KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH NOMOR : 096/SK-Dir/RSB-A/II/2016

dokumen-dokumen yang mirip
PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL.

Pedoman Pelaksanaan Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Definisi

PANDUAN PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN RUMAH SAKIT RAWAMANGUN

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR PT. RUMAH SAKIT...No. T E N T A N G KEBIJAKAN HAK PASIEN DAN KELUARGA

U/ meningkatkan hak pasien di rs, harus dimulai dgn mendefinisikan hak tersebut, kemudian mendidik pasien dan staf tentang hak tersebut.

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK CITRA INSANI SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR NO /SK-DIR/RSIA-CI/VIII/2014 TENTANG PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN (INFORMED CONSENT)

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI MAKASSAR

PANDUAN HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN & KELUARGA

HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK)

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 290/MENKES/PER/III/2008 TENTANG PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN

BAB 2 HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK)

- 1 - KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD TAMAN HUSADA BONTANG NOMOR TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RSUD TAMAN HUSADA BONTANG

PERATURAN DIREKTUR RS ROYAL PROGRESS NOMOR /2012 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

PANDUAN TENTANG PEMBERIAN INFORMASI HAK DAN TANGGUNG JAWAB PASIEN DI RSUD Dr. M. ZEINPAINAN

PANDUAN PENOLAKAN PELAYANAN ATAU PENGOBATAN RSIA NUN SURABAYA 1. LATAR BELAKANG

9/4/2017 HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK) FOKUS AREA HAK PASIEN DAN KELUARGA

DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RS LESTARI RAHARJA Nomor : /Dir /SK /XII /2013. Tentang

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan 26 Puskesmas rawat jalan dan tiga Puskesmas

Pada UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran khususnya pada pasal 52 juga diatur hak-hak pasien, yang meliputi:

Informed Consent INFORMED CONSENT

LAPORAN BIMBINGAN AKREDITASI HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK)

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomer 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, menyebutkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi setiap manusia dan

PANDUAN PENJELASAN HAK PASIEN DALAM PELAYANAN LOGO RS X

PANDUAN INFORMED CONSENT

Dr. Edhy Sihrahmat, MARS - Bimbingan Program Khusus 4 hari - RSIA Al H

PELAYANAN PASIEN RISIKO TINGGI DAN PENYEDIAAN PELAYANAN RISIKO TINGGI. ( dr. Syukri, SpJP, Ns.Martalena,Skep, Ns.Syahlinda,Skep )

PERATURAN DIREKTUR UTAMA RS. xxx NOMOR : 17/PER/2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN MEDIS. DIREKTUR UTAMA RS. xxx

PEDOMAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (CASE MANAGER)

PERSETUJUAN UMUM PELAYANAN KESEHATAN ( GENERAL CONSENT )

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA NOMOR : 224/RSPH/I-PER/DIR/VI/2017 TENTANG PEDOMAN REKAM MEDIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TABULASI POKJA PAP ( PELAYANAN ASUHAN PASIEN)

2. Perintah lisan dan melalui telpon atau hasil pemeriksaan secara lengkap dibacakan kembali oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut. (

BAB I DEFINISI. pengampunya. Ayah :

TELAAH & PEMERIKSAAN DOKUMEN

Bismillaahirrahmaanirrahiim PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PROF. DR. TABRANI NOMOR : 092/RSTAB/PER-DIR/III/2015

FORMULIR PERMINTAAN PELAYANAN SPIRITUAL BERDASARKAN AGAMA DAN KEPERCAYAAN PASIEN

PELAYANAN BEDAH DAN ANESTESI

Prosedur pendaftaran dilaksanakan dengan efektif dan efisien dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan

DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS TABA

MANAJEMEN REKAM MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012

Sememi dr. Lolita Riamawati NIP

ETIKA KEPERAWATAN YUNIAR MANSYE SOELI

HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN, PERAWAT, RUMAH SAKIT DASAR HUKUM

Hubungan Kemitraan Antara Pasien dan Dokter. Indah Suksmaningsih Konsil Kedokteran Indonesia (KKI)

PANDUAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DAN PENERIMAAN PASIEN RAWAT INAP

PERATURAN YANG TERKAIT DENGAN RM

DOKUMEN DAN REKAMAN BAB. VII.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. hasil yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya.jadi kepuasan atau

RUMAH SAKIT UMUM AULIA Jl. Raya Utara No. 03 Telp. (0342) , Fax. (0342) Kembangarum - Sutojayan - Blitar

KOMISI AKREDITASI RUMAH SAKIT

Inform Consent. Purnamandala Arie Pradipta Novita Natasya Calvindra L

BAB I DEFENISI. Tujuan Discharge Planning :

PT. AR. MUHAMAD RUMAH SAKIT AR. BUNDA JL. ANGKATAN 45 KEL. GUNUNG IBUL TELP. (0713) FAX. (0713) PRABUMULIH SUM - SEL 31121

PELAYANAN BEDAH DAN ANESTESI (PAB)

SURAT PERNYATAAN JANGAN DILAKUKAN RESUSITASI ( DO NOT RESUCITATE )

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Peraturan Menteri

KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA Nomor : 2347a/PW/Sekr/VIII/2014 TENTANG

ASPEK HUKUM REKAM MEDIS By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada

PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK [ INFORMED CONSENT ]

PENDIDIKAN PASIEN & KELUARGA (PPK)

PENERAPAN INFORMED CONSENT PADA PASIEN BEDAH DI RSI SOEMANI SEMARANG

BAB 7 MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE)

Contoh Panduan KORPS MARINIR RUMKITAL MARINIR CILANDAK PANDUAN. RUMKITAL MARINIR CILANDAK JAKARTA 2016 DAFTAR ISI

RSU MITRA SEJATI PANDUAN PELAYANAN PASIEN RESIKO TINGGI

GOOD MEDICAL PRACTICE

BAB II TINJAUAN TEORITIS

AP (ASESMEN PASIEN) AP.1

PANDUAN PELAYANAN MEMINTA PENDAPAT LAIN (SECOND OPINION)

tindakan pendidikan serta kondisi dan situasi pasien.

PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PERIODE BULAN JANUARI-MARET 2018

PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN RS. ROYAL PRIMA MEDAN

MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Panduan Penetapan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan ( DPJP )

Keputusan Dirjen Pelayanan Medik No. 78 / Yanmed / RS Umdik / YMU / I / 91 Tentang Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit

2017, No Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran N

PANDUAN TEKNIS PESERTA DIDIK KEDOKTERAN DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

Komunikasi Dokter dengan Sejawat Pertumbuhan pengetahuan ilmiah yang berkembang pesat disertai aplikasi klinisnya membuat pengobatan menjadi

Panduan Identifikasi Pasien

CEKLIST KELENGKAPAN DOKUMEN AKREDITASI POKJA ASESMEN PASIEN (AP)

Pedoman Penyusunan Lembar Penjelasan kepada Calon Subyek

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN. : Hubungan Pelayanan Spiritual Yang Diberikan Perawat Dengan Kepuasan Pasien Diabetes melitus

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016 Website :

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN

PEDOMAN WAWANCARA. 1. Apakah pasien yang anda rawat, diberikan penjelasan tentang diagnosa. - tingkat pemahaman pasien/keluarga yang berbeda

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG KEWAJIBAN RUMAH SAKIT DAN KEWAJIBAN PASIEN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

3. Apakah landasan dari informed consent?

BAB 1 DEFINISI. 1. untuk memperbaiki / meningkatkan ketelitian identifikasi pasien

INFORMED CONSENT. dr. Meivy Isnoviana,S.H

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

PANDUAN PELAYANAN PASIEN DENGAN ALAT PENGIKAT (RESTRAINT) RUMAH SAKIT UMUM BUNDA THAMRIN MEDAN

FORM CHECKLIST KELENGKAPAN REKAM MEDIS RS. SIAGA RAYA- JAKARTA SELATAN

PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN

PENDIDIKAN PASIEN & KELUARGA

Transkripsi:

Jl. Jend. A. Yani No.52 Telp. (0725) 49200, Fax. (0725) 41928 Kota Metro, Kode Pos 34111 KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH NOMOR : 096/SK-Dir/RSB-A/II/2016 TENTANG KEBIJAKAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RUMAH SAKIT BERSALIN (RSB) ASIH DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH Menimbang : a. Bahwa dalam rangka penyelenggaraan pelayanan di RSB Asih perlu didukung dengan pelayanan medis yang bermutu dan mengutamakan Hak pasien dan keluarga. b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a diatas perlu menetapkan keputusan Direktur RSB Asih Mengingat 1. Undang Undang Nomor : 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran 2. Undang Undang Nomor : 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 3. Undang Undang Nomor : 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit 4. PMK Nomor : 290 Tahun 2008 Tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran 5 PP Nomor : 10 Tahun 1966 Tentang Wajib Simpan Rahasia Kedokteran 6 Keputusan Dirjen Yanmed HK.00.06.3.5.1866 Tentang Pedoman Persetujuan Tindakan Medik ( Informed Consent ) Tahun 1999 MEMUTUSKAN Menetapkan : KEBIJAKAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RUMAH SAKIT

BERSALIN (RSB) ASIH. KESATU : Kebijakan Hak Pasien dan Keluarga RSB Asih sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini KEDUA : Kebijakan Hak Pasien dan Keluarga RSB Asih agar dapat digunakan sebaik baiknya oleh tenaga dokter, perawat, bidan, farmasi, dan tenaga kesehatan lainnya dalam melaksanakan pelayanan kesehatan di RSB Asih KETIGA : Pembinaan dan Pengawasan pelaksanaan Keputusan ini dilakukan oleh Direktur Rumah Sakit Bersalin Asih KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Metro Pada tanggal : 20 Februari 2016 DIREKTUR RSB ASIH dr. RIRIN FEBRINA NIK : 13122011001 Lampiran : Keputusan Direktur RSB Asih tentang Hak Pasien dan Keluarga Nomor : 096 /SK-Dir/RSB-A/II/2016 Tanggal : 20 Februari 2016 2

KEBIJAKAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RUMAH SAKIT BERSALIN (RSB) ASIH 1. KEBIJAKAN HAK PASIEN DAN KELUARGA 1.1. Seluruh staf Rumah Sakit Bersalin Asih harus memahami dan menerapkan prosedur hak pasien dan keluarga sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. 1.2. Penjelasan tentang leaflet hak pasien dan keluarga dilakukan oleh petugas bagian pendaftaran 1.3. Semua pasien rawat inap dan pasien rawat jalan diberikan leaflet tentang hak pasien dan keluarga 1.4. Pada jangka waktu minimal tiga bulan untuk pasien rawat jalan diberikan penjelasan leaflet tentang hak pasien dan keluarga kembali 2. KEBIJAKAN PELYANAN MENGHORMATI NILAI- NILAI PRIBADI DAN KEPERCAYAAN PASIEN 2.1 Seluruh staf pelayanan medis harus memahami proses identifikasi pasien yang menyangkut juga agama dan kepercayaan pasien 2.2 Petugas Rumah Sakit harus terbuka terhadap ekspresi kesepian dan ketidakberdayaan pasien. 2.3 Petugas menggunakan teknik klarifikasi nilai untuk membantu mengklarifikasi nilai dan kepercayaan 2.4 Rumah Sakit menganjurkan untuk penggunaan sumber-sumber spiritual yang ada 2.5 Rumah sakit memfasilitasi pasien dengan artikel-artikel spiritual sesuai dengan pilihan mereka 2.6 Petugas rumah sakit harus bersikap empati pada perasaan pasien 2.7 Rumah sakit memfasilitasi pasien untuk melakukan kegiatan ritual seperti meditasi, beribadah, dan aktivitas ritual keagamaan yang lain 2.8 Meyakinkan kepada pasien bahwa petugas rumah sakit akan bersedia membantu pasien pada waktu sakit/menderita. 3. KEBIJAKAN PERMINTAAN PELAYANAN KEROHANIAN 3.1. Seluruh staf rumah sakit memahami prosedur bila pasien atau keluarga memerlukan pelayanan kerohanian 3.2. Rumah sakit melakukan MOU dengan penasehat spiritual ( rohaniawan) 3.3. Rumah sakit memfasilitasi penasehat spiritual (rohaniawan) kecuali pasien meminta memilih penasehat spiritual ( rohaniawan) sendiri. 3

3.4. Mengkonsultasikan pasien ke penasihat spiritual pilihan 4. KEBIJAKAN PELAYANAN SESUAI KEBUTUHAN PRIVASI PASIEN 4.1 Petugas rumah sakit mengidentifikasi harapan dan kebutuhan privasi selama pelayanan dan pengobatan 4.2 Petugas rumah sakit menanyakan kebutuhan dan harapa pasien terhadap privasi dalam kaitannya dengan asuhan atau pelayanan 4.3 Petugas rumah sakit Menghormati privasi pasien dalam setiap wawancara klinis, pemeriksaan, prosedur dan pengobatan 5. KEBIJAKAN PERLINDUNGAN HARTA MILIK 5.1 Rumah sakit telah menentukan tingkat tanggung jawabnya terhadap harta milik pasien 5.2 Menginformasikan kepada pasien tentang tanggungjawab rumah sakit dalam melindungi barang milik pribadi 5.3 Melindungi barang milik pasien pada saat pasien tidak mampu bertanggungjawab atas barang miliknya 6. KEBIJAKAN PERLINDUNGAN PASIEN DARI KEKERASAN FISIK 6.1 Ada ketentuan jadwal besuk bagi pasien 6.2 Kebijakan terkait kunjungan diluar jam besuk 6.3 Skrining pasien- pasien yang beresiko mengalami kekerasan fisik 6.4 Identifikasi pengunjung RS yang mencurigakan 6.5 Terdapat nomor darurat terkait kejadian kekerasan fisik 6.6 Adanya alat pemantau CCTV pada area- area yang rawan 7. KEBUJAKAN PERLINDUNGAN KEKERASAN FISIK PADA PASIEN YANG BERESIKO 7.1 Rumah sakit mengindentifikasi kelompok pasien yang beresiko 7.2 Petugas rumah sakit membuat daftar kelompok pasien yang beresiko 7.3 Rumah sakit melindungi kelompok pasien yang beresiko meliputi bayi, individu yang cacat lansia dan kelompok lainnya. 8. KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TERHADAP KERAHASIAAN INFORMASI PASIEN 8.1 Rumah sakit menghormati kerahasiaan informasi kesehatan pasien 8.2 Meminta persetujuan kepada pasien untuk membuka informasi yang tidak tercangkup dalam undang- undang dan peraturan 8.3 Rumah sakit memberikan informasi tentang pembukaan dan kerahasiaan informasi mengenai pasien dalam undang- undang dan peraturan 9. KEBIJAKAN TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP KERAHASIAN INFORMASI PASIEN 4

9.1. Petugas rumah sakit memberikan penjelasan ke pasien tentang rahasia kedokteran dan proses untuk membuka rahasia kedokteran sesuai ketentuan 9.2 Petugas rumah sakit meminta persetujuan pasien untuk membuka informasi yang bukan merupakan rahasia kedokteran 9.3 Petugas rumah sakit menjaga kerahasiaan informasi kesehatan pasien sesuai dengan permintaan pasien 10. KEBIJAKAN KOMUNIKASI EFEKTIF ANTARA PETUGAS DAN KELUARGA DALAM KETERLIBATANNYA DALAM PROSES PELAYANAN 10.1 Rumah sakit mendukung dan mendorong keterlibatan pasien dan keluargannya dalam proses pelayanan 10.2 Membuat prosedur tentang hak pasien yang bertejuan untuk tidak menimbulkan rasa takut untuk mencari second opinion dan kompromi dalam pelayananan mereka baik didalam maupundiluar rumah sakit 10.3 Second opinion merupakan hak dasar pasien yang diatur dalam peraturan perundang- undangan yang berlaku 10.4 Rumah sakit wajib memberi peluang dan memfasilitasi baik secara administrasi maupun kelengkapan dokumen yang dibutuhkan pasien dalam mendapatkan hak second opinion 10.5 Rumah sakit menyediakan kelengkapan administrasi untuk keperluan permintaan second opinion dari pasien atau keluarga yang sah menurut hukum 10.6 Dokter yang merawat atau dokter mewakili rumah sakit membuat rekomendasi tertulis yang menyetujui pasien atau keluarga yang mewakili untuk mendapatkan hak second opinion 10.7 Dokter yang ditunjuk oleh pasien atau rumah sakit membuat surat persetujuan untuk menjawab hak pasien untuk mendapatkan tugas profesional sesuai dengan etika dan hukum yang berlaku 10.8 Hasil second opinion dibuatkan dalam bentuk rekomendasi yang disampaikan dalam bentuk lisan dan tertulis pada pasien atau keluarga yang sah menurut hukum 11. KEBIJAKAN TENTANG PENJELASAN HAK PASIEN DALAM PELAYANAN 11.1 Petugas rumah sakit memberikan penjelasan yang disampaikan agar pasien dan keluarganya mengetahui kapan akan dijelaskan tentang kondisi medis dan diagnosis pasti 11.2 Petugas rumah sakit memberikan penjelasan yang disampaikan agar pasien dan keluarganya mengetahui kapan akan dijelaskan tentang rencana pelayanan dan pengobatannya 5

11.3 Petugas rumah sakit memberika penjelasan yang disampaikan agar pasien dan keluarganya memahami proses untuk mendapatkan persetujuan tindakan kedokteran 11.4 Petugas rumah sakit memberikan penjelasan hak pasien dan keluarganya untuk berpartisipasi dalam keputusan pelayanan 12. KEBIJAKAN TENTANG PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN 12.1 Petugas rumah sakit memberikan penjelasan yang disampaikan agar pasien dan keluarganya mengetahui bagaimana proses untuk mendapatkan persetujuan 12.2 Petugas rumah sakit memberikan penjelasan yang disampaikan agar pasien dan keluarganya mengetahui haknya untuk berpartisipasi dalam keputusan pelayanan 13. KEBIJAKAN TENTANG PENJELASAN HAK PASIEN DALAM PELAYANAN DAN PENGOBATAN 13.1 Pasien berhak mendapatkan penjelasan tentang hasil pelayanan dan pengobatan 13.2 pasien berhak mengetahui dan mendapatkan penjelasan tentang hasil pelayanan dan pengobatan yang tidak terduga 14. KEBIJAKAN TENTANG HAK DAN TANGGUNGJAWAB PASIEN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENOLAKAN PENGOBATAN 14. 1 Pasien berhak menolak untuk tidak melanjutkan pengobatan 14.2 Rumah sakit menjelaskan kepada pasien dan keluarga terkait dengan konsekuensi keputusan mereka 14.3 Rumah sakit menjelaskan tentang tersedianya alternatif pelayanan dan pengobatan 15. KEBIJAKAN PENOLAKAN RESUSITASI 15.1 Seluruh tenaga medis dan paramedis rumah Sakit Bersalin Asih harus dapat melakukan resusitasi 15.2 Seluruh tenaga medis dan paramedis Rumah Sakit Bersalin Asih harus memahami dan menghormati keinginan pasien jika menolak untuk di resusitasi. 15.3 Pasien berhak memilih untuk di resusitasi atau tidak, dan dapat merubah keputusan sewaktu-waktu. 6

15.4 Pasien yang menolak resusitasi dipasang gelang identitas berwarna ungu, agar petugas dapat membedakan dengan pasien yang lain 15.5 Formulir resusitasi ditandatangani langsung oleh pasien dan saksi dari pihak keluarga serta petugas yang jaga pada saat itu 15.6 Dokter menginstruksikan kepada tenaga paramedis untuk tidak melakukan resusitasi dengan mengisi formulir jangan dilakukan resusitasi 15.7 DNR tidak mempengaruhi pengobatan,pasien dengan DNR dapat terus mendapatkan kemoterapi, antibiotik, dialisis, atau perawatan lain yang sesuai 16. KEBIJAKAN MANAJEMEN NYERI 16.1 Seluruh tenaga medis dan paramedis menghormati dan mendukung hak pasien dengan cara asesmen manajemen nyeri yang sesuai 16.2 Staf mendapat pelatihan nyeri sehingga dapat melakukan asesmen nyeri serta memahami dan melaksanakan tatalaksana nyeri serta dapat mengedukasi nyeri kepada pasien dan keluarganya\ 16.3 Pasien memiliki hak untuk mendapat informasi dan jawaban atas pertanyaan tentang rasa sakit dan nyeri 16.4 Pasien memiliki hak untuk meminta staf peduli dan menangani keluhan dengan serius 16.5 Pasien memiliki hak untuk mendapat respon cepat ketika pasien melaporkan nyeri 16.6 Pasien memiliki hak untuk mendapat jasa dokter Spesialis yg dapat mengatasi nyeri jika diperlukan 16.7 Skala nyeri yang dipakai di Rumah Sakit Bersalin Asih untuk pasien dewasa dan anak berusia > 9 th menggunakan numeric rating scale yang dapat menggunakan angka untuk melambangkan intensitas nyeri yang dirasakannya 16.8 Skala nyeri yang dipakai untuk bayi yaitu skala nyeri neonatal 16.9 Setiap petugas yang melakukan asesmen nyeri menuliskan hasil asesmen kedalam status rekam medis pasien 17. KEBIJAKAN PELAYANAN PASIEN TAHAP TERMINAL 17.1 Semua staf harus menyadari kebutuhan unik pasien pada akhir kehidupannya. Kebutuhan ini meliputi pengobatan terhadap gejala primer dan sekunder, manajemen nyeri. 17.2 Semua staf harus berespon terhadap aspek psikologis, sosial, emosional, agama dan budaya pasien dan keluarganya. 7

17.3 Semua staf diminta melibatkan keluarga dalam pengambilan keputusan pelayanan. 17.4 Rumah Sakit Bersalin Asih memastikan pemberian asuhan yang tepat bagi mereka yang kesakitan atau dalam proses kematian 17.5 Rumah Sakit Bersalin Asih harus memiliki kerjasama dengan rohaniawan guna memenuhi kebutuhan masa akhir kehidupan pasien, jika pasien dan keluarga menginginkan 18. KEBIJAKAN PENANGANAN KOMPLAIN 18.1 Pasien mempunyai hak untuk menyampaikan keluhan tentang pelayanan yang mereka terima 18.2 Rumah Sakit Bersalin Asih menunjuk petugas khusus sebagai handling complain yang bertugas menerima komplain dari pasien ataupun keluarga 18.3 Handling complain mempunyai tugas untuk melaporkan semua komplain yang masuk ke direktur Rumah Sakit secara langsung. 19. KEBIJAKAN IDENTIFIKASI NILAI DAN KEPERCAYAAN PASIEN 19.1 Semua staf Rumah Sakit Bersalin Asih harus menghormati setiap nilai dan kepercayaan yang masih dipakai oleh pasien dan keluarga 19.2 Semua staf Rumah Sakit Bersalin Asih harus mengidentifikasi nilai dan kepercayaan serta budaya yang masih dipakai oleh pasien dan keluarga 19.3 Semua staf Rumah Sakit Bersalin Asih harus dapat memberika informasi, edukasi tentang nilai dan kepercayaan yang tidak sesuai dengan medis 20. KEBIJAKAN PENJELASAN HAK PASIEN DAN KELUARGA 20.1 Hak dan kewajiban pasien sesuai UU yang berlaku (UURS dan UU praktik kedokteran) 20.2 Rumah Sakit Bersalin Asih menunjuk petugas pendaftaran untuk menjelaskan hak pasien dan keluara kepada setiap pasien rawat jalan dan rawat inap dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh pasien dan keluarga 20.3 Rumah Sakit Bersalin Asih membuat leaflet hak pasien dan kleuarga dan diberikan kepada setiap pasien rawat jalan dan rawat inap 20.4 Pernyataan tentang hak pasien dan keluarga juga ditempel atau bisa diperoleh dari staf rumah sakit pada setiap saat 8

20.5 Semua staf Rumah Sakit Bersalin Asih mengidentifikasi bahasa yang dipilih pasien 21. KEBIJAKAN INFORMED CONSENT 21.1 Informed consent harus diberikan oleh tenaga medis yang yang akan memberikan tindakan/prosedur/pengobatan risiko tinggi/ tranfusi darah. Dan bila berhalangan dapat didelegasikan kepada tenaga medis yang memilki keahlian setara 21.2 Informed consent dinyatakan secara tertulis 21.3 Semua tenaga medis harus menjelaskan informed consent kepada pasien dan keluarga menggunakan bahasa yang dapat dimengerti pasien 21.4 Informed constent diberikan kepada pasien, bila pasien tidak kompeten diberikan kepada keluarga terdekat atau pengampunya 21.5 Informasi dan penjelasan dianggap cukup (adekuat) jika sekurangkurangnya mencakup : (Pasal 45 UU PraktikKedokteran) : a. Diagnosis dan tata cara tindakan medis b. Tujuan tindakan medis yang dilakukan c. Alternatif tindakan lain dan risikonya d. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi e. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan 22. KEBIJAKAN PENJELASAN PENYAKIT, PENGOBATAN DAN PEMBERI PELAYANAN 22.1 Semua tenaga medis Rumah Sakit Bersalin Asih harus dapat menerangkan dengan jelas tentang usulan pengobatan atau tindakan kepada pasien dan bila perlu kepada keluarga 22.2 Penjelasan yang diberikan oleh tenaga medis kepada pasien dan keluarga meliputi: a. Kondisi pasien b. Usulan pengobatan c. Nama individu yang memberikan pengobatan d. Potensi manfaat dan kekurangannya e. Kemungkinan alternatif f. Kemungkinan keberhasilan g. Kemungkinan timbulnya masalah selama masa pemulihan h. Kemungkinan yang terjadi apabila tidak diobati 22.3 Setiap pasien memiliki hak untuk mengajukan pertanyaan tentang pengobatan yang diusulkan (termasuk identitas setiap orang yang memberikan atau mengamati pengobatan) setiap saat 22.4 Setiap pasien memiliki hak untuk persetujuan atau menolak persetujuan, untuk setiap prosedur/terapi 9

22.5 Setiap pasien berhak untuk memilih dokter yang bertanggungjawab untuk merawatnya selama berada di Rumah Sakit 23. KEBIJAKAN PENGGANTI PEMBERI PERSETUJUAN 23.1 Yang berhak untuk memberikan persetujuan setelah mendapatkan informasi adalah: a. Pasien sendiri, yaitu apabila telah berumur 21 tahun atau telah menikah b. Bagi Pasien dibawah umur 21 tahun, persetujuan (informed consent) atau Penolakan Tindakan Medis diberikan oleh mereka menurut urutan hak sebagai berikut : 1) Ayah/ Ibu Kandung 2) Saudara saudara kandung c. Bagi pasien dibawah umur 21 tahun dan tidak mempunyai orang tua atau orang tuanya berhalangan hadir, persetujuan (Informed Consent) atau Penolakan Tindakan medis diberikan oleh mereka menurut hak sebagai berikut : 1) Ayah/Ibu Adopsi 2) Saudara saudara Kandung 3) Induk Semang d. Bagi pasien dewasa dengan gangguan mental, persetujuan (Informed Consent) atau penolakan penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka menurut hak sebagai berikut: 1) Ayah/Ibu kandung 2) Wali yang sah 3) Saudara Saudara Kandung e. Bagi pasien dewasa yang berada dibawah pengampunan (curatelle) Persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan menurut hal tersebut. 1) Wali 2) Curator 10

f. Bagi Pasien dewasa yang telah menikah/ orang tua, persetujuan atau penolakan tindakan medik diberikan pleh mereka menurut urutan hal tersebut. 1) Suami/ Istri 2) Ayah/ Ibu Kandung 3) Anak- anak Kandung 4) Saudara saudara Kandung 24. KEBIJAKAN PERSETUJUAN UMUM 24.1 Hal-hal yang tercantum dalam persetujuan umum Rumah Sakit Bersalin Asih adalah: a. Persetujuan pelepasan informasi b. Keinginan privasi c. Barang berharga milik pribadi d. Penjelasan penyakit, pengobatan dan pemberi layanan e. Persetujuan untuk pengobatan f. Penjelasan tata tertib Rumah Sakit g. Penjelasan hak pasien dan keluarga 25. KEBIJAKAN INFORMED CONSENT 25.1 Informed consent didapat sebelum operasi atau prosedur invasif 25.2 Informed consent didapat sebelum anastesia 25.3 Informed consent didapat sebelum penggunaan darah dan produk darah 25.4 Informed consent didapat sebelum pelaksanaan tindakan dan pengobatan yang berisiko tinggi 26. KEBIJAKAN DAFTAR TINDAKAN YANG MEMERLUKAN INFORMED CONSENT 26.1 Rumah Sakit bersalin Asih membuat daftar tindakan yang memerlukan informed consent 26.2 Ada bukti rapat pembahasan daftar tindakan tersebut DIREKTUR RSB ASIH 11 dr. RIRIN FEBRINA

12 NIK : 13122011001