1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan manusia kepada taraf hidup yang lebih baik. Pendidikan dimulai dari lahir hingga kematian untuk mengajarkan hal yang semula tidak diketahui menjadi diketahui. Pendidikan di Indonesia terdiri atas pendidikan formal, nonformal dan informal. Pendidikan juga terbagi dalam empat jenjang yaitu anak usia dini, dasar, menengah dan tinggi. Pendidikan karakter merupakan salah satu pendidikan yang sedang digalakan oleh pemerintah. Samani (2012:41-42) menjelaskan bahwa karakter merupakan cara berpikir dan perilaku yang khas tiap individu untuk hidup bersama baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik akan mampu mengambil keputusan dan dapat mempertanggungjawabkan keputusan yang telah diambil. Karakter dapat dianggap sebagai nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam sikap, perasaan, perkataan, perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, adat istiadat dan estetika. Indonesia menerapkan 18 pendidikan karakter bangsa yang harus dimiliki setiap orang semenjak dini. Membentuk karakter bukan perkara yang 1
2 mudah. Lickona (2013:71) menjelaskan bahwa karakter yang baik adalah sesuatu yang kita inginkan bagi anak-anak kita. Filosof Yunani Aristoteles mendefinisikan karakter yang baik sebagai hidup dengan tingkah laku yang benar, tingkah laku yang benar berhubungan dengan orang lain dan berhubungan dengan diri sendiri. Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia melupakan pendidikan karakter bangsa. Padahal, pendidikan karakter merupakan suatu pondasi bangsa yang sangat penting dan perlu ditanamkan sejak dini kepada anak-anak (Muslich 2011:1). Dari pendapat Muslich (2011:1) dapat dipahami bahwa dampak globalisasi memicu timbulnya berbagai masalah yang berkaitan dengan tingkah laku peserta didik yang mencerminkan kurangnya karakter yang baik seperti kurangnya sikap kemandirian siswa, kedisiplinan serta kurangnya rasa tanggung jawab terhadap tugas mereka di sekolah. Kedisiplinan dan tanggung jawab merupakan karakter yang sangat penting diterapkan guru disekolah. Mandiri, disiplin dan tanggung jawab merupakan 3 karakter penting yang harus dimiliki oleh peserta didik. Ketiga karakter ini saling berhubungan satu sama lain untuk melakukan sesuatu. Mandiri merupakan kemampuan untuk berdiri sendiri atau tidak tergantung dengan orang lain dan mampu melaksanakan tugas secara disiplin dan penuh tanggung jawab. Ketika hal ini diterapkan dalam pemberian tugas guru terhadap peserta didik maka akan lebih efisien, karena dengan sendirinya peserta didik dapat melaksanakan tugas dengan mandiri, disiplin serta tanggung jawab.
3 Menanamkan karakter mandiri, disiplin dan tanggung jawab dapat dilakukan dengan keteladanan dan pembiasaan. Sifat seorang peserta didik suka meniru sehingga perlu adanya keteladanan dari seorang guru. Hal sederhana yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan karakter mandiri, disiplin dan tanggung jawab adalah dengan membiasakan peserta didik untuk melaksanakan tugas piket di kelas. Kebersihan kelas akan tetap terjaga jika peserta didik dapat melaksanakan dengan baik. Agama Islam memerintahkan umatnya untuk senantiasa menjaga keimanan dengan menjaga kebersihan karena kebersihan adalah sebagian dari iman. Pembiasaan pemberian tugas piket di kelas merupakan hal yang perlu dilakukan oleh sekolah. Piket kelas diyakini dapat melatih kemandirian siswa dimulai dari belajar memegang sapu, menghapus papan tulis, membersihkan jendela serta hal lain yang dapat membantu siswa untuk berdiri sendiri serta tidak tergantung dengan orang lain. Piket kelas juga dapat menguatkan karakter disiplin yaitu tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan yang berlaku. Karena ketika sudah jadwal melaksanakan piket kelas maka peserta didik akan mematuhinya. Tanggung jawab peserta didik juga dilatih dengan melakukan tugas piket karena dengan sendirinya peserta didik akan beranggapan bahwa tugas piket adalah kewajiban yang harus dipenuhi. SD Negeri 2 Kecila adalah Sekolah Dasar yang telah menerapkan rangkaian model belajar mandiri. Model belajar mandiri yang diterapkan di SD Negeri 2 Kecila salah satunya yaitu dengan mengembangkan dan
4 menggunakan media Tugasku Tanggung Jawabku. Media ini difungsikan untuk menanamkan rasa tanggung jawab pada diri peserta didik dengan cara permainan, sehingga terasa tidak memberatkan peserta didik tetapi justru menjadikan peserta didik senang. Tugas yang dimaksud adalah tugas piket membersihkan ruang kelas dengan tugas keliling yang berhubungan dengan materi pelajaran. Keistimewaan media ini adalah tertulis nama peserta didik dalam satu kelas yang tersusun secara vertikal dan horisontal. Nama peserta didik yang tersusun secara vertikal akan menunjuk kelompok belajar, sedang nama peserta didik yang tersusun horisontal akan menunjuk regu piket. Media tugasku tanggung jawabku memuat kartu tugas dan buku tugas. Kartu tugas digunakan untuk kegiatan tugas piket sedangkan buku tugas digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Kegiatan pengambilan kartu tugas dan buku tugas dilaksanakan ketika pulang sekolah. Hasil wawancara dengan Kepala sekolah menunjukkan bahwa digunakannya media tersebut mampu menjadikan peserta didik menjadi lebih mandiri, disiplin serta bertanggung jawab. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai implementasi tugas piket menggunakan media tugasku tanggung jawabku. Penelitian ini penting dilaksanakan karena masih banyak sekolah dan guru yang menghadapi kendala dalam menguatkan karakter mandiri, disiplin dan tanggung jawab peserta didik. Modifikasi dan variasi perlu dilakukan oleh sekolah seperti yang dilakukan di SD Negeri 2 Kecila.
5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana implementasi kegiatan tugas piket untuk mengembangkan karakter mandiri, disiplin dan tanggung jawab peserta didik di SD Negeri 2 Kecila? 2. Apa saja yang menghambat pelaksanaan kegiatan tugas piket di SD Negeri 2 Kecila? 3. Bagaimana upaya mengatasi hambatan dalam pelaksanaan kegiatan tugas piket di SD Negeri 2 Kecila? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan tugas piket untuk mengembangkan karakter mandiri, disiplin dan tanggung jawab di SD Negeri 2 Kecila. Secara khusus, tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan implementasi kegiatan tugas piket untuk mengembangkan karakter mandiri, disiplin dan tanggung jawab di sekolah dasar. 2. Mengidentifikasi faktor penghambat kegiatan tugas piket di sekolah dasar. 3. Mengetahui upaya mengatasi hambatan dalam kegiatan tugas piket di sekolah dasar.
6 D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian yang dilaksanakan adalah sebagai berikut: 1. Proses a. Bagi peserta didik, diharapkan pelaksanaan kegiatan tugas piket di sekolah dapat mengembangkan karakter mandiri, disiplin dan tanggung jawab peserta didik. b. Bagi penulis, diharapkan penelitian ini menjadi sarana bagi pengembangkan diri sebagai wujud untuk mengimplementasikan ilmu yang telah di dapat selama kuliah. 2. Hasil Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai bahan informasi untuk guru, kepala sekolah, dinas pendidikan, pemerhati pendidikan di sekolah dasar dalam mengembangkan karakter mandiri, disiplin dan tanggung jawab.