BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor kehutanan di Indonesia telah memiliki peranan penting dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (social control), akan tetapi juga menjalankan fungsi sebagai pendorong

BAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. nasabah merupakan kegiatan utama bagi perbankan selain usaha jasa-jasa

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan jangka panjang adalah di bidang ekonomi. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penyediaan dana secara cepat ketika harus segera dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi termasuk sektor keuangan dan perbankan harus segera

BAB I PENDAHULUAN. utama sekaligus menentukan maju mundurnya bank yang bersangkutan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga tersebut dimaksudkan sebagai perantara pihak-pihak yang. pembayaran bagi semua sektor perekonomian. 1

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya, maka berbagai macam upaya perlu dilakukan oleh pemerintah. lembaga keuangan yang diharapkan dapat membantu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan usahanya. Dana atau permodalan merupakan salah satu inti utama

BAB I PENDAHULUAN. satu jasa yang diberikan bank adalah kredit. sebagai lembaga penjamin simpanan masyarakat hingga mengatur masalah

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Peran koperasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka menyejahterakan hidupnya. Keinginan manusia akan benda

BAB I PENDAHULUAN. merangsang dan menumbuhkan motivasi masyarakat untuk meningkatkan. produktifitas di bidang usahanya. Meningkatnya pembangunan

BAB I PENDAHULUAN bagian Menimbang huruf (a). Guna mencapai tujuan tersebut, pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang ekonomi terlihat dalam Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah dan mengalami kemajuan yang cukup pesat adalah. bidang ekonomi. Dalam perekenomian salah satu bidang yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. bahwa hampir semua masyarakat telah menjadikan kegiatan pinjam-meminjam uang

BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PERUBAHAN BANK GARANSI DALAM SUATU PENJAMINAN. A. Prosedur Perubahan/Amendment Bank Garansi Terhadap Perubahan Nilai

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana dari masyarakat secara efektif dan efisien. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan secara terus menerus dan berkesinambungan, yaitu pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. Melihat dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa kegiatan pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. Bank selaku lembaga penyedia jasa keuangan memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan yang terjadi di negara-negara berkembang pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. oleh gabungan orang yang bukan badan hukum sekalipun. Tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. negara yaitu terciptanya masyarakat adil dan makmur. Wujud nyata dari

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh partisipasi dan kerjasama

BAB I PENDAHULUAN. utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali

BAB I PENDAHULUAN. harga tanah dan bangunan yang terus naik dari tahun ke tahun. Tanah dan

BAB I PENDAHULUAN. umum berwenang untuk membuat akta otentik, sejauh pembuatan akta otentik

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, perekonomian dimasyarakat dituntut untuk tetap stabil, agar membantu

BAB I PENDAHULUAN. permodalan bagi suatu perusahaan dapat dilakukan dengan menarik dana dari

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan umum yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat mendukung pertumbuhan ekonomi. Pengertian kredit menurutundang-undang

BAB I PENDAHULUAN. pelunasan dari debitor sebagai pihak yang meminjam uang. Definisi utang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lainnya karena ingin selalu hidup dalam. kebersamaan dengan sesamanya. Kebersamaannya akan berlangsung baik

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan modal sebagai salah satu sarana dalam pengembangan unit usaha oleh para

BAB I PENDAHULUAN. usahanya mengingat modal yang dimiliki perusahaan atau perorangan biasanya tidak

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, kegiatan ini memegang peranan penting bagi kehidupan bank. umum di Indonesia khususnya dan di negara lain pada umumnya.

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman yang mempunyai kelebihan uang bersedia meminjamkan uang kepada

BAB I PENDAHULUAN. Kemungkinan akan terjadinya suatu kerugian yang biasa disebut juga risiko,

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang merupakan salah satu upaya untuk mencapai masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. termaktub dalam dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dan hakikat pembangunan nasional adalah untuk. menciptakan masyarakat yang adil dan makmur, sebagaimana tercantum

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. tidak mungkin untuk dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan bantuan dari manusia

BAB I PENDAHULUAN. pergantian Presiden Republik Indonesia. Dengan berkembangnya tugas-tugas

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, di mana pemenuhan kebutuhan tersebut sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai orang perseorangan dan badan hukum 3, dibutuhkan penyediaan dana yang. mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat yang sejahtera adil dan makmur berdasarkan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat yang telah mengenal uang sebagai alat pembayaran.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bangsa Indonesia. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. fiqh klasik.dewasa ini, wacana tentang Mudharabah menjadi semakin mencuat

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Perbankan) Pasal 1 angka 11, menyebutkan : uang agar pengembalian kredit kepada debitur dapat dilunasi salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan kehidupan sehari-hari atau untuk memenuhi keperluan dana

I. PENDAHULUAN. untuk menanggung pembayaran kembali suatu hutang, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. hukum publik menurut Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. efisien. Tujuan kegiatan bank tersebut sesuai dengan Pasal 1 butir 2. UndangUndang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan yang

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 3 TAHUN TENTANG PEMBENTUKAN PERSEROAN TERBATAS PENJAMINAN KREDIT DAERAH BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak untuk

BAB I. PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup orang banyak, serta mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kapal laut merupakan salah satu transportasi perairan yang sangat. Indonesia, baik dalam pengangkutan umum maupun

PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat di. Indonesia. Kebutuhan masyarakat terhadap tanah dipengaruhi oleh jumlah

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. juta Unit 2 Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, Jumat 05 Desember 2014, Penjulan Mobil Cetak.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi sebagai bagian dari pembangunan nasional. merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dan pertahanan keamanan. Tujuan dari pembangunan tersebut adalah untuk. dapat dilakukan yaitu pembangunan di bidang ekonomi.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menimbulkan suatu hubungan hukum yang dikategorikan sebagai suatu

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

PENOLAKAN PENCAIRAN BANK GARANSI OLEH BANK TERKAIT DENGAN WANPRESTASI PEMILIK PROYEK. Oleh: Ref Fitri YentiZ

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan hubungan satu dengan yang lainnya. Hubungan antara. yang sangat beraneka ragam. Tidak semua dari kebutuhan-kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pada kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari manusia lain

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan kegiatan ekonomi regional dan internasional,

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut pihak-pihak sebaiknya dituangkan dalam suatu surat yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang telah dilaksanakan selama ini telah

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan kehidupan masyarakat saat ini suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang ekonomi merupakan bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara lain dengan melakukan berbagai perbaikan dan peningkatan. tujuan negara yaitu mensejahterakan kehidupan bangsa.

BAB II KEDUDUKAN CORPORATE GUARANTOR YANG TELAH MELEPASKAN HAK ISTIMEWA. A. Aspek Hukum Jaminan Perorangan Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

BAB I PENDAHULUAN. lain sehingga muncul hubungan utang piutang. Suatu utang piutang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan pendapatan perkapita masyarakat dan. meningkatnya kemajuan tersebut, maka semakin di perlukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya. Pertumbuhan ini dapat dilihat dari semakin banyaknya bankbank

BAB I PENDAHULUAN. Peranan hukum secara ideal tidak hanya dalam fungsi pengendalian sosial ( social

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan hidup terutama kebutuhan untuk tempat tinggal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dengan secara tepat dan cepat menyalurkan dana tersebut pada

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi serta dilaksanakan seirama dan serasi dengan kemajuan-kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang semakin berkembang di Indonesia juga. Dalam rangka memelihara dan meneruskan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam ketentuan umum Pasal 1 ayat (1) Undang undang Nomor 2 Tahun

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM JAMINAN KREDIT. Istilah hukum jaminan berasal dari terjemahan zakerheidesstelling,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor kehutanan di Indonesia telah memiliki peranan penting dalam pembangunan nasional sebagai sumber terbesar perolehan devisa nonmigas, pelopor perkembangan industri, penyedia lapangan kerja, dan penggerak pembangunan daerah. Guna mempertahankan produktivitasnya sumber daya ini perlu dijaga kelestariannya. 1 Dalam Undang-Undang tentang Kehutanan Nomor 18 Tahun 2013, hutan di Indonesia dibagi dalam dua status, yaitu hutan Negara dan hutan hak. Hutan Negara sendiri diartikan sebagai hutan yang berada pada tanah yang tidak dibebani hak atas tanah (Pasal 1 Angka 4). Hutan hak adalah hutan yang berada pada tanah yang dibebani dengan hak atas tanah. Hutan Negara merupakan hutan yang di atas tanahnya sudah tidak ada lagi hak atas tanah, yang berarti tidak ada konflik dengan masyarakat. Pada hutan Negara dalam hal ini Kementerian Kehutanan, memiliki kewenangan langsung untuk mengurusnya, memanfaatkannya, termasuk dengan memberikan ijin pada pihak ketiga untuk pengelolaannya. Pihak ketiga yang dimaksud dalam hal ini bisa BUMN atau swasta. 1 Ida Ayu Pradnya Resosudarmo, 2003, Kemana Harus Melangkah, Masyarakat Hutan dan Perumusan Kebijakan di Indonesia, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, hlm. 196.

2 Perum Perhutani merupakan Perusahaan Umum Kehutanan Negara yang termasuk salah satu Badan Usaha Milik Negara, ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2003 tentang Perusahaan Umum Kehutanan Negara (Perum Perhutani). Perum Perhutani merupakan institusi yang dipercaya untuk mengelola hutan di Jawa dimana memegang peranan yang sangat penting dalam menjamin keberadaan kawasan hutan di Pulau Jawa dan Madura sebagai penunjang daya dukung lingkungan sosial dan ekonomi masyarakat di Jawa. Perum Perhutani juga menyelenggarakan usaha di bidang kehutanan yang menghasilkan barang dan jasa bermutu tinggi dan memadai guna memenuhi hajat hidup orang banyak dan memupuk keuntungan. Dalam rangka mengembangkan industri di bidang kehutanan, maka diperlukan adanya suatu kerjasama antara pengusaha dengan Perum Perhutani sebagai Perusahaan Umum Kehutanan Negara. Adanya kegiatan kerjasama tersebut, diperlukan suatu ikatan yaitu dalam bentuk perjanjian. Dalam perjanjian kerjasama tercantum kesepakatan-kesepakatan yang berupa hak dan kewajiban masing-masing pihak. Perjanjian kerjasama yang dilakukan oleh Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah dengan CV. Indah Jati merupakan perjanjian kerjasama dalam hal pengolahan kayu. Perum Perhutani adalah sebagai pihak penyedia kayu utuh dan CV. Indah Jati sebagai pihak yang melakukan pengolahan kayu atas kayu-kayu utuh tersebut dan dijadikan produk jadi (finished product). Adapun pengolahan kayu yang dilakukan memiliki batas waktu untuk diekspor dan harus

3 menyerahkan pembayaran hasil penjualan ke Perum Perhutani. Dibutuhkan jaminan atas pembayaran hasil pengolahan kayu dan untuk menghindari risiko apabila terjadi ketidaktepatan pembayaran atas perjanjian kerjasama yang dilakukan oleh pihak kedua, sehingga dalam perjanjian ini kedua belah pihak telah menyepakati untuk dibuat bank garansi. Perjanjian bank garansi termasuk dalam perjanjian penanggungan. Pengaturan bank garansi tidak diatur secara khusus atau secara eksplisit di dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Pengaturan yang lebih khusus tentang perjanjian bank garansi diatur dalam Pasal 1820 KUHPerdata yang menyebutkan bahwa penanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang pihak ketiga, guna kepentingan si berpiutang, mengikatkan diri untuk memenuhi perikatan si berutang manakala orang ini sendiri tidak memenuhinya. Istilah garansi sendiri berasal dari bahasa Inggris yaitu guarantee atau guaranty yang berarti menjamin atau jaminan. Dalam bahasa Belanda garansi disebut borgtocht dan istilah inilah yang sering kita dengan selain bank garansi sendiri. Bank Garansi adalah jaminan pembayaran dari bank yang diberikan kepada pihak penerima jaminan (bisa perorangan maupun perusahaan dan biasa disebut beneficiary), selanjutnya pihak yang dijamin (biasanya nasabah bank penerbit dan disebut applicant) tidak dapat memenuhi kewajiban atau cidera janji (wanprestasi). Artinya bank menjamin nasabahnya, dalam hal ini si terjamin atau applicant memenuhi suatu kewajiban kepada pihak lain sesuai dengan persetujuan

4 atau berdasarkan suatu kontrak perjanjian yang disepakati. Di dalam hal bank mengeluarkan suatu garansi bank, bank membuat suatu perjanjian tertulis, yang isinya bank penerbit mengikatkan diri kepada penerima jaminan (beneficiary) dalam jangka waktu dan syarat-syarat tertentu apabila dikemudian hari ternyata nasabahnya yaitu si terjamin (applicant) tidak memenuhi kewajibannya kepada si penerima jaminan (beneficiary). Pelaksanaan perjanjian kerjasama pengolahan kayu ini merupakan kegiatan kerjasama yang dilakukan oleh kedua belah pihak didasarkan pada Surat Perintah Kerja (SPK) oleh Perum Perhutani. Setelah keluarnya Surat Perintah Kerja (SPK), selama kurun waktu kurang lebih 5 (lima) bulan CV. Indah Jati belum mampu untuk melalukan penjualan hasil finished product yang berupa garden furniture. Dalam kurun waktu satu tahun, Perum Perhutani dan CV. Indah Jati melakukan addendum atas Surat Perintah Kerja (SPK) mengenai perpanjangan masa berlaknya Surat Perintah Kerja (SPK) tersebut. Setelah masa perpanjangan habis, CV. Indah Jati belum mampu melakukan pembayaran atas bahan baku yang sudah diterima kepada Perum Perhutani. Dengan dicantumkannya bank garansi dalam perjanjian ini, terlihat betapa pentingnya fungsi bank garansi dalam suatu kegiatan usaha perdagangan. Berdasarkan uraian yang telah disebutkan di atas, Penulis tertarik mengadakan penelitian yang berkaitan dengan pelaksanaan suatu bank garansi dalam menjamin kerjasama pengolahan kayu. Selanjutnya Penulis akan menuangkan dalam bentuk penulisan tesis dengan judul, yaitu: Bank Garansi

5 Sebagai Jaminan dalam Perjanjian Kerjasama Pengolahan Kayu antara Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah dengan CV. Indah Jati. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka penulis merumuskan beberapa masalah yang menjadi titik tolak penelitian dan pembahasan dalam penulisan tesis, yaitu sebagai berikut: 1. Mengapa pada pelaksanaan bank garansi dalam menjamin perjanjian kerjasama pengolahan kayu antara Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah dengan CV. Indah Jati nilai jaminan bank garansi lebih kecil daripada nilai kayu yang diserahkan? 2. Bagaimana upaya yang ditempuh para pihak dalam hal adanya wanprestasi terhadap penyelesaian hutang-piutang yang tidak dijamin oleh bank garansi? C. Tujuan Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Tujuan Objektif a. Untuk mengetahui dan menganalisis penyebab nilai jaminan bank garansi dalam menjamin kerjasama pengolahan kayu antara Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah dengan CV. Indah Jati lebih kecil daripada nilai kayu yang diserahkan.

6 b. Untuk mengetahui dan mengkaji upaya yang ditempuh para pihak dalam hal adanya wanprestasi terhadap penyelesaian hutang-piutang yang tidak dijamin oleh bank garansi. 2. Tujuan Subjektif Untuk memperoleh data-data informasi yang lengkap dan akurat guna penyusunan penulisan tesis sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Magister Hukum Bisnis di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. D. Keaslian Penelitian Untuk mengetahui keaslian penelitian, penulis telah melakukan penelusuran kepustakaan dan ditemukan beberapa penelitian yang juga membahas mengenai bank garansi. Beberapa penelitian tersebut yaitu: 1. Penulisan Tesis oleh Mahasiswa Pascasarjana Magister Kenotariatan yaitu Irwan Sugandi 2 pada tahun 2008 dengan judul Bank Garansi dalam Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Pemerintah antara Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dengan CV. Arafah Permasalahan penelitian yaitu: a. Mengapa kreditur yang telah mengalami kerugian karena wanprestasi tidak minta kerugian? 2 Irwan Sugandi, 2008, Bank Garansi dalam Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Pemerintah antara Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dengan CV. Arafah, Tesis Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

7 b. Bagaimana akibat hukumnya apabila dalam waktu yang ditentukan pihak terjamin tidak melunasi hutangnya? 2. Penulisan Tesis oleh Mahasiswa Pascasarjana Magister Ilmu Hukum yaitu Hariyanto 3 pada tahun 2009 dengan judul: Analisis Hukum Penggunaan Bank Garansi Sebagai Dasar Pembayaran Sisa Pekerjaan Atas Kontrak Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Menjelang Berakhirnya Tahun Anggaran 2008 Permasalahan penelitian yaitu: a. Bagaimana pelaksanaan atau mekanisme penggunaan bank garansi sebagai dasar pembayaran sisa pekerjaan atas kontrak pengadaan barang/jasa pemerintah menjelang berakhirnya tahun anggaran 2008? b. Bagaimana penyelesaian terhadap kelebihan pembayaran atas beban APBN (Pengajuan Klaim atas Bank Garansi tersebut) apabila pihak bank penyedia barang/jasa melakukan wanprestasi? c. Bagaimana kekuatan hukum pembayaran tagihan sisa pekerjaan atas kontrak pengadaan barang/jasa pemerintah dengan jaminan bank garansi tersebut? 3 Hariyanto, 2009, Analisis Hukum Penggunaan Bank Garansi Sebagai Dasar Pembayaran Sisa Pekerjaan Atas Kontrak Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Menjelang Berakhirnya Tahun Anggaran 2008, Tesis Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

8 3. Penulisan Tesis oleh Mahasiswa Pascasarjana Magister Hukum Bisnis yaitu Tri Wahyuni Lestari 4 pada tahun 2011 dengan judul: Pelaksanaan Bank Garansi (Guarantee Bank) Pada PT. CIMB Niaga Tbk Berdasarkan Undang- Undang No. 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan. Permasalahan penelitian yaitu: 1. Bagaimana pelaksanaan Bank Garansi pemborongan pada PT. CIMB Niaga Tbk, Cabang Yogyakarta berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan? 2. Bagaimana upaya Bank dalam hal nasabah, melakukan wanprestasi dalam pelaksanaan Bank Garansi Pemborongan? 3. Bagaimana upaya penyelesaian dalam hal nilai jaminan lebih kecil daripada nilai proyeknya? Penelitian di atas berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Penelitian ini membahas mengenai pelaksaan bank garansi dalam menjamin suatu kerjasama pengolahan kayu yang nilai jaminannya lebih kecil daripada nilai barang yang berupa log kayu jati oleh Perum Perhutani kepada CV. Indah Jati. Dengan demikian penulisan hukum ini dapat dianggap asli dan layak untuk diteliti. Namun apabila ternyata pernah dilaksanakan penelitian serupa di luar sepengetahuan penulis, penelitian ini diharapkan dapat melengkapinya. 4 Tri Wahyuni Lestari, 2011, Pelaksanaan Bank Garansi (Guarantee Bank) Pada PT. CIMB Niaga Tbk Berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, Tesis Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

9 E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Sebagai suatu wujud dari pelaksanaan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu Dharma Penelitian. Penulis mengharapkan agar hasil penelitian ini dapat berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan hukum. b. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan dan memperkaya pengetahuan mengenai ilmu hukum tentang hukum perjanjian, hukum jaminan, dan bank garansi. 2. Manfaat Praktis a. Bagi para pihak, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan ketika akan mengadakan perjanjian yang disertai dengan jaminan. b. Bagi masyarakat, diharapkan penelitian ini dapat memberikan pemikiran secara ilmiah akan pentingnya fungsi jaminan (bank garansi) dalam menjamin pelaksanaan suatu perjanjian.