Aplikasi Pengolahan Citra Dalam Pengenalan Pola Huruf Ngalagena Menggunakan MATLAB

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. a. Spesifikasi komputer yang digunakan dalam penelitian ini adalah

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

Oleh: Riza Prasetya Wicaksana

MKB3383 TEKNIK PENGOLAHAN CITRA Pemrosesan Citra Biner

PENGKONVERSIAN IMAGE MENJADI TEKS UNTUK IDENTIFIKASI PLAT NOMOR KENDARAAN. Sudimanto

Penentuan Stadium Kanker Payudara dengan Metode Canny dan Global Feature Diameter

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Oleh: Ulir Rohwana ( ) Dosen Pembimbing: Prof. Dr. H. M. Isa Irawan, M.T.

Pengenalan Huruf Pada Citra Digital Menggunakan Algoritma Template Matching

Representasi Citra. Bertalya. Universitas Gunadarma

Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah

Pertemuan 2 Representasi Citra

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI... i. DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... vii

PERBANDINGAN ALGORITMA TEMPLATE MATCHING DAN FEATURE EXTRACTION PADA OPTICAL CHARACTER RECOGNITION

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

Klasifikasi Kualitas Keramik Menggunakan Metode Deteksi Tepi Laplacian of Gaussian dan Prewitt

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM APLIKASI HANDS RECOGNIZER

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 )

Journal of Informatics and Technology, Vol 1, No 1, Tahun 2012, p

PENGENALAN BILANGAN ARAB MENGGUNAKAN TEMPLATE MATCHING

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan Volume 03, No.2 (2015), hal ISSN : x

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. Processor Intel Core i3-350m.

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

TUGAS AKHIR APLIKASI PENGENALAN PLAT NOMOR KENDARAAN DENGAN METODE OPTICAL CHARACTER RECOGNITION (OCR)

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Dalam pengerjaan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk mengektraksi

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH

SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING

APLIKASI PEMBACAAN PLAT NOMOR KENDARAAN MENGGUNAKAN OPTICAL CHARACTER RECOGNITION (OCR)

1 BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran yang diperoleh dari sekolah adalah pengenalan dan pemahaman akan

FERY ANDRIYANTO

Pengenalan Plat Nomor Kendaraan Secara Otomatis Untuk Pelanggaran Lalu Lintas

BAB 1 PENDAHULUAN. memindahkan data secara manual ke dalam komputer untuk dapat diolah lebih

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION UNTUK PENGENALAN BARCODE BUKU DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GALUH CIAMIS

Implementasi Metode Watershed Transformation Dalam Segmentasi Tulisan Aksara Bali Berbasis Histogram

Identifikasi dan Kumulasi Pilihan Jawaban Responden Pada Kertas Lembar Jawaban Menggunakan Metoda Template Matching

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 merupakan desain penelitian yang akan digunakan pada

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Citra Digital

Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan Volume 4, No. 2, Hal ISSN : x

Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini

Implementasi Metode Neural Network Pada Perancangan Pengenalan Pola Plat Nomor Kendaraan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN METODE MOST SIGNIFICANT BIT UNTUK PENYISIPAN PESAN TEKS PADA CITRA DIGITAL

SISTEM REKOGNISI KARAKTER NUMERIK MENGGUNAKAN ALGORITMA PERCEPTRON

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM

Proses memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau komputer

OPTICAL CHARACTER RECOGNITION

BAB II. Computer vision. teknologi. yang. dapat. Vision : Gambar 2.1

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 1-6 1

IDENTIFIKASI CITRA BILANGAN DESIMAL 0-9 BERBASIS LEARNING VECTOR QUANTIZATION SECARA REAL TIME

BAB III PERANCANGAN SISTEM

KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital

IDENTIFIKASI TANDA TANGAN DENGAN DETEKSI TEPI DAN KOEFISIEN KORELASI

PENGENALAN KATA AKSARA JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOR

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SAMPLING DAN KUANTISASI

3 BAB III METODE PENELITIAN

oleh: M BAHARUDIN GHANIY NRP

PENGEMBANGAN APLIKASI PERHITUNGAN JUMLAH OBJEK PADA CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATHEMATICAL MORPHOLOGY

SISTEM PENGENALAN BUAH MENGGUNAKAN METODE DISCRETE COSINE TRANSFORM dan EUCLIDEAN DISTANCE

BINERISASI CITRA DOKUMEN DENGAN FILTERISASI HOMOMORPHIC

BAB II LANDASAN TEORI

Pengolahan Citra : Konsep Dasar

PENDETEKSI TEMPAT PARKIR MOBIL KOSONG MENGGUNAKAN METODE CANNY

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGAMAN RUMAH DENGAN SISTEM FACE RECOGNITION SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

BINARISASI CITRA MENGGUNAKAN PENCOCOKAN PIKSEL

SISTEM IDENTIFIKASI CITRA JENIS KUNYIT (Curcuma Domestica Val.) MENGGUNAKAN METODE KLASIFIKASI MINKOWSKI DISTANCE FAMILY

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan tugas akhir ini akan membangun suatu model sistem yang

KLASIFIKASI TELUR AYAM DAN TELUR BURUNG PUYUH MENGGUNAKAN METODE CONNECTED COMPONENT ANALYSIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya air yang digunakan oleh

Review Paper. Image segmentation by histogram thresholding using hierarchical cluster analysis

BAB IV UJI COBA DAN ANALISIS

BAB 1 PENDAHULUAN. teks digital yang dapat dikenali oleh komputer maupun teks non digital seperti

IDENTIFIKASI RAMBU-RAMBU LALU LINTAS MENGGUNAKAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION

Aplikasi Pembelajaran Pengenal Aksara Bali Menggunakan Metode Template Matching

Model Citra (bag. 2)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA PERBANDINGAN VISUAL METHOD DAN LIQUID PENETRANT METHOD DALAM PERBAIKAN CITRA FILM RADIOGRAFI

Mengenal Lebih Jauh Apa Itu Point Process

KLASIFIKASI CITRA BUAH JERUK KINTAMANI BERDASARKAN FITUR WARNA DAN UKURAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN EUCLIDEAN DISTANCE

BAB III METODE PENELITIAN. menjawab segala permasalahan yang ada dalam penelitian ini.

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

UJI COBA THRESHOLDING PADA CHANNEL RGB UNTUK BINARISASI CITRA PUPIL ABSTRAK

BAB II CITRA DIGITAL

OPTIMASI ALGORITMA IDENTIFIKASI STRABISMUS

Transkripsi:

Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Aplikasi Pengolahan Citra Dalam Pengenalan Pola Huruf Ngalagena Menggunakan MATLAB Dani Rohpandi 1), Asep Sugiharto 2), Giri Aji Winara 3) STMIK TASIKMALAYA Jl. RE. Martadinata no. 272 A, Indihiang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. e-mail: 1) danirtms@gmail.com, 2) asepsugiharto@yahoo.com, 3) giriajiwinara@gmail.com Abstrak Aplikasi pengenalan pola huruf ngalagena merupakan salah satu jenis pengembangan software yang dapat membantu mengenal dan memahami aksara sunda asli. Penelitian ini dilakukan untuk merancang dan membuat sebuah program yang dapat mengenali pola huruf ngalagena melalui citra digital dengan menerapkan metode template matching. Template matching merupakan suatu metode sederhana yang banyak digunakan untuk mengenali pola. Kelebihan metode ini yaitu mudah untuk diimplementasikan kedalam suatu aplikasi berbasis pengolahan citra digital. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena penelitian yang dilakukan sifatnya uji coba atau eksperimen dalam pengenalan pola huruf ngalagena dengan hasil akhir berupa perhitungan persentase pengujian pada aplikasi yang telah dibuat. Berdasarkan hasil pengujian terhadap 3 jenis citra uji yaitu citra pola karakter digital berwarna hitam sesuai dengan template memperoleh hasil persentase pengujian sebesar 88%, citra pola karakter digital berwarna hitam yang berbeda dengan template memperoleh hasil persentase pengujian sebesar 60,87% dan citra pola karakter tulisan tangan berwarna hitam memperoleh hasil persentase pengujian sebesar 32%. Kata kunci: Template matching, Huruf ngalagena, Pola, Citra, Matlab 1. Pendahuluan Dewasa ini perkembangan aplikasi komputer relatif signifikan baik dalam segi hardware (perangkat keras) maupun dalam segi software (perangkat lunak). Salah satu aplikasi yang terbentuk dari pengembangan software yang sangat terasa manfaatnya adalah aplikasi pengenalan pola. Aplikasi tersebut dapat digunakan untuk mengenali pola tulisan digital serta pola tulisan tangan baik aksara latin maupun aksara non latin. Aplikasi pengenalan pola ini akan sangat membantu masyarakat dalam memahami pola-pola huruf, mengingat di Indonesia terdapat berbagai macam bahasa daerah seperti bahasa Jawa, Batak, Madura, maupun bahasa Sunda yang memiliki jenis pola huruf yang berbeda. Bahasa Sunda merupakan salah satu bahasa yang memiliki pola huruf tersendiri yang dikenal dengan istilah huruf ngalagena yang saat ini kurang dipahami oleh masyarakat. Hal ini terjadi karena minimnya pengetahuan mengenai pola huruf tersebut. Untuk memudahkan pengenalan pola huruf ngalagena dibutuhkan sebuah sistem komputer yang mampu membaca serta mengenalkan pola huruf tersebut. Maka dari itu munculah sebuah gagasan untuk membuat sebuah aplikasi pengenalan pola huruf ngalagena dengan menggunakan metode template matching. Dalam membuat sebuah aplikasi pengenalan pola, metode yang digunakan akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan aplikasi yang dihasilkan karena setiap metode akan memiliki tingkat keberhasilan yang beragam. Tingkat keberhasilan metode template matching akan berbeda dengan tingkat keberhasilan metode lainnya seperti metode kohonen neural network ataupun metode backpropagation. Maka dari itu, dengan adanya penelitian ini, tidak hanya dapat membantu para pembaca dalam mengenal pola huruf Ngalagena namun juga dapat memberikan informasi mengenai tingkat keberhasilan penggunaan metode template matching dalam aplikasi pengenalan pola karakter. Sebelumnya, penelitian mengenai pengenalan pola huruf Ngalagena telah dilaksanakan oleh Mubarok yang berjudul Pengenalan Tulisan Tangan Aksara Sunda Menggunakan Kohonen Neural Network [1]. Penelitian ini bertujuan untuk membuat aplikasi yang mampu mengenali aksara Sunda asli dari hasil tulisan tangan. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa akurasi tertinggi pada pengujian guratan normal sebesar 77,30% dan rata-rata akurasi sebesar 75,36%. Sedangkan pada pengujian menggunakan noise mencapai 76,52% dengan rata-rata akurasi sebesar 75,36%. 2. Metode Penelitian 772

Metode yang digunakan yaitu menggunakan metode kuantitatif karena mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data yang telah didapat, serta penampilan dari hasilnya banyak menuntut penggunaan angka. Selain itu, penelitian ini bersifat uji coba atau eksperimen, dimana penelitian ini menghasilkan suatu aplikasi pengenalan pola dengan hasil akhir berupa perhitungan persentase pengujian pada aplikasi yang telah dibuat. Data yang diperlukan penulis adalah gambar pola huruf ngalagena yang berjumlah 25 buah pola, data tersebut akan digunakan sebagai pengujian dalam aplikasi yang dibuat. 2.1. Citra Digital Citra digital dibentuk dari sejumlah elemen terbatas, yang masing-masing elemen tersebut memiliki nilai dan koordinat tertentu. Menurut Darma, citra digital adalah citra f(x,y) yang telah dilakukan digitalisasi baik koordinat area maupun brightness level. Citra digital dipresentasikan sebagai matriks berukuran N x M dimana N = baris dan M = kolom. Masing-masing elemen pada citra digital (berarti elemen matriks) disebut image element atau piksel. Eko Suwono menyebutkan beberapa elemen yang penting dalam citra digital yaitu, kecerahan (brightness), kontras (contrast), kontur (contour), warna (color), bentuk (shape), dan tekstur (texture). 2.2. Optical Character Recognition Optical character recognition (OCR) adalah sebuah sistem komputer yang dapat membaca huruf, baik yang berasal dari sebuah pencetak (printer atau mesin ketik) maupun yang berasal dari tulisan tangan. Secara umum blok diagram kerja OCR dapat dilihat pada gambar 1. Dokumen Data Capture Preprocessing Segmentasi Normalisasi Pengenalan Postprocessing Gambar 1. Blok Diagram OCR 2.2.1. Data Capture Menurut Bahri dan Maliki, data capture merupakan proses konversi suatu dokumen (hardcopy) menjadi suatu file gambar digital [2]. Maka dapat disimpulkan bahwa data capture merupakan perubahan objek dari bentuk dokumen kedalam bentuk digital dengan bantuan sebuah alat seperti kamera ataupun scanner. 2.2.2. Preprocessing Preprocessing adalah proses awal dilakukannya perbaikan suatu citra untuk menghilangkan noise. Seperti yang dikatakan oleh Bahri dan Maliki, preprocessing merupakan suatu proses untuk menghilangkan bagian-bagian yang tidak diperlukan pada gambar input untuk proses selanjutnya [2]. Beberapa proses yang dapat dilakukan pada tahap preprocessing antara lain, proses binerisasi, segmentasi, dan normalisasi. a. Binerisasi Pada tahap binerisasi, file citra digital dikonversi menjadi citra biner. Citra biner (binary image) adalah citra yang hanya mempunyai dua nilai derajat keabuan: hitam dan putih [3]. Pixel-pixel objek bernilai 1, dan fiixel-fixel latar belakang bernilai 0. Sehingga latar belakang akan berwarna putih, sedangkan objek akan berwarna hitam. Berikut ini merupakan contoh citra digital yang dikonversi menjadi citra biner. Gambar 2. Huruf B dan representasi biner b. Pengambangan (Tresholding) Menurut Dewi et al. thresholding adalah proses mengubah citra berderajat keabuan (grayscale) menjadi citra biner atau hitam putih sehingga dapat diketahui daerah mana yang termasuk obyek dan background dari citra secara jelas [4]. Berikut ini ada beberapa jenis pengambangan, yaitu : 1) Pengambangan Secara Global Setiap piksel di dalam citra dipetakan ke dua nilai, 1 atau 0 dengan fungsi pengambangan [3]: 773

... (1) Yang dalam hal ini, fb (I, j) adalah grayscale, fg (I, j) adalah citra biner, dan T adalah nilai ambang yang dispesifikasikan. Dengan operasi pengambangan tersebut, obyek dibuat berwarna putih (1) sedangkan latar belakang berwarna hitam (0). Nilai ambang T dipilih sedemikian rupa sehingga galat yang diperoleh sekecil mungkin. Cara yang umum untuk menentukan nilai T adalah dengan membuat histogram citra. Jika citra mengandung satu buah obyek dan latar belakang mempunyai nilai intensitas yang homogen, maka citra tersebut umunya mempunyai histogram bimodal (mempunyai dua puncak atau dua buah maksimum lokal). Nilai T dipilih pada nilai minimum lokal yang terdapat diantara dua puncak. Dengan cara seperti ini, kita tidak hanya mengkonversi citra hitam-putih ke citra biner, tetapi sekaligus melakukan segmentasi obyek dari latar belakangnya. 2) Pengambangan Secara Lokal Adaptif Pengambangan secara global tidak selalu tepat untuk seluruh macam gambar. Beberapa informasi penting didalam gambar mungkin hilang karena pengambangan global ini. Pengambangan secara local dilakukan terhadap daerah-daerah di dalam citra. Dalam hal ini citra dipecah menjadi bagian-bagian kecil, kemudian proses pengambangan dilakukan secara lokal [3]. Nilai ambang untuk satu bagian belum tentu sama dengan bagian yang lain. 2.2.3. Segmentasi Segmentasi merupakan suatu proses untuk mendapatkan area atau obyek yang diinginkan pada suatu citra dengan memisahkan area atau objek dari latar belakangnya. Menurut Munir dikutip dalam Hartanto et al., segmentasi bertujuan untuk mengumpulkan pixel-pixel objek menjadi wilayah yang merepresentasikan suatu objek [5]. 2.2.4. Normalisasi Tujuan dari normalisasi citra adalah mengurangi resolusi citra yang berguna saat proses pengenalan citra dan juga meningkatkan akurasi pengenalan. Proses yang digunakan pada tahap normalisasi ini adalah proses penskalaan citra. 2.2.5. Template Matching Correlation Menurut Jurie, Template Matching merupakan metode pengolahan citra digital untuk menemukan bagian-bagian kecil dari gambar yang cocok dengan template gambar dan merupakan metode yang paling populer untuk mendapatkan informasi dari media gambar. Sedangkan, template matching correlation merupakan metode pencocokan setiap piksel pada suatu matriks citra digital dengan citra yang menjadi acuan untuk menguji kemiripan sebuah data dengan yang lain [6]. Data inputan dan template gambar, nantinya akan menghasilkan data berupa matriks. Dan akan dicari nilai kesamaan antar dua buah matriks tersebut dengan menghitung nilai korelasinya. Nilai korelasi dua buah matriks didapatkan dengan menggunakan rumus korelasi dibawah ini... (2) Dimana: r : adalah nilai korelasi antara dua buah matriks (rentang nilai antara -1 dan +1) xik: adalah nilai piksel ke-k dalam matriks i xjk : adalah nilai piksel ke-k dalam matriks j xi : adalah rata-rata nilai piksel matriks i xj : adalah rata-rata nilai piksel matriks j 2.2.6. Pengenalan Aksara Sunda Aksara Sunda adalah hasil karya ortografi masyarakat Sunda. Secara umum lambang aksara Sunda dapat digolongkan ke dalam kelompok aksara swara, aksara Ngalagena, aksara khusus, aksara rarangken, pasangan, dan angka. Aksara ngalagena adalah tulisan yang secara silabis dianggap dapat melambangkan bunyi fonem konsonan dan dapat berperan sebagai sebuah kata maupun suku kata yang bisa menempati posisi awal, tengah, maupun akhir sebuah kata. Berikut tabel aksara ngalagena Sunda Gambar 3. Huruf Ngalagena 774

2.3. Model Pembangunan Perangkat Lunak Model pembangunan perangkat lunak yang digunakan adalah waterfall. Terdapat 5 tahapan pada waterfall model, yaitu requirement analysis and definition, system and software design, implementation and unit testing, integration and system testing, dan operation and maintenance. 3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Pemodelan Untuk pemodelan aplikasi yang dibangun meliputi diagram konteks dan Data Flow Diagram (DFD) : Gambar 5. Diagram Konteks Aplikasi Pengenalan Huruf Ngalagena Dari gambar 5 bisa dilihat, aplikasi menunggu input gambar atau citra yang dilakukan oleh user, setelah input diterima, aplikasi merespon dengan memproses dan mengeluarkan hasil berupa Waktu, Nilai, dan Hasil Pengenala Pola. User Waktu, Nilai, Hasil Pengenalan Data Citra 1.0 Input Citra Citra Template 2.0 Pre processing 4.0 Pengenalan Pola 3.0 Segmentasi Citra Biner Citra Segment Citra Normal 4.0 Normalisasi Gambar 6. Data Flow Diagram Pengenalan Pola Pada gambar 6 menunjukkan bahwa user memasukkan gambar atau citra untuk dilakukan preprocessing yang akan menghasilkan digit biner dari citra yang masuk, untuk kemudian dilakukan proses segmentasi. Dalam preprocessing ada 3 tahapan proses yang dilakukan, yaitu Grayscaling, Filtering, dan konversi menjadi bilangan biner. Dalam proses segmentasi, ada 2 tahapan proses yang dilakukan, yaitu segmentasi baris dan segmentasi karakter. Setelah proses segmentasi dihasilkan, kemudian dilakukan proses normalisasi dan scalling untuk menghasilkan citra normal yang bisa dibandingkan dengan template yang telah disediakan. Hasil perbandingan akan dikeluarkan menjadi 3 bagian, yaitu berupa waktu, nilai akurasi, dan kecocokan pada pola pengenalan tulisan dengan template yang dibandingkan. 3.2. Perancangan Proses Gambaran umum perangkat lunak yang akan dibangun dapat dilihat pada gambar dibawah ini : 775

Gambar 7. Gambaran Umum Proses Pengenalan Pola Proses tersebut terdiri dari beberapa tahap dimulai dengan memasukan file citra pola berekstensi.jpg/jpeg yang kemudian akan masuk pada tahap preprosesing. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 8. Flowchart Proses Pengenalan Pola Pada Citra 3.3. Perancangan Antar Muka Ada beberapa jenis form pengenalan, yaitu: form utama, form Ngalagena, form pengenalan pola, form cara penggunaan, dan form tentang aplikasi. Rancangan form pengenalan pola terdiri dari menu ambil citra yang berguna untuk memilih citra pada direktori, yang akan dijadikan masukan. Menu preproses berfungsi untuk menampilkan citra preproses. Menu proses merupakan menu untuk menampilkan hasil pengenalan pola. Reset merupakan menu untuk mengosongkan semua area gambar. Kembali merupakan menu untuk kembali ke Form Utama, dan Keluar merupakan menu untuk meninggalkan aplikasi. Gambar dari rancangan form pengenalan pola dapat dilihat pada gambar 9. PENGENALAN POLA HURUF NGALAGENA Citra Masukan Preprocessing Citra Pola Citra Grayscale Ambil Citra Preprocessor Citra Biner Proses Waktu Nilai Korelasi Hasil Pengenalan Pola Gambar 9. Form Pengenalan Pola Reset Kembali Keluar 776

3.4. Hasil Pengujian Data hasil pengenalan pola karakter digital berwarna hitam yang sesuai dengan template dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Hasil Pengujian Citra yang Sesuai dengan Template Citra Masukan Total Jumlah Jumlah Karakter Presentase Pola karakter digital berwarna hitam yang sesuai dengan template Karakter Yang Dikenal Keberhasilan 25 22 88 % Kemudian, data hasil pengenalan pola digital yang berbeda dengan template termuat dalam tabel 2. Tabel 2. Hasil Pengujian Citra yang Tidak Sesuai dengan Template Citra Masukan Total Jumlah Karakter Jumlah Karakter Yang Dikenal Presentase Keberhasilan Pola karakter digital berwarna hitam yang berbeda dengan template 25 14 60,87 % Selain itu, tabel 3 menunjukan data hasil pengenalan pola tulisan tangan. Tabel 3. Hasil Pengujian Citra Pola Tulisan Tangan Citra Masukan Total Jumlah Jumlah Karakter Presentase Karakter Yang Dikenal Keberhasilan Pola Tulisan Tangan 25 8 32 % 4. Simpulan Dari hasil analisis dan pengujian yang telah dilakukan pada sistem yang telah dirancang diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Metode yang digunakan yaitu metode template matching. Metode ini sudah dapat diimplementasikan dan dapat mengenali pola huruf ngalagena. 2. Hasil pengujian aplikasi yang dibuat memperoleh hasil persentase terbesar yaitu 88%. 3. Huruf yang terdapat kemiripan akan mengalami kesalahan dalam pengenalan karena huruf tersebut tertukar satu dengan yang lain dalam hasil pengenalan. Aplikasi pengenalan pola huruf ngalagena yang telah dibuat masih banyak kekurangan. Untuk meningkatkan kualitas akurasi dan fungsionalitas dari aplikasi ini, maka peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Aplikasi pengenalan pola ini akan lebih baik lagi apabila bisa melakukan penambahan template untuk dijadikan citra acuan. 2. Perlu adanya tambahan metode agar tingkat akurasi dalam mendeteksi objek pada citra lebih baik. 3. Aplikasi yang dibuat menggunakan Matlab, maka dapat dikembangkan dengan menggunakan platform lain, sehingga dapat dibandingkan media mana yang lebih optimal. 4. Aplikasi ini bisa dikembangkan dalam kasus yang berbeda tidak hanya mendeteksi pada citra digital (gambar) melainkan dapat melalui media yang lain seperti audio, video. Daftar Pustaka [1] Mubarok, Lala Septem Riza, MT dan Wawan Setiawan, M.Kom., "Pengenalan Tulisan Tangan Aksara Sunda Menggunakan Kohonen Neural Network", Skripsi, Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia, 2010. [2] R. S. Bahri and I. Maliki, "Perbandingan Algoritma Template Matching dan Feature Extraction pada Optical Character Recognition", Jurnal Komputer dan Informatika, 2012, Vol. 1, pp. 29-35. [3] Rinaldi Munir, Pengolahan Citra Digital Dengan Pendekatan Algoritmik, Jakarta, Informatika, 2004. [4] M. S. Dewi, W. A. Kesiman and I. M. G. Sunarya, "Aplikasi Pembelajaran Pengenal Aksara Bali", Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika (JANAPATI), 2014, pp. 41-50. [5] S. Hartanto, A. Sugiharto and S. N. Endah, "Optical Character Recognition Menggunakan Algoritma Template Matching Correlation", Journal of Informatic and Technology, 2012, Vol. 1, pp.11-20. [6] D. N. Putri, F. Rafmadhanty, I. P. Megantara, I. N. Jayanti and K. D. Hapsari, "Klasifikasi Huruf Korea (Hangul) dengan Metode Template Matching Correlation", 2014, pp. 1-5. 777