MENINGKATKAN PERILAKU DISIPLIN BERLALU LINTAS DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. lalu lintas, dan lain sebagainya (Soekanto, 2007: 101). undang-undang yang berlaku secara sah, sedangkan pelaksananya adalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMA Bina Mulya Kota Bandar Lampung dan waktu

PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DALAM MENGURANGI PELANGGARAN TATA TERTIB SISWA DI SEKOLAH

PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENGURANGI PERILAKU AGRESIF PADA SISWA

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENGGUNAAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM BELAJAR GROUP COUNSELING FOR IMPROVING CONFIDENCE IN STUDENT LEARNING

ABSTRACT. Keywords: Positive self-concept in learning, Role playing techniques

PENINGKATAN DISIPLIN SISWA MENGGUNAKAN KONSELING KELOMPOK PENDEKATAN BEHAVIOR SISWA SMP KELAS VIII

PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP WIYATA KARYA NATAR TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL POSITIF PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DENGAN MENGGUNAKAN BIMBINGAN KELOMPOK

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

ABSTRACT. Keywords: Group Counseling Services, Learning Mathematics Motivation

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DI SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENINGKATAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Ratih Novita Sari 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KEPATUHAN SISWA TERHADAP TATA TERTIB SEKOLAH

PENINGKATAN PENYESUAIAN DIRI SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK. Tika Febriyani 1 Syaifuddin Latief 2 Diah Utaminingsih 3

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Putria Maharani 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Yuda Pratama 1 Giyono 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI MENGGUNAKAN TEKNIK REINFORCEMENT POSITIF SISWA KELAS 1 SD

MENINGKATKAN PERCAYA DIRI DALAM BELAJAR MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SMA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN PENDAPAT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING

PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DALAM BELAJAR

BAB III METODELOGI PENELITIAN. pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Disiplin Berlalu lintas dalam Bidang Bimbingan Sosial

PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KELAS X MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK ABSTRACT

PENGGUNAAN LAYANAN INFORMASI DALAM BIMBINGANDAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR

MENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR POSITIF MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XII

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Meity Fitri Yani 1 Syarifuddin Dahlan 2 Yusmansyah 3

[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016

PENGGUNAAN TEHNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENINGKATKAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA DI SEKOLAH

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENGURANGI KENAKALAN REMAJA PADA SISWA KELAS VIII

JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA KELAS XI DI SMK PEMUDA PAPAR KAB KEDIRI TAHUN AJARAN 2016/2017

JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GROGOL TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KONSEP DIRI POSITIF DENGAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Nurhalimah 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3 ABSTRACT

PEMBERIAN INFORMASI KARIR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN PROGRAM JURUSAN

BAYU ADHY TAMA K

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling OLEH:

PENGARUH LAYANAN INFORMASI TATA TERTIB LALU LINTAS TERHADAP SIKAP BERLALULINTAS SISWA KELAS XII IPS (Studi di SMA Negeri 1 Palu )

PENINGKATAN KONSEP DIRI POSITIF SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

SYSTEMATISC DESENSITIZATION TECHNIQUE USE TO REDUCE ANXIETY AT THE PRESENTATION OF STUDENTS FOR STUDENTS IN CLASS X SMK 1 METRO YEAR 2012/2013

I. PENDAHULUAN. Keadaan di dalam masyarakat yang harmonis akan terpelihara dengan baik jika tercipta

EFFORTS TO INCREASE STUDENT S CREATIVITY IN LEARNING BY USING GROUP COUNSELING SERVICES IN STUDENT CLASS XII SMK SPP LAMPUNG SCHOOL YEAR 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah

IMPROVED STUDENT LEARNING THROUGH MOTIVATIONAL COUNSELING

Citra Passa Hartadi 1 Syarifuddin Dahlan 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2011). Penggunaan metode

I. PENDAHULUAN. dan mencerminkan kehendak rambu-rambu hukum yang berlaku bagi semua subyek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI. dengan disciple yaitu individu yang belajar dari atau secara suka rela

: ZAFIRAH FARIS NIM K

PENINGKATAN SIKAP SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN BAHASA LAMPUNG DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP KEMAMPUAN SAINS ANAK KELOMPOK B

TEKNIK SELF MONITORING UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN TATA TERTIB DI SEKOLAH SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 SURAKARTA

JURNAL EFEKTIVITAS TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI DI SMK PELAYARAN HANG TUAH KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Available online at Jurnal KOPASTA. Jurnal KOPASTA, 2 (2), (2015)

III. METODE PENELITIAN

Yondariwati 1 Dibawah bimbingan Yusmansyah 2 dan Ratna Widiastuti 3

JURNAL. Oleh: ANJARWATI Dibimbing oleh : 1. Dra. Khususiyah, M. Pd. 2. Yuanita Dwi Krisphianti, M. Pd.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian tentang kesadaran hukum siswa dalam berlalu

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah pada

III. METODOLOGI PENELITIAN

ARTIKEL PENGARUH GAME ASAH OTAK TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA KELAS XI TPM SMK NEGERI 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN

PENGGUNAAN TEKHNIK ASSERTIVE TRAINING DALAM MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWA KELAS VII

JURNAL EFEKTIVITAS TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA KELAS XI IPA SMA MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL. Oleh: NAMA : FRIGE ARDINATA EKA PUTRA SISWANTO NPM :

III. METODE PENELITIAN. dimaksudkan agar kebenaran yang diungkap benar-benar dapat dipertanggung

I. PENDAHULUAN. Lalu lintas jalan merupakan sarana masyarakat yang memegang peranan penting

GROUP COUNSELING SERVICES EFFECTIVENESS IN REDUCING STUDENT BEHAVIOR AGGRESSIVE SMA 6 PADANGSIDIMPUAN STATE ACADEMIC YEAR

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA

PENINGKATAN MINAT BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SMP

Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Etika Pergaulan Siswa SMK Negeri 1 Kluet Selatan. Novita Anggriani

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam suatu penelitian sangat diperlukan suatu metode yang sesuai dengan

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS VIII

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Labuhan Ratu Kecamatan Labuhan

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA MENGURANGI KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM MENGGUNAKAN TEKNIK RELAKSASI ABSTRACT

JURNAL OLEH: FAJAR KUSUMAJATI K

I. PENDAHULUAN. komprehensif, yakni pendidikan kemampuan mental, pikir, kepribadian. manusia seutuhnya. Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang

JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

PENGARUH PENERAPAN MEDIA FLASHCARD TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL WARNA PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Lalu lintas dan angkutan jalan

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP KEDISIPLINAN KERAPIHAN BERSERAGAM PADA SISWA KELAS XII IPS 1 SMA NEGERI 1 COLOMADU TAHUN PELAJARAN

J. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 2016: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN EFIKASI DIRI SISWA KELAS XI SMA N 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2017/2018

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DALAM BERKOMUNIKASI DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL

PENINGKATAN KEMANDIRIAN DENGAN MENGGUNAKAN TOKEN ECONOMY PADA 6 ANAK USIA DINI TAMAN KANAK-KANAK (TK)

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Efektifitas Media Gambar untuk Meningkatkan Wawasan Karir Peserta Didik Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia

JURNAL OLEH : INDAH CHOIRUN NISA NPM : Dibimbing Oleh: 1. Dr. Hj. Sri Panca Setyawati, M.Pd. 2. Yuanita Dwi Krisphianti, M.Pd.

Transkripsi:

MENINGKATKAN PERILAKU DISIPLIN BERLALU LINTAS DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK Christina Damayanti (imeil_barusaya@yahoo.co.id) 1 Giyono 2 Ranni Rahmayanthi 3 ABSTRACT The aim of this research was to determine that traffic discipline behavior can be increased by using group counseling. Problem of this research was student s low traffic discipline behavior. Method used quasi-experimental one-group pretestposttest design. Subject were six students of grade XI who have low traffic discipline behavior. Data collecting techniques used traffic discipline behavior s questionnaire. The result showed that traffic discipline behavior can be increased by using group counseling, it is proved from the result of data analysis by using Wilcoxon test, based on the result of pre-test and post-test it showed Zoutput<Ztable (-2,207<0), thereby, Ha was accepted, it means traffic discipline behavior can be increased by using group counseling. Conclusion for this research was traffic discipline behavior can be increased by using group counseling for the students of grade XI in SMA Bina Mulya Bandar Lampung Academic Year of 2012/2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah perilaku disiplin berlalu lintas dapat ditingkatkan menggunakan konseling kelompok. Masalah dalam penelitian ini adalah perilaku disiplin berlalu lintas siswa rendah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi experiment dengan desain one-group pretest-posttest. Subjek penelitian ini sebanyak enam siswa kelas XI yang memiliki perilaku berlalu lintas rendah. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan angket perilaku disiplin berlalu lintas. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perilaku disiplin berlalu lintas siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan konseling kelompok, ditunjukkan dari hasil analisis data menggunakan uji wilcoxon, dari hasil pretest dan posttest diperoleh z output<z tabel (-2,207<0), maka Ha diterima, yang artinya perilaku disiplin berlalu lintas siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan konseling kelompok. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah perilaku disiplin berlalu lintas dapat ditingkatkan dengan menggunakan konseling kelompok pada siswa kelas XI SMA Bina Mulya Kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013. Kata kunci: berlalu lintas, disiplin siswa, konseling kelompok 1 Mahasiswa Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Lampung 2 Dosen Pembimbing Utama Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Lampung 3 Dosen Pembimbing Pembantu Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Lampung

PENDAHULUAN Setiap individu mengalami perubahan melalui serangkaian tahap perkembangan. Pelajar dalam hal ini masuk dalam tahap perkembangan remaja. Remaja, mengarahkan rasa ingin tahu yang tinggi ke arah hal-hal positif berupa kegiatankegiatan yang kreatif dan produktif adalah penting. Jika tidak, dikhawatirkan para remaja dapat terjerumus dalam kegiatan atau perilaku negatif, misalnya mencoba merokok dan narkoba, melanggar aturan lalu lintas, dan lain sebagainya (Soekanto, 2007). Pelanggaran lalu lintas merupakan salah satu keadaan dimana terjadi ketidaksesuaian antara aturan dan pelaksanaan. Aturan dalam hal ini adalah peranti hukum yang telah ditetapkan dan disepakati oleh negara sebagai undangundang yang berlaku secara sah, sedangkan pelaksanaannya adalah manusia atau masyarakat suatu negara yang terikat oleh peranti hukum tersebut. Hal ini tertuang dalam UU RI Nomor 22 tahun 2009, yang didalamnya berisi tentang lalu lintas dan angkutan jalan. Tata tertib lalu lintas ditujukan untuk mewujudkan, mendukung, dan memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas. Berbagai tindak penertiban terus diupayakan para polisi lalu lintas demi mewujudkan ketertiban lalu lintas dan kenyamanan berkendara, serta keselamatan para pengguna jalan raya, baik melalui razia kelengkapan berkendara, kelayakan mengemudi, serta kegiatan-kegiatan diskusi umum dengan tujuan meningkatkan ketertiban dalam berlalu lintas. Pada usia remaja, ketaatan pada peraturan lalu lintas diharapkan timbul dari diri remaja sendiri. Remaja diharapkan menyadari mengapa harus mentaati peraturan lalu lintas. Anak usia sekolah perlu mendapatkan pendidikan tentang keamanan dan keselamatan berlalu lintas sejak dini, dengan membekali pengetahuan dan peraturan lalu lintas pada usia sekolah sehingga dapat menumbuhkan kesadaran tertib dan disiplin berlalu-lintas. Masa ini dianggap paling rawan dibandingkan dengan fase-fase perkembangan lainnya, dan merupakan suatu masa perkembangan yang berada diantara masa kanak-kanak dan dewasa.

Pencegahan pelanggaran tata tertib lalu lintas yang dilakukan oleh siswa adalah tanggung jawab bersama, baik orangtua murid maupun warga sekolah. Dalam lembaga pendidikan formal Sekolah Menengah Atas (SMA), guru Bimbingan dan Konseling memiliki peranan yang sangat besar untuk membantu siswa dalam mengentaskan permasalahan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah perilaku disiplin berlalu lintas dapat ditingkatkan menggunakan konseling kelompok. Disiplin Berlalu lintas Menurut Purwadi dan Saebani (2008:106) pengertian disiplin berlalu lintas merupakan bilamana seseorang mematuhi apa yang tidak boleh pada saat berlalu lintas di jalan, baik dalam rambu maupun tidak, dimana larangan tersebut termut didalam UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan. Disiplin berlalu lintas merupakan salah satu pencerminan dari disiplin nasional yang menunjukkan martabat dan harga diri bangsa. Oleh karena itu pemerintah seharusnya lebih megutamakan aspek pendidikan kepada masyarakat berkaitan dengan disiplin berlalu lintas tidak hanya diajarkan dalam bentuk ekstrakurikuler seperti selama ini tetapi harus lebih mendasar melalui pendidikan intrakurikuler dan dikenalkan mulai tingkat pendidikan TK sampai dengan SMA yang sifatnya diintegrasikan melalui mata pelajaran tertentu. Kedisiplinan berkaitan dengan kepatuhan terhadap peraturan berlalu lintas yang telah diatur oleh pemerintah yaitu dalam Undang-Undang No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya. Adapun kepatuhan terhadap peraturan dan rambu-rambu lalu lintas di jalan raya melingkupi peraturan sebagai aturan-aturan yang harus dipatuhi dan jika melanggar akan dikenai sanksi berupa denda atau hukuman penjara, sedangkan rambu lalu lintas adalah salah satu alat perlengkapan jalan dalam bentuk tertentu memuat lambang-lambang, hurufhuruf, kalimat dan atau memberikan peringatan, larangan, perintah dan petunjuk bagi pemakai jalan (Undang-undang Lalu lintas dan Angkutan Jalan Raya, 2009). Kedisiplinan dalam berlalu lintas pada individu merupakan bentuk perilaku tanggung jawab seseorang terhadap peraturan atau norma yang berlaku di jalan

raya sebagai manifestasi kesadaran individu yang merupakan proses belajar dari lingkungan sosialnya sehingga perilaku disiplin tersebut dapat menimbulkan suasana berlalu lintas yang aman, lancar dan terkendali. Kesadaran disiplin berlalu lintas sejak dini harus mulai dilakukan, baik dilingkungan sekolah maupun keluarga untuk memberikan pemahaman kepada pelajar agar berhati-hati di jalan raya. Konseling Kelompok Konseling kelompok merupakan suatu upaya pemberian bantuan kepada siswa melalui kelompok untuk mendapatkan informasi yang berguna agar dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi, mampu menyusun rencana, membuat keputusan yang tepat, serta untuk memperbaiki dan mengembangkan pemahaman terhadap diri sendiri, orang lain, dan lingkungan dalam menunjang terbentuknya perilaku yang lebih efektif. Menurut Natawidjaja (Wibowo, 2005) konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada individu dalam suasana kelompok yang bersifat pencegahan dan penyembuhan, dan diarahkan pada pemberian kemudahan dalam rangka perkembangan dan pertumbuhannya. Di dalam konseling kelompok terdapat dinamika kelompok. Dinamika kelompok adalah suatu keadaan yang hangat dan terbuka yang ditandai dengan adanya sikap saling bekerja sama, saling memahami satu sama lain, berinteraksi dan saling bertenggang rasa. Dengan demikian, siswa merasa nyaman dan tidak ragu-ragu dalam menceritakan perasaan yang dirasakannya dan mampu menyampaikan pendapatnya dalam membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh anggota kelompok lainnya. Corey (Wibowo, 2005) menyatakan bahwa masalah-masalah yang dibahas dalam konseling kelompok lebih berpusat pada pendidikan, pekerjaan, sosial dan pribadi. Dalam konseling kelompok perasaan dan hubungan antar anggota sangat ditekankan di dalam kelompok ini. Jadi anggota akan belajar tentang dirinya dalam interaksinya dengan anggota yang lain ataupun dengan orang lain. Selain itu, di dalam kelompok, anggota dapat pula belajar untuk memecahkan masalah berdasarkan masukan dari orang lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui peningkatan perilaku disiplin berlalu lintas dengan menggunakan konseling kelompok pada siswa kelas XI SMA Bina Mulya Kota Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen dengan desain One-Group Pretest-Posttest. Pelaksanaan dengan desain ini dilakukan dengan cara memberikan perlakuan atau treatment (X) terhadap suatu kelompok. Sebelum diberikan perlakuan atau treatment, kelompok tersebut diberikan pretest (O1) dan kemudian setelah perlakuan atau treatment diberikan, kelompok tersebut diberikan posttest (O2). Hasil dari kedua test ini kemudian dibandingkan untuk mengetahui apakah perlakuan yang diberikan memberikan pengaruh atau perubahan terhadap kelompok tersebut (Sugiyono, 2010). Prosedur Penelitian Sebelum dilaksanakan layanan konseling kelompok, peneliti menjaring subjek yang memiliki perilaku disiplin berlalu lintas yang rendah menggunakan angket perilaku disiplin. Setelah didapatkan subjek, peneliti melanjutkan dengan memberikan perlakuan kepada subjek yang memiliki perilaku disiplin berlalu lintas rendah mengunakan layanan konseling kelompok. Subjek Penelitian Subyek pada penelitian ini adalah enam siswa kelas XI SMA Bina Mulya Kota Bandar Lampung yang memiliki perilaku disiplin berlalu lintas yang rendah, didapatkan dengan cara pemberian angket disiplin berlalu lintas. Teknik Pengumpulan Data Teknik Pokok Teknik pokok pengumpulan data dalam penelitian ini adalah angket perilaku disiplin berlalu lintas yang dibuat dengan berpedoman pada UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Teknik penunjang

Teknik penunjang yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara. Wawancara dalam penelitian ini menggunakan wawancara tidak terskruktur atau terbuka. Wawancara digunakan untuk mengetahui dan mencari faktor-faktor penghambat pada siswa dengan skor terendah dengan tujuan mendapatkan informasi dengan lebih mendalam. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas atau Independen Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konseling kelompok. 2. Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku disiplin berlalu lintas. Definisi Operasional 1. Disiplin berlalu lintas Disiplin berlalu lintas merupakan bilamana seseorang mematuhi apa yang tidak boleh pada saat berlalu lintas di jalan, baik dalam rambu maupun tidak, dimana larangan tersebut termuat di dalam UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan. 2. Konseling kelompok Konseling kelompok adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok. Melalui dinamika kelompok setiap individu mendapatkan kesempatan untuk menggungkapkan masalah yang dialami serta dibahas secara bersama-sama oleh anggota kelompok. Pengujian Instrumen Penelitian Validitas Instrumen Validitas dalam penelitian ini adalah validitas konstruk. Menurut Sugiyono (2010), validitas konstruk adalah validitas yang berkaitan dengan kesanggupan suatu alat ukur dalam mengukur pengertian suatu konsep yang diukurnya. Cara

mengukur validitas ini dengan mengkonsultasikan dengan ahli yang dikenal dengan istilah judgement expert. Realibilitas Instrumen Untuk menguji reliabilitas instrumen dan mengetahui tingkat reliabilitas isntrumen dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus alpha menggunakan program SPSS 17.0. Hasil analisis relibilitas yang dilakukan adalah angket yang dibuat memiliki tingkat realibilitas yakni 0,915. Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Wilxocon Match Pairs Test menggunakan penghitungan komputerisasi program SPSS.17.0. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Data skor angket perilaku disiplin berlalu lintas siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan konseling kelompok. No Nama Pretest Kriteria Posttest Kriteria Gain (d) 1 Willy 53 Rendah 102 Tinggi 49 2 Shinta 55 Rendah 94 Tinggi 39 3 Eko 61 Rendah 95 Tinggi 34 4 Rizky 58 Rendah 92 Sedang 34 5 Frengky 67 Sedang 105 Tinggi 38 6 Surya 65 Sedang 102 Tinggi 37 Peneliti melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji wilcoxon melalui bantuan program SPSS 17. Berikut hasil perhitungan uji wilcoxon: Tabel 2. Analisis hasil penelitian menggunakan uji wilcoxon N Mean Rank Sum of Ranks Z Asymp. Sig. (2-tailed) 6 3,50 21,00-2,207 0,027 Dari perhitungan tersebut diperoleh skor Z hitung = -2,207, kemudian skor tersebut akan dibandingkan dengan skor Z tabel (α) pada taraf signifikansi 5% atau 0,05

dengan n = 6, maka Z hitung = -2,207 < Z tabel = 0. maka Ha diterima, artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara skor perilaku disiplin berlalu lintas siswa sebelum dan setelah diberikan perlakuan berupa konseling kelompok kepada subjek penelitian. Dengan adanya konseling kelompok maka secara tidak langsung aspek-aspek psikologis yang terdapat pada siswa pun tersentuh, diantaranya adalah komunikasi, konflik, kerjasama, rasa percaya, keterbukaan, perwujudan diri, saling ketergantungan, umpan balik, dan kelompok yang efektif dan yang kurang efektif (Hartinah, 2009). Kegiatan konseling kelompok yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah konseling kelompok yang dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan perilaku disiplin berlalu lintas pada siswa. Setiap subjek penelitian dalam penelitian ini memiliki perubahan peningkatan perilaku yang berbeda, dari 6 siswa yang menjadi subjek penelitian, Willy mengalami perubahan skor peningkatan yang paling tinggi dibandingkan subjek yang lainnya. Ia mengalami peningkatan sebesar 49 poin dari skor awal, lalu peneliti melakukan wawancara kepada Willy setelah dilakukan post-test untuk mengetahui penyebab Willy mendapatkan beda skor yang tertinggi. Kebiasaan melanggar tata tertib lalu lintas ia lakukan karena kebiasaannya terburu-buru ke sekolah. Ia kurang dapat mengatur waktunya, sehingga selalu terburu-buru di perjalanan dan sering melanggar rambu lalu lintas. Selain itu, ia malas menggunakan helm walaupun orangtuanya selalu berpesan untuk berhatihati dan menggunakan helm setiap akan mengendarai motor. Salah satu aspek kedisiplinan berlalu lintas ditentukan oleh faktor kualitas individu (Ancok: 2004), apabila dilihat dari masalah yang dialami Willy, kebiasaannya terburu-buru dan menyebabkan ia sering melanggar peraturan berlalu lintas membuat Willy memperlihatkan bahwa kualitas yang dimiliki Willy masih rendah. Karena secara khusus konseling kelompok bertujuan untuk membahas topik-topik tertentu yang mengandung permasalahan aktual (hangat) dan menjadi perhatian peserta. Melalui dinamika kelompok yang intensif, pembahasan topik-topik itu

mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan, sikap yang menunjang diwujudkannya tingkah laku yang lebih efektif (Prayitno, 1995), dengan dilakukannya konseling kelompok, Willy mulai menunjukkan perubahan perilaku disiplin berlalu lintas. Menurut keterangan dan penjelasan yang diberikan subjek, ia menyatakan bahwa ia sadar kebiasaannya tidak disiplin berkendara harus diubah karena ia menyadari pentingnya disiplin berlalu lintas agar ia dapat bertanggung jawab atas keselamatannya dan pengguna jalan lainnya, ia juga teringat pesan ibunya yang mengatakan bahwa ia harus hati-hati di jalan, disamping itu, ia pernah mengalami kecelakaan saat berkendara, hal tersebut membuatnya harus menjadi lebih patuh terhadap tata tertib lalu lintas. Sedangkan Rizky adalah subjek dengan beda skor yang terendah. Ia hanya mendapatkan beda skor 34 dari skor awal. Setelah dilakukan wawancara, Rizky mengaku masih agak sulit merubah kebiasaannya melanggar tata tertib lalu lintas, karena ia merasa belum terbiasa memakai helm setiap mengendarai motor, walaupun ia sadar hal tersebut demi keselamatan dirinya sendiri, orangtuanya pun tidak terlalu membiasakan Rizky untuk terbiasa berkendara menggunakan helm dan mematuhi peraturan lalu lintas lainnya, karena merasa tidak perlu melakukan hal-hal tersebut. Dalam penelitian ini, sesuai dengan pendapat Fatnanta (Wardhana, 2009), perubahan skor angket perilaku subjek yang terjadi dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan dari luar diri subjek yang mempengaruhi keberhasilan perlakuan berupa konseling kelompok. Faktor dari dalam seperti karakteristik kepribadian siswa, dan kemampuan siswa dalam bersikap dan merespon suatu kondisi. Faktor dari luar diri siswa adalah lingkungan dan kurangnya perhatian dan motivasi yang diberikan orang-orang disekitar subjek. Ancok (2004), menyatakan bahwa aspek disiplin berlalu lintas adalah salah satunya meliputi kualitas pemakai jalan yang akan menentukan ketertiban lalu lintas, dan kualitas dan kuantitas petugas keamanan lalu lintas di jalan raya. Untuk itu, penanaman disiplin berlalu lintas perlu didukung dengan kerja sama baik dari

pihak sekolah, dan kepolisian khususnya satuan lalu lintas juga dari orangtua siswa. Karena pelaku pelanggaran lalu lintas adalah pelajar, pemberian hukuman atas pelanggaran yang dilakukan lebih tepat mengacu pada penanaman pendidikan agar kualitas individu dalam berlalu lintas khususnya para pengemudi remaja dapat ditingkatkan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan penelitian di SMA Bina Mulya Bandar Lampung, maka dapat diambil kesimpulan, yaitu: 1. Kesimpulan Statistik Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku disiplin berlalu lintas pada siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan layanan konseling kelompok pada siswa kelas XI di SMA Bina Mulya Bandar Lampung. Hal ini terbukti dari hasil uji hipotesis menggunakan uji wilcoxon diperoleh z hitung = -2,207 dan z tabel 0,05 =0, z hitung < z tabel maka, Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat diartikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara skor disiplin sebelum dan setelah diberikan perlakuan berupa konseling kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku disiplin berlalu lintas siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan konseling kelompok pada siswa kelas XI di SMA Bina Mulya Bina Bandar Lampung. 2. Kesimpulan Penelitian Perilaku disiplin berlalu lintas siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan konseling kelompok pada siswa kelas XI di SMA Bina Mulya Bandar Lampung. Hal ini ditunjukkan dari perubahan perilaku keenam subyek penelitian sebelum diberikan perlakuan memiliki perilaku disiplin berlalu lintas yang rendah, namun setelah diberi perlakuan dengan konseling kelompok, perilaku disiplin berlalu lintas keenam subjek tersebut meningkat.

Saran Saran yang dapat dikemukakan dari penelitian yang telah dilakukan di SMA Bina Mulya Kota Bandar Lampung adalah: 1. Kepada siswa Siswa hendaknya mengikuti konseling kelompok untuk meningkatkan disiplin berlalu lintas dan selalu patuh terhadap peraturan lalu lintas agar tidak merugikan baik diri sendiri maupun orang lain dan beretika yang baik dalam berkendara agar tercipta ketertiban dalam berlalu lintas. 2. Kepada Guru Bimbingan dan Konseling Hendaknya dapat mengoptimalkan layanan Bimbingan dan Konseling dengan memanfaatkan layanan konseling kelompok guna mengentaskan masalah disiplin siswa dalam berlalu lintas serta memberikan layanan informasi kepada siswa di sekolah terkait materi pencegahan pelanggaran lalu lintas. 3. Kepada Orangtua/Wali Murid Hendaknya dapat memberikan pemahaman yang baik mengenai disiplin berlalu lintas, membiasakan anak menggunakan perlengkapan berkendara yang aman, dan mengawasi anak terutama dalam hal memberikan izin mengendarai kendaraan bermotor. 4. Kepada Peneliti Lain Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang disiplin siswa, hendaknya dapat menggunakan objek disiplin yang lain yang terkait dengan proses pembelajaran siswa baik dalam kedudukannya dalam lingkup pribadi maupun sosialnya dalam masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Ancok, D. 2004. Psikologi Terapan. Yogyakarta: Darussalam. Hartinah, S. 2009. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bandung : PT. Refika Aditama Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Padang: Ghali Indonesia

Sarwono, S. 2004. Teori-Teori Psikologi Sosial. Balai Pustaka : Jakarta Soekanto, S. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Wardhana, D. 2009. Panduan Aman Berlalu lintas. Jakarta: Kawah Pustaka. Wibowo, M. 2005. Konseling Kelompok Perkembangan. Semarang: UPT Unnes Press Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan.