BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan investasi terpenting dalam rangka memersiapkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor yang penting dalam membentuk akhlak sejak anak usia dini.

BAB I PENDAHULUAN. jawabanya dihadapan-nya, sebagaimana Allah SWT berfirman :

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan bagi setiap orang tua adalah memiliki anak-anak

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Sekaligus memegang tugas-tugas dan fungsi ganda,

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, karena keterbatasan kemampuan manusia. hubungannya dengan manusia lainnya, baik dirumah, sekolah, tempat berkerja

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keluarga ini sebagai lembaga yang "Pertama dan Utama".

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PEDAHULUAN. Pendidikan juga mengarahkan pada penyempurnaan potensi-potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan teknologi disisi lain memunculkan persoalan-persoalan baru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. lingkungan masyarakat atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan kepada anak-anaknya dengan memberikan bimbingan, perintah,

BAB I PENDAHULUAN. dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memiliki peran penting pada era sekarang ini. Karena tanpa

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dari sekolah, selain mengembangkan pribadinya. Pemberian

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman baik dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. menuntut sebuah lembaga penddidikan harus berkembang di setiap aspek

PENDIDIKAN ANAK USIA 0-10 TAHUN (TELAAH BUKU ISLAMIC PARENTING KARYA SYAIKH JAMAL ABDURRAHMAN)

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan dan tindakan yang diambil akan bertentangan dengan normanorma

BAB I PENDAHULUAN. dan Teknologi (IPTEK) merupakan salah satu faktor penunjang yang penting

Islam adalah satu-satunya agama yang haq dan diridhoi Alloh SWT yang. disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

BAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi

PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA MENGIKUTI PELAJARAN BACA TULIS AL-QUR AN DI SMP HASANUDDIN 7 SEMARANG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pondasi utama yang dapat menjadikan

BAB I LATAR BELAKANG. kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas jasmaniahnya, pikiran-pikirannya,

BAB IV ANALISIS YURIDIS TENTANG PUTUSAN HAKIM NOMOR. 2781/Pdt.G/2012/PA.Tbn TENTANG PENOLAKAN PERMOHONAN NAFKAH ANAK OLEH ISTRI YANG DICERAI TALAK

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Agama RI, Modul Bahan Ajar Pendidikan Dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Guru Kelas RA, Jakarta, 2014, hlm. 112.

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR ISMUBA DI SMA MUHAMMADIYAH KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal

BAB I PENDAHULUAN. tertentu saja, melainkan seluruh individu yang mengaku dirinya muslim. 1

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. Atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur luar sekolah.

BAB V PEMBAHASAN. A. Pemberlakuan Sistem Kredit Semester (SKS) di SMA Negeri 3 Sidoarjo. Alokasi waktu yang diperlukan perminggu persatu satuan kredit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT MUHAMMAD IBNU ABDUL HAFIDH SUWAID DAN THOMAS LICKONA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA

BAB IV ANALISIS DAMPAK PERILAKU PERANTAU TERHADAP MORALITAS REMAJA DESA KANDANGSERANG PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam hal menanamkan akhlāqul karīmah kepada anak didik.

BAB I PENDAHULUAN. penting karena dapat menentukan perkembangan dan kemajuan suatu kelompok

BAB I PENDAHULUAN. sektor pendidikan sebagai andalan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. berpedoman penuh pada Al-Qur an dan As-Sunnah. Hukum-hukum yang melandasi

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri tiap individu. Upaya untuk memperbaiki mutu pendidikan. kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga Negara.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. penting yang perlu diingat bahwa tidak semua informasi yang diperoleh anak dari

BAB I PENDAHULUAN. Cipta, 2009), hlm Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: PT Rineka

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS SISWA SMA MUHAMMADIYAH BANTUL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lainnya. Allah swt berfirman dalam Q.S. al-hujuraat ayat

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak merupakan individu yang sedang berkembang dimana mereka

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran. Secara tidak langsung, kualitas instrument. penilaian juga menentukan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahfud Junaedi. Ilmu Pendidikan Islam Filsafat dan pengembangan. (Semarang : Rasail. 2010).

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah diajarkannya cara menulis Al-Quran dan Hadits. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. tahap tumbuh kembang, termasuk tahap remaja. Tahap remaja adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perubahan dimana ia harus menyelesaikan tugas-tugas perkembangan, dari mulai

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan, watak, kepribadian, moral,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak diciptakan Allah SWT dengan segala potensi yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada zaman saat ini, terdapat perbedaan pola asuh yang diberikan orang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan dan berhubungan dengan manusia. 1 Sebagai makhluk pribadi, ia

ANALISIS KRITIS KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT DALAM BUKU PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup secara tepat dimasa akan datang atau dapat juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena dengan pendidikan dapat membentuk manusia

BAB I PENDAHULUAN. syariah dianggap sangat penting khususnya dalam pengembangan sistem ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.2 Menurut PP No.

Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 85.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ( Jakarta: Indeks, 2009), hlm. 6. Islami, (Jogjakarta: Darul Hikmah, 2009), hlm. 83

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB VI KELUARNYA DABBAH. Dabbah yaitu sebangsa hewan yang juga disebut Sahab, kakinya empat, mempunyai dua sayap dan bulu, kepalanya

BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA TUNGGAL (SINGLE PARENT) DALAM MEMOTIVASI BELAJAR ANAK DI DESA DUKUH WRINGIN KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manusia pertama, sebagaimana al-qur an menyatakan. berkembang sesuai dengan kondisi dan konteks lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

Oleh : Ahmad Abdillah NPM:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Wardiman Djoyonegoro, sedikitnya terdapat tiga syarat utama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembinaan kepada anak didik lebih menekankan pada pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan investasi terpenting dalam rangka memersiapkan sumber daya manusia (SDM) dimasa yang akan datang tentunya melalui proses penidikan yang dimulai sejak usia dini sehingga sumber daya manusia yang diharapkan akan berkualitas. Usia dini merupakan usia yang sangat penting, karena dalam masa ini merupakan masa keemasan ( golden age), pada masa ini merupakan masa kritis perkembangan anak. Jika dalam masa ini anak kurang mendapat pelayanan pendidikan, kasih sayang, kesehatan dan lainnya dikhawatirkan anak tidak akan tumbuh dan berkembang secara optimal. Pentingnya pendidikan anak sejak usia dini juga didasarkan pada UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah salah satu upaya pembinaan yang ditujukan untuk anak sejak lahir sampai dengan 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan ruhani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut (Pasal 1 butir 14). Berdasarkan hal-hal tersebut maka jelaslah bahwa pendidikan sejak usia dini sanggatlah penting. 1

2 Selain pentingnya pendidikan dimulai sejak dini, anak dalam masa usia dini perlu sekali tentang penanaman nilai moral dimaksudkan agar pada tahap perkembangan selanjutnya anak akan mampu membedakan mana yang baik dan buruk, benar dan salah sehingga dia bisa menerapkan dalam kehidupan sehari- hari dan akan berpengaruh pula dalam kehidupan dimasyarakat. Menurut Nasikh Ulwan pendidikan agama/ iman merupakan faktor tepenting serta berpengaruh terhadap pendidikan moral anak. Pendidikan iman merupakan faktor yang dapat meluruskan tabiat yang menyimpang dan memperbaiki jiwa kemanusiaannya, tanpa pendidikan keimanan maka perbaikan, ketentraman dan moral tidak akan tercipta. 1 Oleh karena itu pendidikan keagamaan sebagai pondasi dasar yang harus ditanamkan kepada anak mulai usia dini agar terbentuk moral dan karakter anak sesuai dengan aturan atau syariat agama. Anak diibaratkan selembar kertas putih yang masih polos. Apa yang pertama kali dituliskan, maka itulah yang akan membentuk karakter dirinya. Apabila seorang anak dibiarkan melakukan sesuatu yang kurang baik dan kemudian telah menjadi kebiasaannya, maka sulit untuk meluruskannya. Sebuah pepatah bijak menyatakan bahwa barang siapa membiasakan sesuatu semenjak kecil maka dia akan terbiasa dengannya hingga dewasa. 2 Dari peribahasa tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa penanaman moral yang 1 Nasikh Ulwan, Abdullah. 2007. Pendidikan Anak dalam Islam. (Jakarta: Pustaka Imani) hlm. 170 2 Syarifuddin, Ahmad. 2004. Mendidik Anak Membaca, Menulis dan Mencintai Al Qur an, (Jakarta: Gema Insani) hlm. 59

3 diajarkan sejak anak usia dini maka perkembangannya akan melekat sampai dia tumbuh dewasa. Sangat pentingnya faktor pendidikan bagi anak sehingga Allah SWT berfirman sebagaimana dikutip oleh Syarifuddin: ی ا أ ی ھ ا ال ذ ین آم ن وا ق وا أ ن ف س ك م و أ ھ ل یك م ن ار ا Hai orang-orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. (QS. At Tahrim, 66: 6). Menurut sahabat Ali bin Abu Thalib r.a ayat tersebut mengandung maksud : Ajari dan didiklah anak-anakmu pendidikan yang baik. Sedangkan menurut Hasan al-bashri r.a.: Suruhlah mereka taat kepada Allah dan didiklah mereka ajaran kebaikan. Dan menurut Abdullah bin Umar r.a.: Didiklah anak-anakmu pendidikan yang baik karena hal itu tanggung jawabmu, sementara kelak (jika dewasa) anak -anakmu bertanggung jawab untuk berbuat baik dan patuh kepadamu. 3 Berdasarkan QS. At Tahrim, 66: 6, sudah sangat jelas sekali bahwa Allah SWT memerintahkan kepada hambanya yang beriman untuk mengajarkan pendidikan yang baik kepada anak- anaknya, karena pendidikan yang baik merupakan tanggungjawab orang tua, sehingga yang diharapkan mereka akan tumbuh berkembang dengan baik, serta mempunyai nilai-nilai keimanan yang lurus sebagai bekal kehidupan yang akan datang, dan kelak dewasa mereka akan berbuat baik dan patuh kepada orang tua. Menurut Syarifudin (2004), Fungsi utama pendidikan sejak dini adalah untuk melestarikan fitrah anak, yaitu fitrah kebenaran, fitrah tauhid, fitrah berperilaku positif, dan sebagainya. Pendidikan sejak dini juga berfungsi agar 3 Syarifuddin, Ahmad. 2004. Mendidik Anak Membaca, Menulis dan Mencintai Al Qur an. (Jakarta: Gema Insani) hlm. 60

4 kehanifan anak yaitu kelurusannya dalam meniti kebenaran tetap terjaga. 4 Menurut pendapat tersebut di atas sudah menjadi kewajiban dan tanggungjawab semua orang tua untuk mendidik, membimbing dan mengarahkan anaknya sejak dini dengan cara yang baik dan benar agar anak menjadi manusia yang terjaga fitrahnya, yaitu bertauhid, berakhlak mulia, dan menjadi manusia yang cerdas, berkualitas, berguna bagi keluarga, masyarakat serta bangsa. Menurut Desmita mengungkapkan bahwa perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan konvensi mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh individu dalam interaksinya dengan orang lain. Menurutnya anak-anak pada saat dilahirkan tidak memiliki moral (imoral), tetapi dalam dirinya terdapat potensi moral yang siap untuk dikembangkan. Melalui pengalamannnya ketika berinteraksi dengan orang lain, anak belajar memahami mengenai perilaku mana yang baik yang boleh dilakukan, dan tingkah laku mana yang buruk yang tidak boleh dilakukan. 5 Oleh karenanya dalam penanaman moral kepada anak usia dini diperlukan sikap hati-hati karena pada masa ini anak sedang dalam tahap perkembangan baik jasmani maupun rohani. Ketika anak merasa kurangnya pendidikan moral maka yang terjadi kehidupan yang akan datang moral mereka akan rusak. Pada akhir-akhir ini berbagai perilaku negatif sering terlihat dalam kehidupan sehari-hari pada anak-anak. Melalui beberapa media elektronik 4 Syarifuddin, Ahmad. 2004. Mendidik... hlm. 60 5 Novan Ardy Wiyani. 2014. Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini. (Yogyakarta: Gava Media) hlm: 174

5 atau surat kabar sering dijumpai kasus anak usia dini yang berbicara kurang sopan, perilaku kekerasan fisik maupun seksual, senang meniru adegan kekerasan juga meniru perilaku orang dewasa yang belum semestinya dilakukan oleh anak-anak bahkan kasus bully sudah terjadi pada anak usia dini, seperti yang peneliti kutip dari Liputan6.com bahwa bullying atau tindakan menyakiti orang lain demi kepentingan diri sendiri sudah lama dikenal di Indonesia. Biasanya korbannya anak kecil oleh orang dewasa. Namun, siapa sangka bahwa ini telah ada bahkan di tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). 6 Berdasarkan hal tersebut pentingnya penanaman nilainilai moral pada anak mulai dari usia dini, serta pentingnya orang tua untuk memperhatikan pendidikan anak dengan baik. Selain kasus bullying yang sudah merambah di dunia anak usia dini, kasus pelanggaran hak terhadap anak semakin meningkat. Menurut Samsul Ridwan selaku sekretaris jendral Komisi Perlindungan Anak (Komnas PA) bahwa pengaduan pelanggaran hak anak terus meningkat berdasarkan data yang dihimpun pusat data dan informasi (Pusdatin) Komnas anak, dalam kurun waktu 2010 sampai dengan 2015, dimana 62% kekerasan terhadap anak terjadi dilingkungan terdekat dan lingkungan sekolah, selebihnya 38% diruang publik. 7 Kondisi- kondisi tersebut di atas menjadi keprihatinan kita bahwa seharusnya masa anak usia dini merupakan dunia yang seharusnya diwarnai dengan kesenangan untuk mengembangkan diri, yang sebagian besar 6 http://health.liputan6.com/read/2027629/rupanya-kasus-bully-sudah-ada-sejak-di-pendidikan-usiadini di akses tanggal 20 Oktober 2016 7 www. Liputan 6.com/read/2396014 diakses pada 17 Oktober 2016

6 waktunya diisi dengan belajar melalui berbagai macam permainan yang sesuai dengan tumbuh kembang anak. Berangkat dari permasalahan tersebut penulis merasa penting melakukan penelitian tentang moral, dalam hal ini penulis ambil dari dua tokoh yang berpengaruh di dunia Barat maupun Islam yakni Kohlberg dan Nasikh Ulwan. Kedua tokoh tersebut telah banyak memberikan sumbangsih yaitu Nasikh Ulwan merupakan tokoh dalam dunia pendidikan Islam yang karyanya banyak menjadi rujukan oleh para pendidik terbukti dengan banyaknya penerbit yang telah menerjemahkan buku beliau dalam berbagai cetakan dan terjemahan. Sedangkan tokoh dari Barat Kohlberg merupakan tokoh yang karyanya menjadi dasar dalam teori moral. Oleh karena itu tokoh tersebut sudah tidak asing lagi dikalangan para peneliti, sudah ada penelitian yang meneliti tentang moral menurut Kohlberg dan pendidikan moral menurut Nasikh Ulwan tetapi belum ada yang secara detail membandingkan antara keduanya. Dari hal tersebut peneliti merasa tertarik untuk membandingkan pemikiran tentang moral kedua tokoh tersebut B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka peneliti mengajukan rumusan masalah : 1. Apa konsep pendidikan moral Anak Usia Dini menurut Nasikh Ulwan dan Kohlberg? 2. Apa perbedaan asumsi dasar yang digunakan oleh Nasikh Ulwan dan Kohlberg dalam teori perkembangan moral anak?

7 3. Sejauhmana relevansi dari konsep Nasikh Ulwan dan Kohlberg dalam Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah 1. Mengetahui konsep pendidikan moral Anak Usia Dini menurut Nasikh Ulwan dan Kohlberg. 2. Mengkaji perbedaan asumsi dasar yang digunakan oleh Nasikh Ulwan dan Kohlberg dalam teori perkembangan moral anak. 3. Mengidentifikasi sejauhmana relevansi dari konsep Nasikh Ulwan dan Kohlberg dalam Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia. D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis : Memberikan sumbangan keilmuan dalam bidang psikologi pendidikan tentang pendidikan moral anak Usia Dini khususnya menurut Nasikh Ulwan dan Kohlberg. 2. Praktis : Memberikan sumbangan pemikiran bagi : a) Lembaga Formal (PAUD) : menambah khasanah keilmuan bagi para pendidik tentang pandangan teori moral antara Kohlberg dan Nasikh Ulwan serta memberikan gambaran tentang bagaimana relevansinya untuk anak usia dini sesuai dengan perkembangan mereka.

8 b) Orang tua : Sebagai tolak ukur dalam mendidik moral Anak Usia Dini sehingga diharapkan tidak salah dalam pemberian pendidikan sesuai dengan tahapan perkembangan anak. c) Direktorat PAUD ( PTK-PNF) : Sebagai masukan untuk lebih menambah keilmuan tentang Pendidikan Anak Usia Dini serta lebih selektif dalam pemberian ijin kepada lembaga pengelolaan Pendidikan Anak Usia Dini agar lebih kompetitif dalam penyelenggaraan pendidikannya supaya lebih bermutu.