BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil penelitian, rumah tangga yang aktif bekerja di sarana wisata Gua Pindul memiliki pendapatan perkapita antara Rp329.250,- sampai dengan Rp1.443.750,- atau secara rata-rata adalah Rp639.196,- sedangkan rumah tangga yang bekerja di luar usaha sarana wisata memiliki pendapatan perkapita antara Rp179.500,- sampai dengan Rp650.000,- atau secara rata-rata adalah Rp337.128,-. Hasil uji beda rata-rata menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan rumah tangga pekerja sarana wisata dibandingkan dengan rumah tangga pekerja di luar usaha sarana wisata. Hal ini membuktikan bahwa objek wisata Gua Pindul memberikan dampak yang positif bagi peningkatan pendapatan masyarakat Desa Bejiharjo terutama bagi rumah tangga yang aktif bekerja di sarana wisata Gua Pindul. Rata-rata kontribusi yang diberikan oleh sektor pariwisata terhadap total pendapatan rumah tangga pekerja sarana wisata adalah sebesar 63,21 persen, dengan kontribusi terendah 22,78 persen dan kontribusi tertinggi adalah 100 persen. 2. Objek wisata Gua Pindul dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 547 orang atau menyumbang kontribusi sebesar 8,69 persen dari total angkatan kerja sebanyak 6.289 orang di Desa Bejiharjo. 78
79 3. Berdasarkan hasil penelitian, berikut ini adalah kesimpulan tanggapan masyarakat Desa Bejiharjo terhadap objek wisata Gua Pindul: a. terkait dengan kontribusi Gua Pindul terhadap peningkatan pendapatan masyarakat disekitarnya, dari total 84 responden sebanyak 58,8 persen menyatakan sangat setuju, 35,1 persen menyatakan setuju, 2,5 persen menyatakan ragu-ragu, dan 3,6 persen menyatakan tidak setuju. b. terkait dengan pernyataan bahwa objek wisata Gua Pindul memberikan kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja disekitarnya, dari total 84 responden 51,9 persen menyatakan sangat setuju, 43,6 persen menyatakan setuju, 2,1 persen menyatakan ragu-ragu, dan 2,4 persen menyatakan tidak setuju. 4. Dari total 46 rumah tangga yang aktif terlibat di sarana wisata, hanya ada 1 rumah tangga (2,17 persen) yang tergolong ke dalam rumah tangga miskin atau berada di bawah garis kemiskinan, sedangkan dari total 38 rumah tangga yang tidak terlibat sarana wisata Gua Pindul, terdapat 17 rumah tangga (44,73 persen) yang tergolong ke dalam rumah tangga miskin. Rumah tangga yang bekerja di sarana wisata Gua Pindul, memiliki rata-rata pengeluaran perkapita sebesar Rp450.063,- dengan rata-rata pengeluaran makanan perkapita adalah Rp299.603 (67 persen) dan rata-rata pengeluaran non makanan perkapita adalah Rp150.460 (33 persen). Rumah tangga yang bekerja di luar sarana wisata Gua Pindul, memiliki rata-rata pengeluaran perkapita sebesar Rp270.156,- dengan rata-rata pengeluaran makanan perkapita adalah Rp197.554,- (73 persen) dan rata-rata pengeluaran non
80 makanan perkapita adalah Rp72.602,- (27 persen). Apabila dilihat dari pola konsumsi, hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan rumah tangga pekerja wisata lebih tinggi dibandingkan dengan rumah tangga yang tidak aktif bekerja di sarana wisata Gua Pindul. 4.2 Saran 1. Sektor pariwisata terbukti dapat menyediakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan pekerja yang terlibat didalamnya. Peningkatan jumlah wisatawan setiap tahunnya harus diimbangi dengan peningkatan sarana dan prasarana pendukung objek wisata dimaksud, baik infrastruktur maupun kapasitas sumber daya manusia yang terlibat didalam kegiatan pariwisata. Masyarakat yang telah aktif pada kegiatan pariwisata dapat lebih meningkatkan pendapatannya melalui peningkatan kapasitas yang telah ada, seperti sertifikasi pemandu wisata, penyuluhan kelompok sadar wisata, pelatihan bahasa asing, diversifikasi aneka makanan khas daerah setempat, dan lain-lain. Sementara masyarakat yang tidak aktif perlu didorong untuk ikut aktif dalam kegiatan pariwisata dengan memberikan pemahaman, pengetahuan, dan ketrampilan, serta mendorong dan memfasilitasi masyarakat untuk dapat lebih mengeksplorasi potensi-potensi wisata yang dimiliki oleh Desa Bejiharjo, mengingat potensi wisata dan budaya yang ada di Desa Bejiharjo sangat melimpah. Potensi wisata tersebut dapat dikemas sebagai objek wisata pendukung bagi Gua Pindul, dan pada akhirnya
81 membantu meningkatkan dan memeratakan pendapatan masyarakat yang ada di Desa Bejiharjo. 2. Kontribusi penyerapan tenaga kerja dari sektor pariwisata yang disumbangkan oleh objek wisata Gua Pindul dapat terus ditambah mengingat tren peningkatan jumlah wisatawan Gua Pindul yang terus bertambah setiap tahunnya. Kelompok umur 20 29 yang menjadi penyumbang angka pengangguran terbesar dapat dikuragi dengan berbagai pelatihan dan pendampingan oleh pemerintah daerah. 3. Dukungan masyarakat merupakan salah satu kunci sukses pengembangan suatu objek wisata, oleh karena itu untuk lebih meningkatkan dukungan masyarakat, pemerintah hendaknya melibatkan masyarakat dan penyedia jasa wisata dalam hal pengembangan pariwisata baik pada saat perencanaan, implementasi serta monitoring dan evaluasi. Syarat yang harus dipenuhi dalam rangka pengembangan pariwisata yang berkelanjutan adalah kebijakan tersebut dapat mengakomodasi kepentingan masyarakat lokal, baik menguntungkan masyarakat secara ekonomi, maupun secara sosial serta budaya dapat diterima oleh masyarakat sekitar, dan yang terpenting adalah secara ekologi tidak merusak kawasan dan sumber daya alam yang sudah ada. Kebijakan tersebut lebih dikenal dengan istilah Pariwisata berkelanjutan berbasis masyarakat (Community Based and Sustainable Tourism). 4. Sektor pariwisata terbukti dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Diharapkan pemerintah daerah menerapkan sistem retribusi tiket masuk
82 bagi pengunjung objek wisata Gua Pindul. Hasil pendapatan dari retribusi tersebut digunakan sebagai salah satu potensi peningkatan PAD Kabupaten Gunungkidul dan pengembangan pariwisata di Gua Pindul pada khususnya serta Desa wisata Bejiharjo pada umumnya sehingga kesejahteraan masyarakat desa dapat terus meningkat.