. Oleh karena itu, memahami kode mneumonik itu sangat penting. Berikut ini program mneumonik dalam perancangan sistem otomatisasi Hi-Pot tester pada CRT TV ini yang ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 3.1. Program Mneumonic Automatisasi pada High-Potential Tester
Alamat Instruksi Operand 000000 LD X1 000001 AND X5 000002 LD NOT X1 000003 AND X4 000004 ORB 000005 OUT Y1 000006 LD X1 000007 AND X5 000008 AND X6 000009 LD NOT X1 000010 AND X3 000011 ORB 000012 OUT Y2 000013 LD X9 000014 OR Y3 000015 ANI X8 000016 AND X7 000017 OUT Y3 000018 END Prinsip kerja sistem automatisasi High-Potential tester pada CRT TV ini dapat dijelaskan dengan flowchart di bawah ini:
Gambar 3.5. Flowchart Sistem Automatisasi High-Potential Tester bekerja Dari flowchart di atas bahwa dengan harapan adanya perbaikan peningkatan proses kerja di line produksi yaitu dengan cara merancang sistem automatisasi High- Potential tester pada CRT TV, maka perlu dijelaskan proses setelah perbaikan yaitu sebagai berikut: Dengan banyaknya permasalahan yang terjadi pada saat menggunakan operator, maka diputuskan untuk melakukan suatu perbaikan yaitu dengan perancangan sistem automatisasi High-Potential tester pada CRT TV yang mana bertujuan
untuk meningkatkan produktivitas, meningkatkan kualitas, mengurangi biaya, dan menciptakan lingkungan kerja yang aman. Dengan adanya perbaikan tersebut, maka akan mengurangi kejadian stop line atau line berhenti dikarenakan alat tidak bekerja, salah satu contoh yaitu HV Gun rusak. Dengan adanya perbaikan, maka akan mempermudah proses pengecekan di line produksi, dan lebih mudah untuk pemeliharaannya. Sistem Automatisasi pada High-Potensial Tester ini juga memperhatikan tentang keamanan pada saat proses produksi berlangsung. Dengan adanya perancangan sistem automatisasi High-Potensial tester ini, maka akan mempengaruhi pengeluaran biaya yaitu berkurangnya biaya untuk satu operator karena tidak membutuhkannya lagi, dan tidak perlu menggunakan HV Gun (High Voltage Gun) lagi. Tidak perlu operator (otomatis) Gambar 3.6. Proses setelah perbaikan