Petunjuk Sitasi: Delvika, Y. (2017). Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001:2007 pada Perusahaan Perkebunan Di Sumatera Utara. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. B82-86). Malang: Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya. Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001:2007 pada Perusahaan Perkebunan di Sumatera Utara Yuana Delvika Universitas Medan Area, Medan, Indonesia Jalan Setia Budi No. 79 B, Tj. Rejo, Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara 20112 yuana_delvika@yahoo.com ABSTRAK Dalam Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, Pasal 23 mengenai kesehatan kerja disebutkan bahwa upaya kesehatan kerja wajib diselenggarakan pada setiap tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan yang besar bagi pekerja. Di Indonesia, kecelakaan yang terjadi dapat dicegah atau dikurangi melalui penerapan UU No 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja. Menurut data Depnakertrans, pada tahun 2007 jumlah perusahaan yang terdaftar sebanyak 190.267, tetapi yang sudah memenuhi kriteria sistem keselamatan dan kesehatan kerja baru mencapai 643 perusahaan. Sedangkan dalam dunia internasional sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dikenal dengan OHSAS 18001:2007. OHSAS 18001:2007 adalah suatu standar internasional untuk Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) yang bertujuan untuk mengelola aspek kesehatan dan keselamatan kerja (K3) pada setiap proses kerja di tempat kerja. Organisasi yang mengimplementasi OHSAS 18001:2007 memiliki struktur manajemen yang terorganisasikan dengan wewenang dan tanggung-jawab yang tegas, sasaran perbaikan yang jelas, hasil pencapaian yang dapat diukur dan pendekatan yang terstruktur untuk penilaian risiko. Salah satu perusahaan perkebunan di Sumatera Utara yang menjadi objek penelitian telah menerapkan sistem OHSAS 18001:2007. Setelah dilaksanakan implementasi selama ini, peneliti akan melakukan evaluasi penerapan Sistem OHSAS 18001:2007 diperusahaan tersebut. Hasil dari penelitian ini adalah ada 3 klausul yang tidak terpenuhi yaitu klausul 4.3.3, klausul 4.4.3.1 dan klausul 4.4.3.2 Kata kunci Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Kecelakaan Kerja, OHSAS 18001:2007 I. PENDAHULUAN Pada era globalisasi ini perkembangan industri yang sangat pesat menuntut adanya pelaksanaan Sistim Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di setiap tempat kerja khususnya untuk mengembangkan dan meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka menekan serendah mungkin resiko kecelakaan dan penyakit yang timbul akibat hubungan kerja, serta meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja di semua area. Dalam sebuah studi mengenai bangunan kantor modern di Singapura dilaporkan bahwa 312 responden ditemukan 33% mengalami gejala Sick Building Syndrome (SBS). Keluhan mereka umumnya cepat lelah 45%, hidung mampat 40%, sakit kepala 46%, kulit kemerahan 16%, tenggorokan kering 43%, iritasi mata 37%, lemah 31%. Sebagaimana dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal 23 mengenai kesehatan kerja disebutkan bahwa upaya kesehatan kerja wajib diselenggarakan pada setiap tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan yang besar bagi pekerja agar dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya, untuk memperoleh produktivitas kerja yang optimal, sejalan dengan program perlindungan tenaga kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja harus dikelola sebagaimana dengan aspek lainnya dalam perusahaan seperti operasi, produksi, logistik, sumber daya manusia dan lainnya. Aspek K3 tidak B-82
Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001:2007 pada Perusahaan Perkebunan Di Sumatera Utara akan berjalan tanpa adanya intervensi dari manajemen berupa upaya terencana untuk mengelolanya. Semua sistem manajemen K3 bertujuan untuk mengelola risiko K3 yang ada dalam perusahaan agar kejadian yang tidak diinginkan atau dapat menimbulkan kerugian dapat dicegah. Kecelakaan-kecelakaan yang terjadi dapat dicegah atau dikurangi melalui penerapan UU No 1 1970 tentang keselamatan kerja. Untuk mengukur apakah suatu perusahaan telah mentaati UU No 1 1970, maka diperlukan suatu audit yang disebut dengan audit sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2012 tentang pedoman penerapan SMK3. Untuk itulah manajemen berkewajiban agar selalu meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan tersebut. Menurut data Depnakertrans, pada tahun 2007 jumlah perusahaan yang terdaftar sebanyak 190.267, tetapi yang sudah memenuhi kriteria SMK3 baru mencapai 643 perusahaan. Untuk mengantisipasi hal ini, pemerintah telah mencanangkan upaya peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, misalnya dengan mewajibkan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Dalam dunia internasional, Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dikenal dengan OHSAS 18001:2007. OHSAS 18001:2007 adalah suatu standar internasional untuk Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang bertujuan untuk mengelola aspek kesehatan dan keselamatan kerja (K3) pada setiap proses kerja di tempat kerja. Organisasi yang mengimplementasi OHSAS 18001:2007 memiliki struktur manajemen yang terorganisasikan dengan wewenang dan tanggung-jawab yang tegas, sasaran perbaikan yang jelas, hasil pencapaian yang dapat diukur dan pendekatan yang terstruktur untuk penilaian risiko. Demikian pula, pengawasan terhadap kegagalan manajemen, pelaksanaan audit kinerja dan melakukan tinjauan ulang kebijakan dan sasaran K3. Perusahaan Perkebunan yang menjadi sampel sebagai salah satu perusahaan terkemuka di Sumatera Utara telah menerapkan sistem manajemen K3 OHSAS 18001:2007. Dalam hal ini Perusahaan Perkebunan yang menjadi sampel menggunakan SMK3 dengan sistem penilaian kinerja K3 nya berdasarkan OHSAS 18001:2007. Dari uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pelaksanaan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di Perusahaan Perkebunan yang menjadi sampel berdasarkan standar atau persyaratan SMK3 yaitu OHSAS 18001:2007, dimana perusahaan ini merupakan perusahaan besar yang berpotensi bahaya tinggi dan melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam aktivitas kerjanya sehari-hari guna menunjang produktivitas karyawannya. A. Perumusan Masalah Masalah yang diselidiki dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Klausul yang paling besar diterapkan oleh perguruan tinggi setelah menerapkan sistem manajemen OHSAS 18001:2007. 2. Klausul yang paling kecil diterapkan oleh perguruan tinggi setelah menerapkan sistem manajemen OHSAS 18001:2007. B. Tujuan dan Sasaran Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dengan melakukan penelitian ini adalah mengevaluasi klausul yang memberikan manfaat terbesar kepada Perusahaan Perkebunan yang menjadi sampel setelah menerapkan sistem manajemen OHSAS 18001:2007 C. Urgensi Penelitian Perusahaan Perkebunan yang menjadi sampel penelitian telah menerapkan OHSAS 18001:2007 dengan biaya investasi yang dikeluarkan cukup besar namun belum jelas manfaat yang diterima dari penerapan setiap klausul. Sehingga hasil yang diperoleh dari penelitian ini lebih objektif. Untuk itu, penelitian ini penting untuk diteliti lebih lanjut. II. ISI MAKALAH Metode penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan action research, yaitu suatu metode yang menyelesaikan suatu indikasi keadaan, gejala pada kondisi yang sudah ada dan B-83
Yuana Delvika sedang berjalan, yang dilakukan dengan pengumpulan data, mentabulasi dan mengklarifikasi serta menginterpretasikan sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang dihadapi dan pada akhirnya usulan pengembangan yang dilakukan. A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan pada Perusahaan Perkebunan di Sumatera Utara yang menjadi sampel dan telah menerapkan sistem manaejmen keselamatan dan kesehatan kerja OHSAS 18001:2007. B. Metode Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan berbagai cara, sebagai berikut: 1. Melakukan observasi langsung, yaitu mencatat sendiri data yang diperlukan yang diperoleh terhadap pengamatan di lapangan. 2. Melakukan Tanya jawab secara langsung dengan pihak yang terkait. 3. Melakukan penelusuran berbagai dokumen yang terkait seperti data masa lalu, kebijakan dan berbagai dokumen yang terkait. C. Sumber Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini secara garis besar terdiri dari dua jenis data, yaitu: 1. Data Primer Dalam penelitian ini tidak menggunakan data primer. 2. Data Sekunder Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Manual keselamatan dan kesehatan kerja, Standar operasional prosedur dan instruksi kerja yang berlaku yang terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja, Hasil identifikasi bahaya, Hasil identifikasi kepatuhan perundang-undangan dan data lain terkait dengan kebutuhan tiap klausul dalam OHSAS 18001:2007. Diagram alir atau tahapan-tahapan dalam melakukan dapat ditunjukkan pada Gambar 1 di bawah ini : Mulai Latar Belakang Masalah Perumusan Tujuan Pembuatan Kuisioner Penyebaran Kuisioner Rekapitulasi Kuisioner Analisis Kuisioner Kesimpulan dan saran Selesai Gambar 1. Diagram Alir Penelitian III. HASIL PENELITIAN Sistem Manajemen K3 Perusahaan Perkebunan yang menjadi sampel sesuai dengan klausulklausul yang ada pada OHSAS 18001:2007 dapat dilihat pada diagram laba-laba/spider diagram berikut: B-84
Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001:2007 pada Perusahaan Perkebunan Di Sumatera Utara Gambar 2. Spider Diagram Keterangan Gambar 2 : Klausul 4.2 : Kebijakan K3 Klausul 4.3.1 : Identifikasi bahaya, penilaian resiko dan penentuan pengendalian bahaya. Klausul 4.3.2 : Persyaratan Hukum dan Persyaratan lainnya Klausul 4.3.3 : Tujuan sasaran dan program SMK3 Klausul 4.4.1 : Sumber daya, peran dan tanggung jawab dan wewenang Klausul 4.4.2 : Kompetensi, Pelatihan dan Kepedulian Klausul 4.4.3.1 : Komunikasi Klausul 4.4.3.2 : Partisipasi dan konsultasi Klausul 4.4.4 : Dokumentasi Klausul 4.4.5 : Pengendalian Dokumen Klausul 4.4.6 : Pengendalian Operasi Klausul 4.4.7 : Persiapan dan tanggap darurat Klausul 4.5.1 : Pemantauan dan pengukuran kinerja Klausul 4.5.2 : Evaluasi Pemenuhan Klausul 4.5.3.1 : Investigasi Insiden Klausul 4.5.3.2 : Ketidaksesuaian, Tindakan Koreksi dan Pencegahan Klausul 4.5.4 : Pengendalian rekaman Klausul 4.5.5 : Audit internal Klausul 4.6 : Tinjauan manajemen Setiap titik pada lingkaran yang membentuk jaring-jaring laba menunjukkan poin yang diberikan pada penerapan OHSAS 18001:2007 sesuai klausul-klausul yang ada pada OHSAS 18001:2007. Semakin tinggi poinnya maka semakin tinggi tingkat pencapaiannya, adapun cara penilaian yang dilakukan yaitu dengan mengasumsikan setiap poin yang terpenuhi oleh perusahaan sebesar 20% dimana setiap pertanyaan terdiri dari 5 point. IV. PENUTUP Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan pemenuhan kriteria OHSAS 18001:2007, manfaat yang paling besar saat implementasi sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah klausul 4.2, klausul 4.3.1, klausul 4.4.1, klausul 4.4.2, klausul 4.4.4, klausul 4.4.5, klausul 4.4.6, klausul 4.4.7, klausul 4.5.1, klausul 4.5.2, klausul 4.5.3.1, klausul 4.5.3.2, klausul 4.5.4, klausul 4.5.5, dan klausul 4.6. B-85
Yuana Delvika 2. Klausul yang belum sepenuhnya diterapkan antara lain klausul 4.3.3 terkait tujuan, sasarna dan program K3 yang belum dilakukan pembaharuan pada tahun berjalan 3. Klausul lain yang belum sepenuhnya terpenuhi adalah klausul 4.4.3.1 terkait komunikasi baik komunikasi internal maupun komunikasi eksternal. Papan informasi K3 telah ada namun tidak ada berita yang informatif yang bisa diakses oleh semua orang yang berada saat berada diperusahaan. Ada beberapa signage dan jalur evakuasi tidak berada pada posisi yang seharusnya. Sistem mailing list juga tidak difungsikan. 4. Klausul 4.4.3.2 terkait Partisipasi dan Konsultasi juga tidak sepenuhnya diterapkan. Perusahaan telah mengundang Pakar K3 sebanyak 3 kali pada tahun berjalan namun hasil konsultasi tidak didistribusikan kepada pihak-pihak terkait dalam perusahaan. Beberapa unit juga tidak dilibatkan dalam pelaksanaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan. Template ini wajib digunakan oleh pemakalah pada Kongres VIII BKSTI SNTI dan SATELIT. Makalah yang tidak sesuai dengan template yang ditentukan akan berakibat tidak dimuatnya makalah pada proceeding. DAFTAR PUSTAKA Akbar, Ali. 2012. Integrasi Sistem Manajemen Lingkungan, Kesehatan Dan Keselamatan Kerja. Bennett, Rumondang Silalahi. 1985. Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja. Cetakan Pertama. Jakarta. Mutoif. 2009. Pentingnya K3 Bagi Perusahaan Industry. Www.Kompas.Co.Id. Ramli, Soehatman. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja OHSAS 18000, Dian Rakyat. Jakarta. Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif, Graha Ilmu. Jakarta. Suma mur P.K. 1987. Keselamatan Kerja Dan Pencegahan Kecelakaan. Cetakan Ketiga. Jakarta.. Undang-Undang No 01 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja. Depnakertrans.. Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan Kerja. Depnakertrans.. Majalah PT.PP. London Sumatera Indonesia Tbk Tahun 2010. B-86