BAB I PENDAHULUAN. kesalahan seperti watch dog yang selama ini ada di benak kita sebelumnya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan berisikan data yang menggambarkan keadaan. keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu sehingga pihak

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya krisis ekonomi di Indonesia ternyata disebabkan oleh buruknya

BAB I PENDAHULUAN. Pertanggung jawaban pengelolaan keuangan daerah merupakan sesuatu hal

BAB I PENDAHULUAN. aparatur pemerintah yang berkompeten dalam menjalankan tugas sebagai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. kinerja aparat birokrasi menurun. Terungkapnya banyak kasus-kasus korupsi baik

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip Otonomi Daerah menggunakan prinsip otonomi seluasluasnya. dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. FASB (Financial Accounting Standard Board) mengungkapkan ada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Abdul dan Syam (2012: 108) menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Guna menunjang profesionalisme sebagai akuntan publik, maka auditor dalam

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan dana yang dapat dipertanggungjawabkan. Pengawasan bersifat

BAB I PENDAHULUAN. kemudian mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang. berkepentingan (Boynton et al.,2001) dalam (Junaidi, 2016).

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian mengenai kualitas audit penting agar auditor dapat mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. meyakini kualitas pekerjaannya. Dalam penyelenggaraanya good governance

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan laporan hasil audit. Agar pemerintah puas dengan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan yang baik (good governance), yaitu pemerintahan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Auditor dalam Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Tahun 2008 disebut

BAB I PENDAHULUAN. Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) semakin lama

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. korupsi baik di level pusat maupun daerah menjadi penyebab utama hilangnya

BAB1 PENDAHULUAN. kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien sesuai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Konsep kinerja auditor dapat dijelaskan dengan menggunakan agency theory.

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk. penggunaan dana bisa dipertanggungjawabkan. Auditor pemerintah terdiri

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi yang dipercaya oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dan probabilitas melaporkan pelanggaran tergantung pada independensi auditor. Ikatan Akuntan

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, dua

BAB I PENDAHULUAN. Negara mengelola dana yang sangat besar dalam penyelenggaraan pemerintahannya.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam waktu yang relatif singkat akuntansi sektor publik telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua karakteristik tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan titik terang, untuk mendorong perubahan dalam tata kelola

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan dalam konteks profesi bidang bisnis, bersama-sama. dengan profesinya lainnya, mempunyai peran yang signifikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. maupun eksternal perusahaan. Menurut Financial Accounting Standards

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Inspektorat daerah merupakan salah satu unit yang melakukan audit

BAB 1 PENDAHULUAN. Audit merupakan suatu proses sistematik yang dilakukan untuk. mengevaluasi bukti secara objektif atas pernyataan-pernyataan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa demokrasi saat ini, pemerintah dituntut untuk semakin

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang bersih dan bebas KKN menghendaki adanya. mendukung terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance),

BAB I PENDAHULUAN. Besarnya fee audit yang ditetapkan oleh kantor akuntan publik merupakan. memihak, perusahaan menggunakan jasa akuntan publik.

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah semakin menguatnya tuntutan masyarakat terhadap pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam rangka mewujudkan good governance di lingkungan pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan memberikan gambaran dan informasi posisi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. De Angelo (1981) dalam Kurnia et al. (2014) mendefinisikan kualitas. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan tentang pentingnya penelitian dilakukan. Bab ini meliputi

BAB I PENDAHULUAN. pendapat yang diberikan, profesionalisme menjadi syarat utama bagi. orang yang bekerja sebagai auditor. Ketidakpercayaan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. menemukan temuan yang memuat permasalahan, yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kualitas audit merupakan hal penting yang harus dipertahankan oleh para auditor

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. good governance di Indonesia semakin meningkat. Tuntutan ini memang wajar,

BAB I PENDAHULUAN. besarnya penyerahan wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, dimana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, ada dua

BAB I PENDAHULUAN. Nepotisme). Banyaknya kasus korupsi yang terjadi akhir-akhir ini menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ke depan (Yustrianthe, 2012). Berdasarkan Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan suatu pengawas intern untuk meminimalisir penyimpangan

BAB I PENDAHULUAN. Jenderal Departemen, Satuan Pengawas Intern (SPI) di lingkungan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengunaan dana sehingga efektivitas dan efisien penggunaan dana

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah tidak dapat dibendung dan

BAB I PENDAHULUAN. bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. diketahui karena banyaknya pemberitaan-pemberitaan di media masa mengenai

BAB I PENDAHULUAN. karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadinya krisis ekonomi di

BAB I PENDAHULUAN. eksternal perusahaan. (Singgih dan Bawono 2010). sulit untuk diukur, sehingga para pemakai informasi membutuhkan jasa pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan pengauditan biasanya tidak menghasilkan data akuntansi, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan telah menjadi financial supermarket dengan jaringan

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian audit menurut Mulyadi (2002:9) adalah suatu proses. sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat informasi baik bagi pemerintah sebagai manajemen maupun alat

BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah dalam menyelenggarakan sistem pemerintahannya telah bergeser

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2.4 KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. good governance dan clean governance di Indonesia semakin meningkat. Melihat

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemerintah yang baik menuju pada terwujudnya good. governance, karena good governance telah menjadi suatu paradigm baru

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PT INDO KORDSA Tbk. PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi dari pihak yang melakukan audit (Weningtyas et al., 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Profesi akuntan publik juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan perbaikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang bergantung kepada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesi akuntansi merupakan profesi yang membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan Profesi auditor tidak terlepas dari perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses

PERTEMUAN 1: AUDIT DAN STANDAR AUDIT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. keterpurukan karena buruknya pengelolaan keuangan (Ariyantini dkk,2014).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.2 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. makin banyak masalah yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang

BAB I PENDAHULUAN. bersifat kuantitatif dan diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di jaman modern ini, peran auditor internal sudah berubah menjadi bagian dalam organisasi itu sendiri yang sifatnya membantu organisasi dalam usaha mencapai tujuannya dengan cara memberikan suatu pendekatan disiplin yang sistematis untuk mengevaluasi dan meningkatkan keefektifan manajemen resiko, pengendalian dan proses serta pengelolaan organisasi bukan mencari-cari kesalahan seperti watch dog yang selama ini ada di benak kita sebelumnya. Pembentukan fungsi audit internal merupakan keharusan bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Bank dan Lembaga Pemerintah. Perusahaan Publik (Tbk) wajib membentuk komite audit, dan agar dapat menjalankan tugasnya secara efektif, komite audit itu memerlukan fungsi audit internal. Pemeriksaan internal (audit internal) merupakan suatu fungsi penilaian yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilaksanakan. Hasil pemeriksaan internal dapat berupa berbagai temuan, kesimpulan, pendapat, dan rekomendasi. Hasil pemeriksaan yang berkualitas sangat bermanfaat bagi manajemen puncak untuk meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan (Tugiman, 1997). Tujuan adanya internal auditing adalah untuk membantu dalam melaksanakan tanggung jawabnya dengan cara memberikan analisa, penilaian, saran dan komentar kegiatan yang telah diaudit. Audit internal sangat diperlukan 1

2 bagi organisasi, khususnya organisasi yang cukup besar. Seorang auditor akan mempertahankan integritas, akan bertindak jujur dan tegas dalam mempertimbangkan fakta, terlepas dari kepentingan pribadi. Auditor yang mempertahankan objektifitas, akan bertindak adil tanpa dipengaruhi tekanan dan permintaan pihak tertentu atau kepentingan pribadinya. Agar dapat menghasilkan suatu hasil pemeriksaan yang berkualitas, ditetapkan kode etik profesi. Kode etik auditor internal memuat standar seragam yang konsisten dalam mengambarkan praktik-praktik terbaik audit internal serta merupakan ukuran kualitas pelaksanaan tugas untuk memenuhi tanggung jawab profesinya. Sedangkan standar praktek profesi auditor internal merupakan ketentuan yang harus dipenuhi untuk menjaga kualitas kinerja auditor internal dan kualitas hasil pemeriksaannya (Tunggal, 2008). Kode Etik Auditor Internal menyebutkan bahwa auditor internal harus memperlihatkan kompetensi dalam melaksanakan jasa audit internal. Selain itu, Standar Atribut prinsip kedua yang diatur dalam Standar Praktek Profesi Auditor menyebutkan bahwa fungsi audit internal harus independen, dan auditor internal harus objektif dalam melaksanakan tugasnya. Dengan demikian, aktivitas pemeriksaan harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen yang bebas dari kepentingan atas hasil pemeriksaan tersebut. Kompetensi dan independensi dalam melaksanaan pemeriksaan sangat penting karena akan mempengaruhi hasil pemeriksaan yang nantinya akan digunakan oleh manajemen puncak dalam pengambilan keputusan perusahaan.

3 Salah satu unit yang melakukan pemeriksaan terhadap pemerintah daerah adalah inspektorat daerah. Menurut Falah (2005), inspektorat daerah mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan pengawasan umum pemerintah daerah dan tugas lain yang diberikan kepala daerah, sehingga dalam tugasnya inspektorat sama dengan auditor internal. Audit internal adalah audit yang dilakukan oleh unit pemeriksa yang merupakan bagian dari organisasi yang diawasi (Mardiasmo, 2005). Audit pemerintahan merupakan salah satu elemen penting dalam penegakan good government. Namun demikian, praktiknya sering jauh dari yang diharapkan. Terdapat beberapa kelemahan dalam audit pemerintahan di Indonesia, di antaranya tidak tersedianya indikator kinerja yang memadai sebagai dasar pengukur kinerja pemerintahan baik pemerintah pusat maupun daerah dan hal tersebut umum dialami oleh organisasi publik karena output yang dihasilkan yang berupa pelayanan publik tidak mudah diukur. Dengan kata lain, ukuran kualitas audit masih menjadi perdebatan (Effendy, 2010). Peran dan fungsi Inspektorat Provinsi, Kabupaten atau Kota secara umum diatur dalam pasal 4 Peraturan Menteri Dalam Negeri No 64 Tahun 2007. Dalam pasal tersebut dinyatakan bahwa dalam melaksanakan tugas pengawasan urusan pemerintahan, Inspektorat Provinsi, Kabupaten atau Kota mempunyai fungsi sebagai perencanaan program pengawasan, sebagai perumusan kebijakan dan fasilitas pengawasan dan sebagai pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan.

4 Kualitas audit yang dilaksanakan oleh aparat Inspektorat Kota Gorontalo saat ini masih menjadi sorotan, karena masih banyaknya temuan audit yang tidak terdeteksi oleh aparat inspektorat sebagai auditor internal, akan tetapi ditemukan oleh auditor eksternal yaitu Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Badan Pemeriksa Keuangan (2007) menyebutkan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kota Gorontalo tahun anggaran 2006, terdapat 8 (delapan) temuan. Temuan-temuan tersebut berupa ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, kecurangan, serta ketidakpatuhan dalam pelaporan keuangan. Dengan adanya temuan BPK tersebut, berarti kualitas audit aparat inspektorat kota Gorontalo masih relatif rendah. Ada dua hal yang menyebabkan kompetensi aparat inspektorat Kota Gorontalo kurang optimal. Pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang pengawasan hanya diadakan di Manado, Sulawesi Utara. Ini menjadi salah satu faktor mengapa hanya 7 dari 40 aparat Inspektorat kota Gorontalo yang telah menempuh persyaratan untuk menjadi pejabat fungsional auditor. Selain itu, adanya mutasi antar satuan kerja menyebabkan aparat yang berpengalaman tergantikan oleh yang tak berpengalaman. Sebagaimana auditor internal pada umumnya, aparat inspektorat termasuk di kota Gorontalo berada di bawah pengaruh pihak penentu kebijakan. Di samping itu, jumlah penduduk yang hanya 150 ribu menyebabkan dekatnya hubungan interpersonal, baik hubungan kekerabatan atau relasi kepentingan lainnya. Hal ini juga mempengaruhi independensi aparat inspektorat Kota Gorontalo.

5 Akuntabilitas publik merupakan hal yang tak dapat ditawar lagi. Pemahaman akan pentingnya audit yang berkualitas bagi terwujudnya pemerintahan yang akuntabel akan mampu memotivasi aparat inspektorat untuk menggunakan dan meningkatkan kompetensi dan independensi yang dimilikinya. Jadi, dengan pertimbangan di atas, perlu untuk diketahui pengaruh kompetensi, independensi, dan motivasi terhadap kualitas audit Inspektorat dalam pengawasan keuangan daerah, khususnya di kota Gorontalo (Effendy, 2010). Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) adalah pernyataan standar teknis yang merupakan panduan dalam memberikan jasa bagi akuntan publik di Indonesia. Standar-standar yang tercakup dalam SPAP adalah standar auditing, standar atestasi, standar jasa akuntansi dan review, standar jasa konsultasi dan standar pengendalian mutu. Standar auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan beserta interpretasinya. Kompetensi dan independensi merupakan 2 hal yang tidak dapat dipisahkan. Tingkat kompetensi yang tinggi tanpa diiringi dengan sikap independensi yang melekat pada setiap auditor akan menimbulkan risiko, salah satunya adalah penyalahgunaan keputusan. Begitu pun sebaliknya, sikap independensi yang tinggi yang dimiliki oleh auditor tanpa diiringi kompetensi yang baik akan berdampak pada pelaksanaan tugas yang tidak sesuai dengan standar professi auditor internal. Tujuan standar kompetensi auditor adalah untuk memastikan auditor memperoleh dan mempertahankan kemampuan tertentu yang dibutuhkan untuk

6 dapat melaksanakan tugas sebagai auditor yang kompeten, profesional, efektif dan efisien. De Angelo (1981) mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas, di mana auditor dapat menemukan dan melaporkan adanya pelanggaran dalam sistem akuntansi klien. Penelitian ini akan menghubungkan kemampuan untuk menemukan pelanggaran dalam sistem akuntansi klien dengan pengalaman auditor karena dapat mendukung kompetensi teknis butuhkan. Di sisi lain, hal ini juga untuk melaporkan pelanggaran dalam sistem akuntansi klien karena auditor memiliki independensi dan akuntabilitas. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit adalah Tenure (lamanya waktu auditor dalam melakukan pemeriksaan), jumlah klien, kesehatan keuangan klien, adanya pihak ketiga yang akan melakukan review atas laporan audit, independen auditor yang efisien, Level of Audit Fees, dan tingkat perencanaan kualitas audit. Dengan tingkat kompetensi dan independensi yang baik diharapkan akan mampu memberikan pengaruh terhadap kualitas dari pemeriksaan yang dilakukan. Berdasarkan penjelasan tersebut penulis tertarik untuk menyusun skripsi yang berjudul : Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Internal terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan.

7 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah yang akan diidentifikasi adalah : 1. Bagaimana pengaruh kompetensi dan independensi auditor internal secara simultan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Inspektorat Daerah 2. Bagaimana pengaruh kompetensi dan independensi auditor internal secara parsial terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Inspektorat Daerah 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data dan informasi yang merupakan gambaran nyata mengenai pengaruh kompetensi dan independensi auditor internal terhadap kualitas hasil pemeriksaan Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk: 1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kompetensi dan independensi auditor internal secara simultan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Inspektorat Daerah 2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kompetensi dan independensi auditor internal secara parsial terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Inspektorat Daerah 1.4 Kegunaan Penelitian Dari penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap beberapa segmen, antara lain :

8 a. Bagi Pemegang Kebijakan Dapat memberikan informasi mengenai faktor yang mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan, sehingga akan dapat dimanfaatkan dalam upaya peningkatan kualitas pemeriksaan. b. Bagi Teoritis Dapat memberi kontribusi terhadap pengembangan pendidikan akuntansi terutama yang berkaitan dengan audit internal menyangkut pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas pemeriksaan. c. Bagi Praktik Dapat menjadi pemotivasi bagi setiap auditor untuk selalu meningkatkan tingkat kompetensi dan independensinya agar pelaksanaan pemeriksaan menjadi lebih berkualitas. d. Bagi Penulis Dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai ada atau tidak adanya pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas pemeriksaan. e. Bagi Pembaca Dapat menjadi sumber informasi yang dapat menambah wawasan pembaca dengan mengetahui apakah kompetensi dan independensi berpengaruh terhadap kualitas pemeriksaan. f. Bagi Peneliti Dapat memberi acuan atau pertimbangan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut di bidang audit internal.

9 g. Bagi Organisasi Dapat memberikan manfaat kepada setiap organisasi yang memiliki fungsi audit internal agar keberadaan auditor internal dalam perusahaan benarbenar memberikan nilai tambah bagi perusahaaan. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Inspektorat Daerah Subang, dengan waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2013 sampai dengan bulan Maret 2013.