Usulan Perbaikan Tata Letak Gudang Blok B1, B2, B3 Menggunakan Dedicated Storage Dan Validasi Hasil Dengan Pendekatan Simulasi di PT.

dokumen-dokumen yang mirip
Relayout Gudang Produk Polypropylene Dengan Metode Dedicated Storage

Usulan Tata Letak Gudang Untuk Meminimasi Jarak Material Handling Menggunakan Metode Dedicated Storage

Usulan Perbaikan Tata Letak Gudang Produk Drum Oli Menggunakan Metode Dedicated Storage Di PT XYZ

Relayout Tata Letak Gudang Produk JadiMenggunakan Metode Dedicated StorageDi PT ABC

Relayout Tata Letak Gudang Produk Jadi Menggunakan Metode Dedicated Storage

Usulan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode Shared Storage Dan Pendekatan Simulasi Di PT. Lotte Chemical Titan Nusantara

USULAN PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG MATERIAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEDICATED STORAGE

Perancangan Ulang Tata Letak Gudang Inbound Menggunakan Throughput Based Dedicated Storage (Studi kasus :PT. JNE Cabang Y)

PERANCANGAN TATALETAK GUDANG DENGAN METODA DEDICATED STORAGE LOCATION POLICY (Studi Kasus : PT. X)

PERBAIKAN TATA LETAK PENYIMPANAN BARANG DI GUDANG UNTUK REDUKSI JARAK TEMPUH PERJALANAN MATERIAL HANDLING

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan setiap proses produksi (Dionisius Narjoko, 2013). Sistem pergudangan yang baik adalah sistem pergudangan yang mampu

PERENCANAAN TATA LETAK GUDANG PENYIMPANAN PRODUK PT PIPA BAJA DENGAN METODE DEDICATED STORAGE

Optimasi Jarak dan Waktu Material Handling dengan Perbaikan Layout Berdasarkan Class Based Storage dan Simulasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian Adapun diagram alir metedologi penelitian dapat dilihat pada gambar 3.

PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA

Usulan Penataan Ruang Parkir Dengan Pendekatan Simulasi Di Universitas X

USULAN PERANCANGAN LAYOUT PERKANTORAN MENGGUNAKAN METODE CRAFT DI PT. XYZ

BAB V HASIL DAN ANALISIS

PERANCANGAN TATA LETAK GUDANG DENGAN METODE SHARED STORAGE

Industrial Management Implementasi Penempatan dan Penyusunan Barang di Gudang Finished Goods Menggunakan Metode Class Based Storage

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisa Efisiensi Gardu Tol Pada Saat Peak Hours Di Gerbang Tol Serang Timur

SKRIPSI. Oleh: ANDY FARIZAL NPM :

SIMULASI PROSES BONGKAR MUAT DAN PENGIRIMAN CARGO COAL DI PT.XYZ DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING

PERANCANGAN TATA LETAK DAN PALLET RACKING SYSTEM SEBAGAI PENDUKUNG PENGENDALIAN BARANG DI GUDANG PRODUK JADI (Studi Kasus PT. Tiara Kurnia Malang)

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

ABSTRAK. Kata kunci :Gudang, Dedicated Storage, Aspek Kerja 5S, Material Handling.

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan material (receiving), bagian pengiriman produk (shipping), bagian

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

UPN "VETERAN" JAKARTA

DESAIN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING PADA PABRIK KELAPA SAWIT SUNGAI PAGAR

Perencanaan Inventori Bahan Baku SPM dengan Model P Back Order

PERANCANGAN TATA LETAK GUDANG PRODUK DAUN PINTU DENGAN METODE SHARED STORAGE DI PT. PUTRA FLORA RIMBA TANI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBANDINGAN PRODUCT LAYOUT DAN PROCESS LAYOUT DALAM PERBAIKAN TATA LETAK PT. ALMICOS PRATAMA DENGAN METODE SIMULASI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: Perencanaan fasilitas, Tata letak gudang, model cube per order index. Universitas Kristen Maranatha

di CV. NEC, Surabaya

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Perencanaan Inventori Bahan Baku SPM Dengan Model P Back Order

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Perancangan Ulang Fasilitas Produksi Menggunakan 2-OptAlgorithm Di PT. XYZ ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. PT. SMART, Tbk. Medan adalah salah satu perusahaan pengolah kelapa

Penentuan Lokasi dan Perancangan Tata Letak Fasilitas Tempat Packaging PT.ABC

PDF Compressor Pro KATA PENGANTAR. Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 1

PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM INVENTORI UNTUK MENDAPATKAN ALTERNATIF DESAIN PERGUDANGAN (STUDI KASUS DI PT. PETROKIMIA GRESIK)

Usulan Layout Perkantoran Baru Menggunakan Metode Activity Relationship Chart dan Blocplan Di PT. Krakatau Bandar Samudera

PENGATURAN ULANG URUTAN TATA LETAK SERI ANTAR ETALASE

PERENCANAAN TATA LETAK GUDANG MENGGUNAKAN METODE SHARED STORAGE DI PABRIK PLASTIK KOTA SEMARANG

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. sebuah perusahaan harus menerapkan berbagai macam strategi agar dapat

Analisis Proses Produksi HRPO Menggunakan Metode Lean Manufacturing Dengan Pendekatan Simulasi Di Divisi Cold Rolling Mill (Studi Kasus di PT.

DAFTAR ISI II-17 II-18

PENENTUAN JUMLAH FORKLIFT PADA PROSES PEMUATAN DI GUDANG PT. CM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT

EVALUASI DAN PERBANDINGAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN PROBABILISTIK MENGGUNAKAN MODEL P DI PT. X ABSTRAK

Perbaikan Tataletak Gudang untuk Produk Industri Kreatif Kerajinan Batu Alam dengan Kebijakan Dedicated Storage

Evaluasi dan Perbandingan Kebijakan Persediaan Probabilistik Menggunakan Model P di PT. X ABSTRAK

PERANCANGAN TATA LETAK GUDANG PRODUK JADI PADA PT AMICO PRIMARASA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PADA DEPARTEMEN PRODUKSI MESIN PACKAGING DENGAN BLOCPLAN

TATA LETAK PABRIK KULIAH 1: INTRODUCTION

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Usulan Tata Letak Fasilitas Menggunakan Automated Layout Design Program Di Industri Hilir Teh PT. Perkebunan Nusantara VIII *

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri di bidang manufaktur khususnya di Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

USULAN PERBAIKAN TATA LETAK AREA PENYIMPANAN BARANG JADI PT DUTA MULIA SKRIPSI

Bab I Pendahuluan DOCKING INBOUND INPUT DATA PRODUK. Gambar I. 1 Proses Inbound

Perbaikan Tata Letak Gudang. Peralatan Rumah Tangga di Surabaya

Simulasi Kebijakan Persediaan Optimal Pada Sistem Persediaan Probabilistik Model P Menggunakan Powersim

PENGEMBANGAN MODEL SIMULASI DISKRIT TERHADAP PERENCANAAN PRODUKSI PADA IKM 88 MARIJO

BAB 2 LANDASAN TEORI

MENENTUKAN LETAK ULANG BAGIAN GUDANG PRODUK DENGAN METODE DEDICATED STORAGE PADA PT. CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Metode Craft Berbantuan Perangkat Lunak WinQsb Untuk Usulan Perbaikan Tata Letak Fasilitas V2.0 Pada Industri Dompet CV. X

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi Kata Pengantar

Penentuan Persediaan Bahan Baku Optimal Menggunakan Model Q dengan Lost Sales Pada Industri Air Minum Dalam Kemasan

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

APLIKASI ALGORITMA BLOCK PLAN DAN ALDEP DALAM PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PABRIK PENGOLAHAN KARET

SIMULASI TEKNIK PENANGANAN MATERIAL SISTEM PRODUKSI SECARA MANUAL DAN OTOMATIS BERBASIS AUTOMATIC GUIDED VEHICLE (AGV)

USULAN PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN KATEGORI OBAT KERAS DAN OBAT BEBAS MENGGUNAKAN METODE CONTINUOUS REVIEW

Pengurangan Waktu Pengambilan Barang dengan Menggunakan Simulasi pada Gudang Sepeda di UD X

Rancangan Tata Letak Fasilitas Bagian Produksi pada CV. VISA INSAN MADANI

Pengendalian Persediaan Bahan Baku di PT. ABC Dengan Model Q Back Order Menggunakan Simulasi Monte Carlo

BAB IV PERANCANGAN 4.1 Kriteria Perancangan

Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Untuk Meminimasi Ongkos Material Handling

Jurnal Rekayasa Sistem & Industri (JRSI), 3(04) itu, karena pergerakan barang yang lambat menyebabkan terjadinya penumpukan barang di gudang.

Jatinangor, Juni 2017 Penulis

UTILITAS PINTU TOL MASUK DAN PEKERJA PINTU TOL MENGGUNAKAN SOFTWARE PROMODEL (STUDI KASUS : PINTU TOL BUAH BATU BANDUNG)

Pembahasan Materi #10

PENENTUAN LUAS LANTAI PERTEMUAN #9 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

Prosiding Manajemen ISSN:

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

Usulan Perbaikan Tata Letak Gudang Blok B1, B2, B3 Menggunakan Dedicated Storage Dan Validasi Hasil Dengan Pendekatan Simulasi di PT. XYZ Donny Setiawan 1, Lely Herlina 2, Evi Febianti 3 1, 2,3 Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa donnysetiawan13@yahoo.co.id 1, lely@untirta.ac.id 2, evifebianti@gmail.com ABSTRAK PT. XYZ merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penyewaan gudang logistik. PT. XYZ memiliki 34 gudang yang digunakan untuk menyimpan berbagai produk para costumer nya, diantaranya yaitu baja, coil, semen, material bangunan, biji pellet, serta oli. Penelitian kali ini dilakukan pada gudang blok B1, B2, B3 PT. XYZ yang ditempatkan produk oli dari pihak PT. ABC. Permasalahan yang ada saat ini adalah belum adanya aturan baku mengenai tata letak produk di gudang. Sehingga berakibat pada terganggunya proses bongkar muat dan aktivitas material handling. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang layout yang baik berdasarkan prinsip dedicated storage, mengetahui total jarak dan biaya material handling sebelum dan sesudah dilakukan perbaikan. Untuk menjelaskan persoalan tersebut, digunakan metode dedicated storage dan validasi hasil dengan pendekatan simulasi. Hasil perancangan dengan metode dedicated storage adalah dengan menempatkan produk yang berdasar pada aktifitas keluar masuk produk di gudang dengan jarak tempuh slot terpendek terhadap pintu keluar masuk gudang sehingga didapatkan total jarak material handling sebesar 45671,9 m dengan biaya material handling sebesar Rp 52.606.721. Jarak ini mengalami penurunan sebesar 33574,22 m dan penurunan biaya material handling sebesar Rp 38.672.132 atau sekitar 42,36% dari jarak sebelumnya, yaitu 79246,12 m dengan biaya material handling sebesar Rp 91.278.853. Kata kunci : Biaya Material Handling, Dedicated Storage, Jarak Material Handling, Simulasi, Validasi. ABSTRACT PT. XYZ is a company engaged in the field of logistics warehouses. PT. XYZ has 34 warehouses used to store a variety of products the customer of his, including the steel, coil, cement, building materials, seed pellets, as well as oil. The study was conducted at the warehouse blocks b1, b2, b3 PT. XYZ is placed oil products from the PT. ABC. The problems that exist today are not any fixed rule regarding the layout of the products in the warehouse. Resulting in disruption of the process of loading and unloading and material handling activities. To explain the problem, use a dedicated storage method and validation results of the simulation approach. The purpose of this study is to design a good layout is based on the principle of dedicated storage, determine the total distance and the cost of material handling before and after repair. The results of the design with dedicated storage method is to place the products based on the activities in and out of the product in the warehouse with the shortest distance to the slot doorway to obtain a total distance of 45671.9 m of material handling with material handling cost of Rp 52.606.721. This distance decreased by 33574.22 m and a decrease in the cost of material handling is Rp 38.672.132, or approximately 42.36% of the previous distance, which is 79246.12 m with material handling cost of Rp 91.278.853. Keywords : Dedicated Storage, Distance Material Handling, Material handling cost, Simulation, Validation

PENDAHULUAN PT. XYZ merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penyewaan gudang logistik. PT. XYZ memiliki 34 gudang yang digunakan untuk menyimpan berbagai produk para costumer nya, diantaranya yaitu baja, coil, semen, material bangunan, biji pellet, serta oli. Dari 34 gudang tersebut terbagi menjadi blok gudang berdasarkan lokasi gudang yang terdiri dari blok A, blok B, blok C, dan blok D yang masing-masing blok memiliki jumlah gudang yang berbeda. Pada gudang Blok B1, B2, B3 PT. XYZ ditempatkan produk oli PT. ABC. Kebijakan penyimpanan pada gudang tersebut sudah dibuat slot-slot yang akan diisi oleh produk, namun pada penempatannya produk diletakkan secara acak sehingga menyebabkan penyusunan yang tidak teratur dari setiap jenis produk dalam gudang. Apabila produk yang akan diambil berada di tumpukkan produk jenis lain maka proses pengambilan harus membongkar tumpukkan yang menghalangi produk tersebut. Hal itu menyebabkan forklift melakukan aktivitas pengambilan produk dengan berulang-ulang untuk membongkarnya sehingga menyebabkan jarak tempuh yang semakin tinggi dan biaya material handling yang cukup tinggi. Kebijakan penyimpanan secara randomized menurut Francis (1992) yaitu penyimpanan yang memungkinkan produk yang disimpan berpindah lokasi penyimpanannya setiap waktu. Penempatan barang hanya memperhatikan jarak terdekat menuju suatu tempat penyimpanan dengan perputaran penyimpanannya menggunakan sistem FIFO (First In First Out). Faktorfaktor lain seperti jenis barang yang disimpan, dimensi, dan jaminan keamanan barang kurang diperhatikan sehingga membuat penyimpanan barang menjadi kurang teratur. Hal inilah yang mendasari perlunya dilakukan perbaikan tata letak terhadap kapasitas ruang penyimpanan dengan menentukan jumlah kapasitas ruang penyimpanan yang disesuaikan dengan kebutuhan ruang setiap produk, kebijakan tata letak penyimpanan produk dalam pallet, menghitung jarak material handling, serta menghitung biaya material handlingnya. Dedicated storage atau yang disebut juga sebagai lokasi penyimpanan yang tetap (fixed slot storage), menggunakan penempatan lokasi atau tempat simpanan yang spesifik untuk tiap barang yang disimpan. Hal ini dikarenakan suatu lokasi simpanan diberikan pada satu produk yang spesifik (Heragu, 2006). METODE PENELITIAN Pada penelitian ini, data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dengan cara pengamatan atau observasi terhadap objek penelitian. Pengamatan dilakukan dengan dua cara yaitu melakukan pengamatan secara langsung di area objek penelitian dan mengumpulkan informasi dengan cara wawancara kepada karyawan. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari perusahaan yaitu data yang berhubungan dengan gambaran umum perusahaan ataupun arsip perusahaan yang menunjang penelitian ini. Adapun data-data yang diperlukan dalam penelitian ini Adalah sejarah singkat perusahaan, data jenis produk, data penyimpanan, pengiriman, penerimaan tiap produk, layout gudang, dan data kebutuhan operasional. Data-data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan data, Pengolahan data yang dilakukan yaitu menghitung kebutuhan ruang (space requirement) tiap jenis produk, kemudian menghitung nilai Throughput (aktivitas) tiap jenis produk, setelah itu menempatkan produk berdasarkan nilai Throughput (aktivitas) tertinggi pada jarak perjalanan terpendek terhadap I/O point. Setelah penempatan produk dilakukan, kemudian melakukan perhitungan total jarak tempuh material handling dan biaya material handling. Tahap selanjutnya adalah validasi hasil dengan pendekatan simulasi menggunakan software promodel. HASIL DAN PEMBAHASAN Space requirement adalah kebutuhan banyaknya tempat atau area yang ditempati oleh satu jenis produk. Space requirement dibutuhkan untuk mengetahui kapasitas penyimpanan pada slot atau area penyimpanan yang tersedia. Dalam melakukan penyimpanan dalam gudang terdapat ketentuan-ketentuan dari berbagai macam jenis produknya berdasarkan kemasannya. Untuk produk yang kemasan drum setiap palletnya dapat menampung empat drum, untuk kemasan kardus setiap

palletnya dapat menampung seratus kardus dan dua puluh delapan kardus, untuk kemasan ember (pail) setiap palletnya dapat menampung dua puluh empat ember (pail), serta terdapat kemasan drum besar yang setiap palletnya hanya dapat menampung satu drum. Selain itu batas yang diperbolehkan dari jumlah tumpukkan masing-masing produk berbeda, yaitu produk kemasan drum tiga tumpukkan, produk kemasan kardus dua tumpukkan, produk kemasan ember (pail) satu tumpukkan, dan produk kemasan drum besar satu tumpukkan. Contoh perhitungan AIRCOL MR 32 (kemasan drum): 1. Stok on hand bulan Oktober 1,25 pallet 2. Rata-rata penyimpanan 0,36 pallet 3. Space Requirement (pallet) 0,12 1 pallet Proses penyimpanan produk oli pada gudang Blok B1, B2, B3 dikelompokkan berdasarkan kebutuhan pallet dari setiap jenis produk, sehingga masing-masing jenis produk dalam satu slot berbeda jumlahnya. Jumlah pallet dari setiap jenis produk bervariasi antara 2-32 pallet untuk tiap slot dengan total jumlah slot yaitu 14. Slot 1 terdapat 5 pallet, slot 2 terdapat 16 pallet, slot 3 terdapat 2 pallet, slot 4 terdapat 32 pallet, slot 5 terdapat 16 pallet, slot 6 terdapat 8 pallet, slot 7 terdapat 22 pallet, slot 8 terdapat 16 pallet, slot 9 terdapat 18 pallet, slot 10 terdapat 14 pallet, slot 11 terdapat 12 pallet, slot 12 terdapat 12 pallet, slot 13 terdapat 8 pallet, slot 14 terdapat 10 pallet. Throughput adalah pengukuran aktivitas atau penyimpanan yang sifatnya dinamis, yang menunjukan aliran dalam penyimpanan dan pengambilan. Pengukuran aktivitas penerimaan dan pengiriman produk dalam gudang digunakan dalam perhitungan throughput yang nantinya akan menjadi acuan dalam penempatan produk pada slot yang tersedia digudang. Prioritas peletakan produk terhadap pintu keluar masuk didasarkan pada nilai throughput tertinggi, selanjutnya diikuti nilai throughput tertinggi kedua dan seterusnya. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah proses bongkar muat produk dengan menempatkan produk yang aktivitasnya tinggi dekat dengan point I/O sehingga dapat meminimasi jarak dan biaya material handling. Contoh perhitungan AIRCOL MR 32 (kemasan drum) : 1. Rata-rata pengiriman ( ) 0,83 aktivitas 2. Rata-rata penerimaan ( 3. Throughput 0 aktivitas ( 0,21 1 aktivitas Penempatan produk kondisi tata letak gudang produk saat ini masih belum memiliki aturan yang pasti, artinya produk akan diletakan pada lokasi mana saja yang masih kosong atau yang jumlah tumpukannya paling sedikit. Keadaan seperti ini akan memungkinkan kebutuhan ruang untuk penyimpanan menjadi semakin besar. Selain itu juga akan menimbulkan proses pencarian yang lebih lama, sehingga menghambat aktivitas material handling dan waktu pengiriman produk ke konsumen.

264 260 256 252 248 244 240 236 232 228 224 220 216 212 208 204 200 196 192 188 184 180 176 172 263 259 255 251 247 243 239 235 231 227 223 219 215 211 207 203 199 195 191 187 183 179 175 171 262 258 254 250 246 242 238 234 230 226 222 218 214 210 206 202 198 194 190 186 182 178 174 170 261 257 253 249 245 241 237 233 229 225 221 217 213 209 205 201 197 193 189 185 181 177 173 169 B1 B2 B3 168 164 160 156 152 148 144 140 136 132 128 124 120 116 112 108 104 100 96 92 88 167 166 163 162 159 158 155 154 151 150 147 146 143 142 139 138 135 134 131 130 127 126 123 122 119 118 115 114 111 110 107 106 103 102 99 98 95 94 91 90 87 86 24 m 165 161 157 153 149 145 141 137 133 129 125 121 117 113 109 105 101 97 93 89 85 B1 B2 B3 84 80 76 72 68 64 60 56 52 48 44 40 36 32 28 24 20 16 12 8 4 83 79 75 71 67 63 59 55 51 47 43 39 35 31 27 23 19 15 11 7 3 82 78 74 70 66 62 58 54 50 46 42 38 34 30 26 22 18 14 10 6 2 81 77 73 69 65 61 57 53 49 45 41 37 33 29 25 21 17 13 9 5 1 Keterangan: B1 Blok B2 Blok B3 Blok Sedangkan tata letak gudang usulan menggunakan metode dedicated storage. Proses peletakan dilakukan berdasarkan perankingan produk terhadap nilai aktivitas (Throughput) mulai dari yang terbesar sampai dengan yang terkecil ditempatkan pada jarak terpendek terhadap I/O point. Aturan ini dilakukan untuk memperbaiki sistem pergudangan sehingga operator akan lebih mudah melakukan proses pencarian. Tujuan lain dari penerapan aturan ini adalah untuk memudahkan material handling dalam pengambilan dan penyimpanan produk, karena penempatan produk yang aktivitas keluar masuknya tinggi pada slot yang jarak perjalannya terendah akan meminimasi total jarak dan biaya material handling. Penempatan produk dilakukan dengan cara menempatkan produk dengan nilai Throughput tertinggi pada slot dengan jarak terkecil, lalu throughput produk tertinggi kedua pada slot terkecil kedua, dan seterusnya dengan melakukan perhitungan dibawah ini. 36 m Gambar 1. Layout Gudang Eksisting Dengan M 1 ; jumlah titik input/output i N 67 ; jumlah produk S 4 ; jumlah lajur slot lokasi storage/retrieval k 1 ; karena jumlah I/O point i 1 jarak perjalanan (distance traveled) yang dibutuhkan dari I/O point i lokasi storage/retrieval k 1 ; karena produk j dimasukkan ke dalam lokasi storage/retrieval k kebutuhan Throughput produk j terhadap lokasi storage/retrieval k Contoh perhitungan untuk produk MAGNATEC PRO A5 5W-30 : min f (x) [463 x (1;20,8;1)] ; [463 x (1;16,3;1)] ; [463 x (1;22,6;1)] ; [463 x (1;28,9;1)] [9630,4] ; [7546,9] ; [10463,8] ; [13380,7] 7546,9 m Jadi untuk produk tersebut ditempatkan pada nilai jarak tempuh yang paling rendah yaitu 7546,9 m pada slot baris kedua pada layout.

B1 B2 B3 14 (10) 13 (8) 12 (12) 11 (12) 10 (14) 9 (18) 8 (16) 7 (22) 24 m 6 (8) 5 (16) 4 (32) 3 (2) 2 (16) 1(5) I/O 36 m Gambar 2. Layout Gudang Usulan Keterangan: B1 Blok B2 Blok B3 Blok I/O Pintu Setelah semua produk ditempatkan pada slot yang tersedia, maka selanjutnya dilakukan perhitungan jarak material handling dan diperoleh total jarak tempuh sebesar 45671,9 m. Jarak ini memiliki selisih 33574,22 m atau mengalami penurunan sebesar 42,36 % dari jarak perjalanan sebelumnya, yaitu sebesar 79246,12 m. Angka ini menunjukan total perjalanan yang diperlukan dalam gudang untuk proses keluar masuk seluruh produk di gudang. Dari hasil perhitungan yang diperoleh memperlihatkan bahwa penempatan produk dengan layout yang baru memberikan perubahan yang yang cukup besar. Hal ini menunjukan bahwa keadaan material handling saat ini sangat tidak menentu karena belum adanya penentuan tempat peletakan produk yang tetap atau dengan kata lain penyimpanan produk hanya didasarkan pada lokasi yang kosong atau yang memiliki jumlah tumpukan paling sedikit. Perubahan nilai jarak pada layout baru diikuti dengan penurunan biaya material handling yaitu diperoleh biaya material handling pada usulan perbaikan yaitu Rp 52.606.721 atau mengalami penurunan sebesar 42,36 % atau Rp 38.672.132 dari kondisi awal, yaitu sebesar Rp 91.278.853. Angka ini menunjukan bahwa model jarak dedicated storage dapat diterapkan di perusahaan karena dari hasil perhitungan menyatakan bahwa adanya kesempatan bagi perusahaan untuk meningkatkan profit dengan menekan biaya material handling. Hal ini juga berpengaruh pada faktor biaya yang terkait dengan material handling, seperti penggunaan alat material handling dan biaya maintenance material handling. Simulasi ini dilakukan untuk memodelkan sistem kedalam bentuk sistem nyata. Model simulasi merupakan model yang mengikuti kondisi nyata aktifitas pada gudang berdasarkan layout usulan perbaikan. Layout usulan perbaikan tata letak Jarak tiap slot terhadap titik I/O Jumlah aktivitas forklift menuju tiap slot Biaya material handling dalam satuan jarak PROSES SIMULASI Gambar 3. Model Konseptual Biaya Material Handling

Kemudian dilakukan uji verifikasi model dengan memperhatikan animasi, terlihat bahwa animasi model yang dijalankan tidak memunculkan informasi bahwa model bermasalah atau dapat dikatakan bahwa model berjalan lancar sesuai dengan sistem nyata, sehingga model simulasi yang dibuat telah memenuhi uji verifikasi model. Setelah itu, dilakukan uji validasi dengan Paired Sample T-Test dengan software SPSS 16. Tabel 1. Uji Validitas Slot Sistem Nyata Sistem Simulasi 1 248 260 2 269 266 3 4 5 4 463 490 5 178 165 6 11 8 7 217 223 8 153 153 9 54 54 10 240 220 11 114 98 12 76 81 13 19 20 14 2 5 1) H 0 : µ 1 µ 2 : Rata-rata jumlah aktivitas penyimpanan dan pengiriman produk pada 14 slot sistem nyata rata-rata jumlah aktivitas penyimpanan dan pengiriman produk pada 14 slot model simulasi 2) H 1 : µ 1 µ 2 : Rata-rata jumlah aktivitas penyimpanan dan pengiriman produk pada 14 slot sistem nyata rata-rata jumlah aktivitas penyimpanan dan pengiriman produk pada 14 slot model simulasi. 3) : 0,05 4) Wilayah Kritik tolak H 0 jika : t hitung > t tabel t hitung > t( n-1,α/2) t hitung > t (13 ; 0,025) t hitung > 2,16 5) Hasil perhitungan menggunakan software SPSS Tabel 2. Paired samples t-test 6) Keputusan : dari output dapat dilihat bahwa Sig (2-talled) 1. Hal itu berarti probabilitas lebih dari α 0,05 dengan demikian H 0 diterima yang berarti adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata output sistem nyata dibanding sistem simulasi. Selain itu, nilai t hitung sebesar 0 kurang dari nilai t tabel sebesar 2,16 yang berarti juga H 0 diterima. KESIMPULAN Setelah dilakukan pengumpulan dan pengolahan data dengan metode dedicated storage, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu Rancangan layout yang baik berdasarkan prinsip dedicated storage adalah dengan menempatkan produk yang berdasar pada aktivitas keluar masuk produk yang tinggi dengan jarak tempuh slot terpendek terhadap I/O point. Total jarak material handling pada kondisi eksisting adalah sebesar 79246,12 m, sedangkan total jarak material handling pada layout usulan perbaikan adalah sebesar 45671,9 m. Biaya material handling pada kondisi eksisting adalah sebesar Rp 91.278.853, sedangkan biaya material handling pada layout usulan perbaikan adalah sebesar Rp 52.606.721. DAFTAR PUSTAKA Abdullah, F.2009. Usulan Perbaikan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Menggunakan Metode Dedicated Storage di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco. Tugas Akhir. Departemen Teknik Industri. FTUSU. Medan. (Tidak dipublikasi). Apple, J.M. 1990. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Penerjemah Nurhayati Mardiono. Institut Teknologi Bandung. Bandung. Darmawati, N. 2011. Usulan Perbaikan Tata Letak Bahan Baku dan Bahan Jadi Bagian Warehouse Menggunakan Metode Storage/Retrieval. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Industri. FTUntirta. Cilegon. (Tidak dipublikasi).

Hadiguna, R.A., dan Setiawan, H. 2008. Tata Letak Pabrik. Yogyakarta : CV. Andi Offset. Harrell, C., Gosh, K.B., dan Bowden, OR. 2000. Simulation Using Promodel, Third Edition. Mcgraw-Hill Companies Inc : New York. Heragu, S.S. 2006. Facilities Design. Second Edition. New York : Lincoln. Ilham, M. 2009. Perancangan Tata Letak Gudang Eksport PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Industri Universitas Sumatra Utara. (Tidak dipiblikasi). Pangestu S., Marwan A. dan T. Hani Handoko. 1983. Dasar-dasar Operations Research. Edisi ke-2. BPFE. Yogyakarta. Prasetyaningtyas, A. 2012. Usulan Tata Letak Gudang Untuk Meminimasi Jarak Material Handling Dengan Menggunakan Metode Dedicated Storage. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Industri. FTUntirta. Cilegon. (Tidak dipublikasi). Purnomo, Hari. 2004. Perencanaan dan Perancangan Fasilitas. Edisi Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu. Tompkins, J.A dan White, J.A. 2003. Facilities Planning. Edisi Ketiga. New York : John Willey & Sons. Wignjosoebroto, S. 2003. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Cetakan Ketiga. Surabaya : Guna Widya. Zuhdi, A. 2004. Pelatihan Dasar Optimasi Proses Produksi dengan Metode Simulasi. Universitas Gajah Mada : Yogyakarta.