PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan penggunaan sepeda motor di Negara Indonesia sebagai salah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan

I. PENDAHULUAN. menjembatani kesenjangan dan mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan antar wilayah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kesenjangan antara Das Sein dengan Das Sollen adalah suatu hal yang

1. PENDAHULUAN. tidur hingga kembali tidur. Menurut Harold Lasswell, lalu lintas dimana polisi lalu lintas bertindak sebagai komunikator

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, keadaan geografis

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan pulang-pergi dengan menggunakan sepeda motor setiap harinya.

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara hukum yang hampir semua aspek di

BAB I PENDAHULUAN. Penjelasan umum Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu

I. PENDAHULUAN. dan mencerminkan kehendak rambu-rambu hukum yang berlaku bagi semua subyek

I. PENDAHULUAN. Keadaan di dalam masyarakat yang harmonis akan terpelihara dengan baik jika tercipta

Foto 5. public adress Foto 7. public adress

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan merupakan hal yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini berpengaruh terhadap pergeseran kebutuhan manusia 1.

I. PENDAHULUAN. Salah satu persoalan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah masalah lalu lintas. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. hampir terjadi diberbagai daerah terutama di kota-kota besar. Kondisi semacam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa. Untuk menunjang pembangunan tersebut salah satu sarana yang di

BAB I PENDAHULUAN. pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas di Jakarta periode : Jumlah Pelanggaran Jumlah Kecelakaan

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan tertentu dengan mempergunakan alat tertentu pula.

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang terus bertambah, kebutuhan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lebih lambat dari pertumbuhan lalu lintas menyebabkan tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara hukum, dalam pelakasanaan pemerintahan dan

BAB I PENDAHULUAN. kematian tiap hari di seluruh dunia. Berdasarkan laporan POLRI, angka

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya

LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II

UPAYA MENEKAN TINGGINYA ANGKA KECELAKAAN LALU LINTAS MELALUI SOSIALISASI UU NO

I. PENDAHULUAN. Salah satu persoalan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah lalu lintas.

BAB I PENDAHULUAN. Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan

I. PENDAHULUAN. bahwa : Tidak ada satupun lembaga kemasyarakatan yang lebih efektif di dalam. secara fisik tetapi juga berpengaruh secara psikologis.

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan pengguna jalan raya berkeinginan untuk segera sampai. terlambat, saling serobot atau yang lain. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Kendaraan bermotor dalam perkembangannya setiap hari

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN SIKAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS PADA REMAJA KOMUNITAS MOTOR

Mengenal Undang Undang Lalu Lintas

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan transportasi pun juga semakin bertambah. Kendaraan bermotor

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Perpustakaan Unika SKALA DISIPLIN

BAB I PENDAHULUAN. hukum(rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat). 1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkendara yang aman sangat diperlukan di dalam berlalu lintas untuk

BAB I PENDAHULUAN. memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia

I. PENDAHULUAN. Lalu lintas jalan merupakan sarana masyarakat yang memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini tingkat kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh kelalaian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu melakukan perubahan dalam kehidupannya, hal ini

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MARAKNYA PENGENDARA MOTOR DI BAWAH UMUR DI DESA RANCAMANYAR KECAMATAN BALEENDAH KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. perlengkapan kendaraan bermotor sudah di atur dalam Undang-Undang No

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh dengan mudah. Hal ini berpengaruh terhadap pergeseran kebutuhan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pola kehidupan masyrakat Indonesia. Tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman sekarang ini, terdapat perkembangan di

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan sejarah khususnya pembangunan dibidang penegakan supremasi

BAB I PENDAHULUAN. Bajo, kabupaten Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur. Perkembangan yang. sektor, salah satunya yang sangat pesat ialah pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk melayani pergerakan manusia dan barang secara aman, nyaman,

HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN DIRI DENGAN PERILAKU TERTIB BERLALU LINTAS

I. PENDAHULUAN. Permintaan akan jasa transportasi dari penumpang/orang timbul akibat adanya

BAB III PRAKTIK MASYARAKAT KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN MEMILIKI MODA ANGKUTAN DAN KETAATAN TERHADAP LALU LINTAS

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pesat saat ini. Peningkatan ini dapat dilihat dari semakin tingginya kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pifih Setiawati, 2013

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. mencapai tujuan nasional (Lemhannas,1997). Mencermati kondisi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum yang mengandung arti bahwa hukum. merupakan tiang utama dalam menggerakkan sendi-sendi kehidupan

PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. keamanan bertransportasi, salah satu contoh yang sering terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. lintas merupakan hal yang tidak asing lagi.

PERILAKU PENGENDARA SEPEDA MOTOR DI JALAN LAKSDA ADISUCIPTO, YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN. lalu lintas, dan lain sebagainya (Soekanto, 2007: 101). undang-undang yang berlaku secara sah, sedangkan pelaksananya adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman sekarang ini, penggemar sepeda motor gede (moge) jumlahnya semakin bertambah dengan seiringnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di sekitar jalan raya, sehingga undang-undang ini memiliki fungsi hukum sebagai

I. PENDAHULUAN. masyarakat menimbulkan dampak lain, yaitu dengan semakin tinggi kepemilikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap individu menginginkan sebuah pemenuhan dan kecukupan atas

LAPORAN HASIL KEGIATAN KAMSELTIBCAR LANTAS KEPADA SISWA SMK YKPP BONTANG PADA HARI SELASA, 25 SENIN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjatuhkan sanksi. Sanksi hanya dijatuhkan pada warga yang benar-benar

I. PENDAHULUAN. Perkembangan jumlah kendaraan bermotor baik kendaraan roda dua (sepeda

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan transportasi untuk memindahkan orang dan atau barang dari suatu

I. PENDAHULUAN. meningkatnya berbagai aktivitas pemenuhan kebutuhan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kendaraan bermotor baik kendaraan roda dua, roda empat

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan lalu lintas yang terjadi di kota Bandung dari hari ke hari

I. PENDAHULUAN. alat transportasi yang diperlukan untuk pemenuhan kebutuhan, dari berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Pentingnya keamanan mengendarai mobil saat ini sudah tidak di ragukan

ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Lalu lintas dan angkutan jalan

BAB III PENUTUP. sebagai jawaban atas permasalahan, yaitu : Klaten, antara lain adalah :

BAB I PENDAHULUAN. seseorang telah layak untuk membawa kendaraan mereka dengan ketentuan yang. melakukan pembuatan SIM di Polresta Bandar Lampung.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peraturan dalam berlalu lintas menjadi hal yang karena menyangkut

LAMPIRAN 1. Nominal. 1. Ya 2. Tidak. Nominal. 1. Ya 2. Tidak. 1. Ya 2. Tidak. Nominal. Nominal. 1. Ya 2. Tidak. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepentingan yang segara diselesaikan oleh individu, sehingga seseorang

BAB I PENDAHULUAN. sepeda motor yang tidak memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi). Kurangnya

BAB I PENDAHULUAN. Dunia oleh WHO (World Health Organization) pada tahun 2004 merupakan

VI. SIMPULAN DAN SARAN. pamong praja, maka penulis memberikan simpulan bahwa koordinasi yang

Salah satu roda perekonomian yang berperan penting adalah transportasi jalan

BAB I PENDAHULUAN. dalam 72 Persen Keluarga Indonesia Pengguna Sepeda

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG

Transkripsi:

PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan dan penggunaan sepeda motor di Negara Indonesia sebagai salah satu alat transportasi semakin tinggi. Hal ini dikarenakan rata-rata masyarakat Indonesia lebih memilih sepeda motor untuk melakukan aktifitasnya dibandingkan dengan membawa kendaraan roda empat. Sepeda motor memang sangat efisien karena selain terbebas gangguan macet karena ukurannya yang kecil, juga dapat menempuh perjalanan sekitar 50 km hanya dengan 1 liter bensin, bila sepeda motor dinaiki berdua, maka sudah dapat menghemat biaya cukup banyak jika dibandingkan ketika harus menggunakan kendaraan umum atau jasa angkutan yang lain. Perlu juga di ingat bahwa tidak semua orang mempunyai kemampuan melihat dan mencerna situasi dengan baik. Ada yang cepat tanggap, ada yang lambat, bahkan ada yang tidak peduli. Kita lihat di Indonesia, khususnya di kota-kota besar. Angka kepemilikan sepeda motor meningkat tajam dari tahun ke tahun. Namun sayangnya tidak diikuti dengan kesadaran berkendara yang baik, ditambah tingkat emosional yang makin memprihatinkan akibat kemacetan lalu lintas. Faktor-faktor

2 tersebut membuat meningkatnya angka kecelakaan yang terjadi pada sepeda motor. Saat ini kendaraan sepeda motor bagi masyarakat Indonesia sudah bukan merupakan barang mewah lagi, hingga hampir setiap orang bisa membeli dan memiliki kendaraan ini dalam jumlah banyak dan dengan berbagai jenis dan tipe produk sesuai keinginan. Apalagi disediakan berbagai kemudahan untuk mendapatkan kendaraan sepeda motor dengan harga terjangkau, selain juga dipermudah dengan pembelian dengan system kredit yang sedang banyak diminati dan marak akhir-akhir ini. Selain itu dengan meningkatnya jumlah pembelian alat transportasi yang satu ini, maka semakin memacu pula produsen dan distributor dalam meningkatkan daya saing produk dan volume penjualan kendaraan bermotor dipasaran. Hal inilah yang mengakibatkan meningkatnya penggunaan sepeda motor di jalan raya yang kemudian menimbulkan masalah baru dibidang lalu lintas dan angkutan jalan. Di Kota Bandar Lampung penerapan penindakan pelanggaran berupa tilang menyalakan lampu besar pada siang hari telah di mulia pada 1 Oktober 2011, hal ini diungkapkan oleh Kasat Lantas Polresta Bandar Lampung Kompol Abdul Waras SIK. (RADAR LAMPUNG 14 september 2011) di Bandar Lampung pihak polresta Bandar Lampung mengadakan MoU (memorandum of understanding), penandatanganan nota kesepahaman dengan 16 dealer mobil dan motor di bandar lampung serta pihak jasa raharja. MoU dilaksanakan di aula TCC polresta bandar lampung disepakati dealer akan mengratiskan para pemilik sepeda motor yang akan menghidupkan lampu besar kendaraanya langsung menyala ketika

3 menghidupkan kendaraannya. Untuk diketahui langkah tegas juga sudah dilakukan dibeberapa kota besar lainnya di Indonesia diantaranya Jakarta, Bandung, dan Surabaya perlu di sadari juga langkah tegas ini di ambil sematamata untuk menekan angka kecelakaan yang disebabkan oleh sepeda motor. Sebagai salah satu upaya pemerintah untuk menciptakan ketertiban di jalan raya adalah dengan mengeluarkan peraturan-peraturan tentang lalu lintas dan angkutan jalan. Dasar hukum dari kewenangan peraturan ini adalah Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, dan sebagai peraturan pelaksana dari peraturan tersebut diantaranya adalah Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1993 tentang angkutan jalan, Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1993 tentang pemeriksaan Kendaraan Bermotor di jalan, Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan, dan Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang kendaraan dan pengemudi. Dalam rangka menegakkan kedisiplian jalan raya, pemerintah telah mengeluarkan peraturan baru untuk diterapkan dijalan raya khususnya bagi kendaraan sepeda motor. Peraturan tersebut yaitu peraturan penyalaan lampu utama pada siang hari dijalan raya bagi pengendara sepeda motor. Dasar hukum peraturan penggunaan penyalaan lampu utama pada siang hari dijalan raya bagi pengendara sepeda motor adalah berdasarkan Undang-Undang No 22 Tahun 2009 tentang lalu-lintas dan angkutan jalan dalam Pasal 293 Ayat (2) setiap orang yang mengemudikan sepeda motor dijalan tanpa menyalakan lampu utama pada siang hari sebagaimana dimaksud dalam pasal 107 ayat (2) di

4 Pidana dengan Pidana kurungan paling lama lima belas hari atau denda paling banyak Rp 100.000,00. Peraturan penggunaan penyalaan lampu utama pada siang hari di jalan raya bagi pengendara sepeda motor selanjutnya pertama kali diberlakukan di Jakarta dalam kaitan ini Kepolisian Daerah Metro Jaya sebagai pelaksananya. Latar belakang pemberlakuan aturan tersebut yaitu tingginya angka kecelakaan yang dipicu sepeda motor. Polda Metro Jaya dalam menerapkan menghidupkan lampu besar pada siang hari bagi kendaraan sepeda motor berdasar pada Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 Tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan di dalamnya terdapat pengaturan sepeda motor. Penerapan peraturan penggunaan menghidupkan lampu utama pada siang hari di jalan raya bagi pengendara sepeda motor kemudian menimbulkan pro kontra dari kalangan masyarakat terutama pengguna jalan yang beranggapan bahwa peraturan tersebut hanya mengada-ada, anggapan mengenai bohlam lampu yang putus sehingga harus diganti lebih awal dari biasanya. Singkat kata dilatar belakangi kekhawatiran biaya kerusakan kendaran yang tinggi masih lebih menakutkan dari penegakan aturan yang telah ditetapkan. Meskipun ada juga yang menyambut baik dan berpendapat bahwa peraturan tersebut apabila diterapkan berdampak positif dalam rangka mewujudkan keamanan bagi pengguna jalan khususnya di kota Bandar Lampung. Peraturan penggunaan menghidupkan lampu besar pada siang hari di jalan raya bagi pengendara sepeda motor yang belum lama ini diterapkan di wilayah Hukum Polresta Bandar Lampung pada lalu lintas hingga saat ini dirasa masih belum

5 tegas dalam pemberlakuannya sehingga menimbulkan banyak pertanyaan khususnya pengguna jalan raya. yang menjadi pertanyaan adalah sudah sesuiakah penegakan peraturan terhadap pelanggaran penyalaan lampu utama pada siang hari di jalan raya bagi pengendara sepeda motor serta apa saja hambatan dalam pelaksanaannya khususnya di kota Bandar Lampung. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka peneliti tertarik untuk mengkaji dalam suatu penelitian yang dituangkan dalam karya tulis yang berjudul: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN PERATURAN TENTANG PENYALAAN LAMPU UTAMA SEPEDA MOTOR PADA SIANG HARI DI KOTA BANDAR LAMPUNG. 1.2 Permasalahan Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka yang enjadi permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah penegakan hukum terhadap pelanggaran peraturan tentang penyalaan lampu utama sepeda motor pada siang hari di Kota Bandar Lampung. 2. Apa yang menjadi faktor penghambat dalam penegakan hukum terhadap pelanggaran peraturan tentang penyalaan lampu utama sepeda motor pada siang hari di Kota Bandar Lampung

6 1.3 Tujuan dan kegunaan pnelitian 1.3.1 Tujuan penelitian a. Untuk mengetahui penerapan penegakan hukum terhadap pelanggaran peraturan tentang penyalaan lampu utama sepeda motor pada siang hari di Kota Bandar Lampung b. Untuk mengetahui serta menganalisis penghambat dalam penegakan hukum terhadap pelanggaran peraturan tentang penyalaan lampu utama sepeda motor pada siang hari di Kota Bandar Lampung. 1.3.2 Kegunaan Penelitian Dalam penelitian ini ada dua kegunaannya, yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis: a. Kegunaan teoritis Secara teoritis penelitian ini sebagai sumber informasi para pembaca yang memerlukan data mengenai pengembangan teori dan konsep ilmu pengetahuan di bidang hukum administrasi Negara khususnya Hukum lalau lintas dan angkutan jalan. b. Kegunaan praktis dari penelitian ini adalah: Untuk menambah pengetahuan peneliti tentang penegakan hukum terhadap pelanggaran peraturan tentang penyalaan lampu utama sepeda motor pada siang hari di jalan raya serta utuk mengetahui implikasinya dalam dan faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaannya.

7 1.4 Ruang lingkup Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup hukum lalau lintas dan angkutan jalan. Ruang lingkup penelitian ini adalah tentang Penegakan Hukum terhadap pelanggaran untuk menghidupkan lampu besar di waktu siang hari di Kota Bandar Lampung.