Analisis Postur Kerja Terkait Musculoskeletal Disorders (MSDS) pada Pengasuh Anak

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. proses produksi. Jika manusia bekerja dalam kondisi yang nyaman baik

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. produksi, terutama perusahaan yang bersifat padat karya. Produktivitas tenaga kerja

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali

Metode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal Disorder Tenaga Kerja

ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA

Disusun Oleh: Roni Kurniawan ( ) Pembimbing: Dr. Ina Siti Hasanah, ST., MT.

PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tipe masalah ergonomi yang sering dijumpai ditempat kerja

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pekerjaannya adalah keluhan musculoskeletal disorders(msds).

PENILAIAN POSTUR OPERATOR DAN PERBAIKAN SISTEM KERJA DENGAN METODE RULA DAN REBA (STUDI KASUS)

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN SAMPEL PADA ROAD TANK PT PERTAMINA EP CEPU

ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penyakit akibat kerja, keluhan muskuloskeletal merupakan keluhan yang paling sering

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Khususnya bagi industri pembuatan canopy, tralis, pintu besi lipat,

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

TUGAS AKHIR. Diajukan guna melengkapi sebagai syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Nur Ngaeni NIM :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan

USULAN PERBAIKA STASIUN KERJA MENCANTING DENGAN ANALISIS KELUHAN MUSKULOSCELETAL (Studi Kasus: Industri Batik Gress Tenan)

BAB I PENDAHULUAN. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator

MODUL 10 REBA. 1. Video postur kerja operator perakitan

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Tengah. Salah satu sentral kerajinan gerabah yang paling dikenal yaitu

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB I PENDAHULUAN. Pekerja yang melakukan kegiatan berulang-ulang dalam satu siklus sangat

MODUL I DESAIN ERGONOMI

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Perbandingan Metode-Metode Evaluasi Postur Kerja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

USULAN RANCANGAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN DAUN PANDAN UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS DI CV XYZ

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI. vii. Unisba.Repository.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. manual (Manual Material Handling/MMH). Kelebihan MMH bila

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ

Novena Ayu Parasti, Chandra Dewi K., DM. Ratna Tungga Dewa

IDENTIFIKASI POSTUR KERJA SECARA ERGONOMI UNTUK MENGHINDARI MUSCULOSKELETAL DISORDERS

SKRIPSI ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS (STUDI KASUS DI PT. MARTINA BERTO. TBK)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisa Postur Kerja Menggunakan Metode OWAS dan RULA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tabel 1.1 Gambar 1.1.

BAB I PENDAHULUAN. industri pengolahan air minum dalam kemasan (AMDK) dengan merk dagang. keselamatan dan kesehatan akan aman dari gangguan.

1 Pedahuluan. Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.5 No.1 (2016) 4-10 ISSN X

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

POSTUR KERJA. 1. Video postur kerja operator perakitan 2. Foto hasil screencapture postur kerja

Perancangan Meja Kerja pada Bagian Pemeriksaan Surat Jalan Buah dan Penimbangan Tonase TBS (Tandan Buah Segar) di PT.Sahabat Mewah dan Makmur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Postur Kerja Operator Penyusunan Karton Box di Departemen Produksi PT XYZ dengan Metode Rapid Entire Body Assessment (REBA)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Prosiding Teknik Industri ISSN:

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS POSTUR KERJA PERAJIN SAPU RAYUNG DENGAN METODE QUICK EXPOSURE CHECK (QEC)

BAB V ANALISA DAN HASIL. semua proses kerja yang akan dijelaskan pada tabel dibawah ini.

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Metode dan Pengukuran Kerja

EVALUASI FASILITAS KERJA BAGIAN FINISHING PERUSAHAAN MEUBEL DENGAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA)

PENILAIAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA PEMBUAT BATAKO DI GORONTALO

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Dengan Pendekatan Metode Rapid Upper Limb Assesment

Evaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan ABSTRAK

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

TUGAS AKHIR PENILAIAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA PENGGULUNGAN TEH DI PT. RUMPUN SARI KEMUNING I DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA (RAPID UPPER LIMB

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGAJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

USULAN PERANCANGAN FASILITAS KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMNET (REBA) DI PT Z

BAB I PENDAHULUAN. baik, salah satunya adalah fasilitas kerja yang baik dan nyaman bagi karyawan,

ANALISIS POSTUR KERJA PEKERJA PROSES PENGESAHAN BATU AKIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA

BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KELUHAN RASA SAKIT PEKERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA DI STASIUN PENJEMURAN

Cut Ita Erliana dan Ruchmana Romauli Rajagukguk. Lhokseumawe Aceh Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA OPERATOR PADA PROSES PEMBUATAN PIPA UNTUK MENGURANGI MUSCULOSKELETAL DISORDERS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA

Transkripsi:

Petunjuk Sitasi: Restuputri, D. P., Baroto, T., & Enka, P. (2017). Analisis Postur Kerja Terkait Musculoskeletal Disorders (MSDS) pada Pengasuh Anak. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. B265-271). Malang: Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya. Analisis Postur Kerja Terkait Musculoskeletal Disorders (MSDS) pada Pengasuh Anak Dian Palupi Restuputri (1), Teguh Baroto (2), Puspita Enka (3) (1), (2), (3) Universitas Muhammadiyah Malang (1), (2), (3) Jalan Raya Tlogomas 246 Malang (1) restuputri@umm.ac.id ABSTRAK Aktivitas mengasuh anak yang ada di Taman Sosialisasi Anak (TSA) Samuphahita Malang masih dilakukan secara sederhana yaitu dengan menggunakan bak biasa. Risiko yang muncul pada pengasuh anak ini adalah bagian bahu yang pegal, posisi punggung yang membungkuk juga menyebabkan rasa sakit dan juga rasa sakit yang terjadi pada pinggang, kaki, tangan dan lutut. Adanya risiko menimbulkan perubahan kondisi tubuh dan cidera ini perlu alat bantu pemandian anak yang dapat mengurangi rasa sakit/nyeri. Dari hasil analisa terhadap keluhan kerja menggunakan kuesioner Nordic Body Map didapatkan 6keluhan terbesar yang sering dirasakan pengasuh anak, yaitu sakit pada bagian leher 100%, sakit pada bahu 75%, sakit pada lengan atas 85%, sakit pada lengan bawah 70%, sakit pada punggung 85%, dan sakit pada pergelangan tangan 50%. Pada penelitian ini menggunakan metode Rapid Entire Body Assessment (REBA) untuk menganalisa postur pengasuh anak. Hasil nilai REBA untuk postur memandikan anak mendapat nilai 7 yang artinya level resiko sedang. Pada postur memakaikan popok, memakaikan baju, dan memberi bedak mendapat nilai 10 sedangkan postur menghanduki anak mendapat nilai 11 yang artinya beresiko tinggi dan perlu perbaikan secepatnya. Dari hasil tersebut dapat dibuat alat bantu memandikan anak yang lebih efisien dan nyaman agar para pengasuh tidak mengalami keluhan rasa sakit/nyeri. Kata kunci Fasilitas Kerja, Kelelahan, Musculoskeletal Disorder, Nordic Body Map, Pengasuh Anak, Rapid Entire Body Assessment. I. PENDAHULUAN Terdapat banyak wanita karir di kota Malang ini membuat Taman Sosialisasi Anak semakin banyak, salah satunya adalah Taman Sosialisasi Anak (TSA) Samuphahita yang berlokasi di Jl. Veteran No. 17 Kota Malang. TSA ini memiliki 8 orang pengasuh yang disebut sebagai bunda pengasuh". Jam bekerja pengasuh disini adalah mulai dari pukul 7.00-16.00 dengan waktu istirahat 1 jam, waktu istirahat tidak dapat dipastikan karena tergantung anak-anak yang ada, pengasuh akan beristirahat bila semua anak sudah istirahat/tidur. Semua keluhan yang dialami oleh pekerja pada Tempat Penitipan Anak Samuphahita adalah keluhan pada bagian otot tulang belakang yang mengakibatkan nyeri atau sakit, pegal-pegal dan lainnya. Banyak pengasuh merasakan keluhan otot pada saat memandikan bayi atau anak asuh yang ada, karena tempat memandikan bayi tersebut tidak ergonomis sehingga menimbulkan rasa nyeri pada otot Musculoskeletal atau yang disebut Musculoskeletal Disorders. Musculoskeletal Disorders adakah cedera yang dihasilkan karena pekerjaan (Garkaz, dkk, 2014). Dari hasil kuesioner Nordic Body Map pengasuh anak mengalami nyeri/sakit pada bagian leher atas sebanyak 80%, bahu 70%, lengan atas 65%, lengan bawah 70%, kaki 60% dan yang mengalami sangat sakit punggung 70% serta pergelangan tangan 55%. Bagian tubuh lain hanya mengalami 20% tidak sakit/nyeri yang dirasakan. Dari latar belakang masalah didapat perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana menganalisis postur kerja terkait MSDs yang terjadi pada pengasuh di TSA Samuphahita menggunakan metode REBA (Rapid Entire Body Assessment). Metode REBA digunakan karena metode ini dianggap cocok untuk evaluasi seluruh tubuh baik dinamis maupun statis (Stanton dkk,2004 dan Hashim dkk,2012). Metode REBA ini juga telah banyak digunakan untuk analisa postur pekerja seperti yang dilakukan oleh Garkaz dkk (2014), Ingale dkk (2016), Siddiqui dan Chacko (2015), Nadri dkk (2013) dan Lasota (2014). Dari perumusan masalah B-265

Restuputri, Baroto, Enka tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai yaitu: mengidentifikasi keluhan pengasuh TSA Samuphahita yang terkait dengan postur kerja, menganalisis postur kerja pengasuh di TSA Samuphahita dan membuat rancangan perbaikan fasilitas kerja. II. METODOLOGI Metode penelitian adalah tahap yang harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum melakukan penyelesaian masalah yang sedang dibahas. Berikut ini akan dijelaskan mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, metode pengambilan data, sumber data dan tahap-tahap penelitian yang ditempuh dalam menyelesaikan permasalahan. 1) Tempat dan Waktu Penelitian: Penelitian ini dilaksanakan di TPA Samuphahita Malang Provinsi Jawa Timur pada bulan Februari-Maret 2016. 2) Langkah-langkah Penelitian: Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Identifikasi masalah Mengidentifikasi masalah dilakukan dengan tujuan untuk mencari titik-titik keluhan yang dapat menyebabkan terjadinya keluhan pada otot Musculoskeletal di TPA Samuphahita. 2. Merumuskan Masalah dan Tujuan Penelitian Perumusan masalah mengenai analisis postur kerja yang terjadi pada otot. Tujuan penelitian ditentukan berdasarkan perumusan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya. Tujuan penelitian diperlukan untuk dapat merencanakan langkah yang dapat diambil pada penelitian sehingga penelitian dapat lebih berfokus dan dapat dijalankan dengan lancar. 3. Studi Pustaka dan Studi Lapangan Studi pustaka digunakan untuk mempelajari teori dan ilmu pengetahuan yang relevan dengan tempat yang akan diteliti. Studi lapangan diperlukan untuk melakukan survei agar mendapatkan gambaran atau kondisi sebenarnya objek yang akan diteliti yaitu, Taman Sosialisasi Anak Samuphahita Malang. 4. Mengumpulkan Data Data yang dikumpulkan dalam langkah ini dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut: a. Wawancara dan brainstroeming dilakukan dengan pihak TPA Samuphahita yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. b. Observasi atau melakukan pengambilan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap keadaan yang sebenarnya. c. Dokumentasi pada tahap ini dilakukan dengan mengambil foto-foto yang terkait dengan pengasuhan anak. 5. Mengolah Data Dari data-data yang telah diperoleh dilakukan pengolahan data. Adapun langkahlangkah pengolahan data yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Mengidentifikasi MSDs dengan Nordic Body Map Pada tahap ini dilakukan analisa menggunakan kuesioner Nordic Body Map terhadap keluhan yang dialami oleh para pengasuh anak. Dari hasil dan analisa ini, dapat diketahui nilai besar rata-rata keluhan yang dirasakan tiap bagian tubuh dan dapat digambarkan titik-titik keluhan yang dirasakan tiap bagian tubuh para pengasuh. b. Melakukan penilaian kerja menggunakan metode REBA Pada tahap ini dilakukan penilaian dengan menggunakan metode REBA untuk proses melepaskan pakaian anak sampai dengan memakaikan pakaian anak kembali. Pada tahap ini dapat dilihat nilai yang paling tinggi dari semua postur kerja tersebut. c. Membuat desain alat bantu Pada tahap ini, alat bantu memandikan anak didesain berdasarkan data antropometri. Setelah itu, dengan memasukkan data ukuran dan menentukan B-266

Analisis Postur Kerja Terkait Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Pengasuh Anak persentil yang digunakan untuk menjamin alat bantu dapat meringankan beban pengasuh anak tersebut. 6. Menganalisa Hasil Pada tahap ini dilakukan analisa hasil pengambilan data sebelum menggunakan alat bantu memandikan anak. 7. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan dibuat berdasarkan seluruh tahapan yang dilalui dalam penelitian dimana peneliti melakukan penarikan kesimpulan berhubungan dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai, sedangkan saran merupakan masukan yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Saran diperlukan untuk kepentingan pada masa akan datang untuk kesempurnaan penelitian. Pengajuan saran diharapkan dapat bermanfaat bagi pengasuh dan peneliti yang lain ketika akan melakukan penelitian dengan tema serupa. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Berikut ini tahap pengolahan data kuesioner Nordic Body Map pada saat melakukan kegiatan mengasuh anak. A. Perhitungan Nordic Body Map Berdasarkan pengambilan data kuesioner Nordic Body Map yang dilakukan terhadap 8 pengasuh anak di TPA Samuphahita Malang, didapatkan 6 keluhan terbesar yang sering dirasakan pengasuh anak, yaitu sakit pada bagian leher 100%, sakit pada bahu 75%, sakit pada lengan atas 85%, sakit pada lengan bawah 70%, sakit pada punggung 85%, dan sakit pada pergelangan tangan 50%. B. Penilaian Postur Kerja dengan REBA Dari hasil pengolahan data postur kerja pengasuh di TPA Samuphahita dengan menggunakan metode REBA, maka dapat dilakukan analisa terhadap permasalahan yang ada yaitu: 1) Postur memakaikan popok: Pengasuh pada kegiatan memakai popok merasa tidak nyaman karena posisi terlalu membungkuk. Pengasuh ini melakukan kegiatan dengan posisi menunduk, berdiri dengan kaki membengkok. Hasil dari skor tabel A yaitu 7 dan hasil dari skor tabel B yaitu 5 maka hasil dari skor C adalah 9. Skor C 9 akan ditambahkan dengan aktifitas skor 1 karena kegiatan lebih dari 1 menit dan hasil akhir dari postur ini adalah 10, resiko tinggi perlu adanya investigasi dan perubahan secepatnya. Gambar 1 Postur Memakaikan Popok 2) Postur menghanduki anak: Pengasuh pada kegiatan menghanduki anak merasa tidak nyaman karena posisi terlalu membungkuk. Pengasuh ini melakukan kegiatan dengan posisi menunduk, berdiri dengan kaki membengkok. Hasil dari skor tabel A yaitu 8 dan B-267

Restuputri, Baroto, Enka hasil dari skor tabel B yaitu 8 maka hasil dari skor C adalah 10. Skor C 10 akan ditambahkan dengan aktifitas skor 1 karena kegiatan lebih dari 1 menit dan hasil akhir dari postur ini adalah 11, resiko sangat langsung dilakukan perubahan secepatnya. Gambar 2 Postur Kerja Saat Menghanduki Anak 3) Postur memandikan anak: Pengasuh pada kegiatan memandikan bayi ini merasa tidak nyaman dengan postur tubuh yang dirasakan. Pengasuh ini melakukan kegiatan dengan posisi menunduk, berdiri, dan posisi meja yang kurang ergonomis. Untuk mendapatkan posisi yang lebih nyaman maka diperlukan perbaikan alat bantu kerja yaitu meja untuk memandikan bayi. Beban yang diangkat oleh pengasuh yaitu kurang dari 5 kg hal ini tidak terlalu berat bagi pengasuh. Hasil dari skor tabel A yaitu 6 dan hasil dari skor tabel B yaitu 3 maka akan mengahasilkan skor tabel C dengan nilai 6, ditambah dengan aktivitas skor 1 maka untuk hasil akhir dari skor REBA yaitu 7. Skor 7 ini bearada pada level resiko sedang dan diperlukan investigasi lebih lanjut. Gambar 3 Postur Memandikan Anak 4) Postur memakaikan pakaian anak: Pengasuh pada kegiatan memakaikan pakaian anak ini merasa tidak nyaman dengan postur tubuh yang dirasakan. Pengasuh ini melakukan kegiatan dengan posisi menunduk, berdiri. Hasil dari skor tabel A yaitu 7 dan hasil dari skor tabel B yaitu 5 maka akan mengahasilkan skor tabel C dengan nilai 9, ditambah dengan aktivitas skor 1 maka untuk hasil akhir dari skor REBA yaitu 10. Skor 10 ini bearada pada level resiko tinggi dan diperlukan adanya investigasi dan perbaikan secepatnya. B-268

Analisis Postur Kerja Terkait Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Pengasuh Anak Gambar 4 Postur Memakaikan Baju Anak 5) Postur memberikan bedak: Pengasuh pada kegiatan memberi bedak anak ini merasa tidak nyaman dengan postur tubuh yang dirasakan. Pengasuh ini melakukan kegiatan dengan posisi menunduk, berdiri. Hasil dari skor tabel A yaitu 7 dan hasil dari skor tabel B yaitu 5 maka akan mengahasilkan skor tabel C dengan nilai 9, ditambah dengan aktivitas skor 1 maka untuk hasil akhir dari skor REBA yaitu 10. Skor 10 ini bearada pada level resiko tinggi dan diperlukan adanya investigasi dan perbaikan secepatnya. Gambar 5 Postur Memberikan Bedak C. Usulan perbaikan alat untuk memandikan anak Tabel 1 Dimensi Tubuh Pengasuh Anak Dimensi Pekerja (cm) Dimensi Tubuh Penggunaan Pada Desain Pekerja 1 Pekerja 2 Pekerja 3 Persentil yang digunakan Tinggi Siku Tinggi Meja Pemandian 90 88 91 Persentil 90 = 91,62 cm Tinggi Tulang Tinggi Laci Tempat 40 39 40 Persentil 90 = 40,41 cm Ruas Penyimpanan Air Panjang Rentang Lebar Meja Pemandian 67 65 69 Persentil 90 = 69,56 cm Tangan Ke Depan Panjang Rentangan Siku Panjang Meja Pemandian 82 81 81 Persentil 90 = 82,07 cm B-269

Restuputri, Baroto, Enka Gambar 6 Usulan Perbaikan Meja Untuk Memandikan Bayi Ukuran panjang meja bayi adalah 82.07 cm. Dengan perhitungan menggunakan percentil 90, dimensi yang digunakan adalah panjang rentangan siku. Ukuran lebar meja bayi adalah 69.56 cm. Dengan perhitungan menggunakan percentil 90, dimensi yang digunakan adalah panjang rentang tangan ke depan. Ukuran tinggi meja adalah 91.62 cm. Dengan perhitungan menggunakan percentil 90, dimensi yang digunakan adalah tinggi siku. Ukuran tinggi kaki meja sampai laci untuk air adalah 40.41 cm. Dengan perhitungan menggunakan percentil 90, dimensi yang digunakan adalah tinggi tulang ruas. (a) (b) Gambar 7 (a) Bak Mandi Tampak Atas Gambar (b) Bak Mandi Tampak Samping Ukuran panjang bak adalah 82.07 cm. Dengan perhitungan menggunakan percentil 90, dimensi yang digunakan adalah panjang rentangan siku. Ukuran lebar bak adalah 69.56 cm. Dengan perhitungan menggunakan percentil 90, dimensi yang digunakan adalah panjang rentangan tangan ke depan. Ukuran tinggi bak adalah 30 cm. Ukuran panjang meja bayi adalah 91.62 cm. Dengan perhitungan menggunakan percentil 90, dimensi yang digunakan adalah panjang rentangan siku. Ukuran lebar meja adalah 69.56 cm. Dengan perhitungan menggunakan percentil 90, dimensi yang digunakan adalah panjang rentangan tangan ke depan. Ukuran panjang adalah 82.07 cm. Dengan perhitungan menggunakan percentil 90, dimensi yang digunakan adalah panjang rentangan siku. B-270

Analisis Postur Kerja Terkait Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Pengasuh Anak Gambar 8a Bak Mandi Tampak Samping Gambar 8b Meja Tampak Depan IV. PENUTUP Dari pengolahan data hasil penelitian di TPA Samuphahita Malang menggunakan Nordic Body Map maka dapat diketahui keluhan yang dialami oleh para pengasuh anak yaitu sakit/nyeri pada leher bagian atas 100%, sakit pada pinggang 100%, sakit pada kaki 100%, sakit pada lengan atas 87.5%, sakit/nyeri ada punggung 87.5%, sakit pada bahu 75%, sakit pada tangan 50%, sakit/nyeri pada lengan bawah 50%, dan sakit pada pergelangan tangan 50%. Hasil Analisis REBA dapat diketahui juga bahwa postur kerja ketika menggendong bayi yang dilakukan oleh pengasuh tersebut tidak nyaman karena posisi tangan yang selalu mengangkat beban lebih dari 10 kg setiap harinya yang mengakibatkan sakit/nyeri ada bagian tangan, pergelangan tangan dan lengan bagian atas tangan. Postur kerja ketika memandikan bayi juga dirasakan tidak nyaman dan kurang efisien karena posisi meja untuk memandikan bayi tersebut terlalu rendah yang membuat para pengasuh tersebut harus membungkuk ketika memandikan bayi tersebut. Usulan perbaikan yang diberikan berupa pembuatan rancangan ulang meja untuk memandikan bayi yang lebih efisien dan nyaman digunakan oleh pengasuh bayi yang tidak menimbulkan rasa nyeri ketika bekerja. Alat memandikan bayi tersebut berukuran panjang meja bayi adalah 82.07 cm, lebar meja bayi adalah 69.56 cm, tinggi meja bayi adalah 91.62 cm, tinggi kaki meja bayi adalah 40.41 cm. DAFTAR PUSTAKA Garkaz,A; Kurd,N;, Majid,M; & Shirmohamadi.,N, 2014, Ergonomic assessment of Sina car montage industry employees 'working positions by REBA (Rapid entire body assessment), Journal Bas Res Med Sci, Vol 1 No 3, hlm. 52-59. Hignett, S.; & McAtamney, L, 2000, Technical Note Rapid Entire Body Assessment (REBA), Applied Ergonomics, Vol 31, hlm 201-205. Ingale, P.A.; & Salunke, P.V, 2016, Rapid Entire Body and Rapid Upper Limb Assessment of Operator for Multipurpose Wheel Lathe Machine, International Journal Of Mechanical Engineering And Information Technology, Vol 4 No 03, hlm 1636-1641. Lasota, A.M., 2014, A Reba-Based Analysis Of Packers Workload: A Case Study, Scientific Journal of Logistic, Vol 10 No 1, hlm 87-95. Nadri, H.; Fasih, F.; Nadri, F.; & Nadri, A., 2015. Comparison of ergonomic risk assessment results from Quick Exposure Check and Rapid Entire Body Assessment in an anodizing industry of Tehran, Iran, Journal of Health and Epidemiology, Vol 2 No 4, hlm 195-202 Siddiqui, N.A, & Chacko, A.G, 2015, Study of The Ergonomics of The Worker Using The Rapid Entire Body Assessment Technique on Agri-Machinery Industry, International Journal on Occupational Health & Safety, Fire &Environment Allied Science, Vol 4 Issue 1, hlm 001-004 B-271